Anda di halaman 1dari 24

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DARING

PRODI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG
TIRTAYASA

KASUS 5
Seorang wanita (20 tahun) mengalami kecelakaan tertusuk paku dikaki kiri saat berkebun. Saat
pengkajian diperoleh luka : tertusuk pecahan kayu dengan kedalaman luka 1 cm. Tindakan
profilaksis terapi tetanus toksoid.
1. Apakah hasil pengkajian pada kasus diatas?
2. Masalah keperawatan oksigenasi utama (prioritas) kasus diatas? (Berdasarkan SDKI)
3. Rencana intervensi prioritas yang harus dilakukan perawat pada kasus diatas?
(Berdasarkan SLKI dan SIKI)
4. Sebutkan jurnal keperawatan tindakan keperawatan (evidence based practice) diatas,
minimal 1 buah! (minimal 10 tahun ke belakang)
5. Sebutkan langkah-langkah/prosedur tindakan keperawatan (SOP) latihan dengan kruk
berdasarkan kasus diatas!

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PERSYARAFAN


Tanggal Masuk : 25 Oktober 2020
Jam Masuk : 14.00 WIB
Ruang/Kelas/ RS : R. Tulip
No. Register : 0035xx
Diagnosa Medis : Tetanus
Tgl Pengkajian : 27 Oktober 2020
A. Identitas Klien
Nama : Ny. D
Tempat/tanggal lahir : Serang, 10 januari 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum kawin
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat Rumah : Kragilan
Sumber Biaya : Keluarga
Sumber Informasi : Klien
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien menyatakan nyeri dibagian kaki sebelah kiri
2. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST)
P : Nyeri karena tertusuk paku dan terdapat luka percikan kayu
Q : Nyeri terasa
R : Dikaki bagian kiri
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri terus menerus, jika digerakan
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Keluarga mengatakan belum pernah mengalami sakit sampai parah seperti ini, klien hanya
sakit batuk pilek dan sembuh dengan minum obat beli di warung
4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ket :
: Laki – Laki
: Perempuan

: Meninggal
: Klien

5. Riwayat Psikologis dan Spiritual


 Riwayat Psikologis
a. Citra tubuh
Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya dan tidak ada
salah satu bagian tubuh yang klien tidak suka
b. Peran
klien mengatakan sebagai anak kandung dari keluarganya
c. Ideal diri
klien mengatakan harapannya ingin cepat sembuh dan ingin cepat dari rumah sakiit
d. Harga diri
klien mengatakan tidak merasa malu dengan keadaan sekarang
 Riwayat Spiritual
a) Keyakinan
Klien beragama islam dan yakin kepada Allah SWT bahwa dirinya akan sembuh
b) Ketaatan ibadah
Klien melaksanakan shalat 5 waktu, dan selalu berdoa untuk kesembuhan
penyakitnya
c) Keyakinan terhadap penyembuhan
Pasien menerima penyakitnya sebagai ujian dari Allah SWT
6. Pola kebiasaan sehari-hari
Pola Kebiasaan Di Rumah (Sebelum sakit) Di RS (Sakit)
Pola Nutrisi Makan 1 porsi sedang Makan ½ porsi sedang
sebanyak 3 kali sehari 3kali sehari
Cairan 6-7 Gelas 5-6 gelas
Pola Eliminasi
BAB 1X1 Sehari Belum BAB
Konsistensi : Lembek

BAK 5-6 Kali sehari warna jernih 4 – 5 kali


Pola Tidur Pasien dirumah istirahat Paseien mengatakan
setelah shalat dzuhur dan tidur sesaat
waktu tidur
Pola Personal Hygiene Mandi 2x1 1x1
Sikat gigi 2x1 Sikat gigi 1x1
Pola Aktifitas dan Latihan Pasien setiap hari nya Pasien hanya terbaring
beristirahat dirumah dan ditempar tidur dan
beribadah aktivitas nya dibantu
keluarga

7. Pengkajian kognitif Klien dan keluarga


Klien dan keluarga belum mengetahui tentang penyakit nya
C. Pengkajian Fisik
1) Keadaan Umum
2) Kesadaran umum
Kualitatif : Compos mentis
Kuantitatif : 5 5
3 5
3) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 100x/menit
Suhu : 38,0 oc
Antropometri
Berat Badan : 50kg
Tinggi Badan : 165 cm
4) Review of system
a. Sistem Persyarafan
Terdapat luka dibagian kaki sebelah kiri diakibatksn tertusuk paku dan diperoleh luka
dengan kedalaman 1cm
b. Sistem Penginderaan
Kepala
- Rambut : Rambut tampak beruban, berminyak, tidak ada ketombe,
berbau,tidak rontok dan rambut tidak mudah di cabut.
- Mata : Tampak simetris kiri-kanan, mata klien tampak cekung, sclera tidak
ikterik, konjungtiva anemis, tidak ada pembengkakan, tidakada nyeri
tekan, mata bersih,dan klien tampak tidak memakai alatbantu penglihatan.
- Hidung : Tampak simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada
polip,tidakada perdarahan, tidak terpasang slang O2.
- Telinga : Tampak simetris kiri-kanan, bersih, tidak ada
gangguanpendengaran.
- Mulut/Gigi : Tampak simetris, mukosa bibir tampak kering, tidak
adagangguan menelan, gigi sudah tidak lengkap, memakai gigipalsu.
- Leher : Tampak simetris, tidak tampak pembengkakan kelenjar tiroid
dankelenjar getah bening, tidak ada perlukaan, vena jugularis tidakterlihat
tapi teraba.
c. Sistem Kardiovaskuler ( Jantung )
Inspeksi:Ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi :Iktus kordis tidak kuat angkat pada ICS IV linea
MedioClavicularis sinistra, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi :Batas jantung kanan atas : ICS II Linea Para SternalisDextra.
Batas jantung kanan bawah : ICS IV Linea Para Sternalis Dextra. Batas
jantung kiri atas : ICS II LineaPara Sternalis Sinistra. Batas jantung kiri
bawah : ICS IVLinea Medio Clavicularis Sinistra.
Auskultasi :Terdengar pada ICS IV linea Medio Clavicularis sinistra.
Bunyi jantung I : Lup,
Bunyi jantung II : Dup.
Tidak adabunyi jantung tambahan
d. Sistem Pernafasan
- Inspeksi :Simetris kiri-kanan, pengembangan/pergerakan dinding dada
simetris, tidak tampak adanya pembengkakan, tidak tampak adanya
obstruksi
- Palpasi :Tidak teraba adanya pembengkakan, tidak ada nyeri
tekan,pergerakan dinding dada teraba, taktil fremitus teraba sama kuat
pada lapang paru kiri dan kanan.
- Perkusi :Sonor di kedua lapang paru.
- Auskultasi :Suara nafas vesikuler dan tidak ada suara nafas tambahan
e. Sistem Pencernaan
a. Abdomen
Inspeksi :Tampak simetris, tidak ada kemerahan dan kekuningan, tidak
ada bekas luka
Auskultasi :Bising usus 20 kali/menit.
Palpasi :Tidak teraba adanya pembengkakan, tidak terdapat nyeri tekan
pada daerah Abdomen kuadran atas sinistra.
Perkusi :Terdengar redup tidak ada hepatomegali
b. Punggung
Tidak tampak adanya kelainan pada tulang punggung, tidak teraba adanya
pembengkakan, dan tidak ada luka, tidak ada nyeri punggung.
c. Pinggang
Tidak terdapat nyeri panggul
f. Sistem Muskuloskeletal
a. Ekstrimitas
- Atas
Inspeksi :Simetris kiri dan kanan, warna kulit kuning lansat,kulit
tampak kering, dan terpasang infus pada tangan sebelah kiri (Sodium
Chlorium 20 tetes per menit).
Palpasi :Tidak ada pembengkakan dan tidak ada fraktur.
- Bawah
Inspeksi :Simetris kiri dan kanan, warna kulit kuning lansat,kulit
tampak kering, tidak ada pembengkakan.
Palpasi :Tidak ada pembengkakan dan tidak ada fraktur.
g. Sistem Urogenital
Inspeksi : Genitalia klien bersih, tidak terdapat kelainan pada genital klien.
h. Sistem Integument
Inspeksi :
Palpasi :-
i. Sistem Endokrin
a. Wawancara
- Poliuri : Tidak Ada
- Polipagi : Tidak Ada
- Pembesaran kelenjar tiroid: Tidak Ada

D. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
 Glukosa darah : hipoglikemia merupakan predisposisi kejang (N <200mq/dl)
 BUN : Peningkatan BUN mempunyai potensi kejang dan merupakan indikas
nepro toksik akibat dari pemberian obat
 Elektrolit : K, Na (ketidakseimbagan elektrolit merupakan predisposisi kejang )
 Kalium : (N 3,80 -5,00 meq/dl)
 Natrium (N 135 – 144 meq/dl)
2. skull ray : untuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan adanya lesi,
3. EEG : teknik untuk menekan aktivitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh untuk
mengetahui fokus aktivitas kejang, hasil biasanya normal.
E. Penatalaksanaan Medis
1. umum
 merawat dan membersihkan luka dengan sebaik-baik nya
 diet cukup kalori dan protein (bentuk makanan tergantung pada kemampuan
membuka mulut dan menelan)
 solasi klien menghindari ransang luar eperti suara dan tindakan terhadap klien
lainnya
 oksigen dan pernafasan buatan dan tracheotomy kalau perlu
 mengatur keseimbangan cairan dan elektrok
2. Obat – obatan
 anti toksin : tetan us Imun Glubolin (TIG) lebih dianjurkan pemakaiannya
dibandingkan dengan anti tatanus serum (ATS) dari hewan. Dosis initial TIG adalah
5000 U IM (dosis harian 500 -600 U). Kalau tidak ada TIG diberi ATS dengan dosis
5000 U IM dan 5000 U IV atau pemberian ATS (anti tetanus serum) 20.000 U secara
IM didahului oleh uji kulit dan mata
 anti kejang
Obat Dosis Efek samping
Diasepam 0,5 – 10 mg/kg BB/24 Sopor, koma
Jam IM
Meprobamat 300 – 400 mg/4 jam Belum diketahui
IM
Chiorpromazin 25 – 75 mg/4 jam IM Hipotensi
Fenobarbital 50 – 100mg / 4 jam Depresi nafas
IM
F. Aliasa Data
No Data Etiologi Masalah
.
1. DS : Pasien demam Terpapar kuman Hipertermi
clostridium

DO : Suhu 38,oC , TN Esotaksin


100/70mmHg, N
100x/mnt, RR Pengangkutan toksin
26x/mnt melewati saraf
motorik

Saraf otonom

Mengenai saraf
simpatis

hipertermi
2. DS : Pasien mengeluh Terpapar kuman Defisit nutrisi
mual clostridium

DO : Makanan pasien Esotaksin


tidak dihabiskan
Pengangkutan toksin
melewati saraf
motorik

otak

Hilangnya
keseimbangan tonus
otot

Kekuatan otot
Sistem pencernaan

Defisit nutrisi

3. DS : Pasien enggan Terpapar kuman Gangguan komunikasi


berkomunikasi dengan clostridium verbal
orang lain
Esotaksin
DO : Pasien kesulitan
bicara Pengangkutan toksin
melewati saraf
motorik

otak

Hilangnya
keseimbangan tonus
otot

Kekuatan otot

Sistem pernafasan

Gangguan komunikasi
verbal

G. Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas)


 Hipertermi
 Defisit nutrisi
 Gangguan komunikasi verbal
H. Asuhan Keperawatan

DX Tujuan dan kriteria Intervensi Rasonal Implementasi Evaluasi


Dan Tanggal Hasil
Hipertermi Setelah dilakukan Manajemen hipotermia 1. Cairan Manajemen hipotermia S : Pasien mengatakan
(26-27 Oktober asuhan keperawatan Observasi merupakan Observasi demam sejak 1 hari yang
2020) 2x24 jam dengan  Monitor suhu kompresi badan  Memonitor suhu lalu
kriteria hasil: tubuh dari demam tubuh
 Menggigil  Identifikasi 2. Kompresi dingin  Mengidentifikasi O : - terdapat luka dengan
membaik penyebab merupakan salah penyebab kedalaman 1cm
 Kulit merah hipertermia(mis. satu cara untuk hipertermia(mis. -Nyeri 4
membaik Terpapar suhu menurunkan Terpapar suhu - Suhu 38,0oc
 Pucat membaik lingkungan suhu tubuh lingkungan -Nadi 100x/mnt
 Suhu tubuh rendah, pakaian dengan dengan rendah, pakaian - TD : 100/70mmHg
membaik tipis, kerusakan proses konduksi tipis, kerusakan
Suhu kulit membai hipotalamus,penu 3. Identifikasi hipotalamus,penu A : Masalah sudah teratassi
runan laju perkembangan runan laju
metabolisme, gejala kearah metabolisme, P :Intervensi dihentikan
kekurangan lemak syok kekurangan
subkutan) 4. Perawatan luka lemak subkutan)
 Monitor tanda yang  Memonitor tanda
dan gejala akibat benar,mengelimi dan gejala akibat
hipotermia nasi toksin yang hipotermia
(hipotermia masih berada (hipotermia
ringan: takipinea, disekitar luka ringan: takipinea,
disartia,menggigil disartia,menggigi
,hipertensi,diuresi l,hipertensi,diures
s; hipotermia is; hipotermia
berataa; berataa;
oliguria,refleks oliguria,refleks
menurun; menurun;
hipotermia berat; hipotermia berat;
oliguria,refleks oliguria,refleks
menghilang,edem menghilang,edem
a paru, asam-basa a paru, asam-basa
abnormal) abnormal)
Terapeutik Terapeutik
 Sediakan  Mesediakan
lingkungan yang lingkungan yang
hangat (mis.atur hangat (mis.atur
suhu suhu
ruangan,inkubator ruangan,inkubato
) r)
 Ganti pakaian dan  Menganti pakaian
atau linen yg dan atau linen yg
basah basah
 Lakukan  Melakukan
penghangatan penghangatan
pasif pasif
 Lakukan  Melakukan
penghangatan penghangatan
aktif eksternal aktif eksternal
 Lakukan  Melakukan
penghangatan penghangatan
internal internal
Edukasi Edukasi
 Anjurkan  Menganjurkan
makan/minum makan/minum
hangat hangat
Defisit Nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi 1. Dengan tingkat Manajemen Nutrisi S : Pasien mengeluh mual
(26-27 oktober asuhan keperawatan Observasi pengetahuan Observasi
2020) 1x24 jam dengan  Identitifikasi yang adekuat  Menidentitifikasi O : Pasien terliat lemas ,
kriteria hasil: status nutrisi diharapkan klien status nutrisi Makanan pasien tidak habis
 Porsi makan  Identifikasi alergi dapat dari dan  Mengidentifikasi
yang membaik dan intoteransi kooperasif alergi dan A :Defisit Nutrisi teratasi
 Berat badan makan terhadap intoteransi makan
membaik  Identifikasi program diet  Mengidentifikasi P : Intervensi dihentikan
 Indeks massa makanan yang 2. Disesuaikan makanan yang
tubuh (IMT) disukai dengan keadaan disukai
membaik  Identifikasi klien,kemampua  Mengidentifikasi
kebutuan kalori n mengunyah kebutuan kalori
dan jenis nutrien dan tingkat dan jenis nutrien
 Idenfikasi membuka mulut  Mengidenfikasi
perlunya 3. Agar kebutuhan perlunya
penggunaan nutrisi terpenuhi penggunaan
selang nasogastrik 4. Berfungsi selang
 Monitor asupan sebagai jalan nasogastrik
makan masuk nya  Memonitor
 Monitor berat makanan dan asupan makan
badan mempersembah  Memonitor berat
 Monitor hasil kan obat badan
pemeriksaan  Memonitor hasil
laboratorium pemeriksaan
Terapeutik laboratorium
 Lakukan oral Terapeutik
hygine sebelum  Melakukan oral
makan, jika perlu hygine sebelum
 Fasilitasi makan, jika
menentukan perlu
pedoman diet  Memfasilitasi
(mis. Pramida menentukan
makanan) pedoman diet
 Sajikan makanan (mis. Pramida
secara menarik makanan)
dan suhu yang  Mensajikan
sesuai makanan secara
 Berikan makanan menarik dan suhu
tinggi serat untuk yang sesuai
mencegah  Memberikan
konstipasi makanan tinggi
 Berikan makanan serat untuk
tinggi kalori dan mencegah
tinggi protein konstipasi
 Berikan suplemen  Memberikan
makanan, jika makanan tinggi
perlu kalori dan tinggi
 Hentikan protein
pemberian makan  Memberikan
melalui selang suplemen
nasogatrik jika makanan, jika
asupan oral dapat perlu
ditoleransi  Menghentikan
Edukasi pemberian makan
 Anjurkan posisi melalui selang
duduk, jika nasogatrik jika
mampu asupan oral dapat
 Anjurkan diet ditoleransi
yang Edukasi
diprogramkan  Menganjurkan
Kolaborasi posisi duduk, jika
 Kolaborasi mampu
pemberian  Menganjurkan
medikasi sebelum diet yang
makan (mis. diprogramkan
Pereda nyeri, Kolaborasi
antlemetik), jika  Mengkolaborasi
perlu pemberian
 Kolaborasi medikasi sebelum
dengan ahli gizi makan (mis.
untuk Pereda nyeri,
menentukan antlemetik), jika
jumlah kalori dan perlu
jenis nutrien yang  Mengkolaborasi
dibutuhkan,jika dengan ahli gizi
perlu untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan,jika
perlu

Gangguan Setelah dilakukan Promosi komunikasi : 1. Edukasi Promosi komunikasi : S : Pasien enggan
komunikasi asuhan keperawatan defisit bicara bertujuan agar defisit bicara berkomunikasi dengan
verbal 2x24 jam dengan Observasi klien mengerti Observasi orang lain
(26-27 oktober kriteria hasil:  Monitor sakit yang  Memonitor
2020)  Kemampuan kecepatan, diderita, dan kecepatan, O : pasien sulit berbicara
berbicara tekanan, mampu tekanan,
membaik kuantitas, volume, menerima kuantitas, A :Gangguan komunikasi
 Kemampuan dan diksi bicara kondisi yang volume, dan diksi verbal belum teratasi
mendengar  Monitor proses dimiliki bicara
membaik kognitif, sekarang dengan  Memonitor P : Intervensi dilanjutkan
 Kesesuaian anatomis, dan lapang dada proses kognitif,
ekspresi fisiologis, yang 2. Untuk anatomis, dan
wajah/tubuh berkaitan dengan kembalikan fisiologis, yang
membaik bicara (mis. fungsi otot-otot berkaitan dengan
Memori, lidah seperti bicara (mis.
pendengaran, dan semula Memori,
bahasa ) 3. Dukung yang pendengaran, dan
 Monitor frustasi, diberikan akan bahasa )
marah, depresi, membuat klien  Memonitor
atau hal lain yang merasa bahwa frustasi, marah,
mengganggu dirinya pasti depresi, atau hal
bicara bisa pulih lain yang
 Identifikasi kembali dengan mengganggu
perilaku banyak berlatih bicara
emosional dan  Meidentifikasi
fisik sebagai perilaku
komunikasi emosional dan
Terapeutik fisik sebagai
 Gunakan metode komunikasi
komunikasi Terapeutik
alternatif (mis.  Mengunakan
Menulis, mata metode
berkedip, papan komunikasi
kmunikasi dengan alternatif (mis.
gambar dan huruf, Menulis, mata
isyarat tangan, berkedip, papan
dan komputer) kmunikasi
 Sesuaikan gaya dengan gambar
komunikasi dan huruf, isyarat
dengan kebutuhan tangan, dan
(mis.berdiri komputer)
didepan pasien,  Menyesuaikan
dengarkan dengan gaya komunikasi
seksama, dengan
tunjukan satu kebutuhan
gagasa atau (mis.berdiri
pemikiran didepan pasien,
sekaligus, dengarkan
bicaralah dengan dengan seksama,
perlahan sambil tunjukan satu
menghindari gagasa atau
teriakan, gunakan pemikiran
komunikasi sekaligus,
tertulis, atau bicaralah dengan
meminta bantuan perlahan sambil
keluarga untuk menghindari
memahami teriakan, gunakan
ucapan pasien) komunikasi
 Modifikasi tertulis, atau
lingkungan untuk meminta bantuan
meminimalkan keluarga untuk
bantuan memahami
 Ulangi apa yang ucapan pasien)
disampaikan  Memodifikasi
pasien lingkungan untuk
 Berikan dukungan meminimalkan
psikologis bantuan
 Gunakan juru  Mengulangi apa
bicara, jikaperlu yang
Edukasi disampaikan
 Anjurkan pasien
berbicara  Memberikan
perlahan dukungan
 Ajarkan pasien psikologis
dan keluarga  Mengunakan juru
kognitif, bicara, jikaperlu
anatomis, dan Edukasi
fisiologis yang  Mengnjurkan
berhubungan berbicara
dengan perlahan
kemampuan  Mengajarkan
berbicara pasien dan
Kolaborasi keluarga kognitif,
 Rujuk ke ahli anatomis, dan
patologi bicara fisiologis yang
atau terapis berhubungan
dengan
kemampuan
berbicara
Kolaborasi
 Merujuk ke ahli
patologi bicara
atau terapis

I. Catatan Perkembangan
DX Catatan Perkembangan Pelaksana (Nama/Paraf)
Hipertermi S : Pasien mengatakan demam
sejak 1 hari yang lalu

O : - terdapat luka dengan


kedalaman 1cm
-Nyeri 4 LIA MARLIANA
- Suhu 38,0oc
-Nadi 100x/mnt
- TD : 100/70mmHg

A : Masalah sudah teratassi

P :Intervensi dihentikan
Defisit nutrisi S : Pasien mengeluh mual

O : Pasien terliat lemas ,


Makanan pasien tidak habis

A :Defisit Nutrisi teratasi LIA MARLIANA

P : Intervensi dihentikan
Gangguan komunikasi verbal S : Pasien enggan
berkomunikasi dengan orang
lain

O : pasien sulit berbicara


A :Gangguan komunikasi LIA MARLIANA
verbal belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

KOMPT. PROGRAM D3 KEPERAWATAN


KMB UNTIRTA

KRITERIA
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KOMPETENS
PEMBERIAN KOMPRES HANGAT
I
SCORE
KRITERIA TINDAKAN/UNJUK KERJA
5 4 3 2 1
Tata cara pemberian kompres hangat kepada
Pengertian pasien yang mengalami panas tinggi
menurunkan suhu tubuh
Sebagai acuan untuk pemberian kompres
Tujuan hangat pada pasien rawat inap untuk
menurunkan suhu tubuh

Kebijakan -

Menyiapkan 1. Air panasdalam baskom


peralatan 2. Waslap
3. Perlak dan pengalas
4. Termometer
prosedur 1. Mendekatkan peralatan disamping
pasien
2. Mengukur suhu tubuh pasien
3. Perawat cuci tangan
4. Memberitahukan pasien dan keluarga
5. Memasang perlak dan pengalas pada
tempat yang akan dikompres
6. Waslap dibasai dengan air hangat dan
diletakkan pada tempat yang akan
dikompres’
7. Mencatat kegiatan dan respon pasien
kedalam catatan perawatan
Perawat cuci tangan

Unit terkait Perinatologi

REFERENSI

Arif, Hardi, 2013. Aplikasi Asuhan keperawatan berdsarkan diagnosa medis , Media Action Publishing. Yogyajarta
http://heakt.yahoo.com/ency/adam/00615.last diakses pada tanggal 12 september 2015
komite medik RSUP Dr. Sardjto, 2010, Standar pelayanan Medis, Edisi 2, Cetakan 1, Medika FK UGM, Yogyakarta

PPNI (2018). STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:
DPP PPNI
PPNI (2018). STANDAR DIAGNOSA KEPERAWATAN INDONESIA: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai