Makalah
Instrumen Keuangan: Pengakuan & Pengukuran, serta Penyajian (PSAK 55, PSAK 50
dan PSAK 71)
oleh
Kelompok 3 :
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Intrumen keuangan adalah aset yang dapat diperjual belikan dalam bentuk
apapun, baik dalam bentuk kas, bukti kepemilikan dalam suatu entitas, atau hak
kontraktual untuk menerima atau memberikan uang tunai atau instrumen keuangan
lainnya. Instrumen keuangan dari suatu entitas akan tergambarkan dalam laporan
keuangan yang diserahkan oleh entitas. Untuk itulah diperlukan pengakuan dan
pengukuran, penyajian serta pengungkapan terhadap instrument keuangan tersebut,
agar instrumen-intrumen tersebut dapat memberikan informasi mengenai kemampuan
dan kinerja dari entitas serta berguna bagi para pemakai laporan keuangan dalam
mengambil suatu keputusan. Dalam melakukan pengakuan dan pengukuran, penyajian
serta pengungkapan terhadap instrumen keuangan tentu harus sesuai dengan standar-
standar akuntansi yang telah ditetapkan, yaitu PSAK 50 yang membahas mengenai
instrumen keuangan : penyajian, PSAK 55 yang membahas tentang instrumen
keuangan : pengakuan dan pengukuran serta PSAK 60 yang membahas tentang
instrument keuangan : pengungkapan. Dalam makalah ini, PSAK yang dibahas hanya
PSAK 50 mengenai penyajian serta PSAK 55 mengenai pengakuan dan pengukuran.
Dimana dalam makalah ini nantinya juga akan dibahas mengenai PSAK 71 yang akan
menggantikan PSAK 55 yang sebelumnya berlaku. PSAK 71 akan efektif digunakan
per tanggal 1 Januari 2020. Jika dalam PSAK 55 kewajiban pencadangan muncul
setelah terjadi peristiwa yang mengakibatkan risiko gagal bayar, maka PSAK 71
memandatkan korporasi menyediakan pencadangan sejak awal periode kredit.
BAB II
PEMBAHASAN
I. PSAK 55
Instrumen Keuangan : Pengukuran dan Pengakuan
1. Tujuan PSAK 55
Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan
pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan
item non keuangan.
Akuntansi Derivatif
a. Dicatat dalam neraca sebagai aset atau kewajiban.
b. Pada nilai wajar.
c. Perubahan atas nlau derivatif dicatat melalui laporan laba rugi kecuali net
investment hedge.
b. Liabilitas Keuangan
1. Liabiliats Keuangan yang Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba
Rugi
Liabilitas keuangan baik yang dimiliki untuk diperdagangkan atau ditetapkan
pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada nilai
wajar melalu laba rugi.Contohnya, liabilitas derivatif dan liabilitas
diperdagangkan lainnya.
b. Pengukuran Berikutnya
Setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur pada nilai
wajar, biaya perolehan diamortisasi atau biaya perolehan tergantung klasifikasi
apakah nilai wajar dapat ditentuka dengan andal. Pengukuran awal dan
pengukuran berikutnya atas instrumen keuangan dan perlakuan akuntansi atas
perubahan nilai wajar (keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum
direalisasi) diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Biaya Perolehan
Biaya perolehan adalah jumlah aset yang diperoleh atau liabilitas yang
diselesaikan, termasuk biaya transaksi. Setelah perolehan awal, hanya satu tipe
instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan yaitu investasi dalam
instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dipasar aktif dan nilai
wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta derivatif yang terkait dengan
dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki
kuotasi harga dipasar aktif tersebut, diukur pada biaya perolehan.
3. Nilai Wajar
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu
liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar.Kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan
pada umumnya diukur pada nilai wajar dilaporan posisi keuangan seperti aset
keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi, aset keuangan tersedia untuk
dijual, dan liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi.
7. Penghentian Pengakuan
a. Penghentian Pengakuan Aset Keuangan
Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika :
1. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut
berakhir.
2. Entitas mentransfer aset keungan yang memenuhi kriteria penghentian
pengakuan.
8. Lindung Nilai
Lindung nilai merupakan derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai;
atau aset keuangan nonderivatif atau liabilitas keuangan nonderivatif yang telah
ditetapkan untuk tujuan lindung nilai (hanya untuk lindung nilai atas risiko perubahan
nilai tukar mata uang asing), yang nilai wajar atau arus kasnya diperkirakan dapat
saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung
nilai.
a. Penetapan Item yang Dilindung Nilai
1) Jika item yang dilindung nilai merupakan aset nonkeuangan atau liabilitas
nonkeuangan, maka item tersebut ditetapkan sebagai item yang dilindung
nilai (a) terhadap risiko perubahan nilai tukar, atau (b) untuk keseluruhan
nilainya terhadap seluruh risiko, karena adanya kesulitan untuk memisahkan
dan mengukur secara tepat bagian atas perubahan arus kas atau nilai wajar
yang disebabkan oleh risiko spesifik selain dari risiko perubahan nilai tukar.
2) Aset atau liabilitas yang serupa dijumlahkan dan dilindung nilai sebagai
sebuah kelompok hanya jika secara individual aset atau liabilitas dalam
kelompok tersebut memiliki eksposur risiko yang ditetapkan sebagai risiko
yang dilindung nilai.
3) Entitas menilai efektivitas lindung nilai dengan membandingkan perubahan
nilai wajar atau perubahan arus kas atas instrumen lindung nilai (atau
kelompok instrumen serupa yang melindung nilai) dengan item yang
dilindung nilai (atau kelompok item serupa yang dilindung nilai).
II. PSAK 50
Instrumen Keuangan : Penyajian
PENDAHULUAN
1) Tujuan PSAK 50
Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menetapkan prinsip penyajian instrumen
keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan
liabilitas keuangan. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam Pernyataan ini
melengkapi prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan dan liabilitas dalam
PSAK 55 :Intrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran, dan pengungkapan
informasi mengenai aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut yang terdapat
dalam PSAK 60 : Instrumen Keuangan : Pengungkapan.
G. Pilihan Penyelesaian
Jika instrumen keuangan derivatif memberi kepada salah satu pihak
pilihan cara penyelesaian (contohnya penerbit atau pemegang instrumen
saham dengan kas), maka instrumen tersebut adalah aset keuangan atau
liabilitas keuangan, kecuali jika seluruh alternatif penyelesaian yang ada
menjadikannya sebagai instrumen ekuitas.
III. PSAK 71
Dalam PSAK 71, selain membahas mengenai klasifikasi aset keuangan, salah satu
poin penting dalam PSAK 71 adalah soal pencadangan atas penurunan nilai aset
keuangan yang berupa piutang, pinjaman atau kredit. PSAK 71 berdampak signifikan
terhadap laba entitas, khususnya di bidang perbankan, yaitu pembentukan cadangan
kerugian penurunan nilai (CKPN) yang lebih besar dari sebelumnya.
Standar baru ini mengubah secara mendasar metode penghitungan dan penyediaan
cadangan untuk kerugian akibat pinjaman yang tak tertagih. Jika dalam PSAK 55
kewajiban pencadangan muncul setelah terjadi peristiwa yang mengakibatkan risiko
gagal bayar, maka PSAK 71 memandatkan korporasi menyediakan pencadangan sejak
awal periode kredit. Kini, dasar pencadangan adalah ekspektasi kerugian kredit
(excpected credit loss) dimasa mendatang berdasarkan berbagai faktor, termasuk
didalamnya proyeksi ekonomi dimasa mendatang. Berdasarkan standar akuntansi baru
ini, artinya korporasi harus menyediakan cadangan kerugian atas penurunan nilai
kredit (CKPN) untuk seluruh kategori kredit atau pinjaman baik itu yang berstatus
lancar maupun macet. Untuk kredit lancar misalnya, korporasi menyediakan CKPN
berdasarkan ekspektasi kerugian kredit dalam 12bulan mendatang. Yang artinya
korporasi harus menyediakan nilai pencadangan atas kredit atau piutang tak tertagih
lebih besar dibandingkan sebelumnya.
Berikut beberapa perbedaan utama PSAK 55 (revisi 2014) dengan PSAK 71 (2017):
Poin PSAK 71 PSAK 55
Penentuan Berdasarkan model bisnis Berdasarkan intensi
Klasifikasi Aset dengan SPPI(Solely Payments manajemen
dan Liabilitas of Principal & Interest test)
Keuangan
Klasifikasi Aset - Fair Value - Held to Maturity (HTM)
Keuangan through Profit/Loss (FVPL) - Fair Value
. through Profit/Loss Loa
- Fair Value through Other n and Receivables (LR)
Comprehensive Income (F - Available for Sale (AFS)
VOCI)
- Amortised Cost (AC)
PENUTUP
Kesimpulan
Informasi akuntansi harus memiliki relevansi nilai yang bermanfaat bagi investor
dalam mengambil keputusan investasi. Penggunaan informasi akuntansi yang akurat oleh
pengguna laporan keuangan (investor, kreditor, dan calon kreditor) memiliki peran yang
besar yaitu sebagai dasar pertimbangan apakah investasi yang akan dilakukan nantinya akan
mendapatkan keuntungan dankerugian dari kegiatan investasi. Sehingga pada proses
penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standar-
standar akuntansi yang berlaku yaitu PSAK No.55 tentang pengakuan dan pengukuran dan
PSAK No.50 tentang penyajian. Yang mana nantinya ditahun mendatang akan
disempurnakan oleh PSAK 71 yang akan menggantikan PSAK 55 yang sebelumnya berlaku.