Anda di halaman 1dari 3

1.

Telusuri dari berbagai sumber lain tentang hak dan kewajiban dari berbagai sumber yang anda
pelajari itu, kemukakan apa itu hak dan apa itu kewajiban serta bagaimana hubungan di antara
keduanya?

2.Pasal 28 J UUD NRI adalah pasal yang secara khusus yang menyatakan adanya kewajiban dasar
manusia.apa sajakah kewajiban dasar manusia tersebut? apakah dengan adanya kewajiban dasar
manusia menjadikn HAM itu dibatasi? diskusikan masalah ini dengan mengacu pada isi pasal 28 J
UUD NRI 1945. Jelskan pendapat anda!

3.Bacalah kembali dengan seksama pasal pasal UUD NRI 1945 tentang hak dan kewajiban asasi
manusia tersebut. apa simpulan yang anda kemukakan? adakah perubahan sebelum dan sesudah
adanya perubahan UUD NRI 1945?

Jawab:

1. Hak itu adalah suatu yang dimiliki manusia secara hakiki, dan hak itu tidak akan lepas dan tidak
boleh dirampas oleh orang lain. Kewajiban yaitu sesuatu yang harus atau wajib dilakukan oleh setiap
orang. Kaitan keduanya yaitu, misalnya upaya bela negara.itu adalah suatu hak bagi setiap warga
negara untuk ikut serta dalam upaya bela negara. juga merupakan kewajiban bagi setiap warga
negara untuk ikut membela negara.

2. (1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang laindan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.

Dalam Bab tentang Hak Asasi Manusia terdapat dua pasal yang saling berkaitan erat, yaitu Pasal 28I
dan Pasal 28J. Keberadaan Pasal 28J dimaksudkan untuk mengantisipasi sekaligus membatasi Pasal
28I.

-Pasal 28I mengatur beberapa hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun,
termasuk di dalamnya hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut.

-Sedangkan Pasal 28J memberikan pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dan untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis.

-Rumusan HAM yang masuk dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dapat dibagi ke dalam beberapa aspek, yaitu:

1) HAM berkaitan dengan hidup dan kehidupan;

2) HAM berkaitan dengan keluarga;

3) HAM berkaitan dengan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi;


4) HAM berkaitan dengan pekerjaan;

5) HAM berkaitan dengan kebebasan beragama dan meyakini kepercayaan, kebebasan bersikap,
berpendapat, dan berserikat;

6) HAM berkaitan dengan informasi dan komunikasi;

7) HAM berkaitan dengan rasa aman dan perlindungan dari perlakuan yang merendahkan derajat
dan martabat manusia;

8) HAM berkaitan dengan kesejahteraan sosial;

9) HAM berkaitan dengan persamaan dan keadilan;

10) HAM berkewajiban menghargai hak orang dan pihak lain.

-Jika rumusan HAM dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 itu diim-
plementasikan secara konsisten, baik oleh negara maupun oleh rakyat, diharapkan laju peningkatan
kualitas peradaban, demokrasi, dan kemajuan Indonesia jauh lebih cepat dan jauh lebih mungkin
dibandingkan dengan tanpa adanya rumusan jaminan pengakuan, penghormatan, perlindungan, dan
pemajuan HAM dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Yang dapat disimpulkan dari UUD 1945 tentang Hak Asasi Manusia yang tercantum dalam pasal
28A sampai 28J bahwa HAM bukanlah sebebas-bebasnya melainkan dimungkinkan untuk dibatasi
sejauh pembatasan itu ditetapkan dengan undang-undang. Semangat inilah yang melahirkan Pasal
28J UUD 1945. Pembatasan sebagaimana tertuang Pasal 28J itu mencakup sejak Pasal 28A sampai
28I UUD 1945. Oleh karenanya, hal yang perlu ditekankan disini bahwa hak-hak asasi manusia yang
diatur dalam UUD 1945 tidak ada yang bersifat mutlak, termasuk hak asasi yang diatur dalam Pasal
28J ayat (1) UUD 1945.

Dalam Pasal 28I ayat (1) UUD 1945, terdapat sejumlah hak yang secara harafiah dirumuskan sebagai
“hak yang tidak dapat dikurang dalam keadaan apapun”. Termasuk didalamnya hak untuk hidup dan
hak untuk tidak dituntut berdasarkan hukum yang berlaku surut. Dalam konteks ini, dapat
ditafsirkan bahwa Pasal 28 I ayat (1) haruslah dibaca bersama-sama dengan pasal 28J ayat (2),
sehingga hak untuk tidak dituntut berdasarkan hukum yang berlaku surut tidaklah bersifat mutlak.

Oleh karena hak-hak yang diatur Pasal 28J ayat (1) UUD 1945 yaitu yang termasuk dalam rumusan
“hak yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun” dapat dibatasi,maka secara prima faice
berbagai ketentuan hak asasi manusia diluar dari pasal tersebut, seperti misalnya kebebasan
beragama (Pasal 28E), hak untuk berkomunikasi ( Pasal 28F), ataupun hak harta benda (Pasal 28 G)
sudah pasti dapat pula dibatasi,dengan catatan sepanjang hal tersebut sesuai dengan pembatasan-
pembatasan yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Ketentuan HAM dalam UUD 1945 yang
menjadi basis law adalah norma tertinggi yang harus dipatuhi oleh negara. Karena letaknya dalam
konstitusi, maka ketentuan-ketentuan mengenai HAM harus dihormati dan dijamin pelaksanaannya
oleh negara. Karena itulah Pasal 28 I ayat (4) UUD 1945 menegaskan bahwa perlindungan,
pemajuan, penegakkan, dan pemenuhan HAM adalah tanggung jawab negara terutama pemerintah.

UUD 1945 pada awalnya hanya memuat 6 pasal yang mengatur tentang HAM. Kemudian mengalami
perubahan-perubahan yang sangat signifikan yang kemudian dituangkan dalam perubahan kedua
UUD 1945 pada bulan Agustus tahun 2000. Wacana tentang perlunya HAM dirumuskan kedalam
UUD bekembang ketika kesadaran akan pentingnya jaminan perlindungan HAM semakin meningkat
menyusul tumbangnya rejim otoriter. Pandangan kritis terhadap UUD 1945, yang dahulu ditabukan,
sejak masa reformasi membenarkan pendapat bahwa UUD tersebut tidak secara eksplisit mengatur
masalah HAM. Bahkan beberapa pakar secara tegas menyatakan bahwa Undang-Undang Dasar 1945
tidak mengenal HAM karena dirumuskan sebelum adanya Deklarasi Universal HAM.

Hasil amandemen UUD 1945 memberikan suatu titik terang bahwa Indonesia semakin
memperhatikan dan menjunjung nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM) yang selama ini kurang
memperolah perhatian dari pemerintah, amandemen kedua bahkaan telah mengeluarkan satu bab
khusus mengenai Hak Asasi Manusia yaitu Bab X A. Apabila ditelaah menggunakan perbandingan
konstitusi dengan negara-negara lain, hal ini merupakan prestasi tersendiri bagi perjuangan HAM
diIndonesia, sebab tidak banyak negara didunia yang memasukkan bagian khusus dan tersendiri
mengenao HAM dalam konstitusinya. Rujukan yang melatar belakangi perumusan Bab X A (Hak Asasi
Manusia) UUD 1945 adalah Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998.

Anda mungkin juga menyukai