Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN

PEMBERIAN INFORMASI
DAN EDUKASI PADA
PASIEN DAN KELUARGA

RUMAH SAKIT Dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS


Jln. Yos Sudarso no. 13 Lubuklinggau
Telp. (0733) 321013
DAFTAR ISI

BAB I Definisi pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga……………1

BAB II Ruang lingkup pemberian informasi dan edukasi pada pasein dan keluarga…….2

BAB III Tatalaksana pemebrian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga……….3

a. Assesment / pengkajian kebutuhan komunikasi / pendidikan dan pengajaran

b. Pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga di rawat inap

c. Pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga di rawat jalan

d. Petugas informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga di rawat jalan

e. Metoda pemberian informasi dan edukasi

f. Metoda pemberian informasi dan edukasi untuk pasien dengan kendala fisik,

bahasa, dan budaya.

BAB IV DOKUMENTASI…………………………………………………………..……12

a. Pendokumentasian dicatat pada form rekam medis

b. Monitoring dan evaluasi pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan

keluarga.
BAB I

DEFINISI PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

PADA PASIEN DAN KELUARGA

Pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga adalah upaya-upaya yang

dilaksanakan dalam rangka memberikan penyuluhan/ pendidikan kesehatan pada pasien atau

keluarga agar mereka dapat menolong dirinya sendiri serta mampu menghadapi masalah

kesehatan potensial (yang mengancam) dengan cara mencegahnya dan mengatasi masalah-

masalah keshetan yang sudah terjadi dengan cara menanganinya ddengan acara efektif dan

efisien. Diharapkan masyarakat mampu berperilaku hidup sehat dan mampu memecahkan

masalah-masalah kesehatan yang sudah diderita maupun yang potensial (mengancam) yang

dilakukan secara mandiri dan sesuai dengan sosial dan budaya yang dimilikinya.

Pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga diberikan ketika pasien

berinteraksi dengan dokter, perawat, gizi, farmasi, therapis, dan lain sebagainya. Masing-masing

memberikan penyuluhan / pendidikan secara spesifik mulai dari pasien baru masuk, dalam

proses perawatan / pelaksanaan therapy dan persiapan pasien pulang.


BAB II

RUANG LINGKUP PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

PADA PASIEN DAN KELUARGA

Saran dari pemberian informasi dan edukasi adalah pasien dan keluarga pasien sebagai

berikut :

a. Pasien yang sedang melakukan perawatan di RS Dr. Sobirin MusiRawas (baik di ruang

rawat jalan maupun dirawat inap ), sejak pasien tersebut masuk RS sampai dengan keluar

RS.

b. Keluarga pasien yang sedang mendampingi pasien, terutama keluarga pasien anak-anak

atau keluarga pasien usia lanjut maupun pasien dengan keterbatasn fisik maupun mental.

c. Pasien dengan kendala fisik, bahasa, dan budaya adalah pasien yang mempunyai

hambatan dalam cacat fisik, bahasa dan budaya yang menjadi penghalang pemberian dan

penerimaaan pelayanan.

d. Melakukan kerja sama dalam memberikan edukasi atau sarahsehan pada komunitas

tertentu seperti perkumpulan penderita DM, asma, pasien ginjal dengan terapi HD, dan

pasien penderita HIV-AIDS.


BAB III

TATALAKSANA PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

PADA PASIEN DAN KELUARGA

Tatalaksana pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga adalah sebagai berikut:

A. Assesment / pengkajian kebutuhan komunikasi / pendidikan dan pengajaran

1. Kebutuhan pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga di identifikasi

pada saat pengkajian awal

2. Pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga direncanakan dengan

melakukan asesment kebutuhan komunikasi / pendidikan dan pengajaran meliputi

penilaian tentang kepercayaan dan nilai – nilai yang di anut pasien dan keluarganya,

kecapakan baca tulis, tingkat pendidikan bahasa, hambatan emosional dan motivasi

serta kemampuan pasien untuk menerima informasi yang diberikan.

3. Proses assesment di RS Dr. Sobirin, dilaksanakan dengan efektif sehinnga dapat

menghasilkan keputusan tentang pengobatan pasien yang harus segera di lakukan,

kebutuhan pengobatan lanjutan, emergency, elektif, atau pelayanan terencana, bahkan

ketika kondisi pasien berubah.

4. Proses assesment pada pasien anak dan pasien dengan penurunan kesadaran

dilakukan pada orang tua pasien, keluarga atau penanggung jawab pasien.

5. Proses assesment pasien dilakukan secara teru menerus dan digunakan sebagian besar

unit kerja rawat inap dan rawat jalan RS Dr.Sobirin MusiRawas dan dicatat pada

catatan perkembangan terintegrasi rawat inap / integrated progress notes (FORM :

RM11/RI ) dan catatan edukasi dan perencanaan edukasi terintegrasi rawat jalan

(FORM : RM06/IRJ)

B. Pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga di rawat inap

1. Pasien dan keluarga saat baru masuk RS berhak mendapatkan informasi mengenai

peraturan RS, fasilitas, dan penggunaannya, penyakitnya, pemeriksaannya, terapi,

perawatan, keamanan, pencegahan infeksi dan pelayanan lain yang diperlukan.


2. Pasien dan keluarga mendapatkan edukasi mengenai perkembangan penyakit,

prognosa, pemeriksaan lanjutan, tindakan medis, perubahan, terapi, dan pelayanan

lanjutan kesehatan lain yang diperlukan oleh pasien.

3. Pasien dan keluarga berhak mendapatkan informasi dan edukasi mengenai kondisi

penyakit pasien saat pulang, terapi yang akan dilanjutkan di rumah, data-dat yang

dibawa pulang dan kegunaanya, jadwal kontrol selanjutnya, dan kebutuhan home

visite jika diperlukan.

4. Informasi dan edukasi pada anak pasien penurunan kesadaran diberikan kepada orang

tua pasien dan keluarga atau penanggung jawab.

5. Support psikologis diberikan pada pasien yang berpenyakit kronis dan terminal,

pasien dalam pengobatan kemoteraphy dan kegawatn / intensif.

6. Dokumentasi dicatat pada form catatan perkembangan terintegrasi inegrated progress

nootes (FORM : RM11/RI)

C. Pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga di rawat jalan

1. Pasien dan keluarga yang rawat jalan mendapatkan informasi dan edukasi tentang

pelayanan kesehatan di rumah sakit sesuai dengan penyakitnya.

2. Setiap pasien dan keluarga mendapatkan penjelasan mengenai terapinya tindakan

medis, pengobatan, diet sesuai dengan penyakitnya.

3. Dokumentasi pemberian edukasi di rawat jalan di catat pada catatan edukasi dan

perencanaan edukasi terintegrasi rawat jalan (FORM : RM/06/IRJ)

D. Petugas / educator pemberian informasi dan edukasi

1. Petugas yang memberikan informasi dan edukasi memiliki pengetahuan tentang

materi sesuai dengan kebutuhan pasien, keterampilan komunikasi yang baik diberikan

secara kolaboratif oleh multidisplin ilmu yang terlibat dalam perawatan pasien.

2. Informasi dan edukasi pendidikan diberikan oleh dokter umum, dokter spesialis,

perawat, bidan, ahli gizi, apoteker rehabilitasi medis, dan rohaniawan.


E. Metoda pemberian informasi dan edukasi

1. Ceramah

2. Observasi

3. Simulasi

4. Diskusi

5. Demontrasi

6. Praktek langsung

F. Metode pemberian informasi dan edukasi untuk pasien dengan kendala fisik,

bahasa, dan budaya.

Khusus untuk pasien dengan kendala fisik, bahasa, dan budaya, informasi, dan edukasi

dilakukan oleh tim penerjemah rumah sakit. Rumah sakit harus menerpakan komunikasi

dan pendidikan dalam format dan bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien. Dengan

demikian pasien dapat menerima pasien dengan baik dan memberikan umpan balik

kedapa pemberi informasi dan edukasi sehingga proses komunikasi informasi dan eduaksi

berlangsung dua arah.

Tim penerjemah yang ditunjuk harus mampu memahami bahasa yang dikomunikasikan

pasien sesuai dengan kompetensi bahasa petugas masing-masing diantaranya adalah

bahasa Inggris, bahasa Mandarin dan bahasa daerah tertentu. Khusus untuk pasoen

dengan leterbatasan fisik seperti pasien dewasa yang tidak bisa bicara karena hal tertentu

atau juga pasien anak yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik, telah disiapkan petugas

dengan kebutuhan khusus dan penerjemah anak yang menggunakan bahasa SIBI (Sistem

Isyarat Bahasa Indonesia) dan bahasa anak berkebutuhan khusus.

Tim penerjemah harus mengkomunikasikan informasi klinis dan informasi lainnya

kepada pasien sesuai dengan kebutuhannya masing-masing, serta membantu menterjemah

bahasa bagi pasien dengan keterbatasan tertentu.

Pada saat melakukan proses edukasi dan informasi diperlukan kemampuan dalam hal

berikut : (Konsil kedokteran Indonesia, hal 42 )


1. Cara berbicara (talking) termasuk cara berbicara (kapan menggunakan pernyataan

jenis tertutup dan kapan memakai pernyataan jenis terbuka )

2. Mendengar (Listening), termasuk meotong kalimat

3. Cara mengamati (obervation) agar dapat memahami yang tersirat di balik yang

tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata / kalimatnya, gerak tubuh )

4. Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh) agar tidak

mengganggu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru mengartikan gerak

tubuh, raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.

Dalam mengatasi pasien dengan kendala bahasa ataupun kendala bicara harus

menggunakan komunikasi yang tepat waktu, akurat, jelas, dan mudah dipahami oleh

pasien, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan (kesalahpahaman). Prosesnya

adalah :

1. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan, setelah itu dituliskan secara lengkap

isi pesan tersebut oleh si penerima pesan.

2. Isi pesan dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima pesan

3. Penerima pesan mengkonfirmasikan isi pesan kepada pemebri pean.

Komunikasi saat memberikan edukasi pada pasien dan keluarganya berkaitan dengan

kondisi kesehatannya. Prosesnya :

1. Tahapan assement pasien : sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu

kebutuhan pasien dan keluarga berdasarkan : (data ini dapat dari RM )

a. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga

b. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan

c. Hambatan emosional dan motivasi (emosional : depresi, senang, dan marah )

d. Keterbatasan fisik dan kognitif

e. Ketersediaan pasien untuk menerima pasien

2. Tahapan cara penyampai informasi dan edukasi yang efektif. Setelah melalui tahapan

assessment pasien ditemukan :


a. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses

komunikasinya mudah disampaikan.

b. Jika pada tahap assesmen pasien ditemukan hambatan fisik ( tuna rungu dan tuna

wicara ), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien

dan keluarga sekandung (istri, anak, ayah, ibu, atau saudara sekandung ) dan

menjelaskan kepada mereka.

c. Jika pada saat assesment pasien ditemukan hambatan emosional pasien ( pasien

marah atau depresi ), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi

edukasi, pasien bisa menghubungi medical information.

3. Tahap cara verifikasi pasien dan keluarga menerima dan memahami edukasi yang

diberikan

a. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi

pasien baik ada senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah menanyakan

kembali edukasi yang telah diberikan.

b. Pertanyaannya adalah “Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira apa

yang bapak/ibu bisa pelajari ?”

c. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya

mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan pihak keluarganya

dengan pertanyaannya yang sama : dari materi edukasi yang telah disampaikan,

kira-kira apa yang bapak/ibu bisa pelajari?”

d. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada hambatan

emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan ditanyakannya

kembali sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan

dan dipahami. Proses pertanyaan ini bisa via telpon atau datang langsung ke

kamar pasien setelah pasien tenang.

Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan komunikasi yang

disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Dengan pasien mengikuti

semua arahan dari rumah sakit, diharapkan mempercepat proses penyembuhan pasien.
Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk mengisi

formulir edukasi dan informasi, dan ditanda tangani kedua belah pihak antara dokter dan

pasien atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan keluarga

pasien sudah diberikan edukasi dan informasi yang benar.


BAB IV

DOKUMENTASI

A. Pendokumentasian di catat pada form rekam medis

Pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga dicatat secara

terintegrasi oleh semua petugas PPK dan disimpan dalam rekam medis. Form terintegrasi

yang terkait dengan pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga antara

lain :

1. Catatan edukasi dan perencanaan edukasi terintegrasi rawat jalan (FORM :

RM06/IRJ)

2. Catatan edukasi dan perencanaan edukasi terintegrasi rawat inap (FORM : RM11/RI)

B. Monitoring dan evaluasi pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan

keluarga

1. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh kepala ruangan masing-masing dan

berkoordinasi dengan tim PPK.

2. Waktu monitoring dan evaluasi dilaksanakan setiap 1 bulan sekali

3. Form monitoring dan evaluasi beripa form evaluasi dan monitoring edukasi pasien

dan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai