Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Memasuki era globalisasi dan dengan mulai diberlakukannya perdagangan

bebas khususnya di kawasan ASEAN atau AFTA pada tahun 2015 telah

menimbulkan peningkatan pada persaingan usaha. Peningkatan persaingan usaha

terjadi baik dibidang industri, perdagangan, keuangan, pariwisata maupun sumber

daya manusia tidak hanya terjadi diantara perusahaan-perusahaan yang berada dan

berkegiatan usaha di Indonesia saja namun juga terjadi antara perusahaan di

Indonesia dengan perusahaan-perusahaan yang berkegiatan usaha di luar

Indonesia terutama di regional Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia,

Thailand, Filiphina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja.

Dengan meningkatnya tingkat persaingan usaha baik di Indonesia maupun di

kawasan regional ASEAN terkait dengan penerapan AFTA tersebut di atas maka

perusahaan-perusahaan sebagai pelaku bisnis dituntut untuk dapat meningkatkan

kinerjanya melalui pengelolaan sumber-sumber daya yang lebih efektif dan efisien

sehingga selain dapat mempertahankan keberlangsungan hidup (going concern)

dalam persaingan yang ketat juga dapat memenangkan persaingan. Untuk dapat

mewujudkan kedua hal tersebut perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan

kinerjanya sehingga keuntungan yang diperoleh dapat meningkat dengan

mengoptimalkan salah satu fungsi manajemen strategik yang berkaitan dengan

fungsi keuangan yaitu manajemen keuangan.

1
2

Pada dasarnya suatu perusahaan baik itu perusahaan terbuka maupun

perusahaan perorangan didirikan dengan tujuan utama untuk meningkatkan

kemakmuran atau kesejahteraan bagi para pemilik perusahaan atau pemegang

saham. Untuk perusahaan perseorangan dan perusahaan yang belum go public

peningkatan kemakmuran atau kesejahteraan bagi para pemilik perusahaan dapat

diwujudkan melalui peningkatan kemampuan atau kinerja perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan yang optimal dengan pengorbanan sumber daya yang

efisien serta pengelolaan manajemen yang efektif. Upaya peningkatan

kemakmuran atau kesejahteraan tersebut di atas tentunya harus didukung oleh

terciptanya kerjasama yang baik antara pihak manajemen perusahaan dengan

pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan baik pemegang saham

(shareholder) maupun pemangku kepentingan (stakeholder).

Demikian halnya dengan perusahaan terbuka atau peusahaan yang telah go

public dimana peningkatan kemakmuran pemegang saham ditandai dengan

peningkatan jumlah dividen yang berkesinambungan setiap tahunnya yang dapat

terwujud dengan peningkatan keuntungan perusahaan setiap tahunnya. Kebijakan

pemberian dividen kepada pemegang saham oleh perusahaan yang telah go public

merupakan suatu signal ke pasar modal untuk menilai baik dan buruknya

perusahaan. Pihak investor cenderung akan lebih terfokus kepada kemampuan

perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan secara berkesinambungan. Nilai

perusahaan yang telah go public merupakan harga saham yang dikeluarkan oleh

perusahaan tersebut. Nilai perusahaan yang menunjukkan pertumbuhan yang


3

positif sangat penting karena berkaitan dengan pertumbuhan kinerja perusahaan

yang baik dan berkesinambungan.

Bagi pihak investor sebelum memutuskan untuk melakukan investasi di pasar

modal maka akan memerlukan informasi tentang penilaian saham perusahaan

yang akan dibeli serta analisa kinerja perusahaan dalam beberapa periode. Dengan

hasil analisa dan informasi penilaian saham tersebut sebagai bahan pertimbangan

bagi investor maka diharapkan pilihan saham perusahaan mana yang akan dibeli

lebih akurat dan menguntungkan pihak investor. Sedangkan dari sisi kreditur nilai

perusahaan berkaitan dengan kemampuan likuiditas perusahaan, yaitu

kemampuan perusahaan dalam mengembalikan atau melunasi kewajiban atau

pinjaman yang diberikan oleh pihak kreditur sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan. Apabila nilai perusahaan tersirat tidak baik maka investor akan

menilai perusahaan dengan nilai rendah.

Selain kinerja seperti yang telah diungkapkan di atas terdapat faktor-faktor

lain yang dapat menentukan nilai perusahaan diantaranya yaitu ukuran

perusahaan. Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap

nilai perusahaan. Investor akan mempertimbangkan ukuran perusahaan dalam

membeli saham, dimana ukuran perusahaan dijadikan sebagai patokan bahwa

perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang bagus. (Sujoko, 2007:46). Hal ini

sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Weston dan Copeland (1999),

keputusan yang menyangkut besarnya perusahaan akan berakibat terhadap tingkat

harga saham perusahaan. Size atau ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan hal ini menandakan bahwa pasar lebih mengapresiasi
4

perusahaan besar. (Rachmawati dan Hanung, 2007:14). Namun size atau ukuran

perusahaan secara negatif dan signifikan mempengaruhi kualitas laba dan nilai

perusahaan. (Siallagan dan Machfoedz, 2006:16).

Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah struktur

aktiva (tangible assets). Struktur aktiva (tangible assets) yang dimiliki oleh

perusahaan dalam jumlah yang besar akan memiliki kesempatan untuk dapat

menggunakan utang lebih banyak. Selain itu tangible assets yang tertanam dalam

industri memberikan jaminan atau proteksi terhadap kreditur, karena

kemampuannya untuk menghasilkan laba dana dapat di jual sehingga merupakan

sumber dana untuk membayar kembali utang beserta bunganya. Dengan adanya

jaminan atau proteksi bagi pihak kreditur tersebut menjadi salah satu faktor yang

dipertimbangkan dalam penilaian perusahaan yang akan ditanamkan modalnya

oleh pihak investor. Struktur aktiva berpengaruh dengan arah positif terhadap

struktur modal (Widaningsih, 2007:362). Namun tangible asset yang di-proxy

dengan fixed asset tidak mempengaruhi struktur modal (Sartono, Sriharto,

1999:77).

Sedangkan menurut Weston dan Copeland (1999) Nilai perusahaan dapat

pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh

perusahaan. Definisi dari profitabilitas adalah sejauh mana perusahaan

menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Apabila profitabilitas

perusahaan baik maka para stakeholders yang terdiri dari kreditur, supplier dan

juga investor akan melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari

penjualan dan investasi perusahaan. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu


5

perusahaan untuk mendapatkan laba dalam suatu periode tertentu, dengan

menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Profitabilitas memiliki pengaruh

langsung yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas yang

tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehingga memicu permintaan

saham oleh investor. Respon positif dari investor tersebut akan meningkatkan

harga saham dan selanjutnya akan meningkatkan nilai perusahaan (Hermuningsih,

2013:143)

Profitabilitas penting dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan

hidup perusahaan dalam jangka waktu yang lama/panjang, karena profitabilitas

menunjukkan apakah perusahaan mempunyai prospek atau masa depan yang baik.

Terkait dengan hal tersebut maka setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk

dapat meningkatkan profitabilitas karena dengan profitabilitas yang tinggi maka

kemampuan perusahaan untuk dapat bertahan hidup (going concern) akan lebih

terjamin. Profitabilitas adalah rasio dari efektifitas manajemen berdasarkan hasil

pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas

terdiri dari profit margin, basic earning power, return on asset, dan return on

equity.

Struktur modal merupakan perbandingan atau imbangan pendanaan jangka

panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang

terhadap modal sendiri. Struktur modal terdiri dari modal sendiri di tambah

dengan hutang jangka panjang yaitu hutang yang pelunasannya lebih dari 1 (satu)

tahun. Sedangkan pendapat Weston & Brigham (1993) menyatakan bahwa

struktur modal juga dapat diartikan sebagai “komposisi dari campuran dana dari
6

keuangan yang akan diinvestasikan dalam kegiatan usaha, komposisi ini sebagian

besar dibiayai dari hutang dan modal usaha”. Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi struktur modal suatu perusahaan. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi komposisi struktur modal perusahaan diantaranya stabilitas

penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, risiko bisnis, tingkat pertumbuhan,

profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, ukuran perusahaan, dan

fleksibilitas keuangan (Brigham dan Houston, 2001).

Sedangkan dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saidi dan Sriharto

(2004) yang mengutip pernyataan McCue dan Ozcan, beberapa faktor penting

yang mempengaruhi struktur modal antara lain risiko bisnis, struktur aktiva,

profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva, pajak, struktur

kepemilikan perusahaan, sistem pembayaran dari konsumen dan kondisi pasar.

Selain itu penelitian-penelitian yang berhubungan dengan struktur modal yang

membuktikan secara simultan dimana struktur modal, kepemilikan manajerial dan

ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara

parsial struktur modal memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap

nilai perusahaan.(Eka, 2010) Namun secara simultan struktur modal dan

pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Secara parsial struktur modal berpengaruh secara negatif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan.(Safrida, 2008:73)

Dengan bergulirnya AFTA pada tahun 2015 tentunya dapat memiliki atau

memberikan pengaruh juga terhadap seluruh bidang usaha tidak terkecuali dengan

perusahaan yang bergerak di bidang usaha farmasi di Indonesia. Perusahaan-


7

perusahaan yang bergerak di bidang farmasi di Indonesia akan menghadapi

persaingan yang ketat baik dengan perusahaan farmasi lokal yang beroperasi di

Indonesia maupun dengan perusahaan-perusahaan farmasi dari negara-negara lain

yang merupakan anggota ASEAN. Indonesia masih merupakan primadona bagi

pasar farmasi dan merupakan pasar farmasi yang terbesar di kawasan ASEAN,

tentunya hal ini akan menjadi fokus utama dari perusahaan - perusahaan farmasi

di negara - negara Asia Tenggara lainnya untuk dapat merebut pasar farmasi yang

masih terbuka dan terbesar di Indonesia sehingga dapat keluar sebagai pemenang

dalam persaingan yang ketat dan tidak dapat dihindari.

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa

sebenarnya memiliki pasar akan kebutuhan obat-obatan yang merupakan produk

dari perusahaan farmasi dengan jumlah yang signifikan. Industri farmasi

merupakan industri penting dalam suatu negara karena kebutuhan akan obat-

obatan sangat dibutuhkan terutama pada saat tingkat kesehatan masyarakat

menurun sehingga tingkat pertumbuhan industri di Indonesia masih bisa

meningkat. Namun selama periode tahun 2009 s.d 2014 tingkat pertumbuhan

perusahaan-perusahaan farmasi di Indonesia cenderung mengalami penurunan

dari jumlah perusahaan sebesar 3,25%, akan tetapi berdasarkan data dari

Gabungan Produsen (GP) Farmasi dan Business Monitor International disebutkan

bahwa Pasar Farmasi di Indonesia akan mengalami pertumbuhan dari tahun 2011

s.d 2015 sebesar 13% dan prediksi penjualan farmasi pada tahun 2015 dapat

menembus nilai yang cukup signifikan yaitu mencapai USD 7,4 miliar.
8

Gambar 1.1. Pertumbuhan Pasar Farmasi & Prediksi Penjualan Tahun 2008-2015

Dengan pertumbuhan pasar farmasi yang masih sangat terbuka serta prediksi

penjualan farmasi dengan jumlah yang signifikan tentunya akan menjadi fokus

persaingan diantara perusahaan-perusahaan farmasi baik di Indonesia maupun

perusahaan farmasi dari negara anggota ASEAN lainnya. Dalam rangka

memenangkan persaingan usaha tersebut maka diperlukan peningkatan kinerja

yang tentunya memerlukan ketersediaan dana atau modal yang cukup sehingga

untuk menarik investor dalam menanamkan modalnya maka diperlukan upaya-

upaya untuk meningkatkan nilai perusahaan khususnya dari perusahaan-

perusahaan farmasi. Untuk perusahaan farmasi yang telah go public nilai

perusahaan adalah harga saham yang tercantum di Bursa Efek.

Berdasarkan kepada data Indonesian Capital Market Directory (ICMD) atas

harga saham dari 9 (sembilan) perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama tahun 2009 – 2013 diketahui bahwa rata – rata harga per lembar

saham perusahaan farmasi mengalami fluktuasi dan apabila dibandingkan dengan

rata-rata IHSG selama periode tahun 2009 – 2013 maka rata – rata harga per
9

lembar saham masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata – rata IHSG pada

periode yang sama seperti digambarkan pada grafik 1.1. sebagai berikut :

Grafik 1.1.
Perbandingan Harga Saham Perusahaan Farmasi (rata-rata)
dengan IHSG periode tahun 2009 – 2013

Sumber : Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009 – 2013 dan www.idx.co.id,
Data diolah

Berdasarkan kepada grafik tersebut di atas diketahui bahwa tingginya harga

per lembar saham dari perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

selama periode tahun 2009 – 2013 lebih tinggi dibandingkan rata – rata IHSG

selama periode tahun yang sama dimana kondisi tersebut dipengaruhi oleh

tingginya harga saham per lembar dari 2 (dua) perusahaan farmasi yaitu PT Merck

Indonesia Tbk, dan PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk seperti digambarkan

pada tabel 1.1 berikut ini :


10

Tabel 1.1.
Rata-rata Harga per lembar Saham
Perusahaan Farmasi di BEI
Tahun 2009 – 2013

Nama Perusahaan Harga/lembar saham


2009 2010 2011 2012 2013
PT Darya Varia Laboratories Tbk. 1,530.00 1,170.00 1,150.00 1,690.00 2,200.00
PT Indofarma (Persero) Tbk. 83.00 80.00 163.00 330.00 153.00
PT Kimia Farma (Persero) Tbk. 127.00 159.00 340.00 740.00 590.00
PT Kalbe Farma Tbk. 1,300.00 3,250.00 3,400.00 1,060.00 1,250.00
PT Merck Indonesia Tbk. 80,000.00 96,500.00 132,500.00 152,000.00 189,000.00
PT Mustika Ratu Tbk. 395.00 650.00 500.00 490.00 465.00
PT Pyridam Farma Tbk. 110.00 127.00 176.00 177.00 147.00
PT Tempo Scan Pacific Tbk. 730.00 1,710.00 2,550.00 3,725.00 3,250.00
PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. 10,500.00 10,500.00 10,500.00 10,500.00 10,500.00
Jumlah 94,775.00 114,146.00 151,279.00 170,712.00 207,555.00
Rata-rata 10,530.56 12,682.89 16,808.78 18,968.00 23,061.67
Sumber : Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009 – 2013 dan www.idx.co.id,
Data diolah

Tingginya harga saham per lembar perusahaan farmasi tentunya dipengaruhi

oleh beberapa faktor baik faktor fundamental maupun teknikal. Para investor akan

menilai kaitan antara tingginya harga saham yang diidentikan dengan nilai

perusahaan dengan faktor fundamental yang terlihat dari kinerja perusahaan-

perusahaan farmasi selama periode tertentu baik terkait dengan kemampuan

menghasilkan laba (profitabilitas), memenuhi kewajiban (likuiditas) serta faktor

lainnya seperti ukuran perusahaan, struktur aktiva serta struktur modal yang

dimiliki perusahaan farmasi tersebut.

Pada tabel 1.2. akan disajikan data mengenai rata-rata tingkat profitabilitas

yaitu Net Profit Margin, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE),

struktur modal yaitu Debt to Equity Ratio (DER) dan total assets dari 9 (sembilan)

perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 – 2013.


11

Tabel 1.2.
Data Rata-Rata Net Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity, Debt to
Equity Ratio dan Total Aset

Net Profit Return on Return on Debt to Total Assets


Periode
Margin Asset Equity Equity Ratio (dalam jutaan
(Tahun)
(%) (%) (%) (%) Rp)

2009 9,85 15,48 19,87 1,29 1.560.145

2010 10,57 14,75 18,84 0,40 1.678.798

2011 12,79 17,02 21,45 0,36 1.983.226

2012 11,28 13,70 18,08 0,39 2.216.968

2013 9,34 11,81 15,35 2,25 2.601.373

Sumber : Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009 – 2013 dan www.idx.co.id,
Data diolah

Berdasarkan tabel 1.2, dapat terlihat pergerakan Net Profit Margin

perusahaan farmasi secara garis besar mengalami fluktuasi selama kurun waktu

2009 – 2013. Net Profit Margin tersebut mengalami kenaikan tertinggi pada tahun

2011 sebesar 12,79% dan diperoleh Net Profit Margin terendah pada tahun 2013

sebesar 9,34%. Meskipun terdapat penurunan namun selama periode terkait

terdapat fluktuasi dimana ada saat Net Profit Margin tinggi dan ada saatnya

rendah. Net Profit Margin sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan serta

efisiensi biaya operasional yang dapat dilakukan. Dilihat dari sisi Return on Asset

yang tertinggi adalah pada tahun 2011 sebesar 17,02% sedangkan terendah

dialami pada tahun 2013 sebesar 11,81%, demikian halnya pada sisi Return on

Equity dimana tertinggi dialami pada tahun 2011 sebesar 21,45% dan terendah

pada tahun 2013 sebesar 15,35%. Sedangkan pada sisi Debt to Equity Ratio

terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar 0,36% dan tertinggi pada tahun 2013

sebesar 2,25% namun apabila dibandingkan dengan rata-rata harga saham per

lembar yang dapat diidentikan dengan nilai perusahaan dari perusahaan farmasi
12

maka pada tahun 2013 seharusnya baik nilai Net Profit Margin, Return on Asset

serta Return on Equity mengalami trend yang meningkat pada tahun 2013 dan

untuk Debt to Equity Ratio pada tahun 2013 lebih kecil seiring dengan

peningkatan harga rata-rata saham per lembar pada tahun 2013. Terkait dengan

kondisi tersebut seharusnya Net Profit Margin, Return on Asset dan Return on

Equity yang tinggi serta tingkat Debt to Equity Ratio yang rendah akan

mempengaruhi nilai perusahaan atau harga saham menjadi semakin tinggi karena

kinerja yang meningkat serta kemampuan pengembalian atas modal yang

ditanamkan lebih baik dan didukung oleh struktur permodalan yang kuat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini mengambil judul

“Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Profitabilitas dan Struktur Modal

terhadap Nilai Perusahaan” (studi kasus pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar

di BEI)”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan sebelumnya,

maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1) Bagaimanakah pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas, dan

struktur modal secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

farmasi yang terdaftar di BEI?


13

2) Bagaimanakah pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas, dan

struktur modal secara simultan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

farmasi yang terdaftar di BEI?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka maksud penelitian ini

adalah untuk menjelaskan mengenai :

1) Pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas, dan

struktur modal secara parsial terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI

2) Pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas, dan

struktur modal secara simultan terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI

1.3.2. Tujuan Penelitian

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui :

1) Pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas, dan

struktur modal secara parsial terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI.

2) Pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas, dan

struktur modal secara simultan terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI

1.3.3. Manfaat Penelitian


14

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa

pihak diantaranya :

1) Bidang Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan serta referensi bagi kegiatan penelitian yang akan

datang mengenai pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas,

struktur aktiva dan struktur modal terhadap nilai perusahaan.

2) Aspek Praktis

Dapat memberikan bahan masukan dan pertimbangan bagi :

(1) Pihak manajemen perusahaan untuk lebih meningkatkan nilai

perusahaan yang indikatornya adalah harga saham di Bursa

Efek melalui pengoptimalan kinerja perusahaan dengan

memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai

perusahaan.

(2) Pihak investor perusahaan dalam melakukan penilaian terhadap

perusahaan sehingga perusahaan yang ditanamkan modalnya

atau dibeli sahamnya dapat memberikan return berupa dividen

yang konsisten dan bertumbuh secara berkesinambungan.

3) Bagi Peneliti

Dapat dijadikan sebagai bahan untuk perbandingan dengan teori-

teori yang telah dipelajari dalam Manajemen Keuangan perusahaan


15

serta sebagai syarat penyelesaian Tesis untuk memperoleh gelar

Strata 2 (S2).

Anda mungkin juga menyukai