DENGAN AGAMA
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
ARDIANSAH (206910258)
KELAS IA
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.penulis ucapkan
atas kehadirat-Nya yang telah berlimpahkan rahmat,hidayah,serta inayah-Nya kepada kami,sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ruang Lingkup Agama Dan Hubungan Manusia
Dengan Agama”,sebagai salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut berkontribusi dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,segala kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan
makalah kami di masa yang akan dating . Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2
DAFTAR ISI .........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN… ...................................................................................... 4
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan hubungan dengan Dia
melalui serangkaian kegiatan ibadah yang sesuai dengan ajaran agama itu.Sudah menjadi
kodrat manusia sebagai ciptaan Tuhan. Sejatinya, manusia adalah makhluk yang lemah,
manusia tidak dapat hidup tanpa adanya perlindungan dari Tuhannya. Dengan agama yang
dimiliki, manusia akan memperoleh perlindungan dengan menjalin hubungan dengan
Tuhannya.Manusia adalah makhluk yang sangat menarik, makhluk yang paling unik,dijadikan
dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurna .
B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian agama?
C.TUJUAN MASALAH
1.Untuk mengetahui pengertian agama.
4
5.Untuk mengetahui pencarian manusia terhadap agama.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A.ARTI DAN RUANG LINGKUP AGAMA
Agama adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan
nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang
berkaitan dengan kepercayaan tersebut .Kata “Agama” berasal dari bahasa Sansekerta āgama
yang berarti “tradisi”.Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang
berasal daribahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat
kembali”. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepadaTuhan.Secara istilah
agama berarti undang-undang atau peraturan-peraturan yang mengikat manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan hubungan
manusia dengan alam yang teratur dan damai.
Oxford Student Dictionary (1978) mendefenisikan agama (realigion) dengan “ the belief
in the exitence of supranatural ruling power, the creator and controller of the universe” yaitu
suatu kepercayaan akan keberadaan suatu kekuatan pengatur supranatural yang menciptakan
dan mengendalikan alam semesta. . Sedangkan menurut M. Natsir agama merupakan suatu
kepercayaan dan cara hidup yang mengandung faktor-faktor antara lain :
a. Percaya kepada Tuhan sebagai sumber dari segala hukum dan nilai-nilai hidup.
1. Keyakinan (credial) yaitu keyakinan akan adanya suatu kekuatan supranatural yang diyakini
mengatur dan mencipta alam.
6
2. Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan
supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukanya.
3. Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau alam semesta
yang dikaitkan dengan keyakinannya tersebut.
Agama-agama selain Islam umumnya diberi nama yang dihubungkan dengan manusia
yang mendirikan atau yang menyampaikan agama itu atau dengan tempat lahir agama
bersangkutan seperti agama Budha (Budhism), agama Kristen (Christianity), atau agama Yahudi
(Judaism). Nama agama yang disampaikan oleh Nabi Muhammad ini tidak dihubungkan dengan
nama orang yang menyampaikan wahyu itu kepada manusia atau nama tempat agama itu
mula-mula tumbuh dan berkembang. Dengan demikian Islam adalah agama Allah yang
diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya untuk diajarkankan kepada manusia
Muhammad Iqbal membantah pendapat Freud karena hal itu tidak berlaku untuk semua
agama, meskipun memang ada kepercayaan yang demikian. Agama bukan suatu ilmu fisika
atau kimia yang mencari keterangan dari alam dalam arti sebab akibat. Akan tetapi sesuatu
pengalaman konkret dalam jiwa manusia yang berlangsung lama. Dan dapat dibuktikan baik
secara akal atau pragmatis oleh para pemikir dan para nabi dalam sejarah panjang manusia.
7
Para ahli sosiologi yang melihat agama sebagai fenomena sosial masyarakat, tertarik pula
untuk menyelidikinya. Seorang sosiolog Aguste Comte menilai agama sebagai salah satu bagian
dari tahap-tahap pemikiran yang berkembang pada sejarah peradaban dunia. Ada 3 tahap
perkembangan intelektual yaitu , tahap teologis atau fiktif , tahap metafisik dan tahap ilmu
pengetahuan positif.
Susunan jagat raya yang mengagumkan ini menunjukan keagungan Sang Pencipta, sistem yang
sangat sempurna telah dibuat demi kelangsungan kehidupan. Maka penyembahan manusia
kepada Pencipta adalah suatu karakteristik dari penciptaan itu sendiri. Seperti ketundukan
satelit mengorbit pada planetnya.
Artinya:Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di
bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui
(cara) sembahyang dan tasbihnya , dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (An-
Nur, 24 : 41)
Keteraturan seluruh elemen alam semesta ini membangkitkan kesadaran bahwa kehidupan
manusia membutuhkan keteraturan tersebut. Perbedaan watak manusia memunculkan
dimensi yang berbeda pada hukum-hukumnya.Apabila terjadi penyimpangan dalam
keteraturan maka akan mengakibatkan kerusakan baik bagi alam maupun bagi manusia, bisa
berupa kehancuran fisik dan sosial.
ﯾﻈُﻨﱡﻮن إِ ﱠﻻ ُھ ْﻢ إِ ْن َْﻠ ﺑِ ﺬﻟِﻣْﻦ ﻚﻟﮭُﻢ وﻣﺎ اﻟ ﱠﺪ إِﱠﻻ ﯾُ ْﮭﻠِ ُﻜﻨﺎھ َُﺮ و وﻧﺤْ ﯿﺎ ﻧ ُﻤﻮ اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿﺎ
ت ﺣﯿﺎُﺗﻨﺎ إ َِ ﱠﻻ ھﻲ ﻣﺎ وﻗﺎﻟُﻮا
َﻣ َﻢﻋ
ﺎ
Artinya: Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita hidup dan mati dan
tidak ada yang membinasakan kita selain masa. Mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang
8
itu, mereka hanya menduga-duga saja. (Al-Jaasiyah, 45 : 24)
Agama sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain karena agama merupakan :
9
Dapat disimpulkan, bahwa pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan oleh sangat
diperlukannya moral oleh manusia, padahal moral bersumber dari agama. Agama menjadi
sumber moral, karena agama mengajarkan iman kepada Tuhan dan kehidupan akhirat, serta
karena adanya perintah dan larangan dalam agama.
Sekarang bagaimana manusia mesti mencapai kebenaran? Sebagai jawaban atas pertanyaan ini
Allah SWT telah mengutus para Nabi dan Rasul di berbagai masa dan tempat, sejak Nabi
pertama yaitu Adam sampai dengan Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Para nabi dan
Rasul ini diberi wahyu atau agama untuk disampaikan kepada manusia. Wahyu atau agama
inilah agama Islam, dan ini pula sesungguhnya kebenaran yang dicari-cari oleh manusia sejak
dulu kala, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal. Dapat disimpulkan, bahwa agama sangat
penting dalam kehidupan karena kebenaran yang gagal dicari-carioleh manusia sejak dulu kala
dengan ilmu dan filsafatnya, ternyata apa yang dicarinya itu terdapat dalam agama. Agama
adalah petunjuk kebenaran. Bahkan agama itulah kebenaran, yaitu kebenaran yang mutlak dan
universal.
Sesungguhnya persoalan metafisika sudah masuk wilayah agama tau iman, dan hanya Allah saja
yang mengetahuinya. Dan Allah Yang Maha Mengetahui perkara yang gaib ini dalam batas-
batas yang dianggap perlu telah menerangkan perkara yang gaib tersebut melalui wahyu atau
agama-Nya. Dengan demikian agama adalah sumber infromasi tentang metafisika, dan karena
itu pula hanya dengan agama manusia dapat mengetahui persoalan metafisika. Dengan
agamalah dapat diketahui hal-hal yang berkaitan dengan alam barzah, alam akhirat, surga dan
neraka, Tuhan dan sifat-sifat-Nya, dan hal-hal gaib lainnya. Dapat disimpulkan bahwa agama
sangat penting bagi manusia (dan karena itu sangat dibutuhkan), karena manusia dengan akal,
dengan ilmu atau filsafatnya tidak sanggup menyingkap rahasia metafisika. Hal itu hanya dapat
diketahui dengan agama, sebab agama adalah sumber informasi tentang metafisika.
Dengan sabdanya ini Nabi mengajarkan, hendaknya orang beriman bersyukur kepada Allah
pada waktu memperoleh sesuatu yang menggembirakan dan tabah atau sabar pada waktu
ditimpa sesuatu yang menyedihkan. Bersyukur di kala sukadan sabar di kala duka inilah sikap
mental yang hendaknya selalu dimiliki oleh orang beriman. Dengan begitu hidup orang beriman
selalu stabil, tidak ada goncangan-goncangan, bahkan tenteram dan bahagia, inilah hal yang
menakjubkan dari orang beriman seperti yang dikatakan oleh Nabi. Keadaan hidup seluruhnya
serba baik.Bagaiman tidak serba baik, kalau di kala suka orang beriman itu bersyukur, padahal “
Jika engkau bersyukur akan Aku tambahi” , kata Allah sendiri berjanji (Ibrahim ayat 7).
10
Sebaliknya, orang beriman tabah atau sabar di kala duka, padahal dengan tabah di kala duka ia
memperoleh berbagai keutamaan, seperti pengampunan dari dosa-dosanya(H.R Bukhari dan
Muslim), atau bahkan mendapat surga (H.R Bukhari), dan sebagainya. Bahkan ada pula
keuntungan lain sebagai akibat dari kepatuhan menjalankan agama, seperti yang dikatakan
oleh seorang psikiater, Dr. A.A. Brill, “Setiap orang yang betul-betul menjalankan agama, tidak
bisa terkena penyakit syaraf. Yaitu penyakit karena gelisah rsau yang terus-menerus.
Artinya: Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung , lalu Dia memberikan petunjuk. (
Ad-Duha 93: 7 )
Seiring dengan sifat-sifat mendasar pada manusia, dalam salah satu kitab (Al-Qur’an) sebagian
besar isinya menantang kemampuan berfikir manusia untuk menemukan kebenaran yang
sejati.Tatkala seseorang gelisah dengan jalan yang dilaluinya kemudian ia “menemukan”
sebuah pencerahan, maka niscaya ia akan memasuki dunia yang lebih memuaskan akal dan
jiwanya.
َ ِﮫ َل ﻟﻮْ ﻻ ﺮُو َْا اﻟﱠ ِﺬﯾﻦﻛﻔ وﯾﻘُﻮلْﯿ ْﮭ ِﺪي ﯾﯾو ﺸﺎ ُء ﻣﻦ ﯾُ ﻀﱡﻞ ﷲإ َِنﱠ ﻗُ َِﮫ آﯾﺔٌﻣﻦ ِ َّ
ﮫإ َِﻟ.ﷲ ﺑِ ِﺬ ْﻛ ﺮﻗُﻠ ُﻮﺑُﮭُﻢ وﺗ آ ﻣﻨُﻮ اْ أﻧﺎﺑﺎﻟﱠ ِﺬﯾ ﻦﻄ ﻤ ِﺌ ﻣ ْﻦ
ﺰ أَُ ﻧ ﻠ
ﻋ َْﻞ ﺑﱢر َْﯿ ﱡﻦ
َﷲِﺑ ِﺬ ْﻛ أ
ِ ا ْﻟﻘُﻠُﻮ ب ﺗ ﻄﻤﺌِ ﱡﻦ
ﻻﺮ
11
F.KONSITENSI KEAGAMAAN
Manusia di diciptakan dengan hati nurani yang sepenuhnya mampu mengatakan realitas
secara benar dan apa adanya, namun manusia juga memiliki keterampilan kejiwaan lain yang
dapat menutupi apa-apa yang terlintas dalam hati nuraninya, yaitu sifat berpura-pura.Sikap
konsisten seseorang terhadap agamanya terletak pada pengakuan hati nuraninya terhadap
agama yang dipeluknya, meskipun menjaga konsistensi bukan hal yang mudah.
a. Pengenalan Seseorang harus mengenal dengan jelas agama yang dipeluknya sehingga bisa
membedakannya dengan agama yang lain.Hal ini dapat dilakukan dengan mengetahui ciri-ciri
pokok dan cabang yang terdapat dalam sebuah agama.Jika ada orang yang menyatakan semua
agama itu sama maka dapat dipastikan bahwa sebenarnya ia tak mengenali agama itu satu
persatu.
b. Pengertian ajaran agama yang dipeluk pasti memiliki landasan yang kuat, tempat dari mana
seharusnya kita memandang. Mengapa suatu ajaran diajarkan, apa faedahnya untuk kehidupan
pribadi dan masyarakat, apa yang terjadi apabila manusia meninggalkan ajaran tersebut dan
lain-lainnya adalah pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya akan mengantarkan kita kepada
sebuah pengertian.
c. Penghayatan terhadap suatu ajaran agama lebih daripada sekedar pengertian. Ajaran yang
hidup dalam jiwa menjadi kecenderungan yang instingtif mencerminkan tumbuhnya sebuah
kesatuan yang tak terpisahkan antara agama dan kehidupan. Interaksi seseorang terhadap
ajaran agamanya pada fase ini tidak hanya dengan pikirannya tetapi lebih merasuk ke dalam
relung-relung hati sehingga mendorongnya untuk melaksanakan agama dengan tulus ikhlas.
d. Pengabdian Seseorang yang tidak lagi mempunyai ambisi pribadi dalam mengamalkan ajaran
agamanya akan dapat memasuki pengabdian yang sempurna. Kepentingan hidupnya adalah
kepentingan agamanya, tujuan hidupnya adalah tujuan agamanya, dan warnanya adalah warna
agamanya.Orang yang memasuki fase ini bagaikan sudah tak memiliki dirinya lagi, karena
demikianlah hakekat pengabdian.
e. Pembelaan apabila kecintaan seseorang terhadap agamanya telah demikian tinggi, maka
tidak boleh ada perintang yang menghalangi laju jalannya agama. Rintangan terhadap agama
adalah rintangan terhadap dirinya sendiri sehingga ia akan segera melakukan pembelaan. Ia
rela mengorbankan apa saja yang ada pada dirinya, harta benda bahkan nyawa, bagi nama baik
dan keagungan agama yang dipeluknya. Pembelaan ini disebut jihad, yaitu suatu sikap yang
sungguh-sungguh dalam membela agamanya.
12
Itulah makna konsistensi keagamaan seseorang yang ditampakkan pada jalan kehidupannya.
Sejarah mencatat fenomena ini dalam berbagai agama dan ideologi yang tumbuh dan
berkembang dalam kehidupan manusia. Allah berfirman : Sesungguhnya orang-orang yang
beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya kemudian mereka
tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka
itulah orang-orang yang benar. (Al-Hujurat , 49 :15 )
G.HAKEKAT MANUSIA
Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau asal
segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang
menjadi jiwa sesuatu. Dikalangan tasawuf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya,
karena itu muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu
mencari hakikat jasad, hati,roh, nyawa, dan rahasia.Manusia adalah makhluk paling sempurna
yang pernah diciptakan oleh Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan
bahwa manusia berasal dari tanah.Jadi hakekat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu
sendiri sebagai makhluk yangdiciptakan oleh Allah SWT.
Manusia perlu mengenali hakekat dirinya, agar akal yang digunakannya untuk menguasai alam
dan jagad raya yang maha luas dikendalikan oleh iman, sehingga mampu mengenali ke-Maha
Perkasaan Allah dalam mencipta dan mengendalikan kehidupan ciptaan-Nya. Dalam memahami
ayat-ayat Allah dalam kesadaran akan hakekat dirinya, manusia menjadi mampu memberi arti
dan makna hidupnya,yang harus diisi dengan patuh dan taat pada perintah-perintah dan
berusaha menjauhi laranganlarangan Allah. Berikut adalah hakekat manusia menurut
pandangan Islam:
Hakekat pertama ini berlaku umum bagi seluruh jagat raya dan isinya yang bersifat baru,
sebagai ciptaan Allah SWT di luar alam yang disebut akhirat. Alam ciptaan merupakan alam
nyata yang konkrit,sedang alam akhirat merupakan ciptaan yang ghaib, kecuali Allah SWT yang
bersifat ghaib bukan ciptaan, yang ada karena adanya sendiri.Hakikat pertama ini berlaku pada
umumnya manusia di seluruh jagad raya sebagai ciptaan Allah diluar alam yang disebut akhirat.
Alam ciptaan merupakan alam nyata yang konkrit sedangkan alam akhirat merupakan ciptaan
yang ghaib kecuali Allah yang bersifat ghaib bukan ciptaan yang ada karena dirinya sendiri.
13
2. Kemandirian dan Kebersamaan (Individualitas dan Sosialita).
Kemanunggalan tubuh dan jiwa yang diciptakan Allah SWT , merupakan satu diri individu yang
berbeda dengan yang lain. setiap manusia dari individu memiliki jati diri masing - masing. Jati
diri tersebut merupakan aspek dari fisik dan psikis di dalam kesatuan. Setiap individu
mengalami perkembangan dan berusah untuk mengenali jati dirinya sehingga mereka
menyadari bahwa jati diri mereka berbeda dengan yang lain Di dalam sabda Rasulullah SAW
menjelaskan petunjuk tentang cara mewujudkan sosialitas yang diridhoi-Nya, diantara hadist
tersebut mengatakan:
“Seorang dari kamu tidak beriman sebelum mencintai kawannya seperti mencintai dirinya
sendiri” (Diriwayatkan oleh Bukhari)
“Senyummu kepada kawan adalah sedekah” (Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Baihaqi)
Kebersamaan (sosialitas) hanya akan terwujud jika dalam keterhubungan itu manusia mampu
saling menempatkan sebagai subyek, untuk memungkinkannya menjalin hubungan manusiawi
yang efektif, sebagai hubungan yang disukai dan diridhai Allah SWT. Selain itu manusia
merupakan suatu kaum (masyarakat) dalam menjalani hidup bersama dan berhadapan dengan
kaum (masyarakat) yang lain. Manusia dalam perspektif agama Islam juga harus menyadari
bahwa pemeluk agama Islam adalah bersaudara satu dengan yang lain.
Manusia memiliki kebebasan dalam mewujudkan diri (self realization), baik sebagai satu diri
(individu) maupun sebagai makhluk social, terrnyata tidak dapat melepaskan diri dari berbagai
keterikatan yang membatasinya. Keterikatan atau keterbatasan itu merupakan hakikat manusia
yang melekat dan dibawa sejak manusia diciptakan Allah SWT. Keterbatasan itu berbentuk
tuntutan memikul tanggung jawab yang lebih berat daripada makhluk-makhluk lainnya.
Tanggung jawab yang paling asasi sudah dipikulkan ke pundak manusia pada saat berada dalam
proses penciptaan setiap anak cucu Adam berupa janji atau kesaksian akan menjalani hidup di
dalam fitrah beragama tauhid.Kesaksian tersebut merupakan sumpah yang mengikat atau
membatasi manusia sebagai individu bahwa didalam kehidupannya tidak akan menyembah
selain Allah SWT. Bersaksi akan menjadi manusia yang bertaqwa pada Allah SWT. Manusia tidak
bebas menyembah sesuatu selain Allah SWT, yang sebagai perbuatan syirik dan kufur hanya
akan mengantarkannya menjadi makhluk yang terkutuk dan dimurkaiNya.
14
H.FILSAFAH AGAMA
Filsafat agama adalah filsafat yang membuat agama menjadi obyek pemikirannya. Dalam
hal ini, filsafat agama dibedakan dari beberapa ilmu yang juga mempelajari agama,seperti
antropologi budaya, sosiologi agama dan psikologi agama. Kekhasan ilmu-ilmu itu adalah
bahwa mereka bersifat deskriptif. Antropologi budaya meneliti pola kehidupan sebuah
masyarakat dan kerangka spiritual hidup. Dalam rangka itu, bentuk-bentuk penghayatan agama
dalam masyarakat itu diteliti. Antropologi mengamati dan berusaha ikut menghayati bagaimana
masyarakat yang diteliti menghayati Yang ilahi. Antropologi adalah ilmu deskiptif. la tidak
menilai apakah penghayatan itu baik atau buruk dan tidak berusaha untuk mengubah
penghayatan itu, melainkan berusaha untuk memahami apa yang merupakan kenyataan
keagamaan dalam masyaraka
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun beberapa hal yang kami dapat simpulkan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Kata “Agama” berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti “tradisi”.Sedangkan kata
lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal daribahasa Latin religio dan
berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengan
berreligi, seseorang mengikat dirinya kepadaTuhan.Secara istilah agama berarti undang-
undang atau peraturan-peraturan yang mengikat manusia dalam hubungannya dengan
Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam
yang teratur dan damai.
2. Agama menjadi sumber moral, karena agama mengajarkan iman kepada Tuhan dan
kehidupan akhirat, serta karena adanya perintah dan larangan dalam agama.
3. Agama memiliki isi yang sangat besar yang menantang kemampuan berfikir manusia untuk
menemukan kebenaran yang sejati.Tatkala seseorang gelisah dengan jalan yang dilaluinya
kemudian ia “menemukan” sebuah pencerahan, maka ia akan memasuki dunia yang lebih
memuaskan akal dan jiwanya.
B. Saran
Didunia ini terdapat beberapa agama yang memiliki kepercayaan yang berbeda
beda.konsisten seseorang terhadap agamanya terletak pada pengakuan hati nuraninya
terhadap agama yang dipeluknya, meskipun menjaga konsistensi bukan hal yang mudah.
Seseorang harus mengenal dengan jelas agama yang dipeluknya sehingga bisa membedakannya
dengan agama yang lain. Jika ada orang yang menyatakan semua agama itu sama maka dapat
dipastikan bahwa sebenarnya ia tak mengenali agama itu satu persatu.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://nuriayu21.blogspot.com/2016/03/pengertian-ruang-lingkup-
dan_24.html?m=1#:~:text=Agama%20adalah%20sistem%20atau%20prinsip,%C4%81gama%20y
ang%20berarti%20%E2%80%9Ctradisi%E2%80%9D
https://slideplayer.info/slide/11974804/
17