Anda di halaman 1dari 14

Mutu Bahan Baku Obat Dari Bahan Alam

Kelompok 3
Nadya Nunyai 202001210P
Ovie Nenna 202001211P
Titik Anggraini 202001214P
Pendahuluan
 Tumbuhan obat sudah sejak lama
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan (promotif),
memulihkan kesehatan (rehabilitative),
pencegahan penyakit (preventif), dan
penyembuhan penyakit (kuratif). Ramuan
obat bahan alam hampir dimiliki oleh setiap
suku bangsa di Indonesia dan digunakan
secara turun temurun sebagai obat.
Bahan Baku Obat Bahan Alam

 adalah
bahan alamiah (tumbuhan,
hewan dan mineral)

 bahan baku obat alam dapat berupa


simplisia dan sediaan galenik.
Simplisia

 adalah bahan alamiah yang dipergunakan


sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali
dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan.

 3 maca simplisia :
◦ Nabati
◦ Hewani
◦ Mineral
Bahan baku simplisia
◦ 1. Tumbuhan liar
◦ 2. Tumbuhan budidaya

 Waktu pemanenan yang tepat akan menghasilkan


simplisia yang mengandung bahan berkhasiat yang
optimal.

 Pengendali-an mutu simplisia atau kontrol kualitas


simplisia perlu dilakukan untuk menjaga kontinuitas
dari keamanan, kualitas dan efikasi produk obat
tradisional.
Proses pembuatan simplisia
 Sortasi basah
 Pencucian
 Perajangan
 Pengeringan
 Sortasi kering
 Pengepakan
 penyimpanan
Syarat bahan baku simplisia

 Kadar air tidak lebih dari 10%


 Angka lempeng total tidak lebih dari 10
 Angka kapang dan khamir tidak lebih dari 10
 Mikroba pathogen, negative
 Aflatoksin, tidak lebih dari 30 bagian per sejuta
 Sari jamu
 Diperbolehkan mengandung etanol tidak lebih dari

1% v\v (200C)
 Kadar methanol, tidak lebih dari 0,1 % dari kadar

etanol.
Syarat mutu simplisia nabati, hewani, dan
mineral
 Harus bebas serangga, fragmen hewan, kotoran hewan
 Tidak boleh menyimpang dari bau, warna
 Tidak boleh mengandung lender, cendawan, menunjukkan tanda-
tanda pengotoran lain
 Tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun atau berbahaya
 Kadar abu yang tidak larut dalam asam maksimal 2%
 Pelikan, harus bebas dari pengotoran tanah, batu, hewan, fragmen
hewan dan bahan asing lainnya.
Ekstrak
 Menurut Farmakope Indonesia edisi IV:

 ekstrak adalah sediaan kental yang dperoleh dengan


mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati
atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut
diuapkan dan massa serbuk yang tersisa diperlukan
sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan.
Faktor yang mempengaruhi mutu
ekstrak :

1. Faktor Biologi (bahan asal tumbuhan)
◦ - Identitas (spesies)
◦ - Lokasi tumbuhan asal
◦ - Periode pemanenan hasil tumbuhan
◦ - Penyimpanan bahan tumbuhan
◦ - Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan
◦ - Untuk simplisia dari tumbuhan hasil budidaya, dipengaruhi juga
oleh prose GAP (Good Agricultural Practice)
◦ - Untuk simplisia dari tumbuhan liar (wild crop), dpengaruhi juga
oleh proses pengeringan yang umumnya dlakukan dilapangan.
 2. factor kimia
◦ Faktor internal
◦ Faktor eksternal

◦ a. factor internal
◦ - Jenis senyawa aktif dalam bahan
◦ - Komposisi kualitatif secara aktif
◦ - Komposisi kuantitatif secara aktif
◦ - Kadar total rata-rata senyawa aktif
 b.factor eksternal
◦ - Metode ekstraksi
◦ - Perbandingan ukuran alat ekstraksi (diameter dan tinggi
alat)
◦ - Ukuran, kekerasan dan kekeringan bahan
◦ - Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi
◦ - Kandungan logam berat
◦ - Kandungan pestisida
Standar mutu bahan baku obat
 1. Kebenaran jenis ( identitas spesies tumbuhan )
 2. kemurnian
 3. Aturan penstabilan: ( wadah, penyimpanan,

transportasi)
 4. Simplisia sebagai bahan atau produk yang

dikonsumsi manusia sebagai obat yaitu mutu, aman,


manfaat
 5. Harus memiliki spesifikasi kimia yaitu informasi

komposisi (jenis dan kadarnya) senyawa kandungan.


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai