ABSTRAK
Latar Belakang : Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan
yang dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. Ketuban pecah dini
merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan menyebabkan
terjadinya infeksi pada ibu. Akibat terjadrnya ketuban pecah dini (KPD) yaitu dapat menyebabkan kejadian
infeksi intra partum (karioamnionitis) ascendens dari vagina intrauterine dan persalinan preterm. Jika ketuban
pecah dini terjadi pada usia kehamilan preterm. Komplikasi pada ibu dapat mencakup peningkatan kejadian
persalinan melalui bedah caesar (akibat malpresentasi, prolaps tali pusat), infeksi intrsmnion (15-307o) dan
endometritis pasca persalinan, gawat janin dan kematian janin akibat hipoksia (sering terjadi pada presenta'si
bokong atau letak lintang), oligohidramnion, serta sering kali terjadi partus kering (dry labor) karena air ketuban
habis. Tata laksana ibu dengan ketuban pecah dini menjadi perhatian penting bagi tenaga kesehatan untuk
menghindari terjadinya komplikasi yang mungkin akan terjadi.
Tuiuan Penelitian: Mengidentifftasi tata laksana ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit
Permata Bunda
Metode Penelitian: Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case
study). Subjek penelitian yang digunakan adalah klien dengan KPD. Informan penelitian ditentukan
menggunakan teLoik purposive sampling. Data yang dikumpulkan merupakan data primer dengan menggunakan
metode wawancara mendalam.
Penelitian ini menggunakan analisis induktif untuk dapat melakukan identifikasi tema hasil penelitian. Data
yang didapatkan kemudian diolah dengan memberikan kode berdasarkan tema, yang selanjutnya dilakukan
analisis manual untuk memperoleh identifikasi hasil akhir.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penatalaksaan pasien dengan ketuban pecah dini harus
mempertimbangkan adanya infeksi, berat badan janin serta presentasi janin untuk menentukan tindakan apa
yang akan diambil untuk melahirkan bayi dengan selamat.
Kesimpulan : Penatalaksaan pasien dengan ketuban pecah dini yang akan dilakukan operasi secar perlu
dilakukan persiapan yang dimulai dari pre tindakan, findakan, serta post tindakan yang tujuannya untuk dapat
melatukan asuhan yangtepat agar ibu dan bayi lahir dengan sehat dan selamat.
Kata Kunci: Tata Laksana, Ketuban Pecah Dini
ABSTRACT
Background: ?remature Rupture of Membranes (PROM is defined rupture prematurely gave birth to occur in
late pregnancy and long before the time of childbirth Premature rupture of an important issue in obstetric
complications related to premature birth qnd cause an infection in the mother. As a result of the occuwence of
premafrire rupture of membranes (PROM) that cqn cause the incidence of intra partum infection
(chorioamnionitis) ascendens of intrauterine vagino and preterm delivery. If premature ruptule occars in
preterm gestational age. Maternal complications can include increased incidence of cesarean deltvery (due
malpresentation, cord prolapse), infection intramnion (15-30%0) and postpartum endometritis, fetal distress and
fetal death due to hypoxia (common in breech or tronsverse layout) , oligohydramnios, qnd often occurs
parturition dry (dry labor) because the amniotic fluid runs out. The management of women with premature
rupture af an important concernfor health professionals to avoid aruy complications that might occur.
Ohjective: Identify gwernance birth mothers with premature rupture of membranes st Permata Bunda Hospital
Methods: The method used is a qualitative case study approach (case study). Subjects used is a client with
PROM- The informants were determined using purposive sampling technique. The data collected are primary
dala using in-depth interviews.
Jurnal Kesehatan lbu dan Anak Akademi Kebidanan An-Nur, Volume l, Nomor I , Desember 2A 16 2l
data obtaircd
This study uses inductive analysis ro be able to identify the theme of the research resuhs. The
on the theme, then make an identificalion manual analysis to obtain
are then prccessed to give a code based
the final result.
Reiults: Results showed that containment procedures patients with premalure rupture of membranes should
consider the presence of infection, fetal weight andfetal presentation to determine what action will be
taken
to deliver the baby safelY.
Conclusion: penatalal<saan palients with premature rupture of the operation to be performed secar necessary
so that
to begin preparation of pre iction, action, and post actions which aim to be able to do the proper care
mothers and babies born healthy and happy.
Keyw o rds : Gov ernanc e, Me mb ranes Premalure Rupture
Jurnal Kesehatan lbu dan Anak Akademi Kebidanan An-Nur, Volume l. Nomor l. Desember 20 I 6 23
persalinan pervaginam. Selain itu kesiapan dalam hal ini menggunakan Seksio Sesaria Sekunder kita
menghadapi proses persalinan serta adanya bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa
dukungan suami dan atau keluarga terhadap (partus percobaan) bila tidak ada kemajuan
proses persalinan yang dapat memberikan persalinan atau partus percobaan gagal baru
kenyamanan psikologis pasien, serta dapat dilakukan seksio sesaria. Setiap tindakan medis
mengurangi kejadian ketuban pecah dini. memerlukan persetujuan atas penjelasan baik
Penatalaksanaan klien bersalin dengan secara lisan maupun tertulis, untuk itu tindakan
kauban pecah dini pre sebelum dilakukan tindakan darurat yang bertujuan menyelamatkan jiwa
operasi seksio sesarea (pre tindakan) ada beberapa pasien tidak perlu dibuat terlebih dahulu. Informed
yang harus dipersiapkan yaitu pemeriksaan fisik, consent berarti persetujuan yang diberikan oleh
kebersihan..lambung dan kolon, pengosongan pasien kepada dokter atas penjelasan tentang
kandung kemih dan personal hygiene. Persiapan tindakan medis yang akan dilakukan terhadap
pemeriksaan fisik pre operasi yang dilakukan dirinya.
pasien sebelum dilakukan tindakan mempunyai Pada klien ini dilakukan anastesi spinal
tujuan adalah untuk menghindari aspirasi dan sebelum operasi. Ada beberapa anastesi yang bisa
mencegah terkontaminasinya area pembedahan dipilih untuk secsio sesarea, baik spinal maupun
dengan feses sehingga menghindari infeksi. general. Pada anastesi spinal yang lebih umum
Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan digunakan, ibu tetap sadar kala post operasi
melakukan pemasangan kateter, selain itu berlangsung. Dalam operasi sesarea, pasien diberi
kateterisasi dilakukan untuk mengobservasi penawaran untuk menggunakan anestesi spinal
balance cairan. Kebersihan tubuh pasien sangat atau epidural. Pilihan ini membuat pertengahan
penting untuk persiapan operasi, karena tubuh ke bawah tubuh pasien mati rasa, tetapi pasien
yang kotor dapat menjadi sumber kuman dan dapat akan tetap terjaga dan menyadari apa yang sedang
meagakibatkan infeksi pada daerah operasi. terjadi. Hal ini berarti pasien bisa merasakan
Pencukuran rambut pada daerah genetalia ini kelahiran bayi tanpa merasakan sakit dan
berfungsi untuk mencegah persembunyian kuman pasangan juga bisa mendampingi untuk
serta dapat mengganggu proses penyembuhan. memberikan dorongan dan semangat.
Pemeriksaan tanda-tanda vital : TD :l10/70 Penatalaksanaan yang ketiga (post tindakan)
mmHg, N :80 x/menit, RR :20 x/menit, S :36,5 yaitu melakukan pengawasan 2 jam postpartum
eohC. Observasitekanan darah untuk mengetahui yang dilakukan meliputi : pengawasan tanda-tanda
pre eklamsi atau tidak. Mempertahankan respirasi vital, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus,
yang sempurna dengan latihan nafas, tarik nafas kandung kemih, lokea, perineum dan perdarahan.
yang dalam dengan mulut terbuka lalu tahan nafas Pengawasan 2 jam postpartum ini dilakukan
selama 3 detik dan hembuskan. Tujuan dilakukan karena kebanyakan wanita melahirkan kehabisan
observasi kontraksi uterus yaitu untuk mencegah darah atau mengalami suatu keadaan yang
terjadinya atonia uteri, karena perdarahan terjadi berdampak kematian pada kala IV. Pengawasan
pada post partum. Observasi tinggi fundus uteri 2 jam postpartum tanda-tanda vital : TD :ll0l70
untuk mengetahui involusi uteri sesuai denganpost mmHg, N :80 x/menit, RR :20 x/menit, S :36,5
partum. Observasi suhu untuk mengetahui ao/oC, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus
tedadinya infeksi karena peningkatan suhu di atas : keras, kandung kemih : kosong dan perdarahan :
37oC dapat menunjukkan terjadinya infeksi. 5cc
Palpasi kandung kemih yaitu distansi kandung Penatalaksanaan yang keempat yaitu
kemih dapat memperlambat induksi uteri. memberikan konseling kepada ibu tentang cara
Penatalaksanaan yang kedua perlaksanaan perawatan luka bekas operasi yang benar meliputi
(tindakan) seksio sesarea. Persalinan seksio : cara menjaga keadaan luka agar tetap kering,
sesarea merupakan persalinan buatan dimanajanin hindari obat-obat tradisioanal2 cara membasuh
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut luka dankunjungan ulang satu minggu lagi untuk
dan diding rahim dengan saraf rahim dalam mengetahui keadaan ibu. Perawatan luka bekas
keadaan utuh serta berat diatas 500 gram. Dalam operasi merupakan tindakan untuk merawat luka
24 Jurnal Kesehatan lbu dan Anak Akademi Kebidanan An-Nur, Volume I, Nomor I , Desember 20 t 6
II
v
i
!
Jurnal Kesehatan lbu dan Anak Akademi Kebidanan An-Nur, Volume I , Nomor 1 , Desember 20 I 6 25