Anda di halaman 1dari 8

A.

Judul percobaan : Reaksi Pengenalan (identifikasi) kation


B. Tanggal percobaan : 11 Maret 2019 pukul 10.20-13.00 WIB
C. Tujuan percobaan : 1. Mengetahui pereaksi-pereaksi khusus untuk
setiap kation dalam suatu golongan
2. Menunjukkan reaksi pengenalan kation
3. Menuliskan persamaan reaksinya

D. Dasar teori

Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti
prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk
suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih pelarut yang cocok. Ion-ion pada
golongangolongan diendapkan satu per satu, endapan dipisahkan dari larutan dengan
cara disaring atau diputar dengan centrifuga. Endapan dicuci untuk membebaskan dari
larutan pokok atau filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin akan dipisahkan
(Cokrosarjiwanto,1977:14).

Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik, kation-kation diklasifikasikan dalam


lima golongan berdasarknn sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Reagensia
golongan yang dipakai untuk klasiflkasi kation yang paling umum adalah asam klorida,
hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan
atas apakah suatu kation berekasi dengan reagensia - reagensia ini dengan membentuk
endapan atau tidak. (Svehla, G, 1985: 203)

Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi
basah. Rekasi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat
dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan dapat digunakan untuk analisis
semimikro dengan hanya modifikasi kecil. Untuk analisis kualitatif memerlukan
beberapa teknik eksperimen, yaitu mereaksikan, memanaskan, melarutkan,
mengendapkan, mencuci endapan, pengendapan dengan hidrogen sulfida (H2S),
memindahkan endapan, dan uji nyala. Analisis kualitatif kation dan anion menurut
sistem H2S digunakan untuk menentukan kation dan anion dalam suatu sampel yang
berbentuk padat atau cair. Jika sampel berbentuk padat maka harus dicari pelarutnya
sehingga semua reaksi yang digunakan adalah reaksi basah.

IDENTIFIKASI KATION

Kation adalah ion yang bermuatan positif, sedangkan anion adalah Ion yang
bermuatan negatif. Analisa kimia dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :

1. Analisa kulitatif adalah salah satu analisa yang bertujuan mencari dan menyelidiki
adanya unsure didalam sampel.

2. Analisa kuantitatif salah satu yang bertujuan mencari atau menyelidiki banyaknya
suatu unsur dalam sampel.
Analisasi kualitatif dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Analisa pendahuluan yang bertnjuan untuk manperkirakan dan member arah


sehingga memperoleh gambaran terhadap contoh yang akan diteliti analisa
pendahuluan meliputi :
a. Organoleptis (menggunakan panca indra) yang dianalisa bentuk warna bau dan
fasa.
b. Pemanasan dengan tabung pijar
c. Reaksi nyala (homelask) dilakukan dengan menggunakan Pt atau Ni
warna-warna yang terjadi pada reaksi nyala adalah:

 K+ : Ungu
 Na : kuning
 Ca : jingga
 Li : merah
 Fe : kuning emas
 As : biru pucat
 Cu : biru
 Ba : hijau

(Harjadi,W.1990)

Kation golongan I adalah kation-kation yang akan mengendap bila ditambahkan


dengan asam klorida(HCl). Yaitu Ag+, Pb²+, dan Hg²+ yang akan mengendap sebagai
campuran AgCl, HgCl2 , dan PbCl2. Pengendapan ion-ion golongan I harus pada
temperatur kamar atau lebih rendah karena PbCl2 terlalu mudah larut dalam air panas.
Juga harus dijaga agar asam klorida tidak terlalu banyak ditambahkan. Dalam larutan
HCl pekat, AgCl dan PbCl2 melarut, karena Ag+ dan Pb²+ membentuk kompleksi dapat
larut (Keenan,1984:20).

Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk


endapan dengan hidrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan
ini adalah Merkurium (II), Tembaga, Bismut, Kadnium, Arsenik (II), Arsenik (V),
Stibium (III), Stibium (V), Timah (II), Timah (III), dan Timah (IV). Keempat ion yang
pertama merupakan sub golongan 2A dan keenam yang terakhir sub golongan 2B.
Sementara sulfida dari kation dalam golongan 2A tak dapat larut dalam amonium
polisulfida. Sulfida dari kation dalam golongan 2B justru dapat larut. Kation golongan
III tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun dengan hidrogen sulfida dalam
suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan amonium
sulfida dalam suasana netral atau amoniak. Kation-kation golongan ini adalah Cobalt
(II), Nikel (II), Besi (II), Besi (III), Aluminium, Zink, dan Mangan (II). Kation golongan
IV tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation ini membentuk
endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana
netral atau sedikit asam. Kationkation golongan ini adalah Kalsium, Strontium, dan
Barium. Kation-kation golongan V merupakan kation-kation yang umum tidak bereaksi
dengan reagensia golongan sebulumnya. Yang termasuk anggota golongan ini adalah
ion-ion Magnesium, Natrium, Kalium, Amonium, Litium, dan Hidrogen (Svehla,
G,1985:203-204).

Kation golongan III dibagi atas dua sub golongan yaitu, sub golongan tembaga
dan sub golongan arsenik. Sub golongan tembaga tgrdiri dari Hydrargium (II), Plumbum
(II), Bismut (III), Cuprum (II) dan Cadmium (II). Sub golongan arsenik terdiri dari
Arsen (III), Arsen (V), Stibium (III), Stibium (V), Stannum (II) dan Stannum (IV).
(Svehla, G., 1985: 212 )

Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam


analisa kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk Kristal atau koloid dan dengan
warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan
ataupun sentrifugasi. Endapan tersebut terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh
dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan
konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi
seperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan larutan
dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif, karena
semua pekarjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer. kenaikan suhu
umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada beberapa endapan,
seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapat
digunakan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(l), dan
Pb dapat dilakukan dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida, kemudian
memisahkan Pb dari Ag dan Hg(l) dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan
memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedangkan kedua kation
lainnya tidak (Masterton, 1991).

Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada dalam
campuran larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan ion sekutu dan ion asing.
Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu yang berlebih dan
dalam prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi pereaksi yang berlebih.
Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa memberikan efek yang
sebaliknya yaitu melarutkan endapan. Hal ini terjadi karena adanya pembentukan
kompleks yang dapat larut dengan ion sekutu tersebut (Masterton,1990)

E. Alat dan bahan

Alat :
1 Tabung reaksi 20 buah
2 Rak tabung reaksi 2 buah
3 Pipet 20 buah
4 Gelas kimia Duran 250 ml 1 buah
Bahan :
1 Perak nitrat (AgNO3) secukupnya
2 Asam klorida (HCl) secukupnya
3 Raksa (I) nitrat (HgNO3) secukupnya
4 Timbal (II) nitrat (Pb(NO2)2) secukupnya
5 Raksa (II) klorida (HgCl3) secukupnya
6 Kalium iodida (KI) secukupnya
7 Tembaga (II) sulfat (CuSO4) secukupnya
8 Kalium hidroksida (KOH) secukupnya
9 Natrium hidroksida (NaOH) secukupnya
10 Kadmium sulfat (CdSO4) secukupnya
11 Natrium sulfida (NaS) secukupnya
12 Bismuth nitrat (Bi(NO3)3) secukupnya
13 Timah (II) klorida (SnCl2) secukupnya
14 Antimon (III) klorida (SbCl3) secukupnya
15 Natrium arsenat (Na2AsO4) secukupnya
16 Alumunium sulfat (Al2(SO4)3) secukupnya
17 Krom (III) sulfat (Cr2(SO4)3) secukupnya
18 Ammonia (NH3) secukupnya
19 Besi (III) klorida (FeCl3) secukupnya
20 Mangan sulfat (MnSO4) secukupnya
21 Nikel sulfat (NiSO4) secukupnya
22 Dimetil glioksim (C4H8N2O2) secukupnya
23 Kobalt (II) nitrat (Co(NO3)2) secukupnya
24 Asam asetat (CH3COOH) secukupnya
25 Kalium nitrit (KNO2) secukupnya
26 Asam nitrat (HNO3) secukupnya
27 Aquades (H2O) secukupnya

F. Alur percobaan
Golongan I
a.
Perak Nitrat (AgNO3)

1. Dimasukkan kedalam tabung reaksi


2. Ditetesi asam klorida

Endapan putih

3. Didekantasi
4. Dibilas dengan air
5. Ditambahkan larutan ammonia
Endapan larut
6. Ditetesi asam nitrat (HNO3)
7. Diamati perubahannya

Endapan putih

AgNO3 (aq) + HCl(aq) →AgCl(s) + HN03(aq)


AgCl(s) + 2NH3(aq) →[Ag(NH3)2]+ + Cl-
[Ag(NH3)2]+ + Cl- + HNO3(aq) → AgCl(s) + NH4NO3(aq)
(Svehla, 1985: 217-218)

b. Larutan Raksa (I) Nitrat (HgNO3)

1. Dimasukkan dalam tabung reaksi


2. Ditetesi asam klorida (HCl)
Endapan putih

3. Ditambahkan HNO3 tetes demi tetes

Endapan putih

Hg2(NO3)2(aq) + 2HCl (aq) → Hg2Cl2(s) + 2HNO3(aq)


Hg2Cl2(s) + 2NH3(aq) → Hg(s) + Hg(NH2)Cl(s) + NH4+ (aq) + Cl- (aq)
(Svehla, 1985:213)

c. Larutan Timbal (II) Nitrat


(Pb(NO3)2
1. Dimasukkan dalam tabung reaksi
2. Ditetesi asam klorida (HCl)
Endapan putih

3. dilarutkan dalam air panas

Endapan larut
4. Ditambahkan asam asetat (CH3COOH)
5. Ditetesi kalium kromat (K2CrO4)
Endapan kuning

Pb(NO3 )2 (s) + H2 O(l) → Pb(NO3 )2 (aq)


Pb(NO3 )2(aq) + HCl(aq) → PbCl2 (s) + HNO3 (aq)
Pb2+ +CrO2−
4 → PbCrO4 (s)
(Svehla,1985:207-209)

Golongan II
a.
Larutan raksa (II) klorida
(HgCl2)

1. Dimasukkan dalam tabung reaksi


2. Ditetesi larutan kalium iodida (KI)
Endapan merah

3. Ditetesi larutan iodida berlebih


Endapan larut

HgCl2 (aq) + 2KI(aq) → HgI2 (s) + 2KCl(aq)


HgI2 (s) + 2I − (aq) → [HgI4 ]2− (aq)
(Svehla,1985:224)

b.
Tembaga (II) sulfat
(CuSO4)

1. Dimasukkan dalam tabung reaksi


2. Ditetesi KOH/NaOH
Endapan biru

3. dipanaskan

Endapan hitam

CuSO4 (aq) + NaOH(aq) → Cu(OH)2 (s) + Na2 SO4 (aq)


Cu2+ (aq) + OH- → Cu(OH)2(s)
Cu(OH)2 (s) → CuO(s) + H2 O(l)
(Svehla,1985:231)

c.
Larutan kadmium sulfat
(CdSO4)

1. Dimasukkan dalam tabung reaksi


2. Ditetesi larutan natrium sulfida (NaS)

Larutan kuning
CdSO4 (aq) → Cd2+ + SO42-
Cd2+(aq) + Na2 S (aq) → CdS (s) + 2Na+
(Svehla,1985:235)

d.
Larutan Bismuth nitrat
(Bi(NO3)3

1. Dimasukkan dalam tabung


2. Ditetesi kaliom iodida (KI)

Endapan hitam

Bi(NO3 )3 (aq) + 3KI(aq) →Bi3 I(s) + 3KNO3 (aq)


Bi3 I(s) + I- → [BiI4]- (aq)
(Svehla,1985:227)

e. Larutan timah (II) klorida


(SnCl2)

1. Dimasukkan dalam tabung reaksi


2. Ditetesi larutan natrium sulfida (NaS)

Endapan putih

Sn2+ + Hg 2 Cl2 (aq) → Hg 2 Cl2 (s) + Sn4+ + 2Cl− (aq)


(Svehla,1985:253)

Golongan III
a. Larutan alumunium sulfat
(Al(SO4)3)

1.Dimasukkan dalam tabung reaksi


2.Ditetesi larutan KOH/NaOH
Endapan putih

3.Ditetesi larutan NaOH/KOH berlebih


Endapan larut
Al(SO4 )3 (aq) + NaOH(aq) →Al(OH)3 (s) + Na2 SO4 (aq)
Al(OH)3 (s) + OH − → [Al(OH)4 ]−
(Svehla,1985:267)

b. Larutan krom (III) sulfat


(Cr2(SO4)3)

1. Dimasukkan dalam tabung reaksi


2. Ditetesi larutan ammonia (NH3)
Endapan seperti gelatin warna abu-abu hijau

3. ditetesi NH3 berlebih

Endapan Filtrat
sedikit bewarna
larut merah jambu

Cr3+ (aq) + 3NH3(aq) + 3H2O(l) → Cr(OH)3 (s) + NH4+ (aq)


Cr(OH)3 (s) + 6NH3 (aq) → [Cr(NH3 )6 ]3+ (aq)+ 3OH − (aq)
(Svehla,1985:271-272)

c. Larutan besi (III) klorida


(FeCl3)

1. Dimasukkan dalam tabung reaksi


2. Ditetesi larutan fero sianida [Fe(CN)6]4-
Endapan biru tua

4Fe3+ + 3[Fe(CN)6 ]4− → Fe4 [(CN)6 ]3 (s)

(Svehla,1985:262)

Anda mungkin juga menyukai