Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keadaan Filsafat Pendidikan Islam yang diperdebatkan menjadikan kedudukannya juga dalam
pertanyaan. Apakah ia mempunyai kontribusi terhadap pendidikan dan juga terhadap Islam. Tetapi yang
jelas bahwa dalam pengembangan Pendidikan Islam diperlukan landasan ideal dan rasional yang
memberikan pandangan mendasar, menyeluruh dan sistematis tentang hakekat yang ada di balik
masalah pendidikan yang dihadapi. Dengan demikian

Filsafat Pendidikan menyumbangkan analisanya kepada ilmu pendidikan Islam tentang hakekat masalah
yang nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijadikan landasan atau petunjuk dalam
proses kependidikan.

Sebagai disiplin Ilmu Filsafat, Filsafat Pendidikan Islam mempunyai sumber-sumber dasar pijakan yang
dijadikan rujukan operasional disiplinnya. Filsafat pendidikan ini adalah dalam lingkup Islam, maka sudah
barang tentu ia mengikuti ajaran islam dalam pembahasan masalah-masalahnya. Ajaran dan pendidikan
islam itu sendiri bersumber pada al-Qur’an dan al-Hadis, maka kita akan mendapati keduanya sebagai
rujukan utama dalam isu-isu filsafat pendidikan Islam.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian filsafat?

2. Apa pengertian filsafat pendidikan Islam?

3. Apa Sumber-sumber filsafat pendidikan Islam?

4. Bagaimana pendekatan dalam filsafat pendidikan Islam?

5. Apa ruang lingkup filsafat pendidikan Islam?

Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian filsafat.

2. Untuk mengetahui pengertian filsafat pendidikan Islam.

3. Untuk mengetahui sumber-sumber filsafat pendidikan Islam.

4. Untuk mengetahui pendekatan dalam filsafat pendidikan Islam.

5. Untuk mengetahui ruang lingkup filsafat pendidikan Islam.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat

Kata filsafat bersal dari bahasa Yunani ‘philosophia’. Seiring berkembangnya zaman, istilah filsafat
dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti “philosophic” berasal dari bahasa Jerman, Belanda dan
Prancis. Kemudian dalam bahasa Inggris dikenal dengan “philosophy”, bahasa Latin “philosophia”, serta
dalam bahasa Arab dikenal dengan Falsafah.

Secara etimologi pengertian Filsafat yaitu:

1. Pengetahuan tentang hikmah.

2. Pengetahuan tentang prinsip atau dasar-dasar.

3. Mencari kebenaran.

4. Membahas dasar-dasar dari apa yang di bahas.

Adapun dalam buku Aziz Abdul tentang Filsafat Pendidikan Islam mengatakan pengertian ”filsafat”,
Bahasa asalnya yaitu berasal dari bahasa Yunani kuno, yang berarti “cinta akan hikmah”. Dengan
demikian seorang filosof, yaitu orang yang mencintai hikmah dan berusaha mendapatkannya,
memusatkan perhatian dan menciptkan setiap hal positif padanya. Selain itu juga, ia harus mencari
hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab akibat dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman
manusia.

Menurut Nasution, filsafat adalah berfikir menurut tata tertib logika dengan bebas (tidak terikat pada
tradisi dogma dan agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai pada dasar-dasar persoalan.

Istilah filsafat dapat pula ditinjau dari dua segi, yaitu:

1. Segi semantik

Kata filsafat berasal dari Bahasa Arab yaitu ‘falsafah’, sedangkan menurut Bahasa Yunani philosophia
yang berarti ‘philos’ yaitu suka, cinta (loving), dan ‘sophia’ yaitu pengetahuan, hikmah. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa philosophia berarti cinta kepada kebijakasanaan atau cinta kepada kebenaran.

2. Segi praktis

Ditinjau dari segi praktis filsafat berarti alam pikiran atau alam berpikir. Tetapi tidak semua berfikir itu
berarti berfilsafat, karena yang disebut berfilsafat yaitu berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh
dengan akal manusia untuk mencari dan memikirkan suatu kebenaran.
B. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam

Filsafat dapat diartikan sebagai pola berfikir dengan ciri-ciri tertentu, yakni kritis, sistematis logis,
kontemplatif, radikal dan spekulatif. Filsafat juga merupakan semacam kritik penuh estetik yang tidak
pernah mau membatasi diri. Bahkan penuh dengan pemikiran destruktif dan rekonstruktif.

Menurut Marimba pendidikan Islam merupakan bimbingan jasmani-rohani berdasarkan hukum-hukum


agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

Menurut definisi ini ada tiga factor yang mendukung pendidikan islam, yaitu:

1. Harus ada usaha untuk mengembangkan potensi jasmani-rohani yang dididik secara seimbang.

2. Usaha didasarkan pada ajaran Islam, terutama didasarkan pada Al-Qur’an dan al-Hadis.

3. Usaha tersebut bertujuan agar peserta didik memiliki kepribadian utama menurut ukuran Islam
yang jelas sesuai dengan ajaran Islam.

Adapun secara khusus filsafat pendidikan Islam diartikan sebagai suatu analisis atau pemikiran rasional
yang dilakukan secara kritis, radikal, sistematis dan metodologis untuk memperoleh pengetahuan
mengenai hakikat pendidikan.

Banyak pendapat tentang pengertian Filsafat Pendidikan Islam. Menurut Abdul Munir Mulkhan, bahwa
filsafat pendidikan Islam merupakan usaha mencari asas-asas fundamental pendidikan Islam. Filsafat
pendidikan Islam juga diartikan sebagai studi tentang pandangan filosofis dari system dan aliran filsafat
dalam Islam terhadap masalah-masalah kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan perkembangan manusia. Filsafat pendidikan Islam ini juga merupakan suatu metode
untuk memecahkan problematika pendidikan umat Islam, yang selanjutnya memberikan arah dan
tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat Islam.

Sedangkan menurut Imam Barnadib bahwa filsafat pendidikan itu mempunyai dua corak, yaitu corak
filsafat tradisional dan corak filsafat yang kritis. Corak filsafat tradisional adalah filsafat sebagai mana
adanya, sistematika, jenis serta alirannya sebagaimana dijumpai dalam sejarah.

C. Sumber-sumber Filsafat Pendidikan Islam

Filsafat pendidikan Islam didasarkan pada al-Qur’an dan hadis sebagai sumber primer, dan pendapat
para ahli, khususnya para filosof muslim , sebagai sumber sekunder. Maka dari sini kita tahu bahwa
sumber-sumber Filsafat Pendidikan Islam itu ada dua, yaitu 1. Sumber Primer yaitu al-Qur’an dan al-
Hadis, 2. Sumber Sekunder yaitu pendapat para filosof muslim.

Al-Syaibany disebutkan oleh Jalaludin dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam bahwa Dasar dan tujuan
Falsafat pendidikan Islam pada hakikatnya identik dengan dasar dan tujuan ajaran Islam atau tepatnya,
yaitu al-Qur’an dan hadis. Dari kedua sumber ini kemudian timbul pemikiran-pemikiran mengenai
masalah-masalah keislaman dalam berbagai aspek, termasuk falsafat pendidikan. Dengan demikian hasil
pemikiran para ulama’ seperti qiyas syar’I dan ijma’ sebagai sumber sekunder (al-Syaibany, 1973), pada
dasarnya berasal dari kedua sumber pokok tadi (al-Qur’an dan hadis). Dalam paparan ini sumber
sekundernya adalah Hasil pemikiran ulama’ seperti qiyas syar’I dan Ijma’ bukan lagi pemikiran filosof
muslim.

Al-Qur’an menganut faham integralistik dalam bidang ilmu pengetahuan. Seluruh ilmu yang bersumber
dari alam raya (ilmu-ilmu fisika, sains), tingkah laku manusia (ilmu-ilmu social), wahyu atau ilham (ilmu
agama, tasawuf, filsafat) adalah bersumber dari Alloh. Hal lain yang juga amat mendasar adalah bahwa
al-Qur’an amat menekankan pentingnya hubungan yang harmonis antara ilmu dan iman. Ilmu tanpa
iman akan tersesat, dan iman tanpa ilmu tidak akan berdaya.

Al-Qur’an menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan dan pengajaran. Seperti
pemuatan istilah-istilah yang digunakan oleh pendidikan seperti kata tarbiyah, ta’lim, iqra, hingga ada
kesimpulan bahwa al-Qur’an adalah kitab pendidikan.

Adapun Hadis atau al-Sunnah menjadi sumber kedua dalam filsafat pendidikan Islam karena Nabi
Muhammad Shalla Alloh ‘alaihi wa sallam telah memberikan perhatian amat besar terhadap pendidikan,
dan memancarkan pendidikan sepanjang hidup (long life education), sampai ia mewajibkan mencari
ilmu. Dan Ia diutus ke bumi ini untuk menjadi pengajar, menyempurnakan akhlah mulia dan mengajak
menyembah Alloh semata.

Adapun sumber sekunder itu belum dioptimalkan. Banyak pendapat ulama’ yang tertulis dalam kitab
klasik. Sumber ini untuk pengembangan filsafat pendidikan Islam. Namun demikian secara subtansial
pendapat para filosof muslim pun masih dapat dipersoalkan, yaitu jika sesuatu dijadikan sebagai
sumber, maka sumber itu harus permanen, constant, dan tidak diperselisihkan keberadaannya. Sedang
filsafat dari manapun ia berasal atau disampaikan tetap memiliki sifat-sifat kekurangan dan kelemahan
yang menyebabkan kedudukannya sebagai sumber dapat dipermasalahkan.

D. Pendekatan dalam Filsafat Pendidikan Islam

Dari penjelasan diatas dapat ditarik pemahaman bahwa ruang lingkup filsafat pendidikan Islam
berkaitan dengan pendekatan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Ontologi Ilmu pendidikan,yang membahas hakikat substabsi dan pola organisasi ilmu pendidikan
Islam;

2. Epistemologi ilmu pendidikan,yang membahas hakikat objek formal dan materi Ilmu pendidikan
Islam;

3. Metodologi Ilmu pendidikan,yang membahas hakikat cara-cara kerja dalam menyusun Ilmu
pendidikan Islam;dan
4. Aksiologi Ilmu pendidikan,yang membahas haakikat nilai keagungan teoritis dan praktis ilmu
pendidikan Islam.(Redja Mudyaharjo,2006: 7)

Secara Ontologis,pendidikan islam adalah hakikat dari kehidupan manusia sebagai makhluk yang berakal
dan berfikir.Jika manusia bukan makhluk yang berfikir,tidak ada pendidikan.selanjutnya,pendidikan
sebagai usaha pengembangan diri manusia dijadikan alat untuk mendidik selain manusia,tidak
terkecuali diterapkan kepada binatang.Jika seorang monyet dapat dididik dan di latih,apalagi manusia.

Epistemologi pendidikan Islam adalah seluk beluk dan sumber-sumber pendidikan Islam,sebagaimana
telah di tegaskan bahwa Al-Qur’an sebagai sumber dalam ajaran islam.Pendidikan islam merujuk pada
nilai-nilai Al-Qur’an yang universal dan abadi.

Aksiologi pendidikan Islam berkaitan dengan visi dan misi,etika,estetika,tujuan dan target yang akan
dicapai dalam pendidikan.Tujuan pendidikan dapat dilihat setelah dilakukan suatu evaluasi
pendidikan,sebagai suatu sistem penilaian yang duterapkan kepada anak didik,untuk mengtahui
keberhasilan pendidikan yang dilaksanakan.Evaluasi pendidikan sangat bergantung pada tujuan
pendidikan.apabila tujuan pendidikan adalah untuk membentuk anak didik yang berakhlakul
karimah,cerdas,terampil,beriman dan bertakwa,sistem evaluasi yang diterapkan harus mengarah pada
tujuan yang dimaksudkan.

Menurut Jalaluddin dan Usman Said, ada dua pendekatanpokok dalam mempelajari Filsafat Pendidikan
Islam.

1. Pendekatan terhadap Wahyu.

2. Pendekatan terhadap Sejarah

Pendekatan wahyu merupakakn pendekatan dalam mengkaji konsep-konsep wahyu secara filosofis dan
analitis, sedangkan pendekatan sejarah dilakukan melalui pengkajian hasil pemikiran ulama
(cendikiawan) Islam dimasa silam.

Zuhairi dkk, mengatakan bahwa Filsafat Pendidikan Islam dalam memecahkan problem pendidikan Islam
dapat menggunakan metode-metode antara lain:

1. Metode spekulatif dan kontemplatif

Dalam system filsafat Islam disebut tafakur. Baik kontemplatif maupun tafakur merupakan cara berfikir
secara mendalam dan dalam situasi yang tenag, sunyi, untuk mendapatkan kebenaran tentang hakikat
sesuatu yang dipikirkan. Maka ia berhubungan dengan hal-hal yang abstrak. Sepeti hakikat hidup
menurut Islam, hakikat Iman, Islam, sifat Tuhan, taqdir, malaikat dan sebagainya.

2. Pendekatan normative

Pendekatan ini mencari danmenetapakna aturan-aturan dalam kehidupan nyata dalam filsafat Islam,
biasa disebut pendekatan syar’iyyah, yaitu mencari ketentuan dan menetapkan ketentuan tentang apa
yang boleh dan yang tidak boleh menurut syari’at Islam.
3. Pendekatan analisa konsep

Pendekatan analisa konsep atau disebut juga analisa Bahasa, yang menjadi analisa adalah nash-nash Al-
Qur’an maupun hadis Nabi.

4. Pendekatan historis

Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengambil pelajaran dari peristiwa dan kejadian masa lalu.
Penggunaan sunah Nabi Muhammad SAW sebagai sumber hukum dan penelitian hadis-hadis yang
memisahkan antara hadis palsu dan hadis shahih pada dasarnya contoh praktis dari penggunaan analisis
historis.

5. Pendekatan ilmiah

Pendekatan ilmiah merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari pola berpikir rasional, empiris
dan eksperimental yang telh berkembang pada masanya.

6. Pendekatan komprehensif dan terpadu

Pendekatan ini memadukan antara sumber naqli, aqli dan Imani sebagaimana yang dikembangkan oleh
Al-Ghazali.

E. Ruang Lingkup Pendidikan Islam

Pendidikan secara umum dapat diartikan sebuah usaha manusia yang bertujuan untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Kualifikasi Islam untuk
pendidikan memberikan kejelasan untuk bentuk konseptualnya. Pembentukan kepribadian yang di
maksud adalah sebagai hasil pendidikan yaitu kepribadian muslim, serta kemajuan masyarakat dan
budaya yang tidak menyimpang dari ajaran Islam.

Adapun pola dan system pemikiran kefilsafatan sebagai suatu ilmu yaitu:

1. pemikiran kefilsafatan harus bersifat sistematis, dalam arti cara berfikirnya bersifat logis dan
rasional tentang hakikat permasalahan yang di hadapi. Hasilnya tersusun secara sistematis, yang berarti
satu bagian dengan bagian yang lainnya berhubungan secaran bulat dan terpadu.

2. Tinjauan terhadap permasalahan yang difikirkan bersifat radikal, artinya menyangkut persoalan-
persoalan mendasar sampai ke akar-akarnnya.

3. Ruang lingkup pemikiranya bersifat univerasal, artinya persoalan-persoalan yang dipikirkan


mencakup hal-hal yang menyeluruh dan mengandung generalisasi bagi semua jenis dan tingkat
kenyataan yang ada di alam ini, baik manusia di masa sekarang maupun masa mendatang.
4. Meskipun pemikiran dilakukan bersifat spekulatif, artinya pemikiran yang tidak didasari
pembuktian-pembuktian empiris atau eksperimental (seperti dalam ilmu alam), akan tetapi
mengandung nilai-nilai obyektif.

Filsafat pendidikan Islam merupakan pengetahuan yang membincangkan masalah-masalah pendididikan


Islam. Masalah pendidikan tidak dibatasi oleh ideologi tertentu karena semua masalah pendidikan
berkaitan dengan hal-hal berikut:

1. Lembaga pendidikan

2. Pendidik

3. Anak didik

4. Kurikulum

5. Tujuan pendidikan

6. Proses pembelajaran

7. Metode dan strategi pembelajaran

8. Kepustakaan

9. Evaluasi pendidikan

10. Alat-alat pendidikan

Secara filosofis, hakikat pendidikan berkaitan dengan hakikat para pendidik, anak didik, lembaga
pendidikan, dasar-dasar dan tujuan pendidikan, hak dan kewajiban, tugas dan kedudukan semua yang
terlibat dalam pendidikan. Adapu secara epistemologis sumber-sumber dan tolak ukur pendidikan dikaji
secara kritis dan mendalam, sehingga tujuan pendidikan akan tercapai.

Ahmad D. Marimba (1980: 45) mengartikan pendidikan Islam sebagai usaha untuk membimbing
keterampilan jasmaniah dan rohaniah berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam
membentuk kepribadian yang utama menurut ukuran-ukuran Islam. Ukuran-ukuran Islam ditunjukkan
pada akhlak peserta didik, perilaku konkret yang memberi manfaat kepada kehidupan masyarakat.

Hasan Langgulung (1980: 23) mengatakan bahwa pendidikan Islam ialah pendidikan yang memiliki 4
macam fungsi, yaitu:

1. Fungsi edukatif, artinya mendidik dengan tujuan memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik
agar terbebas dari kebodohan.

2. Fungsi pengembangan kedewasaan berfikir melalui proses transmisi ilmu pengetahuan.


3. Fungsi penguatan keyakinan terhadap kebenaran yang diyakini dengan pemahaman ilmiah.

4. Fungsi ibadah sebagai bagian dari pengabdian hamba kepada Sang Pencipta yang telah
menganugrahkan kesempurnaan jasmani dan rohani kepada manusia. Sebagaiman Allah SWT. berfirman
dalam surah At-Tin ayat 4:

”sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (Q.S. At-Tin:4).

Filsafat pendidikan Islam mempunyai sasaran pembahasan tentang hakikat permasalahan pendidikan
yang bersumber pada ajaran Islam, sehingga pola dan system berfikirnya sesuai dengan pandangan
Islam. Filsafat pendidikan Islam membahas tentang permasalahan pendidikan Islam tidak berarti
membatasi diri pada permasalahan yang ada di dalam ruang lingkup kehidupan beragama Islam,
melainkan menjangkau permasalahan yang lebih luas lagi, yang berkaitan dengan pendidikan umat
Islam.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kata Filsafat berasal dari Bahasa Yunani yang berarti Philosophi. Sedangkan filsafat pendidikan Islam
adalah suatu kajian secara filosofis yakni berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal
tentang masalah-masalah pendidikan, seperti masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode,
lingkungan , hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing
menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam, serta mengapa manusia
harus dibina menjadi hamba Alloh yang berkepribadian demikian yang didasarkan pada al-Qur’an dan
hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para ulama’ dan para ahli, khususnya para filosof muslim ,
sebagai sumber sekunder.

Dalam menyelesaikan permasalah pendidikan Islam Filsafat Pendidikan Islam mendasarkan landasannya
pada sumber-sumber yang permanen, konstan, dan tidak diperdebatkan, mempunyai kebenaran
mutlak. Sumber-sumber tersebut adalah al-Qur’an dan al-Sunnah sebagai sumber primer, dan sumber
sekundernya adalah ijtihat ulama terdahulu dan pendapat para filosof muslim sebagai pengembangan
walau diperselisihkan kekuat
DAFTAR PUSTAKA

Aziz Abdul, Filsafat Pendidikan Islam (Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam), Sukses Offset,
Yogyakarta, 2009.

Mubarak Husni Dede, Filsafat Umum,

Tafsir Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2009.

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, 2004, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai