Anda di halaman 1dari 9

EPISTEMOLOGI ILMU

Makalah ini dibuat untuk memenuhi


salah satu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Semester Gasal 2020-2021

Dosen Pengampu:
Ali Mujib, S.E., M.E.I

Oleh:
Hendrik Setiawan (202003290117)
Lailatul Mubarriroh (202003290120)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS USHULUDDIN, DAKWAH DAN EKONOMI
SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada sang penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan salah
satu tugas yang berbentuk makalah sebagai salah satu persyaratan untuk
menempuh mata kuliah Filsafat Ilmu.
Makalah ini bertujuan untuk menguji mendeskripsikan tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan Epistimologi. Terselesainya makalah ini tidak
lepas dari dukungan para orang-orang terdekat para penulis, karena itu dengan
tulus penulis sampaikan terima kasih kepada :
1. Dosen pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu IAI TABAH Kranji Paciran
Lamongan yang telah membimbing kami dalam menjelaskan gambaran
tentang materi makalah yang kami tulis
2. Para pegawai perpustakaan IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan, yang
telah memberikan fasilitas sehingga terselesaikannya makalah ini
3. Teman-teman Jurusan Ekonomi Syariah yang telah membantu kami
dalam menjalankan kegiatan diskusi tentang makalah ini.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun
tidak mustahil dalam makalah ini masih terdapat kesalahan. Hal itu dikarenakan
kelemahan dan keterbatasan kemampuan seorang penulis. Saran dan kritik yang
kontruksif tetap kami harapkan dari peserta diskusi yang Budiman. Akhirnya
semoga makalah ini membawa manfaat tidak hanya bagi penulis, namun juga bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.

Kranji, 29 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PANGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Epistemologi.....................................................................2
B. Aliran-aliran Epistemologi..................................................................3

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................5
B. Saran.....................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Setiap manusia yang berakal pasti memiliki pengetahuan, baik berupa
fakta, konsep, prinsip, maupun prosedur tentang suatu objek. Pengetahuan
dapat dimiliki berkat adanya pengalaman atau melalui interaksi antar manusia
dan lingkungannya.
Filsafat membahas segala sesuatu yang ada bahkan yang mungkin
bersifat abstrak maupun rill meliputi Tuhan, manusia, dan alam semesta.
Sehingga untuk faham betul masalah filsafat sangatlah sulit tanpa adanya
pemetaan-pemetaan dan mungkin kita hanya bisa menguasai sebagian dari
luasnya ruang lingkup filsafat. Ontologi membahas tentang objek yang kita
kaji, bagaimana wujudnya yang hakiki dan hubungannya dengan daya pikir.
Melihat pembahasan diatas, penulis berniat untuk membahas lebih
lanjut masalah tentang ontologi, akan kami bahas pada bab selanjutnya.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu epistemologi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang epistemologi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Epistemologi
Secara Bahasa epistemologi merupakan gabungan dari dua kata, yaitu
episteme dan logy. Dalam bahasa latin kata episteme berarti tahu atau
pengetahuan, sedangkan logy secara umum berarti ilmu pengetahuan atau
teori. Logy dalam bahasa Latin berasal dari kata logia, dan dalam bahasa
Yunani berasal dari kata logos. Logos secara etimologi berarti ujaran, kata-
kata, nalar atau alasan. Dengan demikian epistemologi dapat mempunyai arti
teori tentang pengetahuan. Dalam konteks tradisi Islam, konsep epistemologi
diadopsi dari tradisi Yunani, yang ditunjukkan dengan istilah aslinya yang
dipertahankan yaitu ”ibistimulugi”. Epistemologi bermaksud secara kritis
1mengkaji pengandaian-pengandaian dan syarat-syarat logis yang mendasari
dimungkinkannya pengetahuan serta mencoba memberi pertanggungjawaban
rasional terhadap klaim kebenaran dan objektivitasnya1.
1
Hardono Hadi, Epistemologi Filsafat Pengetahuan, (Yogyakarta: 2002), 18.

2
Jadi, epistemologi adalah ilmu yang membahas tentang pengetahuan
dan cara memperolehnya. Dengan bahasa yang lain, menurut Mohammad
Adib, Epistemologi adalah suatu cabang filsafat yang menyoroti atau
membahas tentang tata cara, teknik atau prosedur mendapatkan ilmu dan
keilmuan. Dari sini dapat ditarik pengertian bahwa epistemologi membahas
tentang bagaimana suatu pengetahuan atau keilmuan dapat diperoleh
manusia2.

Dalam konteks epistemologi Barat, alat atau media yang dikenal


sebagai proses epistemologi ada dua, yaitu Empiris atau pengalaman inderawi
(Arab: ḥissiyah); dan Rasional (Arab: ‘aqliyah).
1. Empiris atau pengalaman inderawi (Arab: ḥissiyah)
Pengalaman inderawi (empiris), melalui panca indera, merupakan salah satu
proses seorang individu memperoleh pengetahuan. Objek diserap oleh indera
menghasilkan gambaran dari objek tersebut di diri individu, dalam pikiran atau
akalnya. Bukti hadirnya gambaran objek tadi adalah jika objek tersebut tidak ada
dihadapannya lagi atau individu tersebut memejamkan mata, gambaran dari objek
tersebut tetap ada di dalam dirinya. Gambaran ojek tersebut merupakan salah satu
jenis pengetahuan.

Dengan demikian, epistemologi empiris (inderawi/ḥissiyah) hanya


berelasi dengan objek-objek yang dapat diketahui atau dicerap oleh panca
inderawi manusia, yaitu ontologi yang bersifat fisik atau materi, seperti
hewan, benda-benda, tubuh manusia, batu, pohon, hewan, air, dan lain-
lain. Sehingga, inderawi tidak mungkin dapat mengetahui objek-objek
yang tidak dapat dicerap inderawi, seperti, pikiran orang lain, Tuhan, atau
objek-objek metafisik lain tidak mampu dicerap inderawi.

2. Rasional (Arab: ‘aqliyah)

2
Muhammad Adib, Filsafat Ilmu ; Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
pengetahuan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar: 2011), 74.

3
Rasional (akal) adalah salah satu media (alat) memperoleh
pengetahuan bagi seorang individu, di samping alat inderawi. Di antara
pengetahuan rasional yang bukan dari inderawi adalah pengetahuan
tentang bilangan atau angka, bidang segitiga, segi empat.
Dengan demikian, epistemologi rasional (akal) hanya berelasi
dengan objek-objek akal, yaitu ontologi yang bersifat metafisik, abstrak,
yang tentunya tidak dapat dicerap oleh inderawi manusia.

B. Aliran-Aliran Epistemologi
Dalam memperoleh pengetahuan, ada beberapa cara yang masing-
masing terdapat perbedaan yang fundamental. Kemudian cara pemerolehan
pengetahuan tersebut berkembang menjadi madzhab atau aliran dalam
epistemologi. Dalam filsafat Barat, ada beberapa aliran yang berkembang,
antara lain; empirisme, rasionalisme, positivisme dan intuisionisme3.
1. Pertama, aliran Empirisme memandang bahwa manusia memperoleh
pengetahuan melalui pengalaman panca inderanya. Manusia tahu es itu
dingin karena dia menyentuhnya, gula terasa manis karena ia
mencicipinya. Tokoh aliran ini adalah John Locke (1632-1704).
2. Kedua, adalah aliran Rasionalisme. Aliran ini menyatakan bahwa akal
adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh
dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui
kemampuan akal menangkap objek. Tokoh yang sering dibicarakan pada
aliran ini adalah Rene Descartes (1596-1650).
3. Ketiga, aliran Positivisme. Sejalan dengan empirisme, aliran ini menganut
paham empirisme, akan tetapi ada penambahan di dalamnya, bahwa indera
itu amat penting dalam memperoleh pengatahuan, tetapi harus dipertajam
dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen. Tokoh aliran ini
adalah Auguste Comte (1798-1857).

Ahmad Tafsir, Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, (Bandung:
3

Remaja Rosdakarya, 2003), 23-27.

4
4. Keempat, adalah aliran Intuisionisme. Menurut aliran ini, tidak hanya
indera saja yang terbatas, akal juga terbatas, objek-objek yang kita tangkap
itu adalah objek yang selalu berubah, jadi pengetahuan tentangnya tidak
pernah tetap. Akal hanya dapat memahami suatu objek bila ia
mengonsentrasikan dirinya pada objek itu. Dalam hal seperti itu, manusia
tidak mengetahui keseluruhan, juga tidak mampu memahami sifat-sifat
yang tetap pada objek. Tokohnya adalah Henri Bergson (1859-1941).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Epistemologi dalam Filsafat, Epistemologi berasal dari kata Yunani,
yaitu epistememe yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti: perkataan,
pikiran, ilmu. Epistemologi bermaksud secara kritis mengkaji pengandaian-

5
pengandaian dan syarat-syarat logis yang mendasari dimungkinkannya
pengetahuan serta mencoba memberi pertanggungjawaban rasional terhadap
klaim kebenaran dan objektivitasnya. Dalam filsafat Barat, ada beberapa aliran
Epistimologi yang berkembang, antara lain; empirisme, rasionalisme,
positivisme dan intuisionisme.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun jauh dari kata
sempurna, kami juga sebagai penulis makalah dari tema Epistemologi, ini
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca makalah ini, khususnya
dosen pengampu studi filsafat ilmu untuk memberikan kritik dan saran,
motivasi yang dapat membangun intelektual kami, agar makalah ini lebih
sempurna

DAFTAR PUSTAKA

Hadi Hardono. 2002. Epistemologi Filsafat Pengetahuan, Yogyakarta.

Adib Muhammad. 2011. Filsafat Ilmu; Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan


Logika Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tafsir Ahmad. 2003. Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thaless Sampai
Capra, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai