Anda di halaman 1dari 41

TUTORIAL KLINIK KELOMPOK 1

“ TUBERKULOSIS PADA ANAK”

Pembimbing :
dr. Sondang Maniur Lumbanbatu, Sp.A

Disusun Oleh :
Kristian David Pasaribu (20010024)
Syupiarni Putri Waruwu (20010027)
Nensi Aristya Zalukhu (20010028)
Helen Hia (20010029)
Amelia Saragih (20010036)

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
RSUD DELI SERDANG
2020
01
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
❏ Tuberkulosis merupakan salah satu dari sepuluh penyakit tertinggi di dunia.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2020, secara
global terdapat sekitar 10 juta orang menderita TB pada tahun 2019.

❏ Laporan angka kematian dengan TB HIV negatif terdapat sekitar 1,2 juta orang dan
terdapat sebesar 208.000 orang meninggal dengan TB HIV positif.

❏ Laporan angka pravelensi anak usia dibawah 15 tahun yang mengalami TB pada
tahun 2019 terdapat sebesar 12% dari angka kejadian secara global.

❏ 8 negara yang memiliki insiden kasus TB tertinggi yakni : India (26%), Indonesia
(8,5%), China (8,4%), Filipina (6,0%), Pakistan (5,7%), Nigeria (4,4%), Bangladesh
(3,6%) dan Afrika Selatan (3,6%).

❏ Sebagian besar estimasi insiden TBC terjadi di Kawasan Asia Tenggara (45%)
dimana Indonesia merupakan salah satu di dalamnya dan 25% nya terjadi di
kawasan Afrika.
❏ Badan kesehatan dunia mendefinisikan negara dengan beban tinggi/high burden
countries (HBC) untuk TBC berdasarkan 3 indikator yaitu TBC, TBC/HIV, dan
MDR-TBC. Terdapat 48 negara yang masuk dalam daftar tersebut.

❏ Indonesia masuk dalam daftar HBC untuk ke 3 indikator tersebut.

❏ Infodatin 2018, jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada
tahun 2017 (data per 17 Mei 2018).

❏ Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali
lebih besar dibandingkan pada perempuan.

❏ Hal ini terjadi kemungkinan karena laki-laki lebih terpapar pada fakto risiko TBC
misalnya merokok dan kurangnya ketidakpatuhan minum obat.

❏ Survei ini menemukan bahwa dari seluruh partisipan laki-laki yang merokok
sebanyak 68,5% dan hanya 3,7% partisipan perempuan yang merokok.
❏ Tuberkulosis pada anak merupakan komponen penting dalam
pengendalian TB karena jumlah anak berusia kurang 15 tahun adalah
40-50% dari jumlah populasi dan terdapat sekitar 500.000 anak di
dunia menderita tiap tahun.

❏ Faktor risiko penularan TB pada anak sama halnya dengan TB pada


umumnya, tergantung dari tingkat penularan, lama pajanan, daya tahan
tubuh.
02
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI DAN ETIOLOGI TUBERKULOSIS (TB)

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang


disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Hingga saat ini, tuberkulosis masih menjadi
penyakit infeksi menular yang paling
berbahaya di dunia.
EPIDEMIOLOGI TB

WHO (2020), secara global terdapat sekitar


10 juta orang menderita TB pada tahun 2019

Kematian dengan TB HIV negative terdapat


sekitar 1,2 juta orang

Sebesar 208.000 orang meninggal dengan TB


HIV positif
Profil tuberkulosis di Indonesia Tahun 2019 Berdasarkan “Global Tuberculosis Report”
WHO Tahun 2020

Jumlah Rate per 100.000


populasi
Total insidensi TB 845.000(770.000-923.000) 312 (285-342)
TB HIV-positif 19.000 (8.000-35.000) 7 (3-13)

TB HIV-negative 24.000 (17.000-32.000) 8,8 (6,2-12)

Kematian TB 92.000 (86000-98.000) 34 (32-36)


HIV-negative
Kematian TB 4.700 (1.900-8.800) 1,7 (0.71-3,2)
HIV-positif
Berdasarkan laporan WHO tahun 2020, pravelensi kasus TB pada anak usia
dibawah 15 tahun di Indonesia sebesar 12% dari pravelensi global

Berdasarkan laporan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Kemenkes 2018, pravelensi dari tahun 2010-1015

Tahun 2011 Tahun 2015


Terdapat sebesar 8,5% Terdapat sebesar 9% anak
anak menderita TB

Tahun 2010
Terdapat sebesar 9,4% Tahun 2014
anak menderita TB Terdapat sebesar 7,16%
anak menderita TB
PATOGENESIS TB
PATOGENESIS TB

PATOGENESIS TUBERCULOSIS
PENEGAKKAN DIAGNOSA TB

1 ANAMNESIS

❑ Batuk kronik > 3 minggu, dengan atau tanpa wheeze

❑ Demam tanpa sebab jelas, terutama jika berlanjut


hingga 2 minggu

❑ Berkurangnya berat badan kurang lebih 2 bulan


berturut-turut tanpa sebab jelas atau gagal tumbuh

❑ Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa


2 PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS

Pemeriksaan sputum pada anak biasanya dilakukan pada anak berusia


lebih dari 5 tahun dan memiliki gambaran kelainan paru yang luas.
Sputum merupakan bahan pemeriksaan yang baik untuk diagnosis TB
anak. Maka, berikut cara mendapatkan sputum pada anak:
❑ Berdahak
❑ Bilas Lambung
❑ Induksi Sputum
Setelah sputum diambil, maka berikut ini merupakan beberapa pemeriksaan bakteriologis untuk TB:
▪ Pemeriksaan mikroskopis BTA sputum atau spesimen lain (cairan tubuh atau jaringan biopsi)
Pemeriksaan BTA sputum sebaiknya dilakukan minimal 2 kali yaitu sewaktu dan pagi hari

▪ Pemeriksaan biakan
Jenis media untuk pemeriksaan biakan yaitu:

❏ Media padat: hasil biakan dapat diketahui 4-8 minggu

❏ Media cair: hasil biakan dapat diketahui lebih cepat (1-2 minggu) namun dengan biaya yang lebih
mahal

▪ Tes Cepat Molekuler (TCM) tuberkulosis

Pemeriksaan TCM dapat digunakan untuk mendeteksi organisme Mycobacterium

tuberculosis secara molekuler.


3 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan
diagnosis TB pada anak, sebagai berikut:

a. Uji Tuberkulin

❑ Hasil positif 2-6 minggu setelah awitan infeksi (dapat hingga 3 bulan) dan
hingga penyakit menjadi simtomatik.

❑ Hasil negatif palsu dapat terjadi pada awal penyakit dengan menggunakan
antigen inaktif (sebagai akibat proses penyimpanan yang kurang baik) atau
sebagai akibat dari imunosupresi (akibat penyakit dasar, AIDS atau
malnutrisi).
b. Foto Toraks

Gambaran foto toraks pada TB tidak khas kecuali TB milier. Secara umum, gambaran
radiologis yang menunjang TB anak yaitu:
❏ Limfadenopati hilus dengan atau tanpa infiltrat namun, dapat tidak terdeteksi pada foto
toraks jika tidak terdapat kalsifikasi.
❏ TB miller
❏ Efusi pleura (adanya cairan pada paru)
❏ Jika infeksi berlanjut progresif dan merusak jaringan, terjadi likuefikasi parenkim paru
sehingga terbentuk kavitas tuberkel yang berdinding tipis
❏ Kalsifikasi dengan infiltrate
❏ Tuberkuloma
Tabel Rekomendasi Uji Tuberkulosis untuk Bayi dan Anak
Anak yang terindikasi uji tuberkulin atau IGRA segera

∙ Kontak terhadap orang yang konfirm dengan atau dicurigai


menderita tuberkulosis
∙ Anak dengan hasil radiologis atau klinis yang dicurigai
tuberkulosis
∙ Anak imigran dari negara yang endemis infeksi tuberkulosis
(yaitu: Asia, Timur Tengah, Afrika, Amerika bekas Uni
Soviet), termasuk adopsi internasional
∙ Anak yang memiliki riwayat berpergian ke negara-negara
dengan infeksi endemik dan kontak dekat dengan orang
pribumi dari negara-negara tersebut
Foto toraks TB Miller
Foto toraks Kavitas
Foto toraks tuberkuloma
c. Pemeriksaan histopatologi (PA/Patologi Anatomi)
Pemeriksaan PA akan menunjukan gambaran granuloma
dengan nekrosis perkijauan ditengahnya dan dapat pula
ditemukan gambaran sel datia langhans.
DIAGNOSA BANDING
Diagnosis banding dari tuberkulosis dapat mencakup berbagai
diagnosis dikarenakan tuberkulosis dapat menginfeksi berbagai
organ dan tanda gejala yang tidak spesifik pada awal penyakit.
Namun, tuberkulosis dapat mirip dengan:
❑ Pneumoni
❑ Ca Paru dan,
❑ Berbagai penyakit sistemik yang terjadi limfadenopati
generalisata
TATALAKSANA
Prinsip Tatalaksana :

❑ Menyembuhkan pasien TBC


❑ Mencegah kematian akibat penyakit TBC atau efek jangka panjangnya
❑ Mencegah TB kambuh( relaps)
❑ Mencegah perkembangan dan penularan TB yang resistan terhadap obat
❑ Mengurangi penularan TB ke orang lain
❑ Mencapai semua ini dengan toksisitas minimal.

Hal penting dalam pengobatan :

❑ Obat TB diberikan dalam paduan obat, tidak boleh diberikan sebagai monoterapi.
❑ Pengobatan diberikan setiap hari
❑ Pemberian gizi yang adekuat
❑ Mencari penyakit penyerta dan ditatalaksana secara bersamaan.
Kategorik Diagnostik Fase intensif Fase Lanjutan

▪ TB Klinis 2HRZ 4HR


▪ TB kelenjar
▪ Efusi pleura TB
▪ TB terkonfirmasi bakteriologis 2HRZE 4HR
▪ TB paru dengan kerusakan luas
▪ TB ekstraparu (selain TB meningitis
dan TB tulang/ sendi)
▪ TB tulang/sendi 2HRZE 10HR
▪ TB milier
▪ TB meningitis
❑ Isoniazid (INH/H) 10 mg / kg (kisaran 7-15 mg / kg); dosis
maksimum 300 mg / hari
❑ Rifampisin (R) 15 mg / kg (kisaran 10-20 mg / kg); dosis
maksimum 600 mg / hari
❑ Pirazinamida (Z) 35 mg / kg (kisaran 30-40 mg / kg) dosis
maksimum 2000 mg/hari
❑ Etambutol (E) 20 mg / kg (kisaran 15-25 mg / kg) dosis
maksimum 1250 mg/ hari
Berat Badan Fase intensif 2 bulan, Fase lanjutan 4
(kg) setiap hari bulan, setiap hari
RHZ (75/50/150) RH (75/50)
5-7 1 tablet 1 tablet

8-11 2 tablet 2 tablet

12-16 3 tablet 3 tablet

17-22 4 tablet 4 tablet

23-30 5 tablet 5 tablet

>30 OAT dewasa


2. Kortikosteroid
❑ Obat yang sering digunakan adalah prednisone dengan dosis 2mg/kg/hari, sampai
4mg/hari pada kasus berat, dengan dosis maksimal 60 mg/hari selama 4 minggu.
Tappering-off dilakukan setelah 2 minggu pemberian kecuali pada TB meningitis
diberikan selama 8 minggu.

3. Piridoksin
❑ Isoniazid dapat menyebabkan defisiensi piridoksin , terutama pada anak dengan
malnutrisi berat dan anak dengan HIV yang mendapat anti retroviral therapy (ART)
suplementasi piridoksin 5-10mg/hari.

4. Nutrisi
❑ Status gizi akan mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB. Malnutrisi berat
meningkatkan risiko kematian. Pemberian makanan tambahan sebaiknya diberikan
selama pengobatan atau bisa juga diberikan suplementasi.
Investigasi Kontak dan Pencegahan Tuberkulosis pada anak

❏ Investigasi kontak (IK) adalah salah satu cara menemukan pasien TB secara aktif termasuk TB pada anak. Investigasi
kontak ditujukan untuk kelompok yang kontak erat dengan pasien TB yang berisiko tinggi untuk terinfeksi TB dan jika
menemukan orang-orang yang terpajan atau terinfeksi TB dapat diberi obat pencegahan supaya tidak berkembang
menjadi sakit TB.
Pengobatan Pencegahan dengan Isoniazid pada Anak

❏ Pengobatan pencegahan dengan Isoniazid (PP INH) adalah pengobatan yang diberikan
kepada kontak yang terbukti tidak sakit TB. Tujuan pemberian PPINH adalah untuk
menurunkan beban TB pada anak. Sekitar 50-60% anak yang tinggal dengan pasien TB
paru dewasa dengan BTA sputum positif, akan terinfeksi TB dan Kira-kira 10% dari
jumlah tersebut mengalami sakit TB.

Umur HIV Hasil pemeriksaan Tatalaksana


Balita (+)/(-) ILTB PP INH
Balita (+)/(-) Terpajan PP INH
>5 tahun (+) ILTB PP INH
>5 tahun (+) Terpajan PP INH
>5 tahun (-) ILTB Observasi
>5 tahun (-) Terpajan Observasi
Obat dan Dosis
▪ Dosis INH adalah 10 mg/kgBB per hari (maksimal 300 mg/hari)

▪ Obat dikonsumsi satu kali sehari saat perut kosong.

▪ Lama pemberian PP INH adalah 6 bulan, dengan catatan klinis anak baik.
Lakukan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis TB.

▪ Obat tetap diberikan 6 bulan walau kasus indeks meninggal, pindah atau
BTA kasus indeks menjadi negative.

▪ Dosis obat disesuaikan dengan kenaikan BB setiap bulan.

▪ Pengambilan obat dilakukan pada control setiap 1 bulan

▪ Pada pasien dengan gizi buruk atau infeksi HIV, diberikan Vitamin B6 10 mg
untuk dosis INH ≤ 200 mg/hari dan 2 X10 mg untuk dosis INH>200 mg/hari.

▪ Yang berperan sebagai pengawas minum obat adalah orangtua atau


anggota keluarga pasien.
PROGNOSIS
❑ Data tahun 1998-2002 dari 7 rumah sakit pusat pendidikan di
Indonesia menunjukkan terdapat 1.086 kasus TB anak dengan
angka kematian yang bervariasi antara 0-14,1%. Dengan
kelompok usia terbanyak 12-60 bulan 42,9%
IMUNISASI
A. Pengertian Imunisasi

❑ Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten.

❑ Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan


kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit.

B. Pengertian Vaksin
❑ Mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan , masih
utuh atau bagiannya.
C. Sasaran Imunisasi
D. Imunisasi BCG
KIPI (KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI)

A. Definisi KIPI

❑ KIPI adalah kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi


baik berupa reaksi vaksin, reaksi suntikan, efek farmakologis,
kesalahan prosedur, koinsiden atau hubungan kausal yang
tidak dapat ditentukan.
B. Penyebab KIPI

1. Klasifikasi Lapangan

Kesalahan Prosedur Reaksi Suntikan Reaksi Vaksin

Faktor kebetulan Penyebab tidak diketahui


C. Klasifikasi Kausalitas

❑ Waktu timbulnya gelaja (onset time)


❑ Penyebab lainnya yang dapat menerangkan terjadinya KIPI
(alternative explanation : no, maybe, yes).

3. Kelompok Risiko Tinggi KIPI

❑ Anak yang mendapat reaksi simpang pada imunisasi


terdahulu
❑ BBLR
03
KESIMPULAN
KESIMPULAN
❏ Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis.
❏ Manifestasi klinik TB pada anak antara lain Batuk kronik > 3 minggu
(dengan/tanpa wheeze), demam, berkurangnya berat badan kurang lebih 2
bulan berturut-turut tanpa sebab jelas serta adanya riwayat kontak dengan
pasien TB paru dewasa.
❏ Untuk menegakkan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan BTA sputum, uji
tuberculin, pemeriksaan foto thoraks dan pemeriksaan histopatologi.
❏ Terapi yang diberikan sesuai paduan OAT kategori anak.
❏ Infeksi Tuberculosis dapat dicegah dengan vaksinasi BCG dan kemofilaksis
INH.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai