KASUS 5
Seorang wanita (20 tahun) mengalami kecelakaan tertusuk paku dikaki kiri saat berkebun. Saat
pengkajian diperoleh luka : tertusuk pecahan kayu dengan kedalaman luka 1 cm. Tindakan
profilaksis terapi tetanus toksoid.
1. Apakah hasil pengkajian pada kasus diatas?
2. Masalah keperawatan oksigenasi utama (prioritas) kasus diatas? (Berdasarkan SDKI)
3. Rencana intervensi prioritas yang harus dilakukan perawat pada kasus diatas?
(Berdasarkan SLKI dan SIKI)
4. Sebutkan jurnal keperawatan tindakan keperawatan (evidence based practice) diatas,
minimal 1 buah! (minimal 10 tahun ke belakang)
5. Sebutkan langkah-langkah/prosedur tindakan keperawatan (SOP) latihan dengan kruk
berdasarkan kasus diatas!
Ket :
: Laki – Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
Glukosa darah : hipoglikemia merupakan predisposisi kejang (N <200mq/dl)
BUN : Peningkatan BUN mempunyai potensi kejang dan merupakan indikas
nepro toksik akibat dari pemberian obat
Elektrolit : K, Na (ketidakseimbagan elektrolit merupakan predisposisi kejang )
Kalium : (N 3,80 -5,00 meq/dl)
Natrium (N 135 – 144 meq/dl)
2. skull ray : untuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan adanya lesi,
3. EEG : teknik untuk menekan aktivitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh untuk
mengetahui fokus aktivitas kejang, hasil biasanya normal.
E. Penatalaksanaan Medis
1. umum
merawat dan membersihkan luka dengan sebaik-baik nya
diet cukup kalori dan protein (bentuk makanan tergantung pada kemampuan
membuka mulut dan menelan)
solasi klien menghindari ransang luar eperti suara dan tindakan terhadap klien
lainnya
oksigen dan pernafasan buatan dan tracheotomy kalau perlu
mengatur keseimbangan cairan dan elektrok
2. Obat – obatan
anti toksin : tetan us Imun Glubolin (TIG) lebih dianjurkan pemakaiannya
dibandingkan dengan anti tatanus serum (ATS) dari hewan. Dosis initial TIG adalah
5000 U IM (dosis harian 500 -600 U). Kalau tidak ada TIG diberi ATS dengan dosis
5000 U IM dan 5000 U IV atau pemberian ATS (anti tetanus serum) 20.000 U secara
IM didahului oleh uji kulit dan mata
anti kejang
Obat Dosis Efek samping
Diasepam 0,5 – 10 mg/kg BB/24 Sopor, koma
Jam IM
Meprobamat 300 – 400 mg/4 jam Belum diketahui
IM
Chiorpromazin 25 – 75 mg/4 jam IM Hipotensi
Fenobarbital 50 – 100mg / 4 jam Depresi nafas
IM
F. Aliasa Data
No Data Etiologi Masalah
.
1. DS : Pasien demam Terpapar kuman Hipertermi
clostridium
Saraf otonom
Mengenai saraf
simpatis
hipertermi
2. DS : Pasien mengeluh Terpapar kuman Defisit nutrisi
mual clostridium
otak
Hilangnya
keseimbangan tonus
otot
Kekuatan otot
Sistem pencernaan
Defisit nutrisi
otak
Hilangnya
keseimbangan tonus
otot
Kekuatan otot
Sistem pernafasan
Gangguan komunikasi
verbal
Gangguan Setelah dilakukan Promosi komunikasi : 1. Edukasi Promosi komunikasi : S : Pasien enggan
komunikasi asuhan keperawatan defisit bicara bertujuan agar defisit bicara berkomunikasi dengan
verbal 2x24 jam dengan Observasi klien mengerti Observasi orang lain
(26-27 oktober kriteria hasil: Monitor sakit yang Memonitor
2020) Kemampuan kecepatan, diderita, dan kecepatan, O : pasien sulit berbicara
berbicara tekanan, mampu tekanan,
membaik kuantitas, volume, menerima kuantitas, A :Gangguan komunikasi
Kemampuan dan diksi bicara kondisi yang volume, dan diksi verbal belum teratasi
mendengar Monitor proses dimiliki bicara
membaik kognitif, sekarang dengan Memonitor P : Intervensi dilanjutkan
Kesesuaian anatomis, dan lapang dada proses kognitif,
ekspresi fisiologis, yang 2. Untuk anatomis, dan
wajah/tubuh berkaitan dengan kembalikan fisiologis, yang
membaik bicara (mis. fungsi otot-otot berkaitan dengan
Memori, lidah seperti bicara (mis.
pendengaran, dan semula Memori,
bahasa ) 3. Dukung yang pendengaran, dan
Monitor frustasi, diberikan akan bahasa )
marah, depresi, membuat klien Memonitor
atau hal lain yang merasa bahwa frustasi, marah,
mengganggu dirinya pasti depresi, atau hal
bicara bisa pulih lain yang
Identifikasi kembali dengan mengganggu
perilaku banyak berlatih bicara
emosional dan Meidentifikasi
fisik sebagai perilaku
komunikasi emosional dan
Terapeutik fisik sebagai
Gunakan metode komunikasi
komunikasi Terapeutik
alternatif (mis. Mengunakan
Menulis, mata metode
berkedip, papan komunikasi
kmunikasi dengan alternatif (mis.
gambar dan huruf, Menulis, mata
isyarat tangan, berkedip, papan
dan komputer) kmunikasi
Sesuaikan gaya dengan gambar
komunikasi dan huruf, isyarat
dengan kebutuhan tangan, dan
(mis.berdiri komputer)
didepan pasien, Menyesuaikan
dengarkan dengan gaya komunikasi
seksama, dengan
tunjukan satu kebutuhan
gagasa atau (mis.berdiri
pemikiran didepan pasien,
sekaligus, dengarkan
bicaralah dengan dengan seksama,
perlahan sambil tunjukan satu
menghindari gagasa atau
teriakan, gunakan pemikiran
komunikasi sekaligus,
tertulis, atau bicaralah dengan
meminta bantuan perlahan sambil
keluarga untuk menghindari
memahami teriakan, gunakan
ucapan pasien) komunikasi
Modifikasi tertulis, atau
lingkungan untuk meminta bantuan
meminimalkan keluarga untuk
bantuan memahami
Ulangi apa yang ucapan pasien)
disampaikan Memodifikasi
pasien lingkungan untuk
Berikan dukungan meminimalkan
psikologis bantuan
Gunakan juru Mengulangi apa
bicara, jikaperlu yang
Edukasi disampaikan
Anjurkan pasien
berbicara Memberikan
perlahan dukungan
Ajarkan pasien psikologis
dan keluarga Mengunakan juru
kognitif, bicara, jikaperlu
anatomis, dan Edukasi
fisiologis yang Mengnjurkan
berhubungan berbicara
dengan perlahan
kemampuan Mengajarkan
berbicara pasien dan
Kolaborasi keluarga kognitif,
Rujuk ke ahli anatomis, dan
patologi bicara fisiologis yang
atau terapis berhubungan
dengan
kemampuan
berbicara
Kolaborasi
Merujuk ke ahli
patologi bicara
atau terapis
I. Catatan Perkembangan
DX Catatan Perkembangan Pelaksana (Nama/Paraf)
Hipertermi S : Pasien mengatakan demam
sejak 1 hari yang lalu
P :Intervensi dihentikan
Defisit nutrisi S : Pasien mengeluh mual
P : Intervensi dihentikan
Gangguan komunikasi verbal S : Pasien enggan
berkomunikasi dengan orang
lain
P : Intervensi dilanjutkan
KRITERIA
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KOMPETENS
PEMBERIAN KOMPRES HANGAT
I
SCORE
KRITERIA TINDAKAN/UNJUK KERJA
5 4 3 2 1
Tata cara pemberian kompres hangat kepada
Pengertian pasien yang mengalami panas tinggi
menurunkan suhu tubuh
Sebagai acuan untuk pemberian kompres
Tujuan hangat pada pasien rawat inap untuk
menurunkan suhu tubuh
Kebijakan -
REFERENSI
Arif, Hardi, 2013. Aplikasi Asuhan keperawatan berdsarkan diagnosa medis , Media Action Publishing. Yogyajarta
http://heakt.yahoo.com/ency/adam/00615.last diakses pada tanggal 12 september 2015
komite medik RSUP Dr. Sardjto, 2010, Standar pelayanan Medis, Edisi 2, Cetakan 1, Medika FK UGM, Yogyakarta
PPNI (2018). STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:
DPP PPNI
PPNI (2018). STANDAR DIAGNOSA KEPERAWATAN INDONESIA: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI