Anda di halaman 1dari 29

TONSILITIS

Oleh:
Helen Hia (20010029)
Amelia T. A. Saragih (20010036)
ANATOMI TONSIL
● Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan
ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus didalamnya.
● Terletak di fossa tonsillaris, di orofaring
● Tonsil Terdiri dari dari : Tonsil faringeal (adenoid), tonsil
palatina (tonsil faucil), tonsil lingual.
● Ketiga tonsil membentuk lingkaran yang disebut cincin
waldeyer.

2
1. Tonsil Faringeal (Adenoid)
● Merupakan massa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid
● Adenoid tidak mempunyai kriptus
● Adenoid terletak di dinding belakang nasofaring
● Jaringan adenoid di nasofaring ditemukan pada dinding atas dan posterior
dan meluas ke fosa Rosenmuller dan orifisium tuba eustachius.

2. Tonsil Palatina
● Tonsil palatina adalah dua massa jaringan limfoid berbentuk ovoid
● Terletak di dalam fossa tonsil pada kedua sudut orofaring
● Mempunyai 10-30 kriptus

3. Tonsil Lingual
● Terletak di dasar lidah dan dibagi dua oleh ligamentum glossoepiglotika
● Di garis tengah, disebelah anterior massa ini terdapat foramen sekum pada
apeks, yaitu sudut yang terbentuk oleh papila sircumvalata.

3
4
Suplai Darah pada tonsil

Tonsil mendapat darah dari arteri palatina minor, arteri palatina asendens, cabang
tonsil arteri maksilla eksterna, arteri faring asendens dan arteri lingualis dorsalis
5
FISIOLOGI TONSIL
● Tonsil merupakan jaringan limfoid bagian dari MALT (Mucosa
Associated Lympoid Tissue), terdapat 50% dari seluruh limfosit
permukaan mukosa.
● Tonsil berperan sebagai sistem pertahanan tubuh terhadap protein
asing, produksi antibodi dan sensitisasi sel limfosit T dengan antigen
spesifik.
● Pada tonsil terdapat sistem imun kompleks yang terdiri dari sel M,
makrofag, sel dendrit dan antigen presenting cells yang berperan
dalam proses transportasi antigen ke sel limfosit sehingga terjadi APCs
(sintesis immunoglobulin spesifik).

6
DEFENISI TONSILITIS
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil palatina yang merupakan
bagian dari cincin waldeyer yang disebabkan oleh mikroorganisme
berupa virus, bakteri, dan jamur.

7
EPIDEMIOLOGI
● Tonsilitis secara epidemiologi paling sering terjadi pada anak-anak.
Pada balita, tonsilitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus
sedangkan infeksi bakterial lebih sering terjadi pada anak berusia
5-15 tahun. Group A beta-hemolytic streptococcus merupakan
penyebab utama tonsilitis bakterial.
● Sebagian besar tonsilitis disebabkan infeksi virus yang dapat sembuh
dengan sendirinya, namun mortalitas dan morbiditas meningkat
karena komplikasi dari tonsilitis.

8
● Secara umum, tonsilitis bakteri yang umumnya disebabkan
oleh Streptococcus menimbulkan komplikasi berupa abses
peritonsilar, post streptococcal glomerulonephritis dan demam
reumatik. Penyempitan saluran napas atas karena pembesaran
tonsil akibat infeksi atau abses, perdarahan dan sepsis merupakan
komplikasi yang berpotensi meningkatkan mortalitas.
● Tingkat kematian akibat tindakan tonsilektomi pada dewasa
sebesar 0,03% serta komplikasi setelah operasi dan kemungkinan
operasi ulang masing-masing sebesar 1,2% dan 3,2%. 

9
ETIOLOGI
Jenis bakteri dan virus penyebab tonsilitis yaitu:
▪ Etiologi utama tonsilitis adalah group A beta-hemolytic
streptococcus (GABHS)
▪ Bakteri Streptococcus pyogenes beta-hemolitik kelompok A
▪ Adenovirus
▪ Vrus Epstein Barr (EBV)
▪  Virus Herpes Simpleks
▪ Staphilokokus aureus
▪ E. Coli
▪ Jamur Candida sp dan spirochaeta

10
GEJALA KLINIS
Penderita sering mengeluhkan :
● Nyeri tenggorok
● Sakit menelan (odinofagia)
● Terasa kering dan ada yg mengganjal di tenggorokan
● Bau mulut (halitosis)
● Malaise
● Demam
● Rasa nyeri pada telinga
Hasil pemeriksaan akan tampak :
● Tonsil membengkak
● Hiperemis (merah)
● Detritus berupa folikel atau membran
● Kripta melebar, beberapa kripti terisi oleh dentritus

11
KLASIFIKASI TONSILITIS
1. Tonsilitis Akut
❏ Tonsilitis viral
❏ Tonsilitis bacterial

2. Tonsilitis Membranosa
❏ Tonsilitis difteri
❏ Tonsilitis septik
❏ Angina Plaut Vincent (Stomatitis ulsero membranosa)
❏ Penyakit kelainan darah

3. Tonsilitis Kronik

12
Tonsilitis Akut

1. Tonsilitis Viral
● Gejala tonsilitis viral lebih menyerupai common cold yang disertai rasa nyeri tenggorok.
● Penyebab yang paling sering virus Epstein Barr, Hemofilus influenza dan virus coxschakie.

2. Tonsilitis Bakterial
● Radang akut tonsil disebabkan kuman grup A Streptokokus beta-hemoliticus.
● Pada pemeriksaan tampak tonsil membengkak, hiperemis dan terdapat detritus.
● Detritus ini merupakan kumpulan leukosit, bakteri yang mati dan epitel yang lepas. Detritus
mengisi kriptus tonsil dan tampak sebagai bercak kuning.
● Tonsilitis akut dengan detritus yang jelas disebut tonsilitis folikularis.
● Bila bercak detritus menjadi satu membentuk alur-alur disebut tonsilitis lakunaris.
● Bercak detritus ini juga dapat melebar sehingga membentuk membran semu (pseudo
membrane) yang menutupi tonsil.

13
14
Tonsilitis Membranosa

1. Tonsilitis Difteri
● Penyebab tonsilitis difteri adalah kuman Corynebacterium diphteriae
● Penyakit ini sering ditemukan pada anak usia kurang dari 10 tahun
● Frekuensi penyakit ini sudah menurun berkat keberhasilan imunisasi.
● Gambaran Klinis: Tampak tonsil membengkak ditutupi bercak putih kotor
yang semakin lama makin meluas dan bersatu membentuk membran semu.
Membran semu ini melekat erat pada dasarnya, sehingga bila diangkat akan
mudah berdarah. Terjadi pembesaran kelenjar limfa pada leher sehingga
leher menyerupai leher sapi (bull neck).

15
Pseudomembran pada difteri Bull neck pada difteri

16
2. Tonsilitis Septik
Penyebab dari tonsilitis septik adalah Streptokokus hemolitikus yang terdapat pada susu
sapi. Penyakit ini jarang ditemukan di Indonesia.
3. Angina Plaut Vincent (Stomatitis Ulsero membranosa)
Penyebab penyakit ini adalah bakteri spirochaeta atau triponema yang didapatkan pada
penderita dengan higiene mulut yang kurang dan difesiensi vitamin C.

Tonsilitis Septik Angina Plaut Vincent

17
4. Penyakit kelainan darah
● Tidak jarang tanda pertama leukemia akut, angina agranulositosis dan infeksi
mononukleosis timbul di faring atau tonsil yang tertutup memberan semu .
Kadang-kadang terdapat perdarahan di selaput lendir mulut dan faring serta
pembesaran kelenjar submandibula.
● Pada leukemia akut : tonsil bengkak di tutupi membran semu tidak heperemis
dan rasa nyeri yang hebat.
● Pada anemia agranolosit : Tampak ulkus di mukosa mulut dan faring serta di
sekitar ulkus tampak gejala radang

18
Tonsilitis Kronik
● Merupakan peradangan kronik pada tonsil yang biasanya merupakan kelanjutan
dari infeksi tonsilitis akut yang berulang.
● Karena proses radang yang berulang, epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis,
sehingga proses penyembuhan jaringan limfoid diganti oleh jaringan parut yang
akan mengalami pengerutan sehingga kripti melebar dan kripti dapat terisi oleh
detritus.

19
20
PENEGAKAN DIAGNOSA
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang diperlukan pada tonsilitis adalah sebagai berikut :
● Tanda vital dan tanda dehidrasi
● Pemeriksaan jalan napas dan fungsi menelan
● Inspeksi rongga mulut untuk menilai trismus
● Pemeriksaan faring: hiperemis, edema, deviasi uvula
● Penilaian tonsil : Ukuran, Warna, Permukaan,Eksudat, Detritus, Ulkus, Kripta
melebar/tidak
● Pemeriksaan kelenjar getah bening
● Pemeriksaan telinga dan pergerakan leher

21
Menurut Brodsky, ukuran tonsil dapat dikelompokkan, sebagai berikut :

Grade Rasio tonsil di Oropharing

T1 Tonsil menempati ≤25% dari orofaring

T2 Tonsil menempati 26-50% dari orofaring

T3 Tonsil menempati 51-75% dari orofaring

T4 Tonsil menempati >75% dari orofaring

22
Modified Centor score dapat digunakan untuk menilai apakah tonsilitis
disebabkan oleh infeksi group A beta-hemolytic streptococcus (GABHS).
Kriteria skor ini adalah sebagai berikut :
1. Tidak ada batuk (1 poin)
2. Adenopati servikal anterior (1 poin)
3. Demam (1 poin)
4. Bengkak atau terdapat eksudat pada tonsil (1 poin)
5. Usia 3-14 tahun (1 poin)
6. Usia 15-44 tahun (0 poin)
7. Usia >45 tahun (-1 poin)

Skor < 1 • Tidak dibutuhkan pemeriksaan penunjang tambahan


dan tidak ada indikasi diberikannya antibiotik
Skor 2 atau 3 • Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang
Skor >4 • Dapat langsung diberikan antibiotik secara empiris

Walau hasil skor < 1, infeksi GABHS tetap dapat dipertimbangkan pada
pasien dengan gejala >3 hari.

23
Pemeriksaan Penunjang
● Kultur Tenggorok
● Rapid Antigen Detection Test (RADT)
● Antibodi Antistreptokokus
● Pemeriksaan Radiologi

24
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa Non-Medikamentosa
❑ Jika penyebabnya adalah bakteri, berikan antibiotik per ❑ Bila suhu badan tinggi, anjurkan untuk
oral selama 10 hari. Pada anak, bila mengalami istrahat yang cukup dan perbanyak minum
kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk air putih
suntikan.
❑ Pemberian makanan lunak diberikan selama
• Pensilin 2x sehari selama 5 hari atau 500mg (3xsehari) penderita masih nyeri menelan
• Pilihan lain: Eritromisin 500mg (3xsehari) atau ❑ Menyuruh pasien untuk menghindari
Amoksisilin 500mg (3xehri) diberikan selama 5 hari. rangsangan yang menimbulkan serangan
Dosis pada anak: Eritromisin 40mg/kgBB/hari atau tonsilitis seperti : Merokok, minuman
Amoksisilin 30-50mg/kgBB/hari dingin/makan makanan berminyak dan
higiene mulut yang buruk.
• Pemberian antibiotik dapat diberikan bila gejala sudah
lebih dari 3 hari
❑ Pemberian analgetik: Paracetamol atau Ibuprofen yang
paling aman
❑ Jika curiga adanya tonsilitis difteri, segera beri serum
anti difteri (ADS), dan bila ada sumbatan nafas segera
rujuk.

25
Indikasi Pembedahan atau Tonsilektomi

● Indikasi Absolut: ● Indikasi Relatif: ● Kontraindikasi:


- Pembengkakan tonsil yang - Terjadi 3 episode atau lebih - Gangguan perdarahan
menyebabkan obstruksi infeksi tonsil pertahun dengan
saluran nafas, disfagia berat, terapi antibiotik adekuat - Resiko anastesi yang
dan komplikasi besar
kardio-pulmoner - Halitosis akibat tonsil kronik
- Abses peritonsil yang tidak
yang tidak membaik dengan - Anemia
membaik dengan pengobatan pemberian terapi medis
- Usia <2 tahun
medis dan drainase - Tonsilitis kronik atau berulang
- Tonsilitis yang menimbulkan pada karier streptokokus yang - Celah pada palatum
kejang demam tidak membaik dengan (palatoskisis)
pemberian antibiotik beta
- Tonsilitis yang
membutuhkan biopsi untuk laktamase resisten
menentukan keganasan

26
KOMPLIKASI

Komplikasi Supuratif Komplikasi Non-Supuratif


a. Abses peritonsilar a. Demam reumatik akut
b. Abses retrofaringeal b. Glomerulonefritis akut
c. Abses parafaringeal c. Lemierre’s syndrome

27
Prognosis
Prognosis dipengaruhi oleh ada tidaknya rekurensi dan komplikasi
tonsilitis dan pengobatan yang tepat. Tingkat mortalitas akan meningkat
jika terdapat komplikasi seperti abses peritonsilar atau demam reumatik.

28
Thank You

29

Anda mungkin juga menyukai