Anda di halaman 1dari 28

“Konsep Teknologi Elektrik, Perkembangan Teknologi Elektrik Dalam Pelayanan

Kesehatan & Teknologi Elektrik Dalam Terapi Klinik”

Disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Teknologi Kesehatan

Dosen Pengampu : Ns. Priyanto, M.Kep., Ns.Sp.Kep.MB.

Nama Kelompok 5 :

1. ANGELA EVELYNA B (010115A014)


2. DESTRI MAHESTI (010115A027)
3. FEBRIANA WULAN (010115A042)
4. FRISKA AYU C (010115A045)
5. I KETUT WISMA J (010115A053)

PSK A

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan ide pemikirannya.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami menyadari masih


ada kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Ungaran, September 2016


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.................................................................................................
B. TUJUAN.......................................................................................................................
C. MANFAAT...................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. KONSEP TEKNOLOGI ELEKTRIK.......................................................................


B. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI ELEKTRIK DALAM PELAYANAN
KESEHATAN..............................................................................................................
C. TEKNOLOGI ELEKTRIK DALAM TERAPI KLINIK.......................................
D. PERAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI ELEKTRIK.......

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN............................................................................................................
B. SARAN.........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia
sudah menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia
berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih
aman dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang
menggunakan akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang
dihadapinya.
Era Globalisasi sekarang ini kemajuan teknologi sangat berkembang dengan
begitu pesat. Salah satu kemajuan teknologi tersebut ialah teknologi informasi (TI)
yang telah merambah keberbagai bidang kehidupan manusia. Defenisi Teknologi
Informasi itu sendiri adalah Studi atau penggunaan peralatan elektronika, untuk
menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja melalui berbagai
media (seperti internet), termasuk kata-kata, bilangan dan gambar.
Salah satu kemajuan teknologi informasi merambah pada bidang kesehatan seperti
kedokteran. Kemajuan dalam bidang kesehatan ini sangat berkembang dengan begitu
pesat, sehingga banyak temuan-temuan yang didapatkan dengan bantuan Teknologi
Informasi baik dalam bidang pengorganisasian rumah sakit, pengobatan, maupun
penelitian pengembangan dari ilmu kesehatan itu sendiri. Pelayanan kesehatan
berbasis teknologi informasi tengah mendapat banyak perhatian dunia. Terutama
disebabkan oleh janji dan peluang bahwa teknologi mampu meningkatkan kualitas
kehidupan manusia
Dalam bidang kedokteran sendiri kemajuan Teknologi Informasi sangat menunjang
ilmu kedokteran baik klinis, dasar maupun komunitas. Sebagai hasilnya, tidak kurang
dari 750.000 jurnal dengan berbagai bahasa terbit setiap tahunnya yang bisa di
searcing melalui jaringan internet. Akan tetapi tidak semua penelitian dapat
diterapkan kepada pasien, sehingga dokter hendaknya memiliki pemahaman
mengenai metodologi penelitian.
Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih
750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan
cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte
perkembangan terbaru, Selain teknologi informasi juga memiliki kemampuan dalam
memfilter data dan mengolah menjadi informasi,

Dengan berkembangnya teknologi ,banyak manfaat yang dapat diperoleh oleh


teknologi .banyak peralatan canggih yang diciptakan oleh tangan lincah manusia yang
sangat berguna dan dibutuhkan oleh masyarakat di dunia.
B. TUJUAN
1. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana Konsep Teknologi Elektrik.
2. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana Perkembangan Teknologi Elektrik dalm
Pelayanan Kesehatan.
3. Agar mahasiswa mengetahui apa saja Teknologi Elektrik dalam Terapi Klinik.
4. Agar mahasiswa mengetahui apa peran perawat dalam penggunaan teknologi
elektrik.
5. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana agar memperoleh kewenangan dalam
penggunaan suatu teknologi tertentu.
C. MANFAAT

Dengan dibuatnya makalah ini, tentunya untuk menambah wawasan


mahasiswa mengenai perkembangan teknologi elektrik khususnya dibidang
kesehatan. Serta diharapkan mahasiswa mengetahui apa saja teknologi elektrik terbaru
yang sudah mulai berkembang dan dipergunakan dalam dunia kesehatan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP TEKNOLOGI ELEKTRIK

Konsep berasal dari bahasa latin conceptum yang artinya sesuatu yang
dipahami. Konsep merupakan abstraksi suatu ide/gagasan atau gambaran mental yang
akan dimunculkan secara nyata melalui suatu kata atau simbol.

Teknologi merupakan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang


yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan
teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-
alat sederhana.

Elektrik atau Elektronika merupakan ilmu yang mempelajari alat listrik arus
lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel
bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel,
semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini
merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit
elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik
elektronika dan instrumentasi.

Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini disebut sebagai


peralatan elektronik (electronic devices). Contoh peralatan (piranti) elektronik ini:
Tabung Sinar Katode (Cathode Ray Tube, CRT), radio, TV, perekam kaset, perekam
kaset video (VCR), perekamVCD, DVD, kamera video, kamera digital, komputer
pribadi desk-top, komputer Laptop,robot,dll.

Teknologi Elektrik merupakan keseluruhan sarana prasarana untuk


menyediakan barang-barang yang berbasis elektrik atau terhubung dengan arus listrik
yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Selain itu juga
untuk mendukung aktivitas manusia di zaman modern ini yang sangat membutuhkan
kecepatan ketepatan dan kepraktisan dalam melakukan suatu pekerjaan tertentu,
contohnya dalam dunia medis.
B. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI ELEKTRIK DALAM PELAYANAN
KESEHATAN

Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia
sudah menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia
berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih
aman dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang
menggunakan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Pada
zaman sekarang ini, sudah makin banyak penemuan-penemuan baru mengenai alat-
alat kesehatan yang sangat canggih. Kepraktisan dan kemudahan dalam penggunaan
alat-alat pun sangat dibutuhkan dalam dunia medis itu sendiri. Pada zaman
sebelumnya, alat-alat kesehatan masih sangat minim, dan bahkan masih banyak yang
menggunakan cara manual sehingga memperlambat kinerja tenaga medis ketika
melayani pasiennya. Namun pada zaman modern kini, semakin banyak bermunculan
berbagai macam alat-alat kesehatan canggih yang mendukung dunia medis. Bukan
hanya pasien saja yang diuntungkan, akan tetapi para tim kesehatan seperti dokter,
perawat, dan tenaga medis lainnya juga dipermudah dengan adanya alat ini. Proses
pemeriksaan pasien hingga penanganan intens terhadap pasien dapat dilakukan
dengan sangat cepat dan dengan hasil yang akurat pula.

Kemajuan teknologi di bidang kesehatan berkembang begitu pesat. Perkembangan


teknologi tersebut dapat dilihat dari banyaknya perubahan sistem yang digunakan di
rumah sakit dari zaman dahulu hingga saat ini. Zaman dahulu sistem yang digunakan
dalam bidang kesehatan lebih bersifat manual sedangkan pada saat ini perubahan di
dalam bidang kesehatan lewat perpaduannya dengan teknologi telah menciptakan
berbagai macam teknik pengobatan terbaru yang dulu tidak pernah terpikirkan
sebelumnya. Kemajuan teknologi tersebut sangat besar dalam bidang kesehatan,
dengan perkembangan teknologi menimbulkan dampak perkembangan pengetahuan
yang begitu cepat. Seperti, penggunaan teknologi informasi untuk mendukung
manajemen informasi kesehatan yang memiliki kemampuan pengolahan lebih cepat
dengan berbagai aplikasi inovatif terbaru. Secara umum teknologi di bidang kesehatan
yang mengalami perubahan begitu pesat yaitu dalam hal penggunaan rekam medis.
Rekam medis dengan berbasis komputer akan menghimpun berbagai data klinis
pasien secara lengkap.
Kemajuan teknologi lainnya yaitu adanya resep elektronik. Jika pada zaman
dahulu, penulisan resep secara manual yang lebih memungkinkan adanya keselahan.
Pada saat ini, resep elektronik ini diharapkan dapat mengurangi kesalahan pembacaan
oleh pihak lain yang mengolah resep tersebut menjadi obat yang diberikan kepada
pasien. Selain itu, resep elektronik merupakan bagian dari sistem catatan kesehatan
pasien yang akan membantu tenaga kesehatan untuk menghindari kesalahan-
kesalahan yang biasanya terjadi dalam peresepan obat misalnya interaksi obat, cara
pemakaian yang salah, atau pencegahan reaksi alergi akibat obat. Selain itu, adanya
alat-alat canggih dalam bidang kesehatan yang berfungsi untuk menunjang dalam
penanganan pasien seperti mesin USG yang dapat mendeteksi penyakit sejak dini,
cangkok jantung, cangkok ginjal dan perkembangan tekonologi lainnya. Teknologi
yang semakin berkembang tersebut menuntut realisasi yang berdampak positif
terhadap kehidupan manusia khususnya di bidang kesehatan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi memberikan banyak pengaruh


pada bidang kesehatan. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif maupun
negatif. Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat membawa perubahan yang
besar di masyarakat. Dalam bidang kesehatan, kemajuan teknologi dapat
mempermudah manusia dalam mengubah sistem transformasi dan komunikasi.
Penggunaan rekam medik berpotensi memberikan manfaat yang begitu besar bagi
pelayanan kesehatan seperti fasilitas pelayanan dasar maupun rujukan rumah sakit.
Selain itu, manfaat penggunaan rekam medik juga bermanfaat bagi pasien karena
dapat meningkatkan keefektifan dan efesiensi dalam proses pelayanan kesehatan.
Selain itu, mempermudah tenaga kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan
membantu dalam pengambilan keputusan klinis seperti penegakan diagnosa,
pemberian terapi, menghindari terjadinya reaksi alergi dan duplikasi obat.
Berikut adalah Penemuan Teknologi Kesehatan Terbaru yang berbasis
elektrik:

1. Ventilator

Ventilator adalah suatu alat system bantuan nafas secara mekanik yang di
desain untuk menggantikan/menunjang fungsi pernafasan.

Prosedur penggunaan :
a. Pasang set tubing ventilator, humidifier, test lung.
b. Sambungkan ventilator ke sumber listrik
c. Set tombol utama di belakang ventilator dengan cara menarik dulu baru menekan
ke atas.
d. Yakinkan indicator lampu hijau menyala.
e. Yakinkan EXPIRED MINUTE VOLUME dan AIRWAY PRESSURE pada posisi
0
f. Yakinkan GAS SUPPLY ALARM  aktif ( lampu merah menyala )
g. Yakinkan SET. MIN. VOL. ALARM & SET O2 ALARM  lampu menyala
h. Hubungkan selang O2 ke konektor O2 sentral
i. Hubungkan selang pressure air ke konektor sentral.
a) Set WORKING PRESSURE normal : 60 cm H2O
b) Set PRESET INSP. MIN. VOL. Pada 7,5 L/menit, constant flow,
BREATHS/MIN 10, INSP.TIME 25 % dan PAUSE TIME 30%.
c) Tutup Y-piece/servo humidifier
d) Yakinkan AIR PRESSURE meter menunjukkan nilai yang sama selama
inspirasi dan saat berhenti dengan WORKING PRESSURE, yaitu 60 cm
H2O
j. Cek UPPER PRESS. LIMIT alarm dengan cara :
a) Set mode VOL. CONTROL
b) Tutup Y-piece/servo humidifier
c) Putar tombol UPPER PRESS LIMIT ke 55 cmH2O, yakinkan inspirasi
berhenti dan alarm menyala.
d) Kembalikan lagi tombol ke 80 cmH2O
k. Cek MINUTE VOLUME
a) Set frekuensi nafas ( BREATHS/MIN )pada 20 x/menit
b) Pasang test lung
c) Set tombol parameter pada posisi EXP. MIN. VOL. L/Min
d) Lihat pada display, EXPIRED MINUTE VOLUME meter akan terbaca 7,5
± 0,5 l/menit setelah beberapa menit.
l. Cek MINUTE VOLUME alarm
a) Pada Lower alarm limit : Putar tombol LOWER ALARM LIMIT pada 7,5
l/menit, yakinkan alarm akan menyala pada kisaran 7,5 ± 0,5 l/menit
b) Pada Upper Alarm Limit : Putar tombol UPPER ALARM LIMIT pada 7,5
l/menit, yakinkan alarm akan menyala pada kisaran 7,5 ± 0,5 l/menit
m. O2 alarm
a) Set tombol parameter pada O2 CONC. %
b) Set mixer O2 pada 40% sehingga terbaca pada display
c) Putar tombol LOWER ALARM LIMIT searah jarum jam , yakinkan alarm
menyala pada kisaran 36 – 44 %, lalu putar kembali ke 18%
d) Putar tombol UPPER ALARM LIMIT berlawanan arah jarum jam,
yakinkan alarm akan menyala pada kisaran 36-40%, lalu putar kembali ke
100%.
n. APNEU ALARM
a) Set mode CPAP
b) Alarm akan menyala setelah ± 15 detik setelah mode diubah
o. Digital Display
a) Set tombol parameter pada BREATHS/MIN
b) Nilai akan terbaca pada display sesuai dengan nilai yang di set pada
tombol BREATHS/MIN
p. Cek PRESSURE LEVEL
a) Set mode pada PRESS. CONTR.
b) Set BREATHS/Min pada nilai paling rendah
c) Set PEEP pada + 10 cmH2O
d) Set INSP. PRESS. LEVEL pada + 10 cmH2O
e) Yakinkan nilai yang terbaca pada AIRWAY PRESSURE meter pada
kisaran +20 ± 2 cmH2O.
f) Kembalikan posisi PEEP dan INSP.PRESS. LEVEL pada 0
g) Kembalikan set mode ke VOL. CONTR,
q. Set mode sesuai kebutuhan dan kondisi pasien ( sesuai indikasi )
Sambungkan ke pasien melalui ETT

Petugas yg berwewenang dalam menggunakan alat :

1. Dokter

2. Perawat

2. Aspirin Elektrik

Cara kerjanya sebagai berikut : Ketika pasien merasa sakit kepala, remote
control yang diletakan di pipi akan memberikan stimulasi saraf untuk memblokir
nyeri.

Alat tersebut berupa pemancar sinyal listrik kecil yang dapat diimplankan
pada kranial (tengkorak), khususnya pada bagian rahang yang bergusi. Alat
tersebut akan memancarkan impuls listrik yang akan memblokir sinyal sakit
kepala yang dipancarkan oleh bagian sistem syaraf yang disebut sphenopalatine
ganglion (SPG)
Petugas yg berwewenang dalam menggunakan aspirin elektrik :

1. Dokter

2. Perawat

Di rumah sakit international hanya boleh di operasikan oleh dokter & perawat.
Selain dokter dan perawat alat ini tidak boleh di gunakan.

(Dr. Frank Papay, Ketua Depatemen Dermatologi dan operasi Plastik di


Cleveland Clinic".)

3. INCUBATOR

Inkubator Bayi merupakan salah satu alat medis yang berfungsi untuk menjaga
suhu sebuah ruangan supaya suhu tetap konstan /stabil. Pada modifikasi manual-
otomatis inkubator bayi , terdapat sebuah boks kontrol yang dibagi menjadi 2
bagian (bagian atas dan bagian bawah).
Cara menggunakan inkubator bagi BBLR :
1. Membersihkan inkubator dengan disinfektan setiap hari dan bersihkan secara
keseluruhan setiap minggu atau setiap akan dipergunakan
2. Tutup matras dengan kain bersih
3. Kosongkan air reservior (dapat menjadi tempat tumbuh bakteri berbahaya dan
menyerang bayi)
4. Atur suhu inkubator sesuai umur dan berat bayi
5. Hangatkan inkubator sebelum digunakan
6. Bila memerlukan pengamatan seluruh tubuh bayi atau terapi sinar, lepas
semua pakaian bayi dan segera kenakan pakaian kembali setelah pengamatan
terapi selesai
7. Tutup inkubator secepat mungkin, jaga lubang selalu tertutupagar inkubator
tetap hangat
8. Gunakan satu inkubator untuk satu bayi
9. Periksa suhu inkubator dengan termometer ruangan dan ukur suhu bayi
peraksila setiap jam dalam 8 jam pertama kemudian setip 3 jam.
10. Pindahkan bayi ke ibu secepatnya apabila bayi sudah tidak menunjukan tanda-
tanda sakit.

4. EKG (ELEKTROKARDIOGRAM)

Elektrokardiogram (EKG) atau electrocardiogram (ECG) adalah tes medis


untuk mendeteksi kelainan jantung dengan mengukur aktivitas listrik yang
dihasilkan oleh jantung, sebagaimana jantung berkontraksi. EKG dapat membantu
mendiagnosis berbagai kondisi kesehatan seperti aritmia jantung, pembesaran
jantung, peradangan jantung (perikarditis atau miokarditis), dan penyakit jantung
koroner.
Cara menggunakan EKG :
a. Pasang semua komponen/kabel-kabel pada mesin EKG
b. Nyalakan mesin EKG
c. Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang luas. Tangan dan kaki
tidak saling bersentuhan
d. Bersihkan dada, kedua pergelangan kaki dan tangan dengan kapas alcohol
(kalau perlu dada dan pergelangan kaki dicukur)
e. Keempat electrode ektremitas diberi jelly.
f. Pasang keempat elektrode ektremitas tersebut pada kedua pergelangan tangan
dan kaki. Untuk tangan kanan biasanya berwarna merah, tangan kiri berwarna
kuning, kaki kiri berwarna hijau dan kaki kanan berwarna hitam.
g. Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi elektrode V1 s/d V6.
1) V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna merah
2) V2 di garis parasternal kiri sejajar dengan ICS 4 berwarna kuning
3) V3 di antara V2 dan V4, berwarna hijau
4) V4 di garis mid klavikula kiri sejajar ICS 5, berwarna coklat
5) V5 di garis aksila anterior kiri sejajar ICS 5, berwarna hitam
6) V6 di garis mid aksila kiri sejajar ICS 5, berwarna ungu
h. Pasang elektrode dada dengan menekan karet penghisap.
i. Buat kalibrasi
j. Rekam setiap lead 3-4 beat (gelombang), kalau perlu lead II panjang (minimal
6 beat)
k. Kalau perlu buat kalibrasi setelah selesai perekaman
l. Semua electrode dilepas
m. Jelly dibersihkan dari tubuh pasien
n. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai
o. Matikan mesin EKG
p. Tulis pada hasil perekaman : nama, umur, jenis kelamin, jam, tanggal, bulan
dan tahun pembuatan, nama masing-masing lead serta nama orang yang
merekam
q. Bersihkan dan rapikan alat

Yang berwenang menggunakanya adalah dokter dan perawat


C. TEKNOLOGI ELEKTRIK DALAM TERAPI KLINIK

Dalam terapi klinik masa kini, semakin meningkatkan kualitas pelayanan


terhadap pasien dengan adanya teknologi-teknologi canggih yang mendukung
penanganan pasien. Alat-alat yang sangat praktis dan dengan hasil yang akurat akan
mempermudah pasien dan juga tenaga medis.

Berikut adalah beberapa alat elektrik yang banyak digunakan dalam terapi
klinik:

1. Short Wave Diathermi (SWD)

Short Wave Diathermy adalah suatu alat therapy yang memancarkan


gelombang pendek yang digunakan untuk pemanasan pada jaringan dalam dan
pembuluh darah agar peredaran darah menjadi lancar dengan merubah energi
elektromagnet menjadi energi panas.

Kegunaan alat ini dapat dipercaya dalam penggunaan terapi yang dapat
menyembuhkan inflamasi sendi baik lutut maupun bahu, keseleo pada lutut, sakit
pinggang, reumatik, nyeri punggung bawah dan lain lain.

Prinsip Kerja
Pola  pemanasan yang dihasilkan tergantung pada tipe SWD serta
kandungan air dan elektrolit dalam jaringan (jaringan berkadar air tinggi
misalnya : otot, kulit, darah, sedangkan jaringan berkadar air rendah misalnya :
tulang dan lemak).
Intensitas SWD sesuai dengan persepsi nyeri pasien. Sebuah kain handuk
digunakan sebagai antara dan untuk menyerap keringat yang sangat konduktif dan
bisa menimbulkan pemanasan fokal yang berbahaya. Waktu pengobatan adalah
15-30 menit.
Langkah Pengoperasian

a. Persiapan dan Pelaksanaan :


1) Tempatkan alat pada ruang tindakan.
2) Lepaskan penutup debu
3) Siapkan aksesoris (electrode)
4) Hubungkan alat dengan terminal pembumian
5) Hubungkan alat dengan catu daya
6) Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON.
7) Lakukkan pemanasan secukupnya
8) Atur tombol sesuai kebutuhan pelayanan
9) Lakukan test fungsi tombol emergenci stop, tuning, timer dan
intensitas
10) Jelaskan fungsi dan cara penggunaan tombol emergenci stop pada
pasien.
11) Beritahukan kepada pasien, mengenai tindakan yang akan dilakukan
12) Tentukan electrode yang akan di gunakan dan pasang pada alat.
13) Atur intensitas energi sesuai yang di perlukan.
14) Tempatkan electrode pada obyek
15) Atur waktu penyinaran
16) Lakukan penyinaran. Perhatikan kondisi pasien
b. Pengemasan dan Penyimpanan :
1) Setelah terapi selesai, kembalikan tombol intensitas energi keposisi
minimum
2) Matikan alat dengan menekan atau memutar tombol ON/OFF ke posisi
OFF
3) Lepaskan hubungan alat dengan catu daya
4) Lepaskan kebel pembumian
5) Lepaskan electrode dan bersihkan
6) Bersihkan alat. Pastikan alat dalam keadaan baik dan siap di fungsikan
pada pemakaian berikutnya
7) Simpan alat dan aksesoris ke tempat semula dan       Pasang penutup
debu
8) Catat beban kerja alat - dalam jumlah pasien
PETUGAS YANG BERWEWENANG DALAM MENGGUNAKAN ALAT ;

1. Dokter
2. Perawat, perawat hanya bersifat memonitoring alat tersebut ketika di gunakan
dalam metode pengobatan pasien

2. TENS 21(Transcutaneous Electrical Nerve Stimulator 21)

TENS merupakan sebuah teknik penghilang nyeri (analgesik) yang sederhana


dan non-invasive, yang telah digunakan secara luas di dunia medis oleh ahli
fisioterapi, perawat, atau bidan. (Johnson, 1997; Pope, Mockett and Wright,1995;
Reeve, Menon and Corabian, 1996; Robertson and Spurritt, 1998)

TENS biasanya juga digunakan untuk meringankan berbagai jenis nyeri,


seperti nyeri paska persalinan, nyeri paska operasi, nyeri punggung, nyeri akibat
artritis, nyeri neuropatik, nyeri menstruasi, nyeri kepala, dan migrain. (Hansson,
1999). TENS merupakan teknik penghilang nyeri yang non-invasive ,tidak
menyebabkan adiksi, dan hampir tanpa efek samping yang bermakna. Penggunaan
alat terapi TENS saat ini pada umumnya tidak praktis, karena diperlukan
keterampilan dan pengetahuan khusus untuk menyesuaikan program yang ada
pada alat terapi TENS dengan keluhan dan jenis terapi yang diinginkan.
Akibatnya alat terapi TENS lebih banyak digunakan di klinik rehabilitasi medik
dan fisioterapi.
Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) merupakan suatu cara
penggunaan energi listrik yang digunakan untuk merangsang sistem saraf dan
peripheral motor yang berhubungan dengan perasaan melalui permukaan kulit
dengan penggunaan energi listrik dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai
tipe nyeri. TENS mampu mengaktivasi baik syaraf berdiameter besar maupun
kecil yang akan menyampaikan berbagai informasi sensoris ke saraf pusat.
Efektifitas TENS dapat diterangkan lewat teori gerbang kontrol.

TENS memiliki tiga bentuk pulsa, antara lain adalah:

1) Monophasic memiliki bentuk gelombang rectangular, trianguler dan


gelombang separuh sinus searah.
2) Biphasic memiliki bentuk gelombang simetris.
3) Polyphasic ada rangkaian gelombang sinus dan bentuk interfensi atau
campuran.

Pulsa monophasic selalu mengakibatkan pengumpulan muatan listrik pulsa


dalam jaringan sehingga akan terjadi reaksi elektrokimia dalam jaringan yang
ditandai dengan rasa panas dan nyeri apabila penggunaan intensitas dan durasi
terlalu tinggi.

a. Modifikasi Intensitas

Intensitas pulsa yang memadai durasi pulsa akan memberikan energi


listrik ke dalam suatu jaringan pada tiap-tiap fase dari pulsa disebut muatan
pulsa. dengan kata lain muatan pulsa ditentukan oleh intensitas arus dan
durasi pulsa. Intensitas tersebut juga berpengaruh dalam menentukan
besarnya muatan arus listrik dalam pulsa dan puncak arus listrik yang
berhubungan langsung dengan penetrasi dalam jaringan. Muatan pulsa akan
menimbulkan reaksi elektrikimia pada jaringan didalam elektroda. Ukuran
elektroda juga akan menentukan besarnya muatan listrik berkisar antara 20-
200 mikrocolums per fase, per centimeter persegi dari ukuran elektroda.

Intensitas durasi dan pulsa yang tinggi pada aplikasi stimulasi elektris
akan menimbulkan reaksi elektrokimia yang besar yang ditandai dengan
warna kemerah-merahan dan rasa nyeri pada jaringan dibaawah elektroda.
Dengan alasan ini maka dosis stimulasi elektris secara subjektif ditentukan
dengan tolerasi pasien.

b. Frekuensi Pulsa

Frekuesi pulsa merupakan kecepatan/pulsa rate yang terjadi pada setiap


second sepanjang durasi arus listrik yang mengalir. Frekuensi pulsa dapat
berkisar 1-200 pulsa/detik. Frekwensi juga menyebabkan tipe respon terhadap
motoris maupun sensoris. Frekwensi pulsa tinggi >100 pulsa/detik
menimbulkan respon kontraksi tetanik dan sensibilitas getaran sehingga otot
cepat lelah.

Frekwensi arus listrik rendah cenderung bersiafat iritatif terhadap jaringan


kulit sehingga dirasakan nyeri apabila intensitas tinggi. Arus listrik frekwensi
menengah bersifat lebih lebih konduktif untuk stimulasi elektris, karena tidak
menimbulkan tahanan kulit atau tidak bersifat iritatif dan mempunyai
penetrasi yang lebih dalam.

c. Penerapan Elektroda

Penempatan elektrode tidak terbatas pada daerah nyeri saja, tetapi


penempatan elektroda pada daerah nyeri memberikan hasil yang baik terhadap
penurunan tingkat nyeri. bisa juga penempatan elektrode pada area
dermatome, trigger dan pada titik acupuntur.

a) Di sekitar nyeri
Penempatan pada daerah nyeri paling mudah dan paling sering
digunakan.
b) Area dermatom

Mannheim menyarankan 3 cara teknik pada area dermatom yang


mungkin dapat di gunakan:

- Penempatan pada area dermatom yang terlibat.


- Penempatan pada lokasi spesifik dalam area dermatom.

- Penempatan pada dua tempat yaitu di anterior dan di posterior dari


suatu area dermatom tertentu.

c) Area acupuntur, trigger dan motor point


Area ini mungkin dilakukan oleh pemeriksaan dengan
menggunakan elektronik, sebab titik-titik ini jadi lebih konduktif di
sekitar jaringan. Tahanan rendah pada titik acupuntur bersesuaian pada
erea vasodilatasi atau pada aktive pseudomotor glands.

Kontra Indikasi

Kontra indikasi dari TENS antara lain , hipersensitif kulit


karena penggunaan TENS dalam waktu lama dengan intensitas tinggi
dapat menyebabkan resiko elektrical damage.

Dosis

Kondisi osteoathritis menggunakan TENS konvensional


dengan pulsa pendek sekitar 50 ms pada 40-150 Hz, dengan frekwensi
tinggi dan intensitas rendah ber-durasi 200 msec. Tipe konvensional
dapat mengurangi nyeri dalam waktu 10 – 15 menit dengan lama
pemberian antara 30 menit. Intensitas rendah akan mengstimulasi
serabut Ab untuk menginhibisi nyeri dengan pain gate mechanism.

Prosedur Penggunaan TENS :

a. Persiapan alat
Tentukan prosedur yang akan digunakan, semua tombol dalam posisi
nol. Pad dibasahi terlebih dahulu, untuk pad yang menggunakan gel
diletakan pada permukaan pad yang akan di kontakan dengan kulit pasien.
Pemeriksaan alat yang akan di gunakan. Pesiapan semua materi yang akan
digunakan. Pemanasan alat yakinkan tombol intensitaas “off”.
b. Persiapan pasien
Posisi pasien senyaman dan serileks mungkin. Periksa area yang akan
di terapi dalam hal ini: kulit harus bersih dan bebas dari lemak, lotion.
Periksa sensasi kulit. Lepaskan semua metal diarea terapi. Sebelum
memulai intervensi, terapist memberi penjelasan mengenai cara kerja dan
efek yang dapat ditimbulkan dari TENS.
c. Intervensi
Pad diletakan pada daerah nyeri, dengan durasi 15 menit dan fekuensi
6 kali.

Petugas yang berwewenang dalam menggunakan alat :

a) Dokter
b) Perawat
c) Bidan
d) Fisioterapi

3. Electro sugery

Salah satu alat penunjang alat kesehatan adalah ESU (electro surgery
unit), yang digunakan pada saat tindakan pembedahan. Pada zaman dulu,
pembedahan dilakukan dengan cara biasa, yaitu dengan pisau bedah.
Pembedahan konvensional ini terkadang menyebabkan pasien banyak
mengeluarkan darah. Dengan menggunakan ESU, pendarahan yang terjadi
pada saat tindakan pembedahan dapat diminimalisir, karena pembuluh darah
yang tebuka disekitar luka dapat langsung menutup. 
Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu  dengan
memanaskan jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus
listrik frekuensi tinggi pada jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan
elektroda sebagai medianya. Adapun jangkauan frekuensi yang biasa dipakai
berkisar antara 500 kHz sampai dengan 2,5 MHz.
Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan
monopolar.
1) Mode bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi
(pembekuan). Sebuah elektroda berbentuk pinset digunakan untuk
menjepit jaringan yang tidak diinginkan, kemudian arus listrik frekuensi
tinggi mengalir dari ujung elektroda melewati jaringan tadi kemudian
menuju ujung elektroda yang lain.
2) Pada mode monopolar digunakan dua elektroda terpisah, yaitu elektroda
aktif dan elektroda pasif/ netral dengan permukaan yang lebih luas yang
ditempatkan dekat dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik akan
terpusat pada elektroda aktif dan elektroda netral didesain untuk
mendistribusikan arus listrik dengan tujuan mencegah kerusakan jaringan.
Mode monopolar lazimnya digunakan pada bedah mayor dengan metode
pemotongan/ cutting. Oleh karena itu, mode bipolar lebih banyak
digunakan untuk melakukan pembedahan minor.ngan jaringan. Bentuk
gelombang kontinyu menyebabkan terjadinya pemanasan yang sangat c

Karena hal tersebut maka pada jaringan akan terjadi pengentalan atau
koagulasi. Bentuk gelombang campuran (blend 1,2 dan 3) bukanlah
pencampuran dari gelombang kontinyu dan intermitten, melainkan modifikasi
pada siklus tugas dari gelombang utama. Dari blend 1 sampai blend 3 siklus
tugasnya semakin dikurangi. Semakin rendah siklus tugasnya maka panas
yang dihasilkan juga semakin berkurang. Pada blend 1 memiliki efek
pemanasan yang tinggi dengan efek hemostasis yang rendah. Sedangkan pada
Blend 3 memiliki efek pemanasan yang rendah dengan efek hemostasis tinggi.
Tubuh manusia mempunyai suatu tahanan atau resistansi dari elemen-
elemen di dalam tubuh yang berbeda-beda, namun besarnya relatif sama
dengan kadar air yang dikandung dari masing-masing elemen: otot berkadar
air 72%, hingga 75%, otak berkadar air sekitar 68%, lemak 14%, semakin
banyak kadar air yang dimiliki jaringan maka semakin baik daya hantar
listriknya. Apabila tahanan ini dialirkan arus listrik, maka akan ada energi
listrik yang hilang dan berubah menjadi panas. Semakin besar arus listrik yang
dihasilkan maka semakin besar pula panas yang dihasilkan, serta makin besar
juga efek perusakan pada jaringan tubuh
Dalam penggunaan pesawat ESU terdapat beberapa efek yang dapat
mempengaruhi jaringan-jaringan biologis pada tubuh yang diakibatkan karena
frekuensi tinggi. Dampak yang ditimbulkan dari frekuensi tinggi itu antara
lain:
1) Efek Thermal
Efek Thermal yaitu terjadinya panas pada jaringan tubuh yang
disebabkan   oleh aliran frekuensi tinggi yang masuk ke dalam tubuh.
2) Efek Faradik
Efek Faradik ini dapat timbul karena bila suatu otot pada tubuh
diberikan arus dengan frekuensi tertentu maka secara refleks otot akan
bergerak akibat rangsangan yang diterimanya. Untuk menghindari
terjadinya efek faradik itu maka frekuensi yang digunakan sekurang-
kurangnya 300KHz,
3) Efek Elektrolitik
Efek Elektrolitik adalah efek yang ditimbulkan karena mengalirnya
arus listrik di dalam jaringan biologis sehingga mengakibatkan terjadinya
pergerakan ion-ion dalam tubuh.

D. PERAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI ELEKTRIK


1. Perawat sebagai Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga
terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
2. Perawat sebagai Advokator
Advocacy adalah melindungi klien atau masyarakat terhadap
pelayanankesehatan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan
melanggar etika yangdilakukan oleh siapa pun.
3. Perawat kolaborasi atau perawat berkolaborasi dengan tenaga medis lainnya
seperti dokter.
Kolaborasi adalah proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan
praktek bersama sebagaikolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-
batasan lingkup praktek mereka dengan berbagi nilai-nilai dan saling mengakui
dan menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk merawat individu,
keluarga dan masyarakat.

E. KEWENANGAN DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI ELEKTRIK


SECARA KESELURUHAN :
1. Telah menempuh jalur pendidikan khusus seperti kursus penggunaan alat-alat
tertentu.
2. Telah menempuh pendidikan spesialisasi alat-alat kesehatan khusus.
3. Telah teruji dalam hal keahlian dan kompetensi (telah tersertivikasi)
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Konsep berasal dari bahasa latin conceptum yang artinya sesuatu yang
dipahami. Konsep merupakan abstraksi suatu ide/gagasan atau gambaran mental yang
akan dimunculkan secara nyata melalui suatu kata atau simbol.
Teknologi merupakan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang
yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan
teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-
alat sederhana.
Elektrik atau Elektronika merupakan ilmu yang mempelajari alat listrik arus
lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel
bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel,
semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini
merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit
elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik
elektronika dan instrumentasi.

Teknologi Elektronik merupakan keseluruhan sarana prasarana untuk


menyediakan barang-barang yang berbasis elektrik atau terhubung dengan arus listrik
yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Selain itu juga
untuk mendukung aktivitas manusia di zaman modern ini yang sangat membutuhkan
kecepatan ketepatan dan kepraktisan dalam melakukan suatu pekerjaan tertentu,
contohnya dalam dunia medis.

Kemajuan teknologi di bidang kesehatan berkembang begitu pesat.


Perkembangan teknologi tersebut dapat dilihat dari banyaknya perubahan sistem yang
digunakan di rumah sakit dari zaman dahulu hingga saat ini. Zaman dahulu sistem
yang digunakan dalam bidang kesehatan lebih bersifat manual sedangkan pada saat
ini perubahan di dalam bidang kesehatan lewat perpaduannya dengan teknologi telah
menciptakan berbagai macam teknik pengobatan terbaru yang dulu tidak pernah
terpikirkan sebelumnya. Kemajuan teknologi tersebut sangat besar dalam bidang
kesehatan, dengan perkembangan teknologi menimbulkan dampak perkembangan
pengetahuan yang begitu cepat. Seperti, penggunaan teknologi informasi untuk
mendukung manajemen informasi kesehatan yang memiliki kemampuan pengolahan
lebih cepat dengan berbagai aplikasi inovatif terbaru. Secara umum teknologi di
bidang kesehatan yang mengalami perubahan begitu pesat yaitu dalam hal
penggunaan rekam medis. Rekam medis dengan berbasis komputer akan menghimpun
berbagai data klinis pasien secara lengkap.

Alat- alat teknologi elektrik yang sering digunakan diantaranya adalah


ventilator, incubator, EKG, aspirin elektrik, dan lain sebagainya.

Alat-alat yang biasa digunakan dalam terapi klinik diantaranya ada SWD,
electrosurgery,TENS 21, dan lain sebagainya.

Peran perawat dalam penggunaan teknologi elektrik diantaranya adalah


Perawat sebagai Edukator Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang
diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan. Perawat sebagai Advokator, Advocacy adalah melindungi klien atau
masyarakat terhadap pelayanankesehatan dan keselamatan praktik tidak sah yang
tidak kompeten dan melanggar etika yangdilakukan oleh siapa pun. Perawat
kolaborasi atau perawat berkolaborasi dengan tenaga medis lainnya seperti dokter.
Kolaborasi adalah proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktek
bersama sebagaikolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup
praktek mereka dengan berbagi nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai
terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk merawat individu, keluarga dan
masyarakat.

Kewenangan dalam penggunaan teknologi elektrik secara keseluruhan adalah


Telah menempuh jalur pendidikan khusus seperti kursus penggunaan alat-alat
tertentu, telah menempuh pendidikan spesialisasi alat-alat kesehatan khusus, telah
teruji dalam hal keahlian dan kompetensi (telah tersertivikasi)

B. SARAN
Dengan dibahasnya teknologi elektrik terbaru pada masa kini yang terus
berkembang, diharapkan para tim medis juga mampu untuk menggunakan dengan
sebijak mungkin terutama ketika menangani pasiennya. Selain itu diharapkan kampus
juga menyediakan beberapa alat- alat medis yang cukup canggih agar mahasiswa
keperawatan bisa belajar secara langsung sehingga ketika terjun di lapangan sudah
mengerti mengenai cara penggunaan alat – alat medis yang ada di lapangan (rumah
sakit, klinik, dll). Sebagai insan terpelajar maka sepatutnya mahasiswa mampu untuk
turut berperan dalam mengembangkan IPTEK ( Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi),serta mampu mengimplementasikan hal yang bersifat positif
dari  perkembangan IPTEK tersebut kepada masyarakat luas. Diharapkan kedepannya
mahasiswa untuk terus update dengan perkembangan teknologi elektrik khususnya
dibidang kesehatan sehingga dapat terus memperbarui wawasannya, dikarenakan jika
hanya mengandalkan buku yang ada diperpustakaan, ilmu yang ada hanyalah ilmu-
ilmu lama atau penemuan lama. Sedangkan informasi yang ada di gadget setiap saat
dapat terus berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

Basic Electrical Technology, di akses


http://dlx.bookzz.org/genesis/172000/473854f82aa491498c2bb67036dafaa9/_as/
%5BMalestrom%5D_Basic_Electrical_Technology(BookZZ.org).pdf pada tanggal 16
September 2016.

EE IIT. 2008. Introducing the course on basic electrical. India : Kharagpur

Electrical Technology, di akses


http://dlx.bookzz.org/genesis/890000/3e7cf2711540dd4edaaf3371ceb2f93c/_as/
%5BU._Bakshi,_V._Bakski%5D_Electrical_Technology(BookZZ.org).pdf pada tanggal
16 September 2016.

https://arydj.files.wordpress.com/2009/12/01-pengertian-teknologi.pdf

Stimulasi Elektrik, di akseshttp://pkko.fik.ui.ac.id/files/STIMULASI%20ELEKTRIK.pdf


pada tanggal 15 September 2016

Anda mungkin juga menyukai