Abstrak
Jumlah udara yang tersedia di ruang bakar sangat menentukan kesempurnaan hasil
pembakaran yang bisa dicapai.
Dengan adanya pipa pendingin yang mendinginkan udara sebelum masuk ke ruang bakar
akan meningkatkan kapasitas massa dari udara sehingga meningkatkan kemungkinan setiap
molekul bahan bakar untuk bertemu dengan molekul udara.
Peningkatan daya yang dicapai dengan penambahan pendingin ini adalah sekitar 1,8 % jika
didinginkan hingga mencapai 15 °C.
Abstract
A combustion process could be complete or incomplete depends on how much air available in the combustion
chamber.
An intercooler used to cool the air entering a combustion chamber increase the mass flowrate of air. Doing
so could increase the possibility of reaction between fuel & air.
When the air is cooled to 15°C, the increase of output power using the intercoole is about 1,8 %.
Secara umum pada motor diesel harus Untuk memperoleh data dari pengujian ini
disiapkan sejumlah udara berlebih dalam ruang dilakukan prosedur pengujian pengereman dan
bakar sehingga memberikan kemungkinan lebih putaran berubah.
30 °C 2750
Pengereman (%)
Putaran Berubah Gambar 2. Putaran Motor Fungsi Pengereman
1. Setelah motor mencapai kondisi kerjanya Pada pembebanan rendah dimana putaran-
dan berputar pada putaran idle yaitu sekitar nya relatif tinggi terlihat bahwa penurunan
900 rpm, maka semua pompa air difungsikan suhu udara masuk justru cenderung terjadi
lalu diatur ketinggian permukaan air pada penurunan putaran pada pembebanan yang
bak penampung. sama. Sedangkan pada pembebanan yang
2. Membuka kran pemasukan air ke relatif besar (50% ke atas) maka keadaan
dynamometer hingga tekanan air masuk standard yang kurang menguntungkan.
mencapai 3 ÷ 4 bar dan posisi pengereman Hal ini terjadi karena masalah perimbangan
diletakkan pada 0 %. kebutuhan energi aktivasi untuk pembakaran
3. Putaran motor dinaikkan dengan cara awal dengan kebutuhan kecukupan udara
untuk proses pembakaran. Dalam keadaan
menekan pedal akselerasi sehingga
standard suhu udara masuk relatif lebih tinggi
mencapai putaran 3000 rpm dengan kondisi
berarti adanya energi awal yang relatif lebih
tanpa pengereman.
tinggi tetapi jumlah kecukupan udaranya untuk
4. Kemudian posisi pengereman dinaikkan bertemu dengan bahan bakar yang kurang.
secara bertahap mulai dari 5% hingga Pada putaran tinggi dimana turbulensi yang
mencapai 60 persen dengan peningkatan dihasilkan tinggi maka walaupun jumlah massa
setiap tahap sebesar 5%. Kemudian udara yang masuk relatif lebih sedikit karena
mencatat beban yang ditunjukkan pada tingginya suhu tetapi energi awal dari udara
dynamometer, waktu yang digunakan untuk yang relatif tinggi sehingga pembakaran yang
mengonsumsi 50 ml bahan bakar pada gelas terjadi cukup baik. Sedangkan pada putaran
ukur 1, return flow bahan bakar pada gelas rendah, dimana turbulensinya kurang, maka
ukur 2. Selain itu juga dicatat suhu air penurunan suhu udara masuk akan mening-
radiatornya. katkan rapat massa sehingga kecukupan
5. Mematikan pompa air. jumlah udara yang masuk lebih baik dan dalam
6. Setelah pencatatan data dilakukan pada hal ini akan lebih memberikan kemungkinan
setiap posisi pengereman dan percobaan bagi udara yang bertemu dengan bahan bakar.
sampai pada posisi terakhir, maka akhirnya 45,0
beban pengereman dikembalikan ke 0% serta 42,5
40,0
35,0
32,5
30,0
5. Hasil Percobaan dan Analisa 27,5
25,0
Torsi S ( N.m )
sedikit saja. Pada pembebanan rendah dimana
130
110
standard ataupun didinginkan tidaklah tampak 100
perbedaannya, berarti pengaruh turbulensi dan 90
20
Standard N.m, dibandingkan motor standard yang hanya
menghasilkan torsi sebesar 142,17 N.m.
15 °C
20 °C
15 25 °C
30 °C
Pada pembebanan selanjutnya torsi pada
10 motor standard cenderung turun lebih drastis
1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500 2700 2900 3100
Putaran ( rpm )
dibandingkan jika digunakan udara pendingin.
150
140
130
Akan tetapi dengan makin meningkatnya standard yang suhunya relatif lebih tinggi lebih
pembebanan, hingga putaran turun dibawah menguntungkan.
2300 rpm terlihat bahwa pendinginan lebih Pendinginan udara masuk hingga 15°C
rendah hingga mencapai 15 °C lebih unggul menyebabkan sejumlah massa udara yang
karena kecukupan udara lebih memegang peran masuk lebih besar sehingga jumlah molekul
penting. udara yang masuk ke ruang bakar berlebih. Hal
ini mengakibatkan panas pembakaran yang
0,35
terjadi juga terpakai untuk memanaskan
kelebihan udara yang memiliki suhu relatif
standard
sfc (kg/(HP.s))
15°C
0,30
20°C rendah sehingga energi yang digunakan untuk
melakukan kerja menjadi berkurang. Dengan
25°C
30°C
45
Effisiensi ( % )
0,15
40
0 10 20 30 40 50 60
Pengereman (%)
35
Gambar 7. sfc Fungsi Pengereman
45
0,35
Effisiensi ( % )
standard
sfc ( kg/(HP.s))
15 °C 40
20 °C
0,30
25 °C
30 °C 35
0,25 30
25 Standard
0,20 15 °C
20 °C
20
25 °C
30 °C
0,15 15
1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500 2700 2900 3100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500 2700 2900 3100
Putaran (rpm) Putaran ( rpm )
Gambar 8. sfc Fungsi Putaran Motor Gambar 10. Effisiensi Fungsi Putaran Motor
Pada grafik penggunaan bahan bakar Pada putaran rendah penggunaan pendingin
specific (sfc) fungsi putaran tampak bahwa pada menunjukkan effisiensi yang lebih rendah dari
putaran tinggi, dimana turbulensi yang terjadi motor standard, hal ini menunjukkan bahwa
cukup besar sehingga penggunaan udara dengan melakukan proses pendinginan pada
udara hisap cukup menyerap energi panas 5. Tirtoatmodjo R., Teknik Pengontrol Anti
pembakaran sehingga energi yang digunakan Polusi Kendaraan Bermotor, Universitas
untuk menggerakkan torak menjadi berkurang. Kristen Petra, 1997.
Kelebihan udara tanpa adanya turbulensi
kurang memungkinkan juga bahan bakar 6. Yonson D., Pengaruh Penambahan Ozon
bertemu dengan udara yang berlebih sehingga Terhadap Unjuk Kerja Motor Diesel, Tugas
justru kelebihan udara itu menyerap panas Akhir Jurusan Teknik Mesin UK. Petra,
hasil pembakaran. 2000.
Daftar Pustaka