Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telah diketahui bahwa obesitas sesungguhnya merupakan salah

satu penyakit degerative yang cukup serius. Penderita obesitas beresiko

lebih tinggi untuk terkena penyakit seperti penyakit jantung coroner (PJK)

hipertensi, diabetes militus, stroke, dan hyperlipidemia. 1 Penyebab

terjadinya obesitas biasanya pola makan. Pada penderita obesitas biasanya

ditemukan kelainan lipid berupa peninggian kadar kolesterol, trigliserida,

LDL kolesterol dan penurunan kadar HDL kolesterol.2 Obesitas tidak lagi

merupakan masalah kosmetis saja, akan tetapi sudah merupakan masalah

kesehatan yang serius oleh karena sering disertai berbagai

komplikasi/komorbid seperti diabetes mellitus(DM) tipe 2 dislipedemia,

hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler, kolelitiasis, kanker osteoarthritis

dan gangguan pernapasan. (2-3).

Obesitas terjadi akibat adanya ketidakseimbangan energy untuk

waktu yang lama yaitu total energy expenditure lebih kecil dibandingkan

energy intake sehingga terjadi akumulasi cadangan energy yang disimpan

dalam lemak subkutan dan visceral. Bentuk utama energy potensial kimia

disimpan dalam bentuk lemak (trigliserida). 4

Kenaikan kolesterol darah sangat berhubungan dengan terjadinya

penyakit jantung. Hierkolesterolemia biasanya terjadi ada orang gemuk atau

1
2

lanjut usia tetapi tidak menutup kemungkinan gangguan metabolisme ini

dapat terjadi pada orang kurus bahkan usia muda. Pada penyakit ini fungsi

dan struktur dari jaringan atau organ tertentu dapat memburuk dari waktu ke

waktu. Penyakit yang termasuk dalam kelompok ini antara lain Penyakit

Jantung Koroner (PJK) dan Kardiovaskuler(5).

Konsumsi teh mulai menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat

Indonesia, seiring dengan tingkat pemahaman dan kesadaran tentang

gerakan back to nature serta kecenderungan masyarakat mengonsumsi

makanan atau minuman substitusi sebagai imbangan diet kaya lemak,

kolesterol dan rendah serat. The Hijau berdasarkan penelitian memiliki

kandungan katein yang merupakan golongan polifenol. Senyawa ini efektif

dalam menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler, diabetes, penurunan

berat badan sebagai antiinflamasi, antivirus, dan antibakteri.5 Katein

terbanyak yaitu epigallocattechin-3-gallate (EGCG) ditemukan berkaitan

kuat dengan penurunan resiko penyakit metabolic.6

EGCG dapat menghambat aktifitas KoA karboksilase dalam siklus

biosintesis asam lemak, sehingga daat menurunkan akumulasi triasilgliserol

(trigliserida) pada jaringan lemak. Katein (EGCG) mempunyai efek

hiokolesterolemik, karena EGCG menekan absopsi kolesterol di dalam usus.

Katein tidak benar – benar mempengaruhi kerja enzim yang memecah

lemak, namun mampu mengurangi penyererapan kolesterol dan

meningkatkan kemampuan pembuangan kolesterol pada faces.7


3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan

masalah : “Adakah pengaruh Teh Hijau(Camellia sinensis L. Kutze)

terhadap kadar kolesterol ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian The Hijau(Camellia

sinensis L. Kutze) terhadap kadar koleterol.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kadar kolesterol total sebelum mengonsumsi

Teh Hijau.

b. Untuk mengetahui kadar kolesterol total sesudah mengonsumsi Teh

Hijau.

c. Untuk menganalisa pengaruh pemberian teh hijau terhadap kadar

kolesterol

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis
4

a. Dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh pemberian teh

hijau terhadap kadar kolesterol serta yang faktor-faktor dapat

mempengaruhi pemeriksaan kadar kolesterol.

b. Dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam meyelesaikan

pendidikan Diploma III Kesehatan bidang Analis Kesehatan.

2. Bagi Akademi

Untuk menambah perbendaharaan Karya Tulis Ilmiah di

perpustakaan Akademi Analis Kesehatan 17 Agustus 1945 Semarang.

3. Bagi Masyarakat

Dengan membaca Karya Tulis Ilmiah ini masyarakat

dapatmengetahui pentingnya pengaruh pemberian teh hijau pada

penderita obesitas terhadap kadar kolesterol.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian mencakup bidang minat Kimia Klinik.

F. Orisinalitas Penelitian

A. Orisinalitas Penelitian

Tabel 1.1. Orisinalitas Penelitian

Nama
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
penulis
1. Kartika Pengaruh Setelah pemberian perlakuan DTL
Dewi (2008) Ekstrak Teh + ETH, kadar trigliserida
Hijau (Camellia menunjukkan perbedaan yang
Sinensis var. sangat bermakna (p < 0,001)
5

Assamica) antara perlakuan kelompok I, II


terhadap terhadap kelompok perlakuan III,
Penurunan IV, V. Perbedaan menunjukkan
Berat Badan, rata-rata kadar trigliserida pada
Kadar perlakuan kelompok III, IV, V
Trigliserida dan lebih rendah dibandingkan dengan
2. Riska Pengaruh Teh hijau dapat menurunkan berat
Wulandari, Ekstrak Teh badan terletak pada tiga
Soraya Hijau terhadap komponen/bahan utamanya, yaitu
Rahmanisa( Penurunan epigallocatechin gallate (EGCG)
2016) Berat Badan Caffein, dan L-theanine. Dengan
pada Remaja 690 mg/hari catechin selama 12
minggu, dapat mengurangi total
berat badan ±3 kg, mengurangi
lingkar pinggang hingga ±3,3 cm,
serta mengurangi persentase
lemak tubuh ± 1,5 kg.
3. Riska Pengaruh Teh Bahwa pemberian ekstrak teh
Rahmadani Hijau (Camellia hijau dan teh apel pada
,Rudy sinensis) dan konsentrasi 7,2 mg mL-1 dapat
Agung Teh Apel menurunkan berat badan (0,345
Nugroho, (Mallussylvestri gr). Selain itu, pemberian teh apel
Sudiastuti sMill.) dan teh hijau komersial dengan
Komersial konsentrasi 7,2 mg mL-1 mampu
terhadap menurunkan kadar kolesterol
Penurunan (68.33±32.71 mg/dL) dan kadar
Indeks HDL (37.67±18.62 mg/dL)
Obesitas. selama 28 hari. Akan tetapi,
pemberian teh hijau da teh apel
tidak menyebabkan penurunan
kadar trigliserida dan LDL.
4. Ernawati Efek pemberian Hasil analisis menunjukkan
Hardani, ekstrak teh bahwa terdapat penurunan yang
Wiryatun hijau (Camellia signifikan antara pengukuran TLT
Lestariana, sinesis (L) O. sebelum dan setelah perlakuan.
Susetyowati Kuntze) var. Hal ini menunjukkan
Assamica bahwa adanya penurunan kadar
terhadap total TLT pada wanita dewasa pegawai
lemak tubuh Dinas Kesehatan Yogyakarta yang
6

dan profi l lipid overweight dan obesitas terjadi


wanita dewasa karena perlakuan pemberian
5. Grace M. Pengaruh Pemberian kombinasi ekstrak teh
Datu Tasik pemberian hijau dan ekstrak kayu manis pada
ekstrak teh dosis 54 mg/200gbb/hari, 108
hijau (Camellia mg/200gbb/hari, 216
sinensis) dan mg/200gbb/hari terbukti
kayu manis berpengaruh terhadap penurunan
(Cinnamomum kadar trigliserida tikus
burmanii) hipertrigliseridemia sebesar 20,01
terhadap kadar mg/dL; 28,79 mg/dL; dan 43,23
trigliserida tikus mg/dL secara signifikan (p<0,05).
Sprague
Dawley yang
diinduksikan
kolestrol murni.

Dari sumber penelitian di atas, peneliti ingin melakuan penelitian


dari penulis sebelumnya yaitu Pengaruh pemberian teh hijau (Camellia
Sinensis var. Assamica) terhadap kadar kolesterol pada obesitas yang
dilakukan oleh Kartika Dewi. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil
penurunan kadar trigliserida pada koloni tikus jantan galur wistar.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu


terletak pada subyek penelitian. Penelitian ini menggunakan subyek yaitu
penderita obesitas.

BAB II
7

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Obesitas

a. Pengertian

Obesitas (obesity) berasal dari bahasa latin yaitu “ob”

yang berarti akibat dari dan “esum” artinya makan. Sehingga

obesitas dapat didefinisikan sebagai akibat dari dari pola makan

yang berlebihan. WHO membuat definisi baku dari obesitas dan

menyatakan kondisi ini sebagai suatu keadaan di mana terjadi

penimbunan lemak tubuh secara berlebihan.8

Pada kenyataannya penderitas obesitas akan mengalami

gangguan kesehatan yang timbul akibat lemak tubuh berlebihan.

Umumnya akan memperendek usia atau gangguan dalam kegiataan

kehidupan sehari hari dan kejadian penyakit yang timbul bias

sampai 2-6 kali lebih sering atau banyak dari mereka yang lemak

tubuhnya normal.9

Disamping berpengaruh buruk pada kesehatan dan

kejadian suatu penyakit, obesitas juga dapat memberi dampak

buruk secara psikologi. Obesitas dapat terjadi pada semua golongan

umur, akan tetapi pada anak biasanya timbul saat menjelang remaja

dan dalam masa tua.10-11


8

Prevalensi obesitas semakin meningkat, hampir setengah

milyar penduduk dunia saat ini tergolong overweight atau obese.12

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun 2007, di

Indonesia prevalensi nasional obesitas secara umum pada

penduduk berusia lebih dari 15 tahun adalah 19,1%, dengan

prevalensi laki-laki 13,9% sedangkan perempuan 23,8% serta

prevalensi obesitas berdasarkan IMT sebesar 10,3%.13

1) Cara menentukan obesitas :

Kriteria obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok. 14 :

Obesitas ringan : Nilai IMT antara 25-29,9 %

Obesitas sedang : Nilai IMT antara 30-40 %

Obesitas berat : Nilai IMT >40 %

2) Faktor resiko penyebab obesitas, yaitu :

a) Faktor makanan

Kadang kadang seseorang ingin kembali ke pola

makan masa anak-anak, sesukannya baik waktu maupun

jenis makanan. Inilah yang merangsang orang tersebut

makan lagi dan makan lagi.

b) Faktor psikologi

Faktor yang ada di pikiran seseorang bisa

mempengaruhi kebiasaan makan. Banyak orang

memberikan reaksi emosi dengan makan.

c) Faktor genetika
9

Faktor genetika secara tidak langsung ikut

campur dalam menentukan jumlah unsur sel lemak dalam

tubuh. Karena pada saat ibu yang menderita obesitas

sedang hamil maka unsure sel lemak yang berjumlah besar

dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan

diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan.

Maka tidak heran bila bayi lahir memiliki unsur lemak

yang relative sama besar.

d) Faktor lingkungan dan media komunikasi

Faktor lingkungan ini termasuk perilaku/pola

gaya hidup seseorang di lingkungan sekitarnya. Media

juga termasuk faktor yang penting. Karena dengan adanya

iklan makanan di media, banyak yang merangsang

seseorang untuk makan terus dan terus menerus.8

Dampak Obesitas terhadap kesehatanObesitas

meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit

menahun seperti :

1) Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa)

2) Tekanan darah tinggi (hipertensi)

3) Stroke

4) Serangan jantung (infrak miokardium)

5) Gagal jantung
10

6) Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya prostat dan kanker

usus besar)

7) Batu kandung empedu dan batu kandung kemih

8) Gout dan arthiritis gout

9) Tidur apneu (kegagalan untuk bernafas secara normal ketika

sedang tidur, menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam

darah)

10) Sindroma Pickwickian.15

b. Cara pengobatan obesitas

1) Diet

Dengan mengkonsumsi makanan rendah lemak dan

kalori. Berguna untuk menurunkan berat badan. Komposisi

pola diet diet yang dianjurkan adalah 50% karbohidrat, 20%

protein, dan 30% lemak dari seluruh total kalori yang

dikonsumsi perhari.

2) Berolahraga

Olahraga bermanfaat bagi kebugaran badan dan

membantu untuk menurunkan berat badan.

3) Perubahan Perilaku

Kesadaran bahwa obesitas tidak memiliki sisi positif

adalah hal terpenting dalam menurunkan berat badan. Motivasi

dan disiplin diri juga penting. Termasuk, mengikuti pola diet


11

dan olahraga yang dianjurkan serta membatasi makanan

berlemak tinggi sebagai pelampiasaan stress.

c. Pengobatan

Pemilihan obat harus dipertimbangkan berdasarkan prinsip

kerja. Obat yang yang hanya bekerja secara lokal tidak menggangu

sususan syaraf pusat diyakini mampu menurunkan berat badan

secara aman dan tidak memberi stimulant palsu yang sering

memberi efek pada penggunanya.9

2. Teh Hijau

a. Pengertian Teh Hijau(Green Tea)

Teh Hijau (Green Tea) merupakan salah satu jenis teh

herbal yang berasal dari China. Tanaman ini banyak dibudidayakan

di Asia Tenggara sebagai bahan baku pembutan obat tradisional

(herbal medicine). Hal ini debabkan karena teh hijau mengandung

polifenol dalam jumlah yang tinggi yaitu 30-40%, lebih tinggi dari

teh hitam yang mengandung polifenol 3-10%.16

Secara taksonomi, teh hijau (Camellia sinensis) di

klasifikasikan sebagai berikut17:


12

Gambar 2.1

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Sub Kelas : Dialypetalae

Ordo : Guttiferales (Clusiales)

Family : Camelliaceae (Theaceae)

Genus : Camellia

Spesies : Camellia sinensis

b. Kandungan teh hijau

Teh hijau memiliki kandungan kimia berupa

polifenol(katekin), tannis, flavonoid, dan metilxantin (kafein,

theofilin, dantheobromin. Dalimartha (1999) berpendapat bahwa

dari setiap 100 grdaun teh mengandung kalori 17 kJ, 75 – 80 % air,

polifenol 25%,protein 20%, karbohidrat 4%, kafein 2,5 – 4,5%,


13

serat 27%, danpectin 6%. Bahan-bahan kimia dalam teh dapat

dikelompokkanmenjadi empat kelompok besar, yaitu :

1) Substansi fenol : katekin/tannin, flavanol

2) Substansi bukan fenol : karbohidrat, pectin, alkaloid,

klorofildan zat warna lain, protein dan asam-asam amino,

asamorganik, resin, vitamin, serta substansi mineral.

3) Substansi penyebab aroma : fraksi karboksilat,

fenolat,karbonil, dan fraksi netral bebas karbonil.

4) Enzim : invertase, amylase, b-glukosidase,

oximetilase,protease dan peroksidase.18

Polifenol atau katekin pada teh hijau merupakan

zatantibakteri yang terbukti dapat mempertahankan pertahanan

tubuh dengan memfagositosis bakteri ataupun zat asing yang

masuk kedalam tubuh (Wibowo, 2006). Dalimartha (1999)

mengemukakanbawah teh hijau telah banyak diteliti dalam dunia

kedokteran gigisebagai bahan antibakteri.6

c. Mekanisme Teh Hijau

Polifenol pada teh hijau berupa katein dan flavanol.

Senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan untuk menangkap

radikal bebas dalam tubuh juga dapat mencegah berkembangnya

sel kanker dalam tubuh.6


14

Katein tidak benar – benar mempengaruhi kerja enzim yang

memecah lemak, namun mampu mengurangi penyerapan

kolesterol dan meningkatkan kemampuan pembuangan pada faces.

d. Sifat Farkologis teh hijau

Kandungan polifenol dipercaya dapat mencegah terjadinya

proliferasi sel dan aktivitas perkembangan tumor. Aktifitas

antimicrobial ditunjukan secara in vitro pada bakteri

Porphyromonas gingivalis. Kandungan fluoride dan tanin pada the

hijau juga dipercaya daat menurunkan karies pada gigi. Flavonoid

pada teh hijau juga mampu memerkuat dinding sel darah merah dan

mengatur permeabilitasnya, mengurangi kecenderungan

thrombosis, dan menghambat oksidasi LDL sehingga mengurangi

terjadinya proses atherosclerosis di pembuluh darah yang

selanjutnya akan mengurangi resiko kematian akibat penyakit

jantung koroner.12

3. Kolesterol

a. Definisi Kolesterol

Kolesterol adalah salah satu komponen dalam membentuk

lemak. Di dalam lemak terdapat berbagai macam komponen yaitu

seperti zat trigliserida, asam lemak bebas, dan juga kolesterol.


15

Secara umum, kolesterol berfungsi untuk membangun dinding

didalam sel (membrane sel) dalam tubuh. Bukan hanya itu saja,

kolesterol juga berperan penting dalam memproduksi hormon

seks(contohnya Estroge & Testosteron), vitamin D(untuk

membentuk & mempertahankan tulang yang sehat) serta berperan

penting dalam menjalankan fungsi saraf dari otak.9

Kebutuhan tubuh akan kolesterol sebesar 80% diambil

dari luar dan 20% dibuat sendiri oleh tubuh kita. Dan paling sedikit

2/3 kolesterol di dalam tubuh kita dibuat / dibentuk oleh hati

(Liver) dan di dalam usus kita. Kolesterol tersimpang terbanyak di

bagian otak, di kelenjar adrenal dan di lapisin serat syaraf. Di

dalam darah kolesterol bias mengalir kemana mana karena terikat

dengan protein yang kita kenal dengan nama Lipoprotein.19

Kolesterol termasuk zat gizi yang sukar diserap oleh

tubuh, masuk kedalam organ tubuh melalui sistem limpatik.

Kolesterol dalam plasma darahterutama dijumpai berikatan dengan

asam lemak dan ikut bersirkulasi dari bentukester kolesterol.20

b. Sumber kolesterol

Sumber kolesterol berasal dari semua bahan makanan asal

hewani,daging,telur, susu, dan hasil perikanan, jaringan otak,

jaringan saraf, dan kuning telur.21

c. Fungsi Kolesterol

1) Sebagai bahan sumber untuk membuat membran sel.


16

2) Sebagai sumber pembuatan vitamin D dengan bantuan sinar

UVdari matahari.

3) Sebagai sumber dalam pembuatan garam empedu

untukmengemulsi (mencerna) lemak dan minyak yang kita

makan.

4) Sebagai bahan sumber untuk membuat hormon

testosteronemaupun estriol.

5) Sebagai bahan sumber untuk pembuatan

hormoneglukokortikosteroida seperti hidrokortison (zat yang

dapatmenetralkan peradangan yang sering ditimbulkan stres).

6) Sebagai bahan sumber untuk pembuatan

hormonemineralocortikosteroida seperti aldosterone.20

d. Sintesis Kolesterol

Kolesterol dibentuk melalui asetat yang diproduksi dari

nutrien dan energiserta hasil metabolisme lainnya disamping

kolesterol juga memproduksi energi.

Sumber energi berlebihan mengakibatkan pembentukan

asetat sebagai perantarajuga berlebih, dan lemak di dalam tubuh

juga akan bertambah. Pembentukankolesterol melalui asetat

merupakan proses yang sangat kompleks, diantaranyayang

memegang peranan penting adalah enzim reduktase HMG – Co.A.

Pembatasan konsumsi kolesterol akan berakibat

menaiknya kadar kolesteroldalam darah apabila sistem kerja enzim


17

tidak normal. Kolesterol pada keadaannormal disintesa dalam

makanan yang dimakan, diubah menjadi jaringan,hormon-hormon

vitamin yang kemudian beredar ke dalam tubuh melalui

darah,namun ada juga kolesterol kembali ke dalam hati untuk

diubah menjadi asamempedu dan garamnya, hasil sintesa kolesterol

disimpan dalam jaringan tubuh.21

e. Balance Kolesterol

Dalam keadaan normal, kolesterol disintesis dalam tubuh

sejumah dua kali dari kadar kolesterol di dalam makanan yang

dimakan. Kolesterol yang disintesis diubah menjadi jaringan tubuh

terlebih pada jaringan otak (dalam air susu), hormone kelamin, dan

vitamin D, yang kemudian beredar dalam tubuh melalui darah.

Tetapi juga kolesterol kembali dalam hati untuk diubah menjadi

asam empedu dan garam empedu. Hasil sintesis kolesterol

disimpan dalam jaringan tubuh.

Bila terjadi gangguan dalam konsumsi kolesterol, maka

akan terjadi mekanisme untuk mempertahakan keseimbangan

kolesterol dengan semua faktor di atas sebagai mekanisme

pertahanan.21

f. Jenis-jenis Kolesterol

Jenis kolesretol ada 2 yaitu :

1) Kolesterol eksogenik yaitu kolesterol yang didapatkan dari

makanan khususnya produksi hewani.


18

2) Kolesterol endogenic yaitu kolesterol yang diproduksi oleh

hati dan usus dengan cara mensintesis kolesterol dari senyawa

– senyawa yang konfigurasi molekulnya berbeda dari

kolesterol (Widman, 1989:262)

g. Harga Normal Kolesterol

Kolesterol juga mempunyai nilai normal didalam tubuh yaitu :

1) Normal : <200 mg/dl

2) Resiko sedang : 200-240 mg/dl

3) Resiko Tinggi : >240 mg/dl (kee, 2007:129)

h. Faktor-faktor yang mempengaruhi kolesterol

Faktor resiko suatu penyakit yang diyakini meningkatkan

resiko timbulnya penyakit kolesterol yang bersangkutan,

diantaranya sebagai berikut :

1) Makanan

Salah satu yang paling berpengaruh besar terhadap

kadar kolesterol darah adalah campuran lemak yang terdapat

dalam makanan. Mengkonsumsi makanan dengan kandungan

lemak yang tinggi seperti daging, kuning telur, dan fgorengan

merupakan salah satu penyebab kolesterol. Kelebihan asupan

karbohidrat juga dapat meningkatkan kolestertol dalam tubuh,

sehingga mengkonsumsi makanan yang mengandung kalori

tinggi perlu dibatasi.22

2) Faktor Genetik
19

Kadar kolesterol juga dipengaruhi karena faktor

keturunan. Jika kita memiliki sejarah keluarga berkolesterol

tinggi, sebaiknya waspada dan rajin untuk melakukan

pemeriksaan kolesterol. Biasanya, kolesterol tinggi gen

pewaris bersiko tinggi penyakit jantung dan stroke.23

3) Usia

Usia meruakan salah satu faktor resiko tinggi atau

rendahnya kolesterol. Resiko paling tinggi pada umur 40 tahun

ke atas. Hal ini dikarenakan penurunan kerja dari hormon

esterogen pada wanita yang mengakibatkan proteksi terhadap

kolesterol menurun.24

4) Obesitas

Obesitas sangat jelas memepengaruhi kolesterol

karena obesitas timbul sebagai akibat masukan energy yang

melebihi pengeluaran energy. Bila energi dalam jumlah besar

(dalam bentuk makanan) yang masuk kedalam tubuh melebihi

jumlah yang dikeluarkan, maka berat badan akan bertambah

dan sebagian besar kelebihan energi tersebut akan disimpan

sebagai lemak.24

5) Kurang Pengetahuan

Tingkat pengetahuan sesorang merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol, hal tersebut

dibuktikan oleh penelitian sebelumnya. Pengetahuan memiliki


20

peran yang signifikan terhadap kadar koletserol seseorang dan

mempengaruhi tindakan pencegahan yang dapat dilakukan

dalam mengendalikan kadar kolesterol.24

6) Aktivitas Fisik

Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan resiko

serangan jantung. Dengan olahraga teratur akan menurunkan

kadar kolesterol jahat dan akan menaikan kadar kolesterol

baik. Aktivitas fisik juga dapat mempengaruhi berat badan.

Semakin banyak aktivitas fisik, kemungkinan akan

menurunkan berat badan juga akan berkurang. Disarankan

untuk melakukan olahraga minimal 30 menit setiap hari.

Lakukanlah olahraga yang ringan seperti jogging, senam

ringan, jalan, bersepeda dll. Lakukanlah olahraga dengan cara

yang menyenangkan.24

7) Jenis Kelamin

Jenis kelamin juga disebutkan juga faktor resiko

peningkatan kadar kolesterol karena adanya suatu system kerja

hormone.25

8) Konsumsi Teh Hijau

Kandungan epigallloacthecin-3-gallate (ECGC) pada teh hijau

dapat menghambat aktifitas asetil KoA karboksilase dalam

siklus biosintesis asam lemak, sehingga dapat menurunkan

akumulasi trigliserol pada jaringan lemak. Katein (EGCG)


21

mempunyai efek hiperkolesterolemik, karena EGCG menekan

absorpsi kolesterol di dalam usus.6-7

i. Gambaran Kadar Kolesterol pada Obesitas

Pada penderita obesitas akan mengalami peningkatan

kadar kolesterol dalam tubuh yang diakibatkan oleh timbunan

lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Timbunan lemak berasal

dari makanan yang mengandung lemak. Tingginya kadar kolesterol

biasanya disebut Hiperkolesterolemia yang erat kaitannya dengan

penyakit obesitas. Sebab pada kondisi itu terjadi perbandingan

antara HDL

(High Dencity Lipoprotein) cenderung menurun (dimana

kadar trigliserida secara umum meningkat) sehingga memperbesar

terjadinya artheklerosis.21

Sebagaimana dijelaskan faktor penyebab meningkatnya

kadar kolesterol karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan

yang mengandung lemak, untuk mengurangi tingkat resiko

penimbunan kolesterol yang banyak di perlukan pengaturan pola

makan yang baik terutama pada seseorang yang telah menderita

obesitas.

j. Faktor Resiko Penyakit Akibat Kolesterol

1) Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner terjadi bila terdapat

timbunan (plak) yang menggandung lipoprotein, kolesterol


22

sisa-sisa jaringan dan terbentuknya kalsium pada intinya atau

permukaan bagian dalam pembuluh darah.20

2) Diabetes mellitus

Diabetes melitus disebabkan oleh defisiensi insulin,

hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Gula yang

berlebihan akan merusak pembuluh darah. Karena gula tidak

dapat diproses menjadi energi pada penderita diabetes melitus,

maka energi terpaksa dibuat dari sumber lai, seperti lemak dan

protein. Akibatnya kolesterol yang terbentuk pada rantai

metabolisme lemak dan protein bisa menumpuk dan

mengancam pembuluh darah.20

3) Hipertensi

Kolesterol tinggi dalam darah akan menempel dan

menumpuk pada dinding pembuluh darah mengakibatkan

penyempitan pembuluh darah sehingga tekanan darah

meningkat.20

4) Obesitas

Obesitas merupakan resiko koroner yang independent

artinya tidak dipengaruhi oleh faktor lain. Pada orang dengan

obesitas, beban jantung lebih berat sehingga meningkatkan

tekanan darah dan kadar kolesterol darah, kadar asam lemak

HDL juga rendah, Trigliserida tinggi.9


23

k. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan

Disetiap laboratorium untuk mendaatkan hasil yang akurat

harus mengacu ada GLP (Good Laboratory Procedure) yaitu

melalui tahapan Pra Analitik, Analitik, dan Pasca Analitik.

1) Pra Analitik

Pra Analitik dapat dikatakan sebagai tahap awal,

dimana tahap ini sangat menentukan kualitas sampel yang

nantinya akan dihasilkan dan mempengaruhi proses kerja

berikutnya. Yang termasuk dalam tahap Pra Analitik meliputi

Kondisi pasien, cara dan waktu pengambilan sampel,

perlakuan terhadap proses persiapan sampel sampai sampel

selesai dikerjakan.

Seperti sudah disebutkan sebelumnya bahwa tahap pra

analitik sangat berpengaruh terhadap kualitas sampel walaupun

tidak dapat dinyatakan secara kuantitas. Tahap pra analitik

sangat banyak dipengaruhi oleh berbagai banyak faktor

sehingga jika terjadi kesalahan pada hasil pemeriksaan sangat

sulit untuk ditelusuri atau dilacak. Oleh karena sebagai petugas

laboratorium harus benar benar bekerja sesuai dengan petunjuk

pelaksanaan kerja sehingga meminimalisir terjadinya

kesalahan. Disamping faktor pengerjaan dari internal pada

tahap praanalitik juga sangat tergantung pada kondisi saat itu,

kejujuran dan kelengkapan pasien dalam memberi informasi,


24

kondisi sampel itu sendiri, suasana lingkungan dan bahan

pembantu yang digunakan.

Adapun faktor-faktor yang pada umumnya

berpengaruh pada tahap pra analitik antara lain :

a) Kondisi Pasien

b) Riwayat penyakit yang diderita pasien, penyakit turunan

ataupun kelainan bawaan tentunya sangat mempengaruhi

kondisi tubuh pasien tersebut.

c) Berat badan, tinggi badan, luas permukaan tubuh. Kondisi

fisik pasien secara spesifik tentunya akan berbeda dan

memberi pengaruh antar individu.

d) Kondisi pasien yang sedang sehat atau tidak. Kondisi

pasien saat pemeriksaan tentunya akan mempengaruhi

kondisi sampel yang diberikan.

e) Kelainan – kelainan yang diderita pasien. Jika pasien

memiliki kelainan tentunya akan mempengaruhi kondisi

pasien juga sampel dari pasien tersebut.

f) Aktivitas fisik pasien. Aktifitas yang dilakukan pasien

dapat meningkatklan kadar-kadar test tertentu

g) Gaya hidup pasien, kebiasaan pasien tentunya juga akan

mempengaruhi kondisi sampel.


25

(1) Lama Puasa Pasien (untuk pemeriksaan tertentu yang

memerlukan puasa)

(2) Persiapan secara umum, seperti : puasa selama 8-12

jam sebelum pengambilan spesiemen (untuk

pemeriksaan glukosa darah puasa, Trigliserida, profil

besi) tidak melakukan aktifitas fisik yang berat, tidak

merokok, tidak minum alkohol. Akan tetapi

diperbolehkan minum air putih

(3) Asupan Makanan dan Obat-obatan yang Dikounsumsi

(4) Asupan makanan dan obat-obatan tentunya akan

mempengaruhi hasil pemeriksaan, contohnya : obat-

obatan penurun kadar lemak ternyata daat

mempengaruhi hasil pemeriksaan kretinin kinase,

makan makanan yang berlemak tentunya dapat

mempengaruhi kolesterol total, kopi juga dapat

meningkatkan kadar kreatinin.

(5) Hal- hal perlu diperhatikan pada saat pengambilan

sampel :

(a) Posisi pada saat pengambilan sampel pasien

sebaiknya duduk dengan tenang.

(b) Lokasi pengambilan sampel pada median vena

fosa cubiti dan tidak boleh menunjukan adanya


26

gangguan perdarahan bekas luka, memar, serta

hindari terjadinya hematum.

(c) Pembendungan torniquet pada lengan 7,5-10 cm

diatas lipat siku dan segera lepaskan torniquet

setelah darah mengalir serta hindari terjadinya

hemolisis.

(d) Serum atau Plasma : pengambilan darah harus

dilakukan secara tepat, gunakan bahan pembantu

yang benar dan berkulitas baik

(e) Whole Blood : pengambilan darah harus

dilakukan secara tepat, gunakan nahan pembantu

yang benar dan memiliki kualitas baik, jaga

stabilitas sampel, kondisi lingkungan disesuaikan

dengan persyaratan.

Sampel yang diambil haruslah sampel yang

sesuai/ tepat dengan jenis pemeriksaannya, cara

pengambilan sampelpun harus benar. Penggunaan

bahan pembantu yang tidak tepat tentunya akan

merusak sampel. Kondisi lingkungan seperti suhu,

kebersihan tentunya mempengaruhi stabilitas dan

kualitas sampel sehingga dapat berakibat terhadap

hasil pemeriksaan. Kualitas bahan pembantu juga

mempengaruhi hasil karena jika kualitasnya tidak baik


27

tentunya dapat merusak sampel dan atau menurunkan

kualitas yang ada.

(6) Proses Persiapan Sampel

Cara mempersiapkan sampel tentunya sangat

berengaruh terhadap kualitas sampel yang ada.

2) Analitik

a. Alat

Perlu diperhatikan dalam penggunaan peralatan

1) Bagian – bagian alat fotometer dan alat ukur lainya

yang berfungsi dengan baik (kalibrasi alat).

2) Perlu bantuan (pipet, penangas air) juga dipantau

secara teratur ketepatannya.

3) Kebersihan, keutuhan dan ketepatan merupakan

persyaratan yang harus dipenuhi agar daat dipakai.

4) Alat – alat yang tidak memenuhi standart seperti

kuvet pecah atau retak, lalu fotometer suram dan

filter tidak teratur temperaturnya sebaiknya diganti.

b. Reagen

Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan reagen

adalah :

1) Fisik, kemasaan dan masa kadaluarsa

2) Suhu penyimpanan
28

3) Persiapan reagen sebelum pemeriksaan (suhu, pelarut,

dan stabilitas)

c. Metode

Dalam memilih metode pemeriksaan sebaiknya :

1) Reagen yang mudah diperoleh.

2) Alat yang tersedia untuk pemeriksaan tersebut

3) Metode pemeriksaan yang mudah dan sederhana.

4) Kemampuan tenaga pemeriksaan.

d. Prosedur

1) Centrifuge

Tabung harus tetap ditutup selama sentrifuge

untuk memecah kontaminasi, penguapan dan

perubahan ph. Saat sentrifuge, saat sentrifuge, harus

diperhatikan bahwa tabung berukuran yang sama

dengan volume specimen yang sama harus

ditempatkan berlawanan satu sama lain atau

seimbang.

2) Fotometer

Fotometer adalah alat yang digunakan untuk

mengukur sinar yang diserap atau diteruskan apabila

sinar tersebut dilakukan terhadap zat yang diperiksa.

Dalam hal ini harus diperhatikan yaitu pengaturan


29

program yang sesuai dengan pemeriksaan yang akan

di lakukan.

3) Pemipetan

Salah satu sumber – sumber penting dari

kesalahan besar yang menyebabkan “outliers”

dalam hasil analitik, yaitu pemipetan menggunakan

pipet yang terkontaminasi, penuangan, dan

sebagainya.26

3) Tahap Pasca Analitik

Terdapat dalam proses stelah pengambilan

specimen dan proses pengukuran yang meliputi perhitungan

dan penilaian (evaluasi) dengan syarat :

a. Hasil setiap pengujian harus dilaporkan dengan akurat, jelas, tidak

meragukan, objektif, dan sesuai dengan instruksi tertentu dalam metode

pengujian.

b. Hasil pengujian harus dapat dibaca, tanpa kesalahan dalam

penulisan, dilaporkan ada orang yang diberi wewenang untuk menerima

dan menggunakan informasi tersebut

Tahap praTeori
4. Kerangka analitik
1. Persiapan pasien
a) Asupan makanan Tahap analitik Tahap pasca
b) Obat-obatan yang analitik
1. Persiapan
dikonsumsi. reagen. 1. Pencatatan
c) Aktifitas fisik 2. Metode 2. Pelaporan
2. Persiapan spesimen 3. Alat Yang hasil
a) Pembendungan vena Digunakan
b) Hemolisis 4. Prosedur
Penelitian
3. Penyimpanan Sampel
30

5. Kerangka konsep

Teh Hijau Kadar Kolesterol

6.

Ada pengaruh mengonsumsi teh hijau terhadap kadar kolesterol.


31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah

eksperimen. Desain penelitian yang dipakai adalah one group pre-post test

design.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini

dilakukan pada bulan November 2018-Maret 2019

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Medis 1 Akademi

Analis Kesehatan 17 Agustus 1945 Semarang

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah penderitas wargaobesitas

Kelurahan Puspogiwang-Pusowarno (sekitar kampus) Semarang.

2. Sampel yang diambil sebanyak 30 sampel orang dari populasi. Teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive sampling.


32

D. Variable Penelitian

1. Variable Bebas (Independent) :

The Hijau

2. Variable Terikat (Dependent) :

Kadar Kolesterol

E. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

1. Kriteria Inklusi

a. Bersedia menjadi subjek penelitian.

b. Responden Obesitas usia 20-70 tahun.

c. Mempunyai IMT >25.

d. Resonden mampu untuk menyelesaikan rangkaian pengambilan

data dan mengikuti aturan penelitian.

2. Kriteria Ekslusi

a. Sampel yang diambil lisis.

b. Sampel lipemik.
33

F. Definisi oprasional

Tabel 3.1

No Variable Definisi Skala


1 Kadar kuantitas dan kolesterol yang dieriksa dengan Rasio
Kolesterol metode CHOD - PAP (Cholesterol Oxidase
Diaminase Peroksidase Para Amin
Phenazone) yang diukur dengan
menggunakan alat fotometer "Clinicon"
4010 dengan menggunakan program C/st,
standart=200 mg/dl, panjang gelombang =
546 nm dengan satuan mg/dl.

2 Teh hijau Teh hijau adalah dauh Teh kering 6 gram


yang diseduh dengan menggunakan air
panas 100 cc kemudian disajikan dalam
kondisi hangat.

3 Sebelum kadar kolesterol yang didapat dari


mengkonsumsi responden yang telah diberi asupan Teh
Teh hijau hijau.

4 Sesudah Kadar kolesterrol yang didapat dari


mengkongsums responden yang telah diberi asupan Teh
i Teh hijau hijau selama 7 hari berturut-turut.
34

G. Teknik Pengumulan Data

Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh secara

langsung dari hasil pemeriksaan kadar kolesterol dan wawancara yang

meliputi nama, umur, tinggi, berat badan dan quisoner. Sampel yang dapat

diperiksa di Laboratorium Medis 1 AAK 17 Agustus 1945 Semarang

menggunakan metode CHOD-PAP dengan jumalah sampel sebanyak 30

orang dari total populasi.

H. Instrumen Penelitian

1. Alat dan Bahan Penelitian

a. Alat

1) Fotometer Clinicon 4010

2) Tabung Reaksi

3) Rak Tabung Reaksi

4) Mikropipet 1000 ul dan 10 ul

5) Centrifuge

6) Blue tip

7) Yellow tip

8) Spuit steril

9) Tourniquet

10) Waterbath

11) Timer

12) Alat pengukur alat tinggi badan

13) Alat timbang berat badan


35

b. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serum.

2. Reagen

a. Alkohol

b. Satu kit reagen kolesterol untuk pemeriksaan kadar kolesterol

dari produk Human dengan katalog 10017.

1). Komposisi reagen

a) 4 x 30 ml enzym reagent :

Phospatase buffer (pH 6,5) 100 mmol/l

4 – Aminophenazone 0,25 mmol/l

Phenol 5 mmol/l

Peroxidase >5 KU/l

Cholesterol esterase > 150 U/l

Cholesterol oxidase > 100 U/l

Sodium azidase 0,05 %

b) 3 ml kolesterol standart 200 mg/dl atau 5,17 mmol/l.

b. 3 ml kolesterol standart 200 mg/dl atau 5,17 mm0l

2). Persiapan reagen

Reagen dan standart siap dipakai tanpa pengenceran.

3). Stabilitas reagen

Reagen stabil sampai masa kadaluarsa bila tersimpan pada

suhu 2ºC - 8ºC.


36

I. Prosedur Kerja

1. Cara perhitungan IMT :

a. Timbang berat badan calon responden

b. Ukur tinggi badan responden

IMT = Berat Badan(kg)/Tinggi Badan(m2)

2. Cara Pengambilan Darah Vena

a. Membersihkan vena fossa cubiti dengan alkohol 70% dan

menunggu sampai kering.

b. Memasang ikatan pembendung pada lengan atas meminta pada

probandus agar mengepal dan membuka tangannya berkali – kali

agar vena terlihat.

c. Menengangkan kulit vena itu dengan jari tengah kiri supaya vena

tidak dapat bergerak.

d. Menusuk kulit dengan jarum dan spuit dengan tangan samai ujung

jarum masuk ke lumen vena.

e. Menarik penghisap semprit secara perlahan – lahan sampai jumlah

darah dikehendaki keluar 3 ml.

f. Melepaskan pembendung

g. Menaruh kapas di atas jarum dan mencabut semprit dan jarum

tersebut.

h. Meminta kepada probandus suaya menekan tempat bekas tusukan

dengan kapas.
37

i. Mengangkat jarum dari semprit dan mengalirkan darah kedalam

tabung dengan hati – hati lewat dinding.

3. Cara Pembuatan Serum

a. Mengambil volume darah 1 – 2 ml.

b. Mendiamkan 30 menit pada suhu kamar.

c. Mencentrifuge darah selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm.

d. Memisahkan serum dari bekuan darah dengan pipet.

4. Prosedur Konsumsi Teh Hijau

a. Didihkan air, tuangkan air lebih banyak dibandingkan yang

diperlukan untuk membuat secangkir teh dalam cerek, dan

didihkan.

b. Tuang serbuk teh hijau yang telah ditentukan dengan komposisi 40

gr teh hijau.

c. Masukan air yang telah mendidih secukupnya.

d. The hijau siap diseduh

5. Prosedur Pemeriksaan Kolesterol

a. Metode : CHOD – PAP

b. Prinsip : kolesterol ditemukan setelah hidrolisa enzimatik dan

oksidasi. H2O2 bereaksi dengan 4 amino – antipyrine dan phenol

dengan katalisator peroksidase membentuk quinonimine yang

berwarna. Absorbance warna ini sebanding dengan kolesterol

dalam sampel.

c. Reaksi
38

Cholesterol Esterase
Kolesterol ester + H2O kolesterol + asam lemak

Kolesterol + O2 Cholesterol Oxida 4 – kolestone 3 – one + H2O2

Peroxidase
2H2O2 + 4 – aminophenazone + phenol quinonimine +

4H2O

d. Prosedur pemeriksaan

1) Diambil 3 ml sampel darah vena fossa cubiti, lalu dibuat serum.

2) Menyiapkan tiga buah tabung reaksi yang bersih dan kering

untuk blangko, standart dan sampel

3) Mencampur kemudian menginkubasi selama 10 menit pada

suhu 25°C atau selama 5 menit pada suhu 37°C.

4) Membaca sampel dengan menggunakan alat fotometer

“Clinicon” 4010 dengan :

Program : C/st

Panjang gelombang : 546 nm

Standart : 200 mg/dl

Nilai Normal : < 200 mg/dl

5) Tujuh hari kemudian dilakukan kembali pemeriksaan

kolesterol sesudah mengonsumsi sari belimbing wuluh pada

pasien yang sama sesuai prosedur.


39

J. Analisis Data

Data yang telah diperoleh diuji normalitasnya menggunakan uji Saphiro-

Wilk. Jika data yang didapatkan terdistribusi normal maka dilanjutkan

dengan uji statistik parameterik yaitu uji Paired-testjika data berdistribusi

tidak normal maka dilakukan uji statistik non parameterik yaitu uji

Wilcoxon test.
40

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dari hasil pemeriksaan kadar kolesterol sebelum dan sesudah

mengkonsumsi teh hijau pada warga puspogiwang RT1 RW 1 Semarang Barat

Semarang didapatkan hasil berikut :

Tabel 4.1 Data Statisktik

Descriptive Statistics Kadar Kolesterol Sebelum dan Sesudah Mengonsumsi

Teh Hijau
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kadar Kolesterol 30 112.2 275.3 148.953 37.4901

Sebelum
Kadar Kolesterol Setelah 30 108.3 270.5 144.677 36.6441
Valid N (listwise) 30

Dari 30 sampel diperoleh diperoleh kadar rata rata kolesterol sebelum

mengkonsumsi teh hijau adalah 148,9 mg/dl, dengan simpangan baku 37,4901

mg/dl dan kadar minimum 112,2 mg/dl. Sedangkan kadar rata rata kolesterol

sesudah mengkonsumsi teh hijau adalah 144,6 mg/dl, dengan simpangan baku

36,64441 mg/dl, kadar maksimum 270,5 mg/dl dan kadar minimum 108,3 mg/dl.

Data tersebut diuji normalitas data dengan uji Shapiro wilk yang didapatkan data
41

berdistribusi tidak normal, kemudian dilanjutkan uji sttistik dengan Wilxocon test.

Hasil dari uji normalitas dan uji statistik dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Uji Normalitas Uji Non Parametrik

Shapiro- Wilk Sig Wilcoxon test Sig


Sebelum

Mengkonsumsi P=0,000

Teh Hijau
P=0,000
Sesudah

Mengkonsumsi P=0,000

Teh Hijau

Data tersebut diolah dan dianalisa menggunakan uji normalitas menggunakan data

Shapiro Wilk. Dari Uji Shapiro Wilk didapatkan P=0,000 dan P=0,000 (P=0,05)

sehingga didapatkan data berdistribusi tidak normal. Kemudian dilanjutkan

dengan uji test Wilcoxon test. Dari uji Wilcoxon test didapatkan P=0,000 (P=0,05)

yang menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar

kolesterol sebelum dan sesudah mengonsumsi Teh Hijau.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan treatment pemberian

Teh Hijau 40gr/hari selama 7 hari berturut turut berpengaruh terhadap kadar

kolesterol. Hasil uji statistik menunjukan terdapat perbedaan kadar kolesterol

sebelum dan sesudah mengonsumsi Teh Hijau yaitu P=0,000 (p<0,05) yang
42

menunjukan ada perbedaan yang begitu signifikan antara kadar kolesterol sebelum

mengonsumsi Teh Hijau dan sesudah mengonsumsi Teh Hijau.

Hasil analisa statistik menunjukkan keadaan kolesterol

mengonsumsi The Hijau menurun secara signifikan 7,6% dibanding

sebelum mengonsumsi Teh Hijau. Hal ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Kartika Dewi (2008) bahwa pemberian

ekstrak Teh Hijau dengan dosis 86,4 mg mampu menurunkan kadar

kolesterol dan trigliserida pada tikus jantan galur wistar.5,24

Polifenol pada teh hijau berupa katein dan flavanol. Senyawa ini

berfungsi sebagai antioksidan untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh

juga mencegah berkembangnya sel kanker dalam tubuh. Katein (EGCG)

mempunyai efek hiokolesterolemik, karena EGCG menekan absopsi

kolesterol di dalam usus. 5,24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


43

A. Kesimpulan

Dari hasil pemeriksaan kadar kolesterol sebelum dan sesudah mengonsumsi Teh

Hijau dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Rerata Kadar kolesterol sebelum mengonsumsi Teh Hijau adalah 148,953

mg/dl.

2. Rerata Kadar kolesterol sesudah mengonsumsi Teh Hijau adalah 144,677 mg/dl.

3. Ada pengaruh signifikan (P=0,000 dimana kadar kolesterol total sesudah

mengonsumsi Teh Hijau dibanding sebelum mengonsumsi Teh Hijau.

B. Saran

1. Bagi tenaga analis diharapkan lebih teliti dan terampil dalam penatalaksanaan

tahap pra-analitik karena faktor ini mempunyai presentase yang sangat besar untuk

tahap selanjutnya

2. Bagi peneliti lain agar melakukan penelitian pemeriksaan lemak darah yang

lainnya seperti HDL, LDL ataupun pemeriksaan glukosa.

3. Bagi masyarakat diharapkan lebih memanfaatkan Teh Hijau sebagai salah satu

alternatif untuk menurunkan kadar kolesterol.


44

LAMPIRAN I

PERBEDAAN KADAR KOLESTEROL SEBELUM DAN SESUDAH

MENGONSUMSI TEH HIJAU

N SEBELUM (g/dl) SESUDAH (g/dl) SELISIH %


O
1 179,3 157,8 21,5 11%
45

2 164,7 144,2 19,5 12%


3 241 212,1 28,9 12%
4 172 146,2 25,8 15%
5 179,5 157,9 21,6 13%
6 183,2 161,4 21,8 11%
7 347,5 302,3 45,2 13%
8 125,6 113,2 12,4 8%
9 238,5 205,1 33,4 14%
10 217,2 190,8 26,4 12%
11 217,8 193,9 23,9 10%
12 222,1 198,7 23,9 10%
13 213,1 184,8 28,3 14%
14 209,6 182,3 27,3 13%
15 223,7 194,6 29,1 13%
16 213,4 185,7 27,7 13%
17 181,4 157,8 23,6 13%
18 192 170,9 19,1 8%
19 141,4 121,6 19,8 15%
20 158,3 134,6 23,7 15%
21 1192,2 167,2 25 13%
22 202,7 174,3 27,7 13%
23 151 135,9 15,1 10%
24 484,5 411,8 72,7 17%
25 237,6 201 35,7 15%
26 257,7 219 38,7 15%
27 173,2 150,7 22,5 12%
28 193,9 164,9 29 14%
29 262,4 223 39,4 15%
30 110,2 99,8 10,4 8%

LAMPIRAN II
Quisioner Responden
Quisioner untuk responden dalam penelitian yang berjudul
Pengaruh Teh Hijau (Camellia sinensis. L Kutze) Terhadap Kadar Kolesterol Pada
Penderita Obesitas :
Nama :
46

Usia :
Jenis Kelamin :
Berat Badan :
Tinggi Badan :
IMT :
Pekerjaan :
Jawablah pertanyaan dibawah ini :

LAMPIRAN IV

HASIL STATISTIK PEMERIKSAAN KADAR KOLESTEROL SEBELUM

DAN SESUDAH MENGKONSUMSI TEH HIJAU

1. Seskriptif Statistika
47

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kadar kolesterol sebelum30 110.2 484.5 209.507 69.3695
Kadar kolesterol sesudah 30 99.8 411.8 182.147 58.4024
Valid N (listwise) 30

2. Explore

Case Processing Summary


N Percent N Percent N Percent
Kadar kolesterol sebelum30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Kadar kolesterol sesudah 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%

Descriptives
Statistic Std. Error
Kadar kolesterol Mean 209.507 12.6651
sebelum 95% Confidence Interval Lower Bound 183.604
for Mean
Upper Bound 235.410
5% Trimmed Mean 201.998
Median 198.300
Variance 4812.123
Std. Deviation 69.3695
Minimum 110.2
Maximum 484.5
48

Range 374.3
Interquartile Range 54.3
Skewness 2.351 .427
Kurtosis 8.194 .833
Kadar kolesterol Mean 182.147 10.6628
sesudah 95% Confidence Interval Lower Bound 160.339
for Mean
Upper Bound 203.954
5% Trimmed Mean 175.743
Median 172.600
Variance 3410.842
Std. Deviation 58.4024
Minimum 99.8
Maximum 411.8
Range 312.0
Interquartile Range 49.9
Skewness 2.320 .427
Kurtosis 7.943 .833
3. Uji Normalitas

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Kadar kolesterol sebelum.192 30 .006 .794 30 .000
Kadar kolesterol sesudah .180 30 .014 .795 30 .000
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
49

Syarat :

Jika nilai p > 0,05 maka data berdistribusi normal

Jika nilai p < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal

Hasil uji Normalitas data ddapat nilai (sig) < 0,05 ini menunjukan data tidak

berdistribusi normal, karena data penelitian tidak berdistribusi tidak normal maka

dipilih uji non parametric Wilcoxon Signed Rank Test.

4. Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Kadar kolesterol sesudah Negative Ranks 30a 15.50 465.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Kadar kolesterol sebelum
Ties 0c
Total 30
a. kadar kolesterol sesudah < kadar kolesterol sebelum
b. kadar kolesterol sesudah > kadar kolesterol sebelum
50

c. kadar kolesterol sesudah = kadar kolesterol sebelum

Test Statisticsa
Kadar kolesterol sesudah kadar kolesterol sebelum
mengkonsumsi Teh Hijau
-4.782b
Asymp. Sig. (2- .000
tailed)
51

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on positive ranks.

Hipotesis :

Ho statistic = Tidak ada perbedaan nyata atau bermakna antara kadar koesterol

sebelum dan sesudah mengonsumsi Teh Hijau.

Ha statistic = Ada perbedaan yang nyata atau bermakna antara kadar kolesterol

sebelum dan sesudah mengonsumsi Teh Hijau.

Penarikan Kesimpulan :

Dari hasil uji Wilcoxon Rank Test dapat dikehatuhi nilai sig p=0,000 (p<0,005) yang

menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa

ada perbedaan antara kadar kolesterol sebelum mengonsumsi dan sesudah

mengonsumsi Teh Hijau.

LAMPIRAN VII
GRAFIK HASIL PEMERIKSAAN KADAR KOLESTEROL SEBELUM DAN
SESUDAH MENGONSUMSI TEH HIJAU
52
53
54
55

Anda mungkin juga menyukai