Anda di halaman 1dari 54

TANAMAN

OBAT
BERKHASIAT
YUNI RIZA UMAMI, S.FARM.,APT
SEJARAH
 Irak ditemukan 8 tanaman obat
dlm kuburan berumur 60.000
tahun (ephedra sinica)
 Babilonia (2100 BC) catatan
paling tua di atas tanah liat
tentang penggunaan tumbuhan
utk obat
 Mesir (1550 BC) Papyrus ebers,
catatan penggunaan tumbuhan
dan hewan utk pengobatan
 Dioscorides (78 AD) menulis
Materia Medica ttg penggunaan
600 tumbuhan obat sprti Aloe
vera, Belladone, Opium.
SEJARAH PENGGUNAAN
TUMBUHAN SEBAGAI OBAT
 SEUMUR PERADABAN MANUSIA
Indonesia adl negara tropis yg memiliki
potensi tan. Berkhasiat obat cukup besar
dan menempati urutan ke-2 setelah Brazil.
Diperkirakan 30.000 spesies tumbuhan
ditemukan didalam hutan huja tropis,
sekitar 1.260 spesies diantrany berbagai
keperluan industri obat & jamu, tetapi baru
beberapa spesies saja yang telah
dibudidayakan secara intensif (Supriadi,
2001).
 LATAR BELAKANG:
1. Coba - coba
2. Turun temurun warisan dari orang dahulu
Jamu Sbg Obat Asli Indonesia
 Dapat dilihat pd relief
Karmawibhangga Candi
Borobudur
 Jamu (Jampi) : Bahasa Jawa,
dpt ditemukan pd naska
kuno, sprti Ghatotkacasraya (
Mpu Panuluh)
 Naskah Jamu berikutnya :
Serat Centhini (1814), Serat
Kawruh Bab Jampi-jampi Jawi
(1831)
Naskah Sebagai obat Asli
Indonesia
 Naskah Jamu oleh orang Eropa (era kolonial)
 Historia Naturalist et Medica Indiae (Yacobus
Bontius 1627)
 Herbarium amboinense (Gregorius Rhumpius)
 Het Javaansche Receptenboek (Buku Resep
Pengobatan Jawa) (Van Hien, 1872)
 Indische Planten en aar Geneeskracht
(tumbuhan Asli dan kekuatan
Penyembuhannya) (Kloppenburg-Versteeg,
1907)
 De Nuttige Planten van indonesie (K. Keyene,
1913)
 Heilkunde und Volkstum auf Bali (W.Weck,
1937)
 Seno Satroamidijoyo (1948) Obat Asli
Indonesia
PENGERTIAN
 Tanaman obat adl jenis tanaman yg sebagian,
seluruh tanaman dan atau eksudat(sel) tanman
tsb digunakan sbg obat, bahan/ramuan obat-
obatan.
 Tanaman Obat Berkhasiat adalah tanaman
obat yang dimanfaatkan karena kandungan
bahan/zat yang ada didlamnya memiliki
khasiat.
 Tanaman Obat Keluarga (Toga) adalah pada
hakekatnya sebidang tanah baik di halaman
rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan
untuk membudidayakan tanaman yang
berkhasiat sebagai obat dalam rangka
memenuhi keperluan keluarga akan obat-
obatan.
Menurut Ervial A.M. Zuhud (1994),
tanman obat berkhasiat
dikelompokkan mjd 3 kelompok:
 Tanaman Obat tradisional merupakan spesies
tanaman yg diketahui/dipercayai masyarakat
memiliki khasiat obat dan digunakan sbg baan
baku obat tradisional.
 Tanaman Obat Modern merupakan spesies
tanaman yg scr ilmia telah dibuktikan
mengandung seyawa/bahan bioaktif berkhasiat
obat dan penggunaannya dpt
dipertanggungjwbkn scr medis.
 Tanaman Obar Potensial merupakan spesies
tanaman yg diduga mengandung/memiliki
senyawa/bahan bioaktif berkhasiat obat tapi
belum dibuktikan penggunaannya scr ilmiah
maupun medis sbg obat.
CONTOH BEBERAPA BAHAN ALAMI YG
DIKETAUI MEMPUNYAI KHASIAT TERTENTU
 Zat Samak/Tanin = > Bahan ini dpt
mengendapkan protein shg dpt utk
mengencangkan kulit, mengurangi bau
badan. Zat ini trdpt pd : Aloe vera, Curcuma
heyneana, dll
 Minyak atsiri = > Myk atsiri dpt membrikan
bau wangi krn brsft antibakteri, trdpt pd
Curcuma domestica, dll
 Minyak Lemak = > Bahan alam mengandung
minyak lemak Coccos nucinus communis, dll
 Pati = > Bahan ini berkhasiat menutup pori
kulit sehingga memberi kesan halus dan
sebagai pembersih, trdpt pd Oryza sativa, dll.
 Simplisia adalah bahan alamiah yang
dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga
dan kecuali dikatakan lain simplisia
merupakan bahan yang telah
dikeringkan.
 Simplisia Tanaman Obat adalah Tanaman
yang mengandung bahan/zat yang
berkhasiat sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga
kecuali dinyatakan lain bahan yang telah
dikeringkan.
PEMANFAATAN
TANAMAN OBAT BERKHASIAT

 Obat tradisional adalah bahan atau ramuan


bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau
campuran dari bahan-bahan tersebut, yang
secara tradisional telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman.
(menurut Permenkes 246/Menkes/Per/V/1990).

 Jamu adalah obat tradisional yang disediakan


secara tradisional, yang berisi seluruh bahan
tanaman yang menjadi penyusun jamu
tersebut, higienis (bebas cemaran) serta
digunakan secara tradisional.
Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian
ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup
dengan bukti empiris turun temurun.
KRITERIA YG HARUS DIPENUHI
JAMU/OBAT TRADISIONAL
 AMAN SESUAI DENGAN PERSYARATAN
YANG DITETAPKAN
 KLAIM KHASIAT DIBUKTIKAN BERDASARKAN
DATA EMPIRIS
 MEMENUHI PERSYARATAN MUTU YANG
BERLAKU
 KLAIM:” SECARA TRADISIONAL
DIGUNAKAN UNTUK …….” ATAU SESUAI
DG YANG DISETUJUI PADA PENDAFTARAN
 Obat Herbal terstandar adalah obat
tradisional yang disajikan dari ekstrak
atau penyarian bahan alam yang dapat
berupa tanaman obat, binatang, maupun
mineral.
Selain proses produksi dengan teknologi
maju, jenis ini telah ditunjang dengan
pembuktian ilmiah berupa penelitian-
penelitian pre-klinik (uji pada hewan)
dengan mengikuti standar kandungan
bahan berkhasiat, standar pembuatan
ekstrak tanaman obat, standar pembuatan
obat tradisional yang higienis, dan uji
toksisitas akut maupun kronis.
KRITERIA YG HARUS DIPENUHI
OBAT HERBAL TERSTANDAR
 AMAN SESUAI DENGAN PERSYARATAN
YANG DITETAPKAN
 KLAIM KHASIAT DIBUKTIKAN SECARA
ILMIAH/PRA KLINIK
 TELAH DILAKUKAN STANDARDISASI
TERHADAP BAHAN BAKU YANG
DIGUNAKAN DALAM PRODUK JADI
 MEMENUHI PERSYARATAN MUTU YANG
BERLAKU
 JENIS KLAIM SESUAI DENGAN TINGKAT
PEMBUKTIAN
 Fitofarmakaadalah obat tradisional dari
bahan alam yang dapat disetarakan
dengan obat modern karena proses
pembuatannya yang telah terstandar,
ditunjang dengan bukti ilmiah sampai
dengan uji klinik pada manusia dengan
kriteria memenuhi syarati lmiah, protokol uji
yang telah disetujui, pelaksana yang
kompeten, memenuhi prinsip etika, tempat
pelaksanaan uji memenuhi syarat.
KRITERIA YG HARUS DIPENUHI
FITOFARMAKA
 AMAN SESUAI DG PERSYARATAN YANG
DITETAPKAN
 KLAIM KHASIAT HARUS DIBUKTIKAN
BERDASARKAN UJI KLINIK
 TELAH DILAKUKAN STANDARDISASI
TERHADAP BAHAN BAKU YANG
DIGUNAKAN DALAM PRODUK JADI
 MEMENUHI PERSYARATAN MUTU YANG
BERLAKU
 JENIS KLAIM SESUAI DENGAN TINGKAT
PEMBUKTIAN
SOAL
1. Jelaskan perbedaan dari jamu/obat
tradisional, obat herbal terstandar &
fitofarmaka?
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAMANAN,
MANFAAT, DAN KUALITAS OT, OHT, FITOFARMAKA

 BAHAN BAKU/ TUMBUHAN


- Kandungan Kimia
- Mutu
 KONTAMINASI & PEMALSUAN
- Kontaminasi dengan bakteri
- Pemalsuan bahan baku
 PROSES
- Proses Pembuatan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KANDUNGAN KIMIA TUMBUHAN
 Keanekaragaman genetik
 Lingkungan tempat tumbuh (habitat)
- Faktor biotik
- Tanah dan nutrisi
- Air
- Temperatur
- Cahaya (Kualitas, Intensitas, Lama)
- Ketinggian tempat tumbuh
 Panen dan pasca panen
SOAL
2. Berikan contoh dan penjelasan mengenai
faktor yang mempengaruhi kandungan
kimia tumbuhan obat?
BAHAN BAKU SIMPLISIA

MUTU TERGANTUNG PADA;


Sumber tanaman.
Pengumpulan dan
pemanenan.
(teknologi pasca panen)
Pembuatan simplisia.
SUMBER TANAMAN
 Tumbuhan liar.
o Persediaan terbatas.
o Mutu tidak seragam
o Permintaan banyak bisa tanaman
mengalami kepunahan
 Tumbuhan budidaya.
o Persediaan bisa tergantung kebutuhan.
o Mutu bisa seragam .
o Kandungan bioaktif bisa ditingkatkan.
o Penyakit tanaman bisa diawasi.
o Gen tanaman bisa dikontrol.
SOAL
3. Berikan contoh mengenai perbedaan
antara tumbuhan liar dan tumbuhan
budidaya?
Misal : jahe yang tumbuh di dalam hutan
apakah sama dengan jahe yang tumbuh
secara budidaya ... (jelaskan alasannya)
TANAMAN OBAT &
BUDIDAYANYA
 Sesuaidengan arahan dari badan POM
maka untuk beberapa tanaman obat
telah dikeluarkan petunjuk mengenai ;
 Budidaya
 Panen dan pascapanen
 Standarisasi simplisia dan ekstrak
BUDIDAYA TANAMAN OBAT
 Di masa mendatang untuk simplisia yang banyak
diminta dan alasan faktor lingkungan serta kualitas
yang seragam (terstandardisasi) maka langkah
budidaya sangat diperlukan. Obat akan dikumpulkan
atau dibudidaya di seluruh dunia.
 Kandungan bioaktif dipengaruhi oleh:
o Faktor intrinsik (gen).
o Gen atau sifat turunan bisa menaikkan atau
menurunkan kandungan bioaktif.
o Gen dapat juga untuk memproduksi tanaman
baru dengan persilangan.
o Ekstrinsik (Iklim, tanah, ph tanah, pemupukan,
pengairan, pemberantasan gulma,
pemberantasan penyakit, bibit, )
a. Iklim
o Suhu
o Curah hujan
o Intensitas cahaya mata hari
b. Tanah
o Campuran partikel mineral
o Terbentuk dari kikisan batu.
o Komponen organik;
o Humus , terbentuk dari pembusukan
tumbuhan dan hewan.
o tanah subur mengandung 1,5%-15% humus.
o Tanah kurus mengandung kurang dari 0,5%
humus.
o Tanah liat/lempung (clay) terdiri dari
partikel halus 2-20µm.
o Tanah pasir (sand) 20µm-2mm.
o Tanah kenikil 2-20mm.
c. pH tanah
 Sangat
berpengaruh pada
perkembangan tumbuhan;
o Tanah asam, mengandung alkali yang
rendah.
o Tanah basa, mengandung alkali tinggi.
o Tanah netral.
 Tanah yang baik,
o Kaya humus,
o netral.,
o Partikel halus dan kasar yang seimbang.
o Pengikat air yang baik.
d. Garam Nutritif
Tanaman menyerap unsur kimia makanan dari dalam
tanah dalam bentuk garam :
 Unsur Makro;(dibutuhkan dalam jumlah banyak:
Nitrogen (N), Phosphat (P), Kalium (K)…….NPK.
Nitrogen untuk hijau daun.
Phosphat untuk pertumbuhan dan buah.
Kalium untuk pertumbuhan dan bunga.
 Unsur Mikro: (dibutuhkan dalam jumlah kecil): Ca,
Co, Br, Cl, ………………….
Unsur mikro umumnya untuk metabolisme tumbuhan
seperti enzim, katalis dan hormon.

Untuk melengkapi semua itu dilakukanlah pemupukan


dengan kedua unsur tersebut sesuai kebutuhan.
e. Pengairan, pemberantasan
gulma dan hama penyakit
 Untuk tumbuh dengan baik tanaman
memerlukan air yang cukup, apabila
curah hujan rendah perlu dilakukan
penyiraman atau mengairi melalui
parit-parit yang dibuat.
 Gulma(tumbuhan pengganggu) perlu
dibrantas karena akan merusak
tanaman budidaya:
 Pemberantasan hama; dengan
pestisida
CARA BUDI DAYA
1. Pembibitan
2. Pengolahan Tanah
3. Penanaman
4. Pemeliharaan Tanaman
5. Panen
1. Pembibitan tanaman
Pembibitan atau perbanyakan tanaman
dapat dilakukan dengan cara generatif
(dengan biji), vegetatif (dengan stek
bagian tanaman), ubi ,kultur jaringan dll.
 Generatif
dilakukan terhadap biji yang telah
dikeringkan dan dibiarkan dalam jangka
tertentu setelah dipetik.
 Penanaman dapat dilakukan dipersemaian,
setelah mencapai umur tertentu dipindahkan
ke lahan budidaya
 Penanaman langsung dilahan budidaya.
 Vegetatif.
stek biasa dilakukan terhadap, batang,
ranting, daun, akar dan umbi.
 Batang, ranting dan akar yang masih agak
muda dipotong sekitar 15-20 cm, kemudian
ditanam kedalam polibag atau langsung
ke lahan.
 Daun utuh atau yang dipotong biasanya
ditanam dulu di polibeg, baru dipindah ke
lahan setelah ada pertumbuhan.
 Umbi biasanya dibiarkan tumbuh sedikit di
gudang, baru dipindah ke lahan.
CARA BUDI DAYA
 Budidaya tanaman bahan jamu dapat dilakukan secara
(1) monokultur atau
(2) tumpangsari.
Pola budidaya tumpangsari terutama apabila luas areal lahan
yang dimiliki terbatas. Tumpangsari yang dilakukan bersama
tanaman lain yang umur panennya lebih muda akan
memberikan penghasilan bagi petani selama menunggu hasil
tanaman bahan jamunya.
 Beberapa keuntungan lain yang diperoleh dengan pola
tumpangsari adalah
(a) mengurangi resiko kerugian pada saat harga tanaman
bahan jamu sedang murah,
(b) meningkatkan produktivitas lahan, dan memperbaiki sifat
fisik dan mengawetkan tanah akibat rendahnya
pertumbuhan gulma. Tanaman yang bisa
ditumpangsarikan dengan tanaman bahan jamu adalah
jagung, kacang-kacangan, bawang merah, cabai rawit,
buncis, ketela pohon dan sebagainya.
SOAL

4. Berikan contoh metode tanaman


tumpang sari untuk budidaya tanaman
obat?
 Prosesbudidaya tanaman bahan jamu
secara garis besar meliputi pembibitan,
pengolahan media tanam, penanaman,
pemeliharaan tanaman, pemanenan dan
penanganan pascapanen.
1. Pembibitan meliputi penyemaian bibit
dan penyiapan bibit sebelum ditanam.
Tergantung kepada kondisi lahan, maka
tahapan pada pengolahan media tanam
dapat meliputi kegiatan persiapan lahan,
pembukaan lahan,pembentukan
bedengan dan pengapuran.
Pemeliharaan tanaman meliputi kegiatan
penyulaman, penyiangan, pembubunan,
pemupukan, pengairan danpenyiraman,
serta pengendalian hama, penyakit dan
gulma
2. Pengolahan Tanah
pengolahan tanah bertujuan menyiapkan
tempat atau media tumbuh yang serasi bagi
pertumbuhan tanaman
 Kesuburan tanah meliputi :
Kesuburan fisik sangat erat hubungannya
dengan struktur tanah yang menggambarkan
susunan butiran tanah, udara, dan air,
sehingga dapat menjamin aktivitas akar dalam
mengambil zat-zat yang diperlukan tanaman.
Kesuburan kimiawi sangat erat hubungannya
dengan kemampuan tanah menyediakan
kebutuhan nutrisi tanaman.
 menghilangkan gulma yang merupakan
saingan tanaman
 menimbun dan meratakan bahan organik
yang penting bagi tanaman serta
pertumbuhannya
 pembuatan saluran drainase untuk
mencegah terjadinya kelebihan air
Dalam pengolahan tanah memerlukan
waktu mengingat terjadinya proses fisik ,
kimia dan biologis dalam tanah sehingga
terbentuk suatu media yang baik bagi
pertumbuhan tanaman.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pengolahan tanah bagi tanaman
obat antara lain :
 Bagi tanaman obat yang dipungut
hasilnya dalam bentuk umbi (tuber)
umumnya dikehendaki pengolahan-
pengolahan tanah cukup dalam (25 – 40
cm), struktur gembur sehingga
pertumbuhan umbi atau rimpang dapat
berkembang dengan baik.
 Menghindari tercampurnya bahan induk
yang belum melapuk dalam daerah
pekarangan tanaman.
 Pembuatan teras – teras (terasering) apabila
tanah terlalu miring, agar erosi dapat
diperkecil, misal dalam penanaman
Sereh (Cymbopogon nardus ).
 Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas
gulma pada awal pertumbuhan, yaitu untuk
tanaman obat berhabitur perdu seperti Kumis
kucing (Orthosiphon stamineus), Mentol
(Mentha piperita), Timi (Thymus vulgaris)
 Pembuatan petakan sering dilengkapi
dengan saluran drainase yang
baik, terutama bagi tanaman yang tidak
toleran terhadap genangan air .Seperti Cabe
(Capsicum annuum )
3. Penanaman
Dalam penanaman dikenal dua cara utama
1. penanaman bahan tanaman (benih atau
stek ) secara langsung pada lahan
2. disemaikan dahulu baru kemudian
diadakan pemindahan tanaman ke lahan
yang telah disediakan atau disiapkan.
Umumnya persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang
pada waktu masih kecil memerlukan pemeliharaan intensif.
Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat
memanfaatkan (menghemat) waktu musim tanam tiba
(umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat
musim tiba tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu.
Contohnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza), rimpang
ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang lembab dan
agak gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya
ditanam di lahan.
3.Penanaman ganda dapat dilakukan pada
tanaman yang memerlukan naungan ataupun
untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi
terhadap sinar matahari tidak langsung,
misalnya Kemukus (Piper cubeba) .
Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat
yang berbatang merambat dengan sistem
tanaman ganda, tiang penopang dapat saja
diganti dengan tanaman tegak lalu yang dapat
juga menghasilkan.
4. Populasi tanaman erat hubungannya dengan
hasil, antara lain dipengaruhi oleh terjadinya
persaingan antara tanaman dan kesuburan
tanah.
4. Pemeliharaan Tanaman Obat
Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman
obat:
 Bibit yang mudah layu, perlu adanya
penyesuaian waktu tanamnya sehingga tidak
mendapat sinar matahari berlebihan.
 Penyiangan yang intensif
guna menekan populasi gulma
 Penimbunan dan penggemburan dilakukan
agar memperbaiki sifat tanah tempat tumbuh.
 Perbaikan saluran drainase untuk mencegah
terjadinya genangan atau kelebihan air yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
 Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air
tanah, sehingga kelembaban tanah dapat
tetap sesuai , dilakukan pemberian mulsa
(serabut)
 Pemangkasan bunga, yang berarti
mencegah perubahan fase vegetatif ke
generatif yang banyak memerlukan energi,
sehingga kandungan bahan berkhasiat
sebagai sumber energi tidak berkurang.
 Pemangkasan pucuk batang akan
menstimulir percabangan, sehingga dapat
menambah jumlah daun yang tumbuh serta
kandungan alkaloida dalam akar
bertambah.
 Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan
kandungan alkaloida dalam akar Pule
pandak (Rauwolfia serpentina).
5. PANEN DAN PASCA PANEN.
 Panen merupakan rangkaian tahapan dalam proses
budidaya tanaman obat.
 Waktu, cara pemanenan dan penanganan bahan
setelah panen merupakan periode kritis yang sangat
menentukan kualitas dan kuantitas hasil tanaman.
 Oleh karena itu waktu, cara panen dan penanganan
tanaman yang tepat dan benar merupakan faktor
penentu kualitas dan kuantitas.
 Setiap jenis tanaman memiliki waktu dan cara panen
yang berbeda.
 Tanaman yang dipanen buahnya memiliki waktu dan
cara panen yang berbeda dengan tanaman yang
dipanen berupa biji, rimpang, daun, kulit dan batang.
 Begitu juga tanaman yang mengalami stres lingkungan
akan memiliki waktu panen yang berbeda meskipun
jenis tanamannya sama.
 Berikut ini diuraikan saat panen yang tepat untuk
beberapa jenis tanaman obat
SOAL

5. Jelaskan alasannya mengapa Waktu,


cara pemanenan dan penanganan bahan
setelah panen merupakan periode kritis
yang sangat menentukan kualitas dan
kuantitas hasil tanaman...?
 Biji. Panen tidak bisa dilakukan secara serentak
karena perbedaan waktu pematangan dari buah
atau polong yang berbeda.
 Pemanenan biji di-lakukan pada saat biji telah
masak fisiologis.
 Fase ini ditandai dengan sudah maksimalnya
pertumbuhan buah atau polong dan biji yang
di dalamnya telah terbentuk dengan
sempurna.
 Kulit buah atau polong mengalami perubahan
warna misalnya kulit polong yang semula warna
hijau kini berubah menjadi agak kekuningan
dan mulai mengering.
 Pemanenan biji pada tanaman se-musim yang
sifatnya determinate dilakukan secara serentak
pada suatu luasan tertentu.
 Pemanenan dilaku-kan setelah 60% kulit polong
atau kulit biji sudah mulai mongering. Hal ini
berbeda dengan tanaman se-musim
indeterminate dan tahunan, yang umumnya
dipanen secara ber-kala berdasarkan
pemasakan dari biji/polong.
 Buah.
 Buah harus dipanen setelah masak fisiologis
(perubahan warna dari masa muda sampai
masa masak/matang) dengan cara memetik.
 Pemanenan sebelum masak fisiologis akan
menghasilkan buah dengan kualitas yang
rendah dan kuantitasnya berkurang.
 Buah yang dipanen pada saat masih muda,
seperti buah mengkudu, jeruk nipis, jambu biji
dan buah ceplukan akan memiliki rasa yang
tidak enak dan aromanya kurang sedap.
 Begitu pula halnya dengan pemanenan yang
terlambat akan menyebabkan pe-nurunan
kualitas karena akan terjadi perombakan
bahan aktif yang terdapat di dalamnya
menjadi zat lain. Selain itu tekstur buah menjadi
lembek dan buah menjadi lebih cepat busuk.
 Daun.
 Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman
telah tumbuh maksimal dan sudah memasuki
periode matang fisiologis dan dilakukan dengan
memangkas tanaman.
 Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan
pisau yang bersih atau gunting stek.
 Pemanenan yang terlalu cepat menyebabkan hasil
produksi yang diperoleh rendah dan kandungan
bahan bahan aktifnya juga rendah,
 seperti tanaman jati belanda dapat dipanen pada
umur 1 - 1,5 tahun,
 jambu biji pada umur 6 - 7 bulan, cincau 3 - 4
bulan dan
 lidah buaya pada umur 12 - 18 bulan setelah
tanam.
 Demikian juga dengan pemanenan yang terlambat
menyebabkan daun mengalami penuaan (se-
nescence) sehingga mutunya rendah karena bahan
aktifnya sudah ter-degradasi.
 Pada beberapa tanaman pemanenan yang
terlambat akan mempersulit proses panen.
 Rimpang.
 Rimpang waktu pe-manenan bervariasi tergantung
peng-gunaan.
 Umumnya pe-manenan dilakukan saat tanam-an
berumur 8 - 10 bulan
 Seperti rimpang jahe, untuk kebutuhan eks-por
dalam bentuk segar jahe dipanen pada umur 8 - 9
bulan setelah tanam, sedangkan untuk bibit 10 - 12
bulan.
 Untuk keperluan pem-buatan jahe asinan, jahe
awetan dan permen dipanen umur 4 - 6 bulan
karena pada umur tersebut serat dan pati belum
terlalu tinggi.
 Sebagai bahan obat, rimpang di-panen setelah tua
yaitu umur 9 - 12 bulan setelah tanam. Untuk temu-
lawak pemanenan rimpang berumur 10 - 12 bulan.
 Temulawak yang dipanen pada umur tersebut
menghasilkan kadar minyak atsiri dan kurkumin
yang tinggi.
 Penanaman rimpang dilakukan pada saat awal
musim hujan dan dipanen pada pertengahan musim
kemarau.
 Saat panen yang tepat ditandai dengan mulai
mengeringnya bagian tanaman yang berada di atas
permukaan tanah (daun dan batang semu),
misalnya kunyit, temulawak, jahe, dan kencur.
 Bunga.
 Bunga digunakan dalam industri farmasi dan
kosmetik dalam bentuk segar maupun kering.
 Bunga yang digunakan dalam bentuk segar,
pemanenan dilakukan pada saat bunga
kuncup atau setelah per-tumbuhannya
maksimal.
 Berbeda dengan bunga yang digunakan
dalam bentuk kering, pemanenan dilakukan
pada saat bunga sedang mekar.
 Seperti bunga piretrum, bunga yang dipanen
dalam keadaan masih kuncup menghasilkan
kadar piretrin yang lebih tinggi dibandingkan
dengan bunga yang sudah mekar.
 Kayu.
 Pemanenan kayu dilakukan setelah pada
kayu terbentuk senyawa metabolit
sekunder secara maksimal.
 Umur panen tanaman berbeda-beda
tergantung jenis tanaman dan ke-cepatan
pembentukan metabolit sekundernya.
 Tanaman secang baru dapat dipanen
setelah berumur 4 sampai 5 tahun, karena
apabila dipanen terlalu muda kandungan
zat aktifnya seperti tanin dan sappan masih
relatif sedikit.
 Herba.
 Pada beberapa tanaman semusim, waktu
panen yang tepat adalah pada saat
pertumbuhan vegetatif tanaman sudah
maksimal dan akan memasuki fase generatif
atau dengan kata lain pemanenan dilakukan
sebelum ta-naman berbunga.
 Pemanenan yang dilakukan terlalu awal
mengakibat-kan produksi tanaman yang kita
dapatkan rendah dan kandungan bahan
aktifnya juga rendah.
 Sedang-kan jika pemanenan terlambat akan
menghasilkan mutu rendah karena jumlah
daun berkurang, dan batang tanaman sudah
berkayu.
 Contohnya tanaman sambiloto sebaiknya di-
panen pada umur 3 - 4 bulan, pegagan pada
umur 2 - 3 bulan setelah tanam,
 meniran pada umur kurang lebih 3,5 bulan atau
sebelum berbunga dan tanaman ceplukan
dipanen setelah umur 1 - 1,5 bulan atau segera
setelah timbul kuncup bunga, terbentuk
 Cara Panen
 Pada waktu panen peralatan dan tempat yang
digunakan harus bersih dan bebas dari
cemaran dan dalam keadaan kering.
 Alat yang diguna-kan dipilih dengan tepat
untuk mengurangi terbawanya bahan atau
tanah yang tidak diperlukan.
 Seperti rimpang, alat untuk panen dapat
menggunakan garpu atau cangkul.
 Bahan yang rusak atau busuk harus segera
dibuang atau dipisahkan.
 Penempatan dalam wadah (keran-jang,
kantong, karung dan lain-lain) tidak boleh
terlalu penuh sehingga bahan tidak menumpuk
dan tidak rusak.
 Selanjutnya dalam waktu pengangkutan
diusahakan supaya bahan tidak terkena panas
yang berlebihan, karena dapat menyebab-kan
terjadinya proses fermentasi/ busuk.
 Bahan juga harus dijaga dari gang-guan hama
(hama gudang, tikus dan binatang peliharaan).
 Penanganan Pasca Panen
 Pasca panen merupakan kelanjut-an dari
proses panen terhadap tanaman budidaya
atau hasil dari penambangan alam yang
fungsinya antara lain untuk membuat bahan
hasil panen tidak mudah rusak dan memiliki
kualitas yang baik serta mudah disimpan untuk
diproses selanjutnya.
 Untuk memulai proses pasca panen perlu
diperhatikan cara dan tenggang waktu
pengumpulan bahan tanaman yang ideal
setelah dilakukan proses panen tanaman
tersebut.
 Selama proses pasca panen sangat penting
diperhatikan keber-sihan dari alat-alat dan
bahan yang digunakan, juga bagi
pelaksananya perlu memperhatikan
perlengkapan seperti masker dan sarung
tangan.
 Tujuan dari pasca panen ini untuk
menghasilkan simplisia tanaman obat yang
bermutu, efek terapinya tinggi sehingga
memiliki nilai jual yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai