Anda di halaman 1dari 6

Peningkatan Performance dengan Pendingin Udara Masuk pada Motor Diesel 4JA1 (Rahardjo Tirtoatmodjo)

Peningkatan Performance dengan Pendingin Udara Masuk pada


Motor Diesel 4JA1
Rahardjo Tirtoatmodjo
Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin – Universitas Kristen Petra

Ekadewi Anggraini Handoyo


Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin – Universitas Kristen Petra

Abstrak

Jumlah udara yang tersedia di ruang bakar sangat menentukan kesempurnaan hasil
pembakaran yang bisa dicapai.
Dengan adanya pipa pendingin yang mendinginkan udara sebelum masuk ke ruang bakar
akan meningkatkan kapasitas massa dari udara sehingga meningkatkan kemungkinan setiap
molekul bahan bakar untuk bertemu dengan molekul udara.
Peningkatan daya yang dicapai dengan penambahan pendingin ini adalah sekitar 1,8 % jika
didinginkan hingga mencapai 15 °C.

Kata kunci : motor diesel, pipa pendingin, daya.

Abstract
A combustion process could be complete or incomplete depends on how much air available in the combustion
chamber.
An intercooler used to cool the air entering a combustion chamber increase the mass flowrate of air. Doing
so could increase the possibility of reaction between fuel & air.
When the air is cooled to 15°C, the increase of output power using the intercoole is about 1,8 %.

Keywords : diesel engine, intercooler, power

1. Pendahuluan Untuk itulah maka pada penelitian


berikutnya banyak dicoba untuk membuat
Sejak Rudolf Diesel, seorang sarjana ruang bakar yang sedemikian rupa sehingga
berkebangsaan Jerman membayangkan motor mampu menimbulkan turbulensi yang cukup
yang bekerja dengan bahan bakar minyak berat agar setiap molekul bahan bakar yang masuk
dengan penyalaan oleh tekanan kompresi pada ke ruang bakar dapat bertemu dengan udara.
tahun 1893, maka secara terus menerus Perkembangan ruang bakar terbuka dengan
penelitian dilanjutkan untuk pengembangan memodifikasi bentuk piston hingga muncul
lebih lanjut. Perusahaan besar Krupp yang model ruang bakar kamar muka, ruang bakar
pertama tertarik untuk mengembangkan ide itu turbulen ataupun Lanova yang menghasilkan
dan pada tahun 1897 motor diesel berfungsi motor diesel indirect injection yang juga
untuk pertama kali. mempunyai kelebihan dengan turunnya getaran
Motor diesel yang pertama kali dijual secara yang terjadi.
komersial dipasang di St Louis brewery pada Pada kenyataannya walaupun secara umum
tahun 1898. Kemudian Diesel sendiri menjadi dapat dikatakan bahwa faktor kelebihan udara
seorang pengajar di US Naval Academy pada pada motor diesel sudah dicoba sekitar 100%
tahun 1912. dan turbulensi yang diciptakan sebaik mungkin
Mengingat proses pembakaran yang terjadi tetapi asap hitam masih saja terbentuk yang
pada motor diesel dapat dianggap adalah proses merupakan tanda bahwa masih ada bahan
pembakaran difusi maka masalah utamanya bakar yang belum terbakar secara sempurna.
adalah proses pencampuran udara segar dengan Untuk mengatasi hal ini maka debit massa dari
bahan bakar yang disemprotkan injektor. udara dibuat berlebih dengan cara memasang
pendingin sebelum udara masuk ke ruang
bakar.
Catatan : Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1 Percobaan yang dilakukan adalah men-
Juli 2000. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada dinginkan udara hingga 25°C, 20°C dan 15°C.
Jurnal Teknik Mesin Volume 2 Nomor 2 Oktober 2000.

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 1


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 2, No. 1, April 2000: 1 – 6

2. Alat-Alat Percobaan besar terhadap terbakarnya bahan bakar di


ruang bakar tersebut.
Motor yang Diuji Dengan proses pendinginan awal dari udara,
maka akan meningkatkan rapat massa dari
Motor yang diuji adalah sebuah motor diesel udara sehingga dalam volume yang sama akan
Isuzu 4 silinder 4 langkah dengan spesifikasi dapat ditampung sejumlah massa udara yang
sebagai berikut : lebih banyak dengan mengikuti rumus :
Tipe motor : 4JA1
Silinder : 4, in-line m2
ρ2 = ρ1 ......................................... (1)
Diameter x langkah : 93 mm x 92 mm m1
Perbandingan kompresi : 18,4 : 1
dimana :
Tekanan kompresi : 31kg/cm2(441 psi) ρ 1 = massa jenis udara pada suhu t1
Daya maksimum : 86 PS pada 3900 ρ 2 = massa jenis udara pada suhu t2
rpm m 1 = massa udara dalam silinder pada suhu t1
Torsi maksimal : 17,5 Nm pada 2300
m 2 = massa udara dalam silinder pada suhu t2
rpm
Putaran idle : 750 rpm
Daya yang diukur oleh dynamometer dapat
Tipe pompa injeksi : Bosch Distributor
dihitung dengan menggunakan rumus :
Tipe governor : Mechanical
Variable
2. π.P.R.Nd
BHP = ( dk )....................... (2)
Dynamometer X
dimana :
Sebagai alat pengukur unjuk kerja ( torsi BHP = brake horse power (dk)
dan daya ) dari motor digunakan dynamometer P = gaya aksi dynamometer (Newton)
yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut : R = panjang lengan dynamometer (m)
Merek : Zollner Nd = putaran motor (rpm)
Tipe : 3 n 19 A X = faktor pengonversi
Daya maksimum : 120 kW  ft.lb 
 det 
Putaran maksimum : 7500 rpm = 33000  
Pengatur beban : Sluice gate  dk 
 
Jumlah impeller : 1
 kg.m 
Arah putaran rem : satu arah  det 
= 4500  
Suhu air inlet minimum : 20 °C dk
 
Tekanan air : 2 ÷ 3 bar  
Panjang tuas teoritis : 0,9549 m  N.m 
 det 
= 45000  
Pendingin Udara  dk 
 
Alat ini berfungsi untuk mendinginkan Pemakaian bahan bakar spesifik ( sfc )
udara sebelum masuk ke dalam ruang bakar. 3600.m
sfc = .......................................... (3)
BHP.t
dimana :
m = massa bahan bakar sebanyak 6 ml.
= ρ.v = 740 . 0,000006 = 0,00444 kg.
t = waktu yang dibutuhkan untuk mengon-
sumsi m kg bahan bakar (detik)

Effisiensi thermis motor


3600 . 746
Gambar 1. Pendingin Udara Masuk η th = .100 % ......................... (4)
sfc . LHV

3. Teori Dasar 4. Prosedur Pengujian

Secara umum pada motor diesel harus Untuk memperoleh data dari pengujian ini
disiapkan sejumlah udara berlebih dalam ruang dilakukan prosedur pengujian pengereman dan
bakar sehingga memberikan kemungkinan lebih putaran berubah.

2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
Peningkatan Performance dengan Pendingin Udara Masuk pada Motor Diesel 4JA1 (Rahardjo Tirtoatmodjo)

Alat pendingin udara masuk diset untuk 3250

pendinginan pada suhu 15 °C, 20 °C, 25 °C dan 3000

30 °C 2750

Sebelum melakukan masing-masing prose-


dur pengujian, maka setelah pemeriksaan pada
2500

Putaran motor (rpm)


motor berupa kecukupan jumlah pelumas, air 2250

pendingin, bahan bakar dan semua perleng- 2000

kapan yang dibutuhkan untuk percobaan, motor Standard


15°C
dihidupkan pada putaran idle selama sekitar 5
1750
20°C

menit agar tercapai kondisi kerjanya. 1500 25°C


30 °C
1250

Prosedur Pengujian Pengereman dan


0 10 20 30 40 50 60

Pengereman (%)
Putaran Berubah Gambar 2. Putaran Motor Fungsi Pengereman

1. Setelah motor mencapai kondisi kerjanya Pada pembebanan rendah dimana putaran-
dan berputar pada putaran idle yaitu sekitar nya relatif tinggi terlihat bahwa penurunan
900 rpm, maka semua pompa air difungsikan suhu udara masuk justru cenderung terjadi
lalu diatur ketinggian permukaan air pada penurunan putaran pada pembebanan yang
bak penampung. sama. Sedangkan pada pembebanan yang
2. Membuka kran pemasukan air ke relatif besar (50% ke atas) maka keadaan
dynamometer hingga tekanan air masuk standard yang kurang menguntungkan.
mencapai 3 ÷ 4 bar dan posisi pengereman Hal ini terjadi karena masalah perimbangan
diletakkan pada 0 %. kebutuhan energi aktivasi untuk pembakaran
3. Putaran motor dinaikkan dengan cara awal dengan kebutuhan kecukupan udara
untuk proses pembakaran. Dalam keadaan
menekan pedal akselerasi sehingga
standard suhu udara masuk relatif lebih tinggi
mencapai putaran 3000 rpm dengan kondisi
berarti adanya energi awal yang relatif lebih
tanpa pengereman.
tinggi tetapi jumlah kecukupan udaranya untuk
4. Kemudian posisi pengereman dinaikkan bertemu dengan bahan bakar yang kurang.
secara bertahap mulai dari 5% hingga Pada putaran tinggi dimana turbulensi yang
mencapai 60 persen dengan peningkatan dihasilkan tinggi maka walaupun jumlah massa
setiap tahap sebesar 5%. Kemudian udara yang masuk relatif lebih sedikit karena
mencatat beban yang ditunjukkan pada tingginya suhu tetapi energi awal dari udara
dynamometer, waktu yang digunakan untuk yang relatif tinggi sehingga pembakaran yang
mengonsumsi 50 ml bahan bakar pada gelas terjadi cukup baik. Sedangkan pada putaran
ukur 1, return flow bahan bakar pada gelas rendah, dimana turbulensinya kurang, maka
ukur 2. Selain itu juga dicatat suhu air penurunan suhu udara masuk akan mening-
radiatornya. katkan rapat massa sehingga kecukupan
5. Mematikan pompa air. jumlah udara yang masuk lebih baik dan dalam
6. Setelah pencatatan data dilakukan pada hal ini akan lebih memberikan kemungkinan
setiap posisi pengereman dan percobaan bagi udara yang bertemu dengan bahan bakar.
sampai pada posisi terakhir, maka akhirnya 45,0
beban pengereman dikembalikan ke 0% serta 42,5

putaran dikembalikan ke posisi idle sebelum


Daya ( HP )

40,0

motor dimatikan. 37,5

35,0

32,5

30,0
5. Hasil Percobaan dan Analisa 27,5

25,0

Performance Motor 22,5 Standard


15°C
20,0
20°C
Dari percobaan yang dilakukan dimana baik 17,5 25°C

pada motor standard, kemudian motor dengan 15,0 30 °C

udara masuk yang didinginkan pada suhu 30°C,


12,5
0 10 20 30 40 50 60

25°C, 20°C dan 15°C. Pengereman (%)

Gambar 3. Daya Motor Fungsi Pengereman

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 3


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 2, No. 1, April 2000: 1 – 6

Dari pola grafik yang dihasilkan dapat 150

dikatakan daya yang dihasilkan hanya berbeda 140

Torsi S ( N.m )
sedikit saja. Pada pembebanan rendah dimana
130

putaran masih relatif tinggi, penggunaan udara


120

110
standard ataupun didinginkan tidaklah tampak 100
perbedaannya, berarti pengaruh turbulensi dan 90

kecukupan udara untuk bertemu dengan bahan 80

bakar relatif sama. 70 Standard


Dengan penambahan beban maka putaran 60 15°C

menjadi turun dimana terlihat turbulensi yang


20°C
50
25°C
terjadi relatif berkurang sehingga dibutuhkan 40 30 °C

jumlah udara yang sedikit berlebih agar dapat 30


0 10 20 30 40 50 60
bertemu dengan bahan bakar maka pendingina Pengereman (%)

udara masuk terlihat hasilnya dimana daya


puncak diberikan oleh pendinginan hingga 15°C Gambar 5. Torsi Motor Fungsi Pengereman
yang memberikan 0,77 HP lebih tinggi dari
pada penggunaan udara standard. Demikian Seperti halnya pada grafik daya motor, maka
juga pada beban puncak yaitu 60% pengereman pada grafik torsi fungsi pengereman terlihat
tampak bahwa makin rendahnya turbulensi bahwa pada pembebanan yang rendah dimana
membuat daya motor standard jauh lebih putaran masih tinggi turbulensi yang
rendah dari pada yang memanfaatkan dihasilkan dengan kecukupan udara berimbang
pendinginan udara. pengaruhnya sehingga dihasilkan grafik yang
saling berhimpit tetapi pada pembebanan yang
besar dimana putarannya rendah sehingga
45

40 kurangnya turbulensi yang terjadi, maka


tampak pada pendinginan udara masuk
Daya ( HP )

memberikan keuntungan pada torsi yang


35

30 dihasilkan. Pada grafik tampak baik dengan


pendinginan udara masuk 15°C ataupun 20 °C
memberikan torsi maksimum sebesar 143,15
25

20
Standard N.m, dibandingkan motor standard yang hanya
menghasilkan torsi sebesar 142,17 N.m.
15 °C
20 °C
15 25 °C
30 °C
Pada pembebanan selanjutnya torsi pada
10 motor standard cenderung turun lebih drastis
1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500 2700 2900 3100
Putaran ( rpm )
dibandingkan jika digunakan udara pendingin.
150

Gambar 4. Daya Fungsi Putaran Motor


Torsi ( N. m )

140

130

Pada grafik daya yang dihasilkan motor 120

fungsi putarannya tampak bahwa pada motor 110

standard putarannya relatif lebih cepat turun 100

dengan peningkatan pembebanannya diban- 90

dingkan dengan motor yang menggunakan


80

pedinginan udara masuk.


70
Standard
60 15 °C
Jika ditilik pada pembebanan 60%, motor 50
20 °C

dengan pendinginan uadara masuk 15°C masih


25 °C
40 30 °C
mampu memiliki putaran 1500 rpm, sedangkan 30

dengan pendinginan 20°C hanya 1475 rpm, dan


1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500 2700 2900 3100
Putaran (rpm)

untuk pendinginan 25°C serta 30 °C


putarannya 1450 rpm dan untuk motor Gambar 6. Torsi Fungsi Putaran Motor
standard hanya 1300 rpm. Pada motor standard
dengan pembebanan 55% saja putarannya sama Pada grafik torsi fungsi putaran motor,
dengan kalau motor tersebut diberi udara walaupun bentuk polanya sama tetapi sedikit
pendingin 15°C yaitu 1500 rpm. terlihat bahwa dengan pendinginan udara
Dengan demikian berarti pendinginan udara masuk 25 °C untuk pembebanan rendah
masuk mampu meningkatkan daya motor memberikan torsi yang relatif lebih tinggi pada
sehingga motor lebih mampu untuk diberi putaran yang sama.
pembebanan yang lebih tinggi.

4 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
Peningkatan Performance dengan Pendingin Udara Masuk pada Motor Diesel 4JA1 (Rahardjo Tirtoatmodjo)

Akan tetapi dengan makin meningkatnya standard yang suhunya relatif lebih tinggi lebih
pembebanan, hingga putaran turun dibawah menguntungkan.
2300 rpm terlihat bahwa pendinginan lebih Pendinginan udara masuk hingga 15°C
rendah hingga mencapai 15 °C lebih unggul menyebabkan sejumlah massa udara yang
karena kecukupan udara lebih memegang peran masuk lebih besar sehingga jumlah molekul
penting. udara yang masuk ke ruang bakar berlebih. Hal
ini mengakibatkan panas pembakaran yang
0,35
terjadi juga terpakai untuk memanaskan
kelebihan udara yang memiliki suhu relatif
standard
sfc (kg/(HP.s))

15°C

0,30
20°C rendah sehingga energi yang digunakan untuk
melakukan kerja menjadi berkurang. Dengan
25°C
30°C

demikian penggunaan bahan bakar menjadi


0,25 boros pada putaran tinggi dimana turbulensi
dan energi yang dimiliki udara masuk yang
memegang peran penting.
0,20

45

Effisiensi ( % )
0,15
40
0 10 20 30 40 50 60
Pengereman (%)

35
Gambar 7. sfc Fungsi Pengereman

Pada grafik penggunaan bahan bakar


30

specific ( sfc ) fungsi pengereman tampak bahwa 25


pada beban rendah atau putaran tinggi, suhu
Standard
15°C
udara masuk yang tinggi asalkan jumlahnya 20
20°C

masih cukup untuk memenuhi pembakaran


25°C
30°C

stœchiométrie, maka penggunaan bahan 15


0 10 20 30 40 50 60
bakarnya relatif lebih irit. Pengereman (%)

Dengan peningkatan pembebanan, maka


terjadi penurunan putaran yang mengkibatkan Gambar 9. Effisiensi fungsi pengereman
turunnya turbulensi yang mengakibatkan
turunnya kemampuan udara untuk bertemu Grafik effisiensi dari motor fungsi pengerem-
dengan bahan bakar sehingga penyediaan an adalah kebalikan dari grafik sfc. Terlihat
udara berlebih memberikan keuntungan bahwa pada putaran dimana menghasilkan
sehingga dapat terlihat dengan menurunkan penggunaan bahan bakar yang irit akan
suhu udara masuk akan membuat motor memberikan effisiensi yang tinggi pula dan
menjadi lebih irit. sebaliknya.

45
0,35
Effisiensi ( % )

standard
sfc ( kg/(HP.s))

15 °C 40
20 °C
0,30
25 °C
30 °C 35

0,25 30

25 Standard
0,20 15 °C
20 °C
20
25 °C
30 °C
0,15 15
1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500 2700 2900 3100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500 2700 2900 3100
Putaran (rpm) Putaran ( rpm )

Gambar 8. sfc Fungsi Putaran Motor Gambar 10. Effisiensi Fungsi Putaran Motor

Pada grafik penggunaan bahan bakar Pada putaran rendah penggunaan pendingin
specific (sfc) fungsi putaran tampak bahwa pada menunjukkan effisiensi yang lebih rendah dari
putaran tinggi, dimana turbulensi yang terjadi motor standard, hal ini menunjukkan bahwa
cukup besar sehingga penggunaan udara dengan melakukan proses pendinginan pada

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 5


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 2, No. 1, April 2000: 1 – 6

udara hisap cukup menyerap energi panas 5. Tirtoatmodjo R., Teknik Pengontrol Anti
pembakaran sehingga energi yang digunakan Polusi Kendaraan Bermotor, Universitas
untuk menggerakkan torak menjadi berkurang. Kristen Petra, 1997.
Kelebihan udara tanpa adanya turbulensi
kurang memungkinkan juga bahan bakar 6. Yonson D., Pengaruh Penambahan Ozon
bertemu dengan udara yang berlebih sehingga Terhadap Unjuk Kerja Motor Diesel, Tugas
justru kelebihan udara itu menyerap panas Akhir Jurusan Teknik Mesin UK. Petra,
hasil pembakaran. 2000.

7. _____ , Pedoman Perbaikan Mesin Diesel


6. Kesimpulan Isuzu Model 4ja1, P.T. Pantja Motor, Isuzu
Motor Limited.
Penggunaan pendingin udara masuk me-
nyebabkan peningkatan massa jenis udara,
sehingga untuk volume yang sama akan
diperoleh massa yang lebih besar dengan
demikian maka jumlah udara yang tersedia
untuk proses pembakaran lebih meningkat.
Adanya udara yang lebih banyak dengan
penggunaan pendingin udara ini memberikan
keuntungan dan kerugian. Keuntungan yang
diperoleh yaitu penyediaan udara berlebih
sehingga diharapkan hampir semua molekul
bahan bakar bisa bertemu dengan udara agar
terbakar secara sempurna. Sedangkan kerugi-
annya adalah bahwa udara dingin yang masuk
akan menyerap energi hasil pembakaran,
sehingga mengurangi energi pendorong torak,
selain itu kelebihan udara tanpa adanya
turbulensi yang baik akan kurang berguna,
karena masih ada kemungkinan bahan bakar
tidak bertemu dengan udara.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa
pada putran tinggi dan pembebanan rendah,
untuk pendinginan udara masuk 25°C saja
sudah cukup meningkatkannya walaupun daya
maksimum dicapai dengan pendinginan hingga
15 °C, tetapi dalam hal effisiensi thermis motor
standard masih lebih menguntungkan.

Daftar Pustaka

1. Arquès P., Moteurs Alternatifs À Combustion


Interne, Masson, 1987.

2. Heywood J.B., Internal Combustion Engine


Fundamentals, Mcgraw-Hill, Singapore,
1988.

3. Obert E.F., Internal Combustion Engine And


Air Polution, Harper & Row Publisher, Inc,
New York, 1973.

4. Tirtoatmodjo R., Teknik Pembakaran Dan


Bahan Bakar, Universitas Kristen Petra,
1995.

6 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/

Anda mungkin juga menyukai