PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek penilaian perkembangan anak dengan menggunakan
metode DDTK diharapkan dapat mendeteksi adanya keterlambatan perkembangan pada anak.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan penilain perkembangan anak dengan menggunakan metode DDTK,
diharapkan bidan mampu :
a. Melaksanakan pengkajian pada klien dengan kasus asuhan kebidanan pada Anak “F”
Usia 60 bulan dengan Tumbuh Kembang Meragukan.
b. Mengidentifikasi masalah yang mungkin muncul dari hasil pengkajian
c. Menentukan antisipasi masalah potensial yang mungkin terjadi
d. Menentukan kebutuhan segera
e. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan diagnosa kebidanan dan
masalah yang ada.
f. Melaksanakan implementasi dari rencana yang telah disusun.
g. Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan.
2) Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan pada bayi
yang akan dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin pada uterus dapat
mengakibatkan talipes, dislokasi panggul, tortikolis congenital palsi fasialis atau krania
tabes.
3) Toksin/ Zat Kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen.
Misal: thalidomide, phenitosin, metadion, obat-obat anti kanker dapat menyebabkan
kelainan bawaan. Demikian pula ibu hamil yang perokok berat/ peminum alkohol kronis
sering melahirkan bayi BBLR, lahir mati atau cacat atau retardasi mental. Keracunan
logam berat pada ibu hamil dapat menyebabkan mikrosefali dan palsi serebral.
4) Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin pada pertumbuhan janin adalah somatropoin,
hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain dengan aktifitas mirip
insulin (Insulin Like Growth Factors / IGFS).
5) Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 bulan dapat menyebabkan kematian
janin, kerusakan otak atau cacat lainnya.
6) Infeksi
Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH
(toxoplasmesis, rubella, cytomegalovirus, herpes simplex). Sedangkan infeksi yang
lainnya dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, caxackie malaria, virus
HIV, polio dan lain-lain. Diduga setiap hiperpireksia pada ibu hamil dapat merusak janin.
7) Stress
Stress yang dialami ibu waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin
antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan dan lain-lain.
8) Imunitas
Rpresus atau ABD inkontabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalistern
ikterus atau lahir mati.
9) Anoreksia Embrio
Oksigenasi janin mengalami gangguan pada plasenta atau tali pusat,
menyebabkan berat badan janin lahir rendah.
2. Faktor Lingkungan Post Natal
Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang
teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yang
tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.
Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat
digolongkan menjadi:
1) Lingkungan Biologis
a. Ras Suku Bangsa
Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras/ suku bangsa. Bangsa kulit putih/ Eropa
mempunyai pertumbuhan somatik yang lebih tinggi dari pada asia.
b. Jenis Kelamin
Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibanding anak perempuan, tetapi belum
diketahui secara pasti mengapa demikian.
c. Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita, dan oleh karena itu anak mudah sakit dan
mudah terjadi kurang gizi. Di samping itu masa balita merupakan dasar pembentukan
kepribadian anak sehingga diperlukan perhatian khusus.
d. Gizi
Makanan memegang peran penting yang sangat penting dalam tumbuh kembang
anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena makanan bagi anak
dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana dipengaruhi oleh ketahanan makanan (food
security) keluarga.
e. Perawatan Kesehatan
Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja kalau anak sakit, tetapi pemeriksaan
kesehatan dan menimbang anak secara rutin setiap bulan, akan menunjang pada
pertumbuhan dan perkembangan anak.
f. Kepekaan Terhadap Penyakit
Dengan imunisasi, maka diharapkan untuk terhindar dari penyakit-penyakit yang
sering menyebabkan cacat atau kematian.
g. Penyakit Kronis
Anak yang menderita penyakit menahun atau terganggu tumbuh kembangnya dan
pendidikannya. Di samping itu anak juga mengalami stress yang berkepanjangan akibat
penyakitnya.
h. Fungsi Metabolisme
Khusus pada anak, karena adanya perbedaan yang mendasar dalam proses
metabolisme pada berbagai umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrien harus
didasarkan atas perhitungan yang tepat atau setidaknya memadai.
i. Hormon
Hormon yang bepengaruh terhadap tumbuh kembang antara lain : growth
hormone, tiroid, hormon seks, I?GFS dan hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal.
2) Faktor Fisik :
a. Cuaca, Musim, Keadaan Geografis Suatu Daerah
Musim kemarau yang panjang dapat berdampak pada tumbuh kembang anak
antara lain sebagai akibat gagalnya panen, sehingga banyak anak yang kurang gizi.
b. Sanitasi
Sanitasi lingkungan memiliki peran cukup dominan dalam penyediaan lingkungan
yang mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembangnya.
c. Keadaan rumah
Struktur rumah, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian.
d. Radiasi
Tumbuh kembang anak dapat tergantung akibat adanya radiasi yang tinggi.
3) Faktor Psikososial
a. Stimulasi
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang
mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan
dengan anak yang kurang/tidak mendapat stimulasi.
b. Motivasi Belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini dengan memberikan lingkungan
yang kondusif untuk belajar.
c. Ganjaran ataupun hukuman yang wajar
Yang penting hukuman harus diberikan secara objektif disertai pengertian dan maksud
dari hukuman, bukan hukuman untuk melampiaskan kebencian dan kejengkelan terhadap
anak.
d. Stress
Stress pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya misalnya anak
akan menarik diri, rendah diri terlambat bicara, nafsu makan menurun.
e. Sekolah
Dengan mendapat pendidikan yang baik, maka diharapkan dapat meningkatkan
taraf hidup anak-anak tersebut.
f. Cinta dan Kasih Sayang
Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi.
g. Kualitas Interaksi Anak-Orang tua
Interaksi tidak ditentukan oleh seberapa lama kita bersama anak. Tetapi lebih
ditentukan oleh kualitas dari interaksi tersebut yaitu pemahaman terhadap kebutuhan
masing-masing dan upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi
oleh rasa saling menyayangi.
4) Faktor Keluarga dan Adat Istiadat
a. Pekerjaan / Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan
anak.
b. Pendidikan ayah / Ibu
Dengan pendidikan orang tua yang baik, maka orang tua dapat menerima segala
informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana
menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan sebagainya.
c. Jumlah Saudara
Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup
akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak.
A. TEORI MEDIS
1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Prasekolah
a) Pengertian Anak Prasekolah
Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun.
(Patmonodewo, 1995)
Anak Prasekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam
potensi. Potensi-potensi itu dirangsang dan dikembangkan agar pribadi anak
tersebut berkembang secara optimal. Tertunda atau terhambatnya
pengembangan potensi-potensi itu akan mengakibatkan timbulnya masalah.
Taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang
menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai
memasuki pendidikan dasar.
(Supartini, 2004)
b) Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada tiap
makhluk. Pada manusia terutama anak-anak, proses tumbuh kembang ini
terjadi dengan sangat cepat, terutama pada periode tertentu.
(Depkes RI : 2004)
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran – ukuran tubuh yang meliputi
BB, TB, LK, LD, dan lain-lain atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel – sel
pada semua sistem organ tubuh.
(Vivian nanny, 2010 : 48)
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan
sebagai hasil proses pematangan.
(Soetjiingsih, 2005 : 1)
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian.
(Pemkot Malang Dinkes, 2007 : 4)
c) Pertumbuhan Anak Pra Sekolah
Pertumbuhan masa prasekolah pada anak yaitu pada pertumbuhan fisik,
khususnya berat badan mengalami kenaikan rata-rata pertahunnya adalah 2 kg,
kelihatan kurus, akan tetapi aktivitas motoriknya tinggi, dimana
sistem tubuh sudah mencapai kematangan, seperti berjalan, melompat, dan
lain-lain. Sedangkan pada pertumbuhan tinggi badan anak kenaikannya
rata-rata akan mencapai 6,75-7,5 cm setiap tahunnya.
(Hidayat, 2009, hlm. 25)
d) Konsep Perkembangan Anak Pra Sekolah
Perkembangan merupakan proses yang tidak akan berhenti. Masa
prasekolah merupakan fase perkembangan individu pada usia 2-6 tahun,
perkembangan pada masa ini merupakan masa perkembangan yang pendek
tetapi merupakan masa yang sangat penting.
(Fikriyanti, 2013, hlm.18)
2. Teori-teori Perkembangan
a) Teori Perkembangan kognitif (Jean Piaget)
Perkembangan kognitif menurut Piaget merupakan perubahan-perubahan
yang terkait usia yang terjadi dalam aktifitas mental. Ia juga
menyebutkan bahwa kesuksesan perkembangan kognitif mengikuti
proses yang urutannya melewati empat fase, yaitu fase sensorimotorik (0-2
tahun), fase pra-operasional (2-7 tahun), fase operasional (7-11 tahun) dan
fase operasional formal (>11 tahun).
(Wong, 2008, hlm 118)
Dalam teori perkembangan ini anak prasekolah termasuk dalam
fase pra- operasional, fase pra-operasional anak belum mampu
mengoperasionalisasikan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam
pikiran anak.
(Wong, 2008, hlm 119)
b) Teori Perkembangan Psikososial (Erikson)
Menurut Santrock (2011), teori perkembangan ini dikemukakan oleh
Erikson yang mengemukakan bahwa perkembangan anak selalu
dipengaruhi oleh motivasi sosial dan mencerminkan suatu keinginan
untuk berhubungan dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan
kepribadian psikososial anak harus melewati beberapa tahap yaitu :
tahap percaya dan tidak percaya (1-3 tahun), tahap kemandirian versus
malu-malu (2-4 tahun), tahap inisiatif versus rasa bersalah (3-6 tahun),
tahap terampil versus minder (6-12 tahun), tahap identidas versus kebingungan
peran (12-18 tahun).
(Wong, 2008, hlm 117)
Dalam teori perkembangan psikososial anak prasekolah termasuk
dalam tahap perkembangan inisiatif versus rasa bersalah. Pada tahap ini
anak mulai mencari pengalaman baru secara aktif. Apabila anak
mendapat dukungan dari orang tuanya untuk mengekplorasikan
keingintahuannya maka anak akan mengambil inisiatif untuk suatu tindakan
yang akan dilakukan, tetapi bila dilarang atau dicegah maka akan tumbuh
perasaan bersalah pada diri anak.
(Wong, 2008, hlm 118)
c) Teori Perkembangan Psikoseksual (Freud)
Teori perkembangan psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh Sigmun
Freud, ia menggunakan istilah psikoseksual untuk menjelaskan segala
kesenangan seksual. Selama masa kanak-kanak bagian-bagian tubuh
tertentu memiliki makna psikologik yang menonjol sebagai sumber
kesenangan baru dan konflik baru yang secara bertahap bergeser dari
satu bagian tubuh ke bagian tubuh lain pada tahap-tahap perkembangan
tertentu. Dalam perkembangan psikoseksual anak dapat melalui tahapan
yaitu: tahap oral (0-1 tahun), tahap anal (1-3 tahun), tahap falik (3-6 tahun),
tahap laten (6-12 tahun), dan tahap genital (>12 tahun).
(Wong, 2008, hlm 117)
Dalam teori perkembangan psikoseksual anak prasekolah termasuk
dalam tahap phalic, dalam tahap ini genital menjadi area tubuh yang
menarik dan sensitif anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dan
menjadi ingin tahu tentang perbedaan tersebut
(Wong, 2008, hlm 117)
d) Teori Perkembangan Moral (Kohlberg)
Teori perkembangan moral dikemukakan oleh Kohlberg dengan
memandang tumbuh kembang anak ditinjau dari segi moralitas anak dalam
menghadapi kehidupan, tahapan perkembangan moral yaitu: tahap
prakonvensional (orientasi pada hukum dan kepatuhan), tahap prakonvensional
(orientasi instrumental bijak), tahap konvensional, tahap pasca
konvensional (orientasi kontak sosial).
(Wong, 2008, hlm 119)
Dalam teori perkembangan moral anak prasekolah termasuk dalam tahap
prakonvensional, dalam tahap perkembangan ini anak terorientasi secara
budaya dengan label baik atau buruk, anak-anak menetapkan baik atau
buruknya suatu tindakan dari konsekuensi tindakan tersebut. Dalam
tahap ini anak tidak memiliki konsep tatanan moral, mereka menentukan
prilaku yang benar terdiri atas sesuatu yang memuaskan kebutuhan
mereka sendiri meskipun terkadang kebutuhan orang lain. Hal tersebut
diinterpretasikan dengan cara yang sangat konkrit tanpa kesetiaan, rasa
terimakasih atau keadilan.
(Wong, 2008, hlm. 120)
3. Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan
a) Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersama dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan
disertai perubahan fungsi.
b) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap
perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya.
c) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
sebagaimana pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi
organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
d) Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Anak sehat, bertambah umur, bertambah besar dan tinggi badannya serta
bertambah kepandaiannya.
e) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap-tahap perkembangan tidak bisa menjadi terbalik.
f) Perkembanagn mempunyai pola yang tetap.
Perkembanagn fungsi organ tubuh mempunyai dua pola, yaitu pola
sefalokaudal dan pola proksimodistal.
(Pemkot Dinkes Malang, 2007 : 4)
3) Bahasa (language).
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti
perintah, dan berbicara spontan.
4) Perkembangan motorik kasar.
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
(Vivian nanny, 2010 : 55)
f) Prosedur DDST
1) Lulus (pass)
(a) Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik.
(b) Ibu atau pengasuh member laporan (R) tepat atau dapat dipercaya
bahwa anak dapat melakukan dengan baik.
2) Gagal (failed)
(a) Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik.
(b) Ibu atau pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat
melakukan tugas dengan baik.
3) Tidak ada kesempatan (no opportunity)
Apabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba
karena ada hambatan, seperti retardasi mental dan down syndrome.
4) Menolak (refusal).
Anak menolak untuk melakukan uji coba biasanya disebabkan karena
faktor sesaat seperti lelah, menangis, sakit, mengantuk, dll.
g) Interpretasi hasil test keseluruhan (4 sektor)
1) Normal
(a) Bila tidak ada keterlambatan (delay)
(b) Paling banyak 1 caution
(c) Lakukan ulangan pemeriksaan berikutnya.
2) Dicurigai (suspect)
(a) Bila didapatkan 2 atau lebih caution atau bila didapatkan 1 atau lebih
delay
(b) Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan factor
sesaat (takut, lelah, sakit. Tidak nyaman, dll).
3) Tidak teruji
(a) Bila ada skor menolak 1 atau lebih item disebelah kiri garis umur
(b) Bila menolak lebih dari 1 pada area 75-90% (warna hijau) yang
ditembus garis umur
(c) Ulangi pemeriksaan 1-2 minggu
(Vivian nanny, 2010 : 60)
h) Pelaksanaan DDST
1) Menetapkan umur anak dengan patokan
(a) 30 hari = 1 bulan
(b) 12 bulan = 1 tahun
(c) ≥15 hari = 1 bulan
Perhitungan umur :
Missal : tanggal test : 2008 – 08 – 28
Tanggal lahir : 2006 – 06 – 14
---------------------
02 – 02 – 14
Berarti umur anak saat test dilakukan yaitu 2 tahun 2 bulan.
2) Menarik garis vertical saat test dilakukan pada lembar DDST yaitu 2 tahun 2
bulan.
3) Memperlihatkan tanda / kode pada ujung kotak sebelah kiri.
R tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tua.
Nomor/angka tugas perkembangan di test sesuai petunjuk dibalik formulir.
4) Menyimpulkan hasil DDST
Normal / abnormal / questionable / untestable.
11. TDD
Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran
sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan
daya dengar dan bicara anak. Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur
kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas. Tes ini
dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PAUD dan petugas terlatih. Alat yang
diperlukan adalah instrumen TDD menurut umur anak, gambar binatang (ayam,
anjing, kucing) dan manusia, mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola).
Cara melakukan TDD :
a. Tanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak dalam
bulan.
b. Pilih daftar pertanaan TDD yang sesuai denga umur anak.
c. Pada anak umur kurang dari 24 bulan semua pertanyaan dijawab oleh
orang tua atau pengasuh anak. Bacakan pertanyaan dengan lambat dan
jelaskan, tunggu jawaban dari orang tua atau pengasuh anak. Jawaban
YA jika menurut orang tua atau pengasuh, anak dapat melakukannya
dalam sebulan terakhir. Jawaban TIDAK jika menurut orang tua atau
pengasuh anak tidak dapat melakukannya dalam sebulan terakhir.
d. Pada anak umur 24 bulan atau lebih, pertanyaan-pertanyaan berupa
perintah melalui orang tua atau pengasuh untuk dikerjakan oleh anak.
Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orang tua atau
pengasuh. Jawaban YA jika anak dapat melakukan perintah orang tua
atau pengasuh. Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau
melakukan perintah orang tua atau pengasuh.
Interpretasi yaitu hasil pemeriksaan TDD yaitu bila ada satu atau lebih
jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran.
Intervensinya dengan melakukan tindak lanjut sesuai dengan buku
pedoman atau rujuk bila tidak dapat ditanggulangi.
(Depkes, 2012. hlm. 70)
Tabel 2.8 Instrumen Tes Daya Dengar Menurut Umur Anak (Depkes, 2012. hlm. 70)
UMUR LEBIH DARI 3 TAHUN
12. TDL
Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya
lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. Jadwal tes daya
lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36 sampai 72
bulan. Tes ini dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK, dan petugas terlatih.
Alat atau sarana yang diperlukan yaitu dua buah kursi, poster E atau snellen chart.
(Depkes, 2012, hlm 71)
6) Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai umur tumbuh kembang seperti
umur tulang apalagi dicurigai adanya gangguan pertumbuhan.
c. Penilaian perkembangan anak
Untuk menilai perkembangan anak, pertama kali adalah melakukan
wawancara tentang faktor kemungkinan yang menyebabkan gangguan dalam
perkembangan. Langkah selanjutnya adalah melakukan tes skrining
perkembangan dengan DDST, dan tes psikologi lain. Selain itu, informasi bisa
dilengkapi dengan melakukan tes yang lain seperti, mengevaluasi lingkungan
anak, yaitu interaksi anak selama ini, mengevaluasi fungsi penglihatan,
pendengaran, bicara, bahasa. Pemeriksaan lainnya seperti pemeriksaan
neurologis, metabolik dan lain-lain juga bisa dilakukan untuk melengkapi data
perkembangan anak.
VII. EVALUASI
Pada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan, apakah
telah memenuhi kebutuhan asuhan yang telah teridentifikasi dalam diagnosis maupun
masalah. Pelaksanaan rencana asuhan tersebut dapat dianggap efektif apabila anak
menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik, terjadi pencapaian
dalam tugas perkembangan sesuai dengan batasan ideal anak.
b. Natal
Ditanyakan pada ibu melahirkan dimana, ditolong siapa, bagaimana caranya serta
penyulit yang dialami sewaktu ibu melahirkan.
c. Postnatal
Ditanyakan pada ibu mengeluarkan darah yang bagaimana, seberapa banyak, , ada
luka jahitan.
d. Neonatal
Ditanyakan pada ibu tentang jenis kelamin, berat badan, panjang badan bayi yang
dilahirkan.
8. Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui imunisasi apa saja yang telah didapat oleh bayi.
9. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Untuk mengetahui bagaimana pola nutrisi, eliminasi, istirahat, aktivitas, personal
hygiene.
10. Riwayat Psikososial dan Budaya
a. Psikologi
Bagaimana respon ibu dan keluarga terhadap kelahiran anaknya
b. Sosial
Apakah hubungan ibu dengan suami, keluarga serta petugas kesehatan baik
atau tidak.
c. Budaya
Untuk mengetahui tradisi yang dianut keluarga yang merugikan termasuk
pantang makanan, minum jamu dan kebiasaan berobat jika sakit.
11. Riwayat Spiritual
Untuk mengetahui bagaimana sikap ibu terhadap agama yang diyakininya.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
ernafasan : normal (40 - 60 x/menit)
Nadi : normal (100 - 160 x/menit)
Suhu : normal (36,5 – 37,5 oC)
BB : apakah berat badan anak dalam keadaan normal
TB : apakah tinggi badan anak dalam keadaan normal
LILA : lingkar lengan anak menentukan status gizi anak
LIKA : apakah lingkar kepala anak dalam keadaan normal
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, rambut hitam, bersih
Wajah : Simetris, tidak kuning, tidak pucat
Mata : Simetris, sclera tidak ikterus, konjungtiva tidak pucat
Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping
hidung, tidak ada secret .
Mulut : Simetris, bibir tidak kering, tidak ada labiochizis, tidak ada
labiopalatochizis, lidah bersih.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran
kelenjar limfe
Dada : Simetris, tidak terlihat retraksi dada
Abdomen : Bentuk normal, tidak kembung
Genetalia : Bersih, tidak ada pengeluaran sekret
Ekstremitas
Atas : Pergerakan aktif, simertis, tidak ada polidaktil dan sindaktil
Bawah : Pergerakan aktif, simetris, tidak ada polidaktil dan sindaktil
b. Palpasi
Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal.
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba
pembesaran kelenjar limfe, dan tidak teraba pembesaran vena jugularis.
Abdomen : Tidak teraba benjolan abnormal
c. Auskultasi
Dada : Tidak terdengar ronchi atau wheezing
d. Perkusi
Abdomen : Tidak kembung
V. INTERVENSI
Dx : An. “...” Umur ... dengan tumbuh kembang meragukan
Tujuan : - Perkembangan anak sesuai dengan usianya
- Anak tumbuh dan berkembang tanpa ada hambatan
Kriteria Hasil : Anak dapat melakukan semua tugas yang sesuai dengan usianya
dengan baik
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan dengan menggunakan metode DDTK.
R/ Ibu mengetahui tentang perkembangan anaknya terutama tentang
keterlambatan yang harus segera ditangani.
2. Jelaskan pada ibu tentang manfaat dari penilaian perkembangan dengan menggunakan
metode DDTK.
R/ DDTK merupakan metode skrining terhadap kelainan perkembangan tumbuh kembang
anak.
3. Motivasi orang tua untuk tetap memberikan nutrisi yang sesuai usia anak
R/ Gizi baik dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
4. Sarankan ibu untuk segera kontrol bila terdapat kelainan-kelainan dalam
perkembangannya
R/ Untuk deteksi dini adanya kelainan perkembangan
5. Beritahu ibu tugas perkembangan selanjutnya
R/ Acuan untuk memberikan stimulus perkembangan
6. Anjurkan ibu untuk menimbang BB anak setiap bulan di Posyandu terdekat
R/ BB merupakan monitor pertumbuhan anak
VI. IMPLEMENTASI
Implementasi yang dilaksanakan adalah mengacu pada intervensi yang telah dibuat
serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi pasien.
VII.EVALUASI
Dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan dan keberhasilan dari asuhan yang telah
diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : 23 - 11 - 2019
Jam : 09.30 WIB
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Anak
Nama anak : An. “F”
Tempat & tanggal lahir : Malang,
Usia :
Jenis kelamin : Laki - laki
Anak ke : II
Orang Tua
Nama ibu : Ny. “N” Nama ayah : Tn. “E”
Umur : 33 tahun Umur : 41 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa Suku/ Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMEA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat :
2. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan tumbuh kembang anaknya
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada anaknya.
4. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit menular maupun menurun.
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah sakit parah sampai opname. Ibu mengatakan
anaknya pernah sakit pilek, batuk dan panas. Bila anak sakit ibu segera memeriksakan
ke puskesmas dan sembuh setelah minum obat dari puskesmas.
5. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini anaknya sehat, tidak sakit apapun.
b. Palpasi
Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal
Leher : tidak teraba pembekakan kelenjar tyroid, kelenjar limfe
maupun vena jugularis.
Abdomen : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal.
Ekstremitas : Atas : tidak oedem
Bawah : tidak oedem
c. Auskultasi
Abdomen : Bising usus (+)
d. Perkusi
Abdomen : tidak kembung
e. Perhitungan Umur anak
Tanggal Test : 23 November 2019
Tanggal Lahir : 10 November 2009
Perhitungan umur sebagai berikut : 2019 – 11 – 23
2014 – 11 – 10 _
5 — 0 — 13
Jadi An “F” berumur 5 Tahun 0 Bulan
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
Jawablah:
YA
Jawablah:
TIDAK
Bicara dan
Bahasa
4
Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan,katakan
pada anak: "Tunjukkan segi empat merah"
"Tunjukkan segi empat
kuning" "Tunjukkan segi
empat biru" "Tunjukkan
segi empat hijau"
Dapatkah anak menunjuk keempat wama itu dengan
benar?
Tanya Ibu Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka?
Sosialisasi dan Kemandirian
Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau Sosialisasi dan
menggelayut pada anda) pada saat anda meninggalkannya?
Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?
Kemandirian Sosialisasi dan Kemandirian
Minta anak untuk berdiri
Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri
anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah dia mempertahankan keseimbangan
dalam waktu 6 detik atau lebih?
Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan
dua kakl tidak lkut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki.
Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti “di atas”, “di bawah", “di depan” dan
"di belakang".
Gerak Kasar
LANGKAH SELANJUTNYA
Gerak Kasar
Gerak Halus
VII. EVALUASI
Tanggal :
Jam : 10.00 WIB
Dx : Anak “A” Usia 17 bulan dengan Tumbuh Kembang Meragukan
S : Ibu mengatakan agak khawatir setelah mengetahui hasil pemeriksaan
perkembangan anaknya
O : Anak dapat melakukan hampir dari semua perintah yang diberikan
A : Anak “F” Usia 60 bulan dengan Tumbuh Kembang Meragukan
P : - mengingatkan pada ibu untuk kembali kontrol 2 minggu lagi
- membagikan susu dan biscuit
- persiapan pasien pulang
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Anak “A” usia 17 bulan ditemukan bahwa
anak sekarang dalam keadaan sehat. Dalam penilaian didapatkan hasil masih terdapat
kegagalan pada beberapa point penilaian KPSP. Sehingga setelah melakukan pengkajian dari
data subyektif dan obyektif melalui tahap pengumpulan data dengan wawancara observasi,
pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosa yaitu Anak ”A” usia 17
bulan dengan tumbuh kembang meragukan, tidak ada kesenjangan teori dengan prakteknya,
terbukti semua anamnesa sudah terkaji dengan baik.
Dalam identifikasi masalah tidak ditemukan masalah yang dialami klien. Pada
masalah potensial tidak ditemukan suatu masalah sehingga dalam identifikasi kebutuhan
segera tidak memerlukan tindakan segera.
Setelah diketahui diagnosa pada langkah berikutnya yaitu intervensi didapatkan
penulis mengintervensi sesuai apa yang dibutuhkan klien, pada dasarnya intervensi yang
disusun sesuai dengan penatalaksanaan pada umumnya. Dan pada langkah ini penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek.
Setelah merencanakan dalam langkah berikutnya yaitu implementasi telah dilakukan
tindakan sesuai protap dan kebutuhan klien serta senantiasa menghargai klien sehingga
hubungan antara petugas dan klien terjalin dengan baik, dan tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan praktek. Pada langkah terakhir yaitu evaluasi petugas melakukan penilaian
kembali dengan wawancara serta observasi keadaan klien dan tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan praktek.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Anak “A” Usia 17 bulan dengan Tumbuh
Kembang Meragukan, penulis menyimpulkan:
1. Pada pengkajian data asuhan yang diberikan sudah komprehensif untuk dapat
menegakkan diagnosa.
2. Pada identifikasi masalah/diagnosa asuhan yang diberikan sudah sesuai komprehensif
dan dapat menegakkan diagnosa.
3. Pada identifikasi masalah potensial juga dilakukan sesuai komprehensif dan langkah ini
tidak muncul masalah potensial.
4. Pada Identifikasi kebutuhan segera tidak dilakukan dengan komprehansif karena dalam
kasus ini tidak memerlukan kebutuhan yang segera.
5. Pada intervensi/perencanaan asuahan yang diberikan sudah dilakukan sesuai
komprehansif dan menyeluruh sesuai dengan teori dan praktek.
6. Pada implementasi/pelaksanaan asuhan sudah dilakukan sesuai komprehansif dan
menyeluruh sesuai dengan teori dan praktek.
7. Pada evaluasi asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan komprehensif.
Data yang diperoleh pada asuhan kebidanan ini yaitu dari hasil wawancara dan
observasi langsung.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Petugas
1. Perlu ditingkatkan kerjasama yang baik antara pasien, keluarga pasien, serta paramedis
dalam proses asuhan kebidanan agar pelayanan kebidanan bertambah baik.
2. Dalam melakukan proses kebidanan perlu dilakukan asuhan secara menyeluruh agar tidak
terjadi komplikasi lebih lanjut.
3. Etika dan sopan santun diperhatikan dan diterapkan dalam menghadapi pasien maupun
keluarga pasien agar mereka tidak cemas dan percaya pada petugas kesehatan.