I. Penelitian Eksperimental
Eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan
digunakan dalam kegiatan penelitian. Penelitian Eksperimental dapat diartikan
sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi
atau mengontrol fenomena.
Seorang peneliti akan memilih salah satu pendekatan yang dianggap paling cocok,
yaitu yang sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan (pertimbangan
fefktivitas). Pertimbangan lainnya adalah masalah sfisiensi, yaitu dengan
mempertimbangkan keterbatatasan dana, tenaga, waktu dan kemampuan. Dalam
hal ini pendekatan (metode) penelitian yang paling baik yang dipakai apabila
pendekatan tersebut paling efisien, valid dan reliabel.
Metode eksperimen sebagai bagian dari metode kuantitatif mempunyai ciri khas
tersendiri, terutama pada kelompok kontrolnya. Dalam arti yang luas
bereksperimen ialah mengadakan percobaan untuk melihat sesuatu hasil. Hasil itu
akan menegaskan bagaimanakah kedudukan hubungan kausal antara variabel-
variabel yang diselidiki/diteliti.
Untuk mencari seberapa besar pengaruh iklan terhadap penjualan, maka harus
membandingkan penjualan sebelum ada iklan dan sesudah ada iklan. Sementara
itu penjualan tidak hanya dipengaruhi oleh iklan saja, tetapi juga oleh kualitas
produknya, desain produknya, pengepakannya dan lain sebagainya, sehingga
mengukur seberapa jauh pengaruh iklan terhadap penjualan akan sedikit sulit.
Namun dalam penelitian bisnis pendekatan eksperimental masih menjadi pilihan
untuk dijadikan acuan, karena banyak masalah bisnis yang sangat membutuhkan
eksperimen-eksperimen tertentu (misalnya penelitian dalam peluncuran produk
baru, diferensiasi produk misalnya pada produk obat-obatan, kosmetika, makanan,
minuman dan lain sebagainya, atau penelitian manajerial dalam mengukur
efektivitas training terhadap kinerja karyawan dan lain sebagainya).
Dalam menilai sebuah desain penelitian, Validitas dan Realibilitas merupakan dua
hal penting yang perlu mendapatkan perhatian dari seorang peneliti. Kedua hal
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Validitas
Seberapa jauh alat pengukur dapat mengungkap dengan jitu gejala atau
bagian – bagian gejala yang hendak diukur.
Seberapa jauh alat pengukur dapat memberikan "reading" yang teliti
dalam arti dapat menunujukkan yang sebenarnya status atau keadaan
gejala atau bagian gejala yang diukur.
Jadi ada dua unsur yang tidak dapat dipisahkan dari prinsip validitas yaitu
"kejituan" dan "ketelitian". Pekerjaan untuk mencari validitas suatu alat
pengukur disebut Validation. Prinsip dari validation adalah membandingkan
hasil-hasil dari pengukuran faktor dengan suatu kriterium. Ada dua jenis
kriterium yang digunakan untuk menguji validitas alat pengukur yaitu :
Quasi-
Pre-Eksperiment True-Eksperiment
Eksperiment
T1 X T2
IV.2 True-Eksperiment
T1 X T2
T1 T2
R T1 X T2
R T1 T2
R X T2
R T2
R X T2
R T2
IV.3 Quasi-Eksperiment
T1 X T2
-------------------
T1 T2
----------------------------
X1T1 X2T2
X3T3 X4T4
Referensi
Hayatuddin Fataruba (2012), Desain Penelitian Eksperimen diakses di
http://sospol.untag-smd.ac.id/?p=347 tanggal 1 Maret 2013
Tjutju Soendari. (2014): Modul Desain Penelitian Eksperimen
Materi 3. Desain penelitian eksperimental