1, Tahun 2016
Putu Sukma Kurniawan
74 - 84
Abstrak
Pendidikan dan pengajaran akuntansi bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang nantinya
akan bekerja pada profesi akuntansi. Diharapkan nantinya lulusan yang dihasilkan tidak hanya
memiliki kemampuan teknis dan profesional yang baik, tetapi juga memiliki kepribadian dan
karakter yang baik. Kualitas pendidikan dan pengajaran akuntansi akan menentukan kualitas
lulusan yang dihasilkan. Memasukkan unsur-unsur spiritualitas, budaya, dan kearifan lokal
seperti konsep tri hita karana, catur purusa artha, manyama braya, paras paros, dan sagilig
sagulug salunglung sabyantaka dalam pendidikan dan pengajaran akuntansi khususnya dalam
mata kuliah akuntansi sosial dan lingkungan diharapkan dapat membantu untuk menghasilkan
lulusan akuntansi yang memiliki kepribadian dan karakter yang baik.
Kata kunci: spiritualitas, budaya, kearifan lokal, akuntansi sosial dan lingkungan
Abstract
Accounting education aims to produce graduates who will be working on the accounting
profession. Expected later graduates produced not only have the technical ability and a good
professional, but also have a good personality and good character. The quality of accounting
education will determine the quality of graduates produced. Incorporating elements of
spirituality, culture and local wisdom likes tri hita karana, catur purusa artha, manyama
braya, paras paros, and sagilig sagulug salunglung sabyantaka concepts in accounting
education especially in social and environmental accounting can help to produce accounting
graduates who have good personality and good character.
Keywords: spirituality, culture, local wisdom, social and environmental accounting
dijalankan dengan cara yang tidak baik tidak hanya bertanggung jawab secara
(persaingan yang tidak sehat, ketidakjujuran, hubungan bisnis kepada pihak tertentu,
dan kecurangan). tetapi juga memiliki tanggung jawab moral
Mulawarman dan Ludigdo (2010) kepada masyarakat dan lingkungan.
berpendapat bahwa perilaku etis yang Moralitas yang disertai dengan integrasi
dimiliki oleh mahasiswa tidak cukup untuk nilai-nilai spiritual akan dapat mencerahkan
mengantarkan mahasiswa menjadi akuntan mahasiswa menuju cinta Allah
yang profesional tetapi akuntansi harus (Mahabbatullah) (Mulawarman dan
dipahami sebagai ilmu dan nilai. Etika yang Ludigdo, 2010).
tinggi dalam menjalankan profesi akan
membuat setiap orang yang terlibat dalam Unsur Spiritualitas, Budaya, dan
profesi akuntansi menjadi disegani. Secara Kearifan Lokal Masyarakat Bali
tidak langsung hal ini akan membawa Unsur-unsur spiritualitas dalam
profesi akuntansi ke tingkat yang lebih masyarakat Bali sangat memperhatikan atau
terhormat. Sulistiyo (2012) berpendapat memfokuskan pada keadaan alam. Ini sangat
bahwa banyaknya skandal akuntansi dan sesuai dengan filosofi ketimuran yang
manipulasi laporan keuangan serta mengagungkan alam karena telah
rendahnya kepedulian perusahaan terhadap memberikan berkah kepada manusia.
tanggung jawab sosial dan lingkungan Penghormatan-penghormatan kepada bagian
menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan alam sangat ditekankan pada nilai-nilai
dari sisi pelaku akuntansi. Dari pendapat spiritual masyarakat Bali. Ini adalah bentuk
Sulistiyo (2012) kita dapat menyimpulkan sederhana dari unsur spiritualitas yang
bahwa kecurangan-kecurangan yang terjadi terdapat dalam masyarakat Bali. Kearifan
dalam akuntansi lebih banyak disebabkan lokal suatu daerah dapat berasal dari
oleh pelaku akuntansi tersebut. Akuntansi pengetahuan lokal (local knowledgement)
sudah diciptakan sedemikian baiknya tetapi yang dimiliki oleh masyarakat tersebut atau
ketika yang menggunakan akuntansi tersebut tradisi yang sudah berjalan lama di daerah
hanya berdasar kepentingannya semata, tersebut. Karakteristik dari kearifan lokal
maka akuntansi pun akan dipergunakan adalah bahwa kearifan lokal tersebut harus
untuk kepentingan satu kelompok saja. mengajarkan mengenai nilai-nilai etika dan
Calon-calon pelaku akuntansi (mahasiswa) moral dan ajaran-ajaran kearifan lokal harus
harus menyadari hal ini dan sudah dapat mengajarkan untuk mencintai alam
seharusnya pendidikan akuntansi dan lingkungan. Masyarakat Bali juga
memberikan pemahaman bahwa etika dan memiliki beberapa konsep kearifan lokal
moralitas sangat diperlukan dalam profesi yang sudah dianut selama ratusan tahun.
akuntansi. Salah satu kearifan lokal yang dimiliki oleh
Mulawarman (2008) berpendapat bahwa masyarakat Bali, yaitu konsep tri hita
tujuan dari pendidikan akuntansi adalah karana, konsep manyama braya (hubungan
memberikan nilai “cinta yang melampaui” kekeluargaan), konsep paras paros, dan
pada mahasiswa dalam bentuk konsep sagilig sagulug salunglung
keseimbangan antara akuntabilitas dan sabyantaka. Sebagian besar nilai-nilai dalam
moralitas. Pada titik ini maka diharapkan konsep kearifan lokal masyarakat Bali
lulusan akuntansi nantinya memiliki adalah nilai-nilai etika, sosial, dan
pertanggungjawaban moral tidak hanya kepedulian terhadap alam dan lingkungan.
kepada pemilik perusahaan atau investor Konsep tri hita karana merupakan
saja, tetapi juga kepada masyarakat sosial sebuah konsep spiritual dan konsep kearifan
dan lingkungan. Pada akhirnya orang-orang lokal masyarakat Bali yang bertujuan untuk
yang berkecimpung dalam profesi akuntansi membentuk keselasaran hidup manusia.
77
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 1, Tahun 2016
Putu Sukma Kurniawan
74 - 84
Kata tri hita karana berasal dari bahasa saja yang diajarkan dalam mata kuliah
sanskerta yang terdiri dari tiga kata, yaitu akuntansi sosial dan lingkungan tersebut.
“tri” yang berarti tiga, “hita” yang berarti Proses wawancara dilakukan juga untuk
kebaikan atau kemuliaan, dan “karana” yang mengetahui apakah para pengajar sudah
berarti penyebab sehingga secara umum memasukkan materi unsur-unsur spiritual,
pengertian dari tri hita karana adalah tiga budaya, dan kearifan lokal dalam materi
hal atau tiga penyebab yang mengakibatkan mata kuliah akuntansi sosial dan lingkungan.
kehidupan manusia menjadi baik atau Wawancara juga dilakukan untuk
bahagia. Konsep tri hita karana terdiri dari mengetahui bagaimana respon pengajar
konsep parahyangan (hubungan manusia mengenai proses pembelajaran akuntansi
dengan Tuhan (kata hyang berarti suci)), sosial dan lingkungan yang disertai dengan
konsep pawongan (hubungan manusia memasukkan unsur-unsur spiritual, budaya,
dengan manusia (kata wong berarti dan kearifan lokal. Penelitian konseptual ini
manusia)), dan konsep palemahan dilakukan di jurusan akuntansi program S1
(hubungan manusia dengan lingkungan atau Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja,
alam). Ajaran utama dari konsep tri hita Bali. Penelitian konseptual ini dilakukan di
karana adalah bagaimana agar manusia jurusan akuntansi program S1 Universitas
mencapai keseimbangan dan keselarasan Pendidikan Ganesha untuk mengetahui
hidup. Menurut konsep tri hita karana, bagaimana proses pembelajaran akuntansi
keseimbangan dan keselarasan hidup akan sosial dan lingkungan yang memasukkan
tercapai jika manusia menjalin hubungan unsur-unsur spiritual, budaya, dan kearifan
yang baik dengan Tuhan, menjalin hubungan lokal khas daerah Bali.
baik dengan sesama manusia, dan menjalin
hubungan baik dengan lingkungan atau HASIL PENELITIAN DAN PEMBA-
alam. HASAN
Gambaran Umum Materi Kuliah
METODE PENELITIAN Akuntansi Sosial dan Lingkungan pada
Penelitian ini merupakan penelitian Jurusan Akuntansi Program S1
konseptual yang bertujuan untuk Universitas Pendidikan Ganesha
mensintesakan unsur-unsur spiritualitas, Standar kompetensi dari mata kuliah ini
budaya, dan kearifan lokal dalam materi adalah diharapkan mahasiswa memahami
kuliah akuntansi sosial dan lingkungan. dan mampu mengaplikasikan konsep dasar
Pengumpulan data dalam penelitian ini akuntansi sosial dan lingkungan, konsep
selain ditentukan berdasarkan informasi dasar corporate social responsibility dan
pribadi yang dimiliki oleh penulis juga dapat menjelaskan serta membuat komponen
ditentukan berdasarkan dokumen-dokumen laporan keberlanjutan perusahaan dalam
yang berisi mengenai materi pembelajaran bentuk laporan keberlanjutan perusahaan.
mata kuliah akuntansi sosial dan lingkungan Sebaran materi yang disampaikan berikut ini
(silabus dan satuan acara perkuliahan) dan merupakan materi yang terdapat dalam
dosen yang mengampu mata kuliah tersebut. silabus mata kuliah akuntansi sosial dan
Observasi dilakukan untuk melihat lingkungan. Berikut adalah sebaran materi
bagaimana para pengajar menyampaikan yang diajarkan pada setiap pertemuan:
materi kuliah akuntansi sosial dan
lingkungan. Observasi juga dilakukan untuk
melihat teknik atau cara pengajar
menyampaikan materi kuliah akuntansi
sosial dan lingkungan dan materi-materi apa
78
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 1, Tahun 2016
Putu Sukma Kurniawan
74 - 84
entitas bisnis harus bertanggung jawab sebagai manusia. Manusia harus bisa
terhadap kesejahteraan sosial (social menggunakan kama (keinginan) untuk
welfare) stakeholders perusahaan, konsep mendapatkan artha (tujuan hidup yang
profit diartikan bahwa perusahaan tidak dalam konteks ini diartikan sebagai harta)
hanya mengejar keuntungan perusahaan dengan berlandaskan dharma (kebaikan)
semata tapi juga harus memberikan agar mendapatkan moksha (pembebasan dari
kemajuan kepada semua stakeholders kehidupan duniawi). Jika dilihat secara
perusahaan, dan konsep planet yang sepintas maka orang awam mungkin akan
diartikan bahwa perusahaan harus bijak mengartikan bahwa tujuan hidup manusia
dalam mengelola sumber daya alam. sesuai ajaran Agama Hindu adalah mencari
Berdasarkan pemahaman ini maka sintesa artha (harta). Konsep inti dari catur purusa
konsep tri hita karana pada konsep artha mengajarkan bahwa manusia harus
akuntansi sosial dan lingkungan adalah mencari artha bukan sebagai tujuan utama
unsur dalam triple bottom lines yang tetapi hanya sebagai sarana untuk mencapai
menyatakan bahwa perusahaan harus tujuan yang sebenarnya. Tujuan yang
memikirkan juga lingkungan sosial (people) sebenarnya dalam Agama Hindu adalah
dan lingkungan alam (planet) dalam untuk mencapai moksha (jiwa manusia
aktivitas perusahaan adalah sama dengan menyatu dengan jiwa Brahman (Tuhan))
konsep bahwa manusia harus mencapai dalam hal ini bahwa manusia sudah
keseimbangan sosial (pawongan) dan mencapai pembebasan yang sejati. Harta
keseimbangan dengan alam (palemahan) hanya sebagai sarana untuk menjalani hidup
dalam konsep tri hita karana. Dengan dan harta dapat pula dipergunakan untuk
sintesa konsep ini maka pemberian materi membantu orang lain. Jadi dalam pengertian
konsep akuntansi sosial dan lingkungan di yang sebenarnya tujuan hidup manusia
kelas dapat ditekankan bahwa konsep triple bukanlah untuk mencari harta. Konsep inti
bottom lines secara garis besar sama dengan berikutnya dari catur purusa artha adalah
konsep tri hita karana. bahwa dalam mencari artha (harta) manusia
Unsur spiritual dari masyarakat Bali harus berlandaskan dengan dharma
mengenal konsep catur purusa artha yang (kebaikan). Manusia tidak diperbolehkan
terdiri dari 4 bagian, yaitu dharma untuk menggunakan cara-cara yang tidak
(kebaikan), artha (harta), kama (keinginan), baik dalam mencari harta. Kebaikan harus
dan moksha (kebebasan dari duniawi). Kata menjadi dasar dalam segala perbuatan
catur purusa artha berasal dari bahasa manusia dalam hidupnya. Jika kita
sanskerta yang memiliki arti, yaitu catur sintesakan konsep catur purusa artha ini ke
berarti empat, purusa berarti hidup, dan dalam konsep akuntansi sosial dan
artha berarti tujuan. Secara keseluruhan lingkungan maka dapat diartikan bahwa
catur purusa artha berarti empat tujuan perusahaan dalam mencapai laba (profit atau
hidup sebagai manusia. Tujuan hidup artha) harus dilandasi dengan cara-cara yang
manusia sebagaimana dinyatakan dalam baik (dharma). Perusahaan harus menyadari
sebuah sloka “dharma, artha, kama, bahwa yang diuntungkan dari kegiatan
moksana sarira sadhanam” yang berarti perusahaan bukanlah hanya manajemen dan
bahwa badan yang disebut sarira hanya pemegang saham saja, tetapi semua
boleh dipergunakan sebagai alat untuk stakeholder baik di internal maupun
mencapai kebaikan, harta, keinginan, dan eksternal perusahaan juga harus dapat
pembebasan duniawi. Dari konsep catur menikmati keuntungan yang didapatkan oleh
purusa artha ini kita dapat melihat bahwa perusahaan. Ini dapat diartikan bahwa tujuan
Agama Hindu mengajarkan bahwa manusia perusahaan tidak hanya untuk
dalam hidupnya harus memiliki tujuan menguntungkan manajemen dan pemegang
80
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 1, Tahun 2016
Putu Sukma Kurniawan
74 - 84
saham tetapi unsur sosial dan lingkungan di tambah kepada lingkungan sosial) dengan
sekitar perusahaan juga harus mendapatkan laporan laba rugi yang memasukkan faktor
keuntungan. Perusahaan akan memberikan nilai tambah kepada lingkungan sosial dan
manfaat yang lebih luas kepada semua unsur lingkungan alam. Pada dasarnya konsep
baik yang ada di dalam maupun di luar inipun sama dengan arti dari konsep triple
perusahaan (moksha). Manajemen bottom lines dimana perusahaan harus
perusahaan tidak boleh menggunakan memikirkan faktor sosial dan lingkungan.
egonya (kama) hanya untuk kepentingan Jika kita melihat pembahasan sintesa ini
manajemen dan pemegang saham saja. sebenarnya merupakan bukti bahwa nilai
Manajemen perusahaan harus menyadari atau konsep dari akuntansi sosial dan
bahwa banyak unsur sosial dan lingkungan lingkungan mengandung nilai-nilai universal
yang telah membantu aktivitas perusahaan. yang dianut juga oleh ajaran agama dan
Berdasarkan teori enterprise maka pada berlaku dalam kehidupan manusia.
dasarnya income atau keberhasilan lain yang
diperoleh perusahaan bukan hanya usaha Gambaran Umum Materi Kuliah
dari manajemen perusahaan saja tetapi Akuntansi Sosial dan Lingkungan dengan
terdapat juga dukungan dari lingkungan Sintesa Unsur-Unsur Spiritualitas,
sosial yang ada di luar perusahaan, misalnya Budaya, dan Kearifan Lokal
dukungan dari pemerintah dan masyarakat Tujuan dari penulisan artikel ini adalah
(konsumen). Berdasarkan pemahaman ini untuk menemukan komposisi materi kuliah
maka dalam teori enterprise, lingkungan akuntansi sosial dan lingkungan yang
sosial lebih berkuasa dan lebih kuat disertai dengan sintesa unsur-unsur
dibandingkan dengan pemegang saham spiritualitas, budaya, dan kearifan lokal
perusahaan (Soetedjo, 2009). Soetedjo masyarakat Bali. Komposisi tersebut akan
(2009) dalam bukunya memberikan contoh dibentuk dalam materi perkuliahan setiap
perbandingan antara laporan laba rugi pertemuan.
konvensional (tidak memasukkan nilai
83
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 1, Tahun 2016
Putu Sukma Kurniawan
74 - 84
84