Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

ANALISIS KASUS

Pasien ini didiagnosis dengan dengue syock syndrome demam melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium dari rujukan
klinik simpang lima.
Berdasarkan hasil heteroanamnesis didapatkan pasien An. AL, laki-laki 9,5 tahun datang
dengan keluhan demam sejak 5 hari yang lalu demam dirasakan mendadak dan naik turun, kaki
teraba dingin, mimisan 1x sebanyak ±3 tetes, mual tiap makan dan minum, nyeri uluhati dan
frekuensi bak yang berkurang. Sebelum masuk RSPB Grobogan, pada hari pertama demam
pasien berobat ke mantri pasien mendapatkan obat penurun panas dan obat lambung,
namun keluhan dirasakan tidak berkurang, pada hari ke 3 demam pasien dibawa berobat
ke klinik mendapat obat racikan namun keluhan juga tidak berkurang, pada hari ke 5
demam pasien mimisan 1x sebanyak ± 3 tetes pada pagi hari sehingga kontrol kembali
ke klinik dan di lakukan pemeriksaan lab, didapatkan hasil trombosit 54.000, ht 47,9%,
wb 3.880 sehingga pasien segera dirujuk ke RSPB.
Menurut teori, Sindrom Syok Dengue (SSD) adalah keadaan klinis yang memenuhi kriteria DBD
disertai dengan gejala dan tanda kegagalan sirkulasi atau syok, dengan gejala dhf berupa demam
tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, anoreksia, lemah, nyeri pada punggung, tulang,
persendian, dan kepala, demam berlangsung terus menerus selama 2-7 hari, terdapat manifestasi
perdarahan, termasuk uji tourniquet positif*, petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis dan atau melena, hepatomegali, dan ditambah gejala Syok, nadi kecil dan cepat
dengan tekanan nadi ≤ 20 mmHg, atau hipotensi disertai gelisah dan akral dingin.
Pasien di kategorikan dalam dengue syok sindrom karena sesuai dengan kriteria WHO, dimana
yang ditemukan pada anamnesis pasien yang sesuai dengan kriteria dengue syok syndrome atau
diklasifikasikan sebagai demam dengue berdarah derajat III apabila mengalami renjatan yang
sangat parah sehingga tekanan darah dan detak jantungnya tidak dapat dirasakan.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan, didapatkan keadaan umum tampak lemah dengan
kesadaran composmentis, suhu pasien 36oC dan saturasi oksigen 98%. Dari pemeriksaan status
general didapatkan napas normal, auskultasi paru ditemukan suata bronkovesikular, rhonki dan
wheezing tidak ada, ditemukan perdarahan mucosa berupa mimisan, nyeri tekan epigastrium,
hepatomegali, dan akral dingin. Adapun hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan dan sesuai
dengan teori yang telah dibahas dalam tinjauan pustaka dalam mendukung diagnosis demam
dengue berdarah adalah ditemukannya demam dengan suhu tinggi yang hilang timbul, sakit
kepala (biasanya di belakang mata); ruam; nyeri otot dan sendi, perdarahan ringan membran
mukus mulut dan hidung. Sedangkan hasil pemeriksaan fisik yang mendukung dalam
penegakkan diagnosis
demam dengue berdarah derajat III menurut WHO adalah adanya demam tinggi, hasil
tourniquet positif serta mual muntah dan dari hasil pemeriksaan palpasi,percusi,auskultasi
didapatkan nyeri tekan pada abdomen dan hepatomegali.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan berupa pemeriksaan
laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium yang diperoleh adalah leukopenia (WBC<
5000 cells/mm3) dengan lymphocytosis, sel darah merah yang sedikit meningkat disertai
dengan sedikit peningkatan hematokrit, dan paltelet berkurang. Berdasarkan teori, adapun
hasil pemeriksaan penunjang pada pasien yang diperoleh sesuai dengan pada umumnya
adalah ditemukannya leukopenia (WBC < 5000 cells/mm3) dengan lymphocytosis, dengan
peningkatan hemotocrit (> 20%). Sehingga dari hasil pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan sangat mendukung diagnosis
demam dengue syok syndrome sesuai dengan kriteria WHO.
Pada pasien ini, terjadi kaki terasa dingin yang ditandai dengan demam selama
5 hari dan nyeri badan pada pasie. Hal ini sangat mungkin terjadi pada pasien dengan
dengue syo syndrome, terutama dengan karakteristik dengue syok syndrome. Keadaan ini
telah dijelaskan dalam tinjauan pustaka bagian komplikasi dari dengue syok syndrome.
Permeabilitas pembuluh darah yang menurun dan hipovolemia memburuk akan
mengakibatkan syok.Ini biasanya terjadi pada hari ke 4 dan hari ke 5 penyakit,didahului
dengan tanda-tanda peringatan.Selama syok tahap awal,mekanisme kompensasi yang
mempertahankan tekanan darah sistolik dan mengakibatkan tarkikardia dan vasokonstriksi
perifer pengurangan perfusi kulit seperti ektremitas yang dingin dan dan waktu pengisisan
kapiler yang lambat.Tekanan diastolik biasanya akan naik mendekati tekanan sistolik dan
tekanan nadi menyempit sebagai akibat peningkatan resistensi vaskular perifer.Pasien
dengan syok dengue umumnya tetap sadar.syok hipotensi berkepanjangan dan hipoksia
dapat menyebabkan kegagalan multi organ pada akhirnya dapat menyebabkan kematian

Pasien dengue syok syndrome membutuhkan penanganan darurat dan akses ke


perawatan intensif.Sesuai dengan ini,pasien ini telah dirawat di instalasi rawat darurat
anak.Menurut teori,penanganan pasien dengan syok dimulai dengan cairan intravena
dengan larutan kristaloid isotonik 5-10mg/kg/jam selama satu jam dan pasien ini telah
diberikan koloid HES 10ml/kg/jam setara 130 ml/jam supaya syok dapt diatasi
dengan secepat mungkin.Selain itu,

Anda mungkin juga menyukai