PEMBIMBING:
A. Definisi
Kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari
epitel duktus maupun lobulusnya (Kemenkes, 2015). Kanker payudara bisa berawal dari
bagian berbeda pada payudara, antara lain (American Cancer Society, 2017):
Kebanyakan kanker payudara berawal dari duktus yang membawa asi ke puting
(kanker duktal)
Beberapa berawal dari gland tempat asi diproduksi (kanker lobulus)
Ada beberapa tipe kanker payudara yang jarang seperti phylodes tumor dan
angiosarkoma
2. Invasif karsinoma
a. Karsinoma duktal infiltrat
Merupakan tipe yang umum terjadi berdasarkan tipe histologis sebanyak 80% dari
kanker payudara. Tumor ini teraba karena keras pada saat palpasi, biasanya
bermetastase ke nodus aksila. Prognosis kanker jenis ini jelek dibandingkan yang
lain
b. Karsinoma lobular infiltrat
Terjadi pada 10 – 15% kanker payudara. Tumor jenis ini terjadi sebagai
penebalan pada payudara. Lebihsering multicentric dengan area penebalan terjadi
pada beberapa titik di satu atau dua mammae.
c. Karsinoma medular
Terjadi pada 5 – 7 % kanker payudara dan tubbuh dalam kapsul di duktus. Tipe
tumor ini bisa membesar, tapi prognosisnya pada umumnya bagus, sering terjadi
pada waita yang lebih muda dibawah 50 tahun.
d. Kanker mucinous
Terjadi pada 3 % kanker payudara, dan biasanya pada wanita berusia 60 – 70
tahun. Memproduksi mukus dan biasanya pertumbuhannya lambat dan memiliki
prognosis yang lebih baik dibandingkan yang lain.
e. Kanker duktus tubulas
Terjadi pada 2 % kanker payudara dan pada wanita berusia55 tahun ke atas.
Adanya mikrokalsifikasi merupakan kekhasan dari tumor ini. Prognosis biasanya
baik karena metastase axillari sangat jarnag terjadi pada tipe ini.
f. Karsinoma inflamasi
Merupakan tipe yang jarang pada kanker payudara dengan gejala yang berbeda
dari yang lain. Tumor terlokalisir lembut dan sangat sakit serta kulit diatasnya
merah dan kehitaman. Penyakit ini juga bisa menyebar ke bagian tbuh lain dengan
cepat, kemoterapi memiliki peran penting untuk mengontrol perkembangan
penyakit ini. Prognosis jelek.
g. Penyakit paget
Kanker payudara yang dimulai di duktus dan melibatkan puting, areola, dan kulit
sekitar. Lesi dengan rasa gatal dan terbakar merupakan gejala khas dari tipe ini.
d. Testosteron
Level hormon sex endogen yang tinggi meningkatkan resiko kanker payudara
pada wanita pre post menopaus. Level testosteron beredar yang tinggi
meningkatkan resiko kanekr payudara
e. Usia saat menopaus
Menopaus pada usia yaang lebih tua berhubungan dengan peningkatan resiko
kanker payudara. Setiap satu tahun keterlambatan menopaus berkontribusi dalam
peningkatan resiko sebanyak 3%, dan setiap 5 tahun keterlambatan menopaus
berkontribusi dalam peningkatan resiko kanker payudara sebanyak 17%.
7. Paparan hormon eksogen
Penelitian menngungkapkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan terapi
penggantian hormon (HRT) dengan kanker payudara. Kanker payudara yang
berhhubngan dengan penggunaan HRT adalah reseptor hormon positif
8. Faktor gaya hidup
a. Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol berhubungan dengan peningkatan resiko kanker payudara
walaupun dengan level konsumsi yang rendah (5.0 – 9.9 g /hari)
b. Aktifitas fisik
Aktifitas fisik yang kosnsiten berhubungan dengan penurunan resiko kanker
payudara. Aktivitas sedang berkontribusi menurunkan resiko 2 %, dan aktifitas
berat menurunkan resiko 5%.
c. Obesitas
Obesitas khususnya pada wanita postmenopaus meningkatkan resiko kanker
payudara. Insulin resisten dan hiperinsulinemia merupakan faktor resiko
komoribid yang berhubungan dengan besitas termasuk penyaikt kardiovaskuler
dan diabetes. Insulin memiliki efek anabolisme pada metabolisme seluler.
Hiperinsulinemia merupakan faktor resiko bagi kanker payudara pada wanita non
diabetes post menopaus.
d. Radiasi
Paparan radiasi dari berbagai sumber termasuk penatalaksanaan medis dan
leddakan nuklir meingkatkan resiko kanker payudara.
(Shah, Rosso, & David Nathanson, 2014)
Metastasis Keterangan
Jauh (M)
Mx Metastase jauh tidak dapat dinilai
M0 Tidak terdapat metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh
Stadium T N M
0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0
IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
IIIB T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
IIIC T N3 M0
apapun
IV T N M1
apapun apapun
Pengkajian Keperawatan Model Peaceful End of Life 2020
ketepatandiagnostiknya.
b. USG
Tumor kistik atau padat tidak hanya dapat dibedakan dengan pemeriksaan dopler
dan tranduser frekuensi tinggi, namun pasokan darah serta kondisi jaringan
disekitarnya juga dapat diketahui, dah ini dijadikan sebagai dasar diagnosis yang
sangat baik.
c. MRI Payudara
MRI mammae dengan kontras mempunyai spesifitas dan sensitivitas yang tinggi
terhadap mendiagnosis kanker payudara stadium dini dikarenakan tumor
payudara mengandung microvasvular density (MVD) yang abnormal.
d. Pemeriksaan Laboratorioum
Dalam hal ini, pemeriksaan spesifik pada kanker payudarabelumada. CEA
mempunyai nilai positif yang bermacam-macam 20-70%, CA15-3 mempunyai
angka positif 33-6-% sebagai antibodi monoklonal. Keseluruhannya dapat
digunakan sebagai tindak lanjut klinis dan referensi diagnosis.
e. Pemeriksaan Sitologi Aspirasi JarumHalus
Metode ini disebut juga dengan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB).
Walaupun sederhana namun aman dan memiliki akurasi 90% lebih. Menurut
beberapa data menyatakan bahwa hasil terapi tidak akan dipengaruhi oleh
aspirasijarum.
f. Pemeriksaan Sitologik Aspirasi JarumMandrin
Pada pemeriksaan ini mempunyai kelebihan sederhana dan aman seperti
diagnosis sitologi aspirasi jarum halus, juga ketepatan diagnosis histologik biopsi
eksisi, serta dapat dibuat pemeriksaan imuno histologi yang sesuai. Pemeriksaan
ini banyak dipakai di klinis, khusus pada pada pasien kemoterapi neoadjuvan.
g. Pemeriksaan Biopsi
Cara biopsi dapat berupa biopsi eksisi atau insisi, tapi pada umumnya banyak
digunakan biopsi eksisi. Di Rumah Sakit yang menyediakan dapat dilakukan
pemeriksaan potong beku saat operasi. Bila tidak ada perlegkapan itu, untuk
kanker payudara yang dapat di operasi tidak sesuai dilakukan insisi tumor, untuk
menghindari penyebaran iatrogenik tumor. Terhadap kasus stadium lanjut dengan
G. Kemoterapi
1. Pengertian
Kemoterapi merupakan suatu pengobatan untuk kanker dengan menggunakan
obat-obatan atau hormone. Kemoterapi dapat di gunakan lebih effektif baik pada
penyakit yang diseminata ataupun yang masih terlokalisir. Pada awalnya penemuan
kemoterapi di anggap sebagai penanganan paliatif akan tetapi dengan seiringnya
zaman dan teknologi yang semakin berkembang maka kemoterapi dapat digunakan
sebagai obat penyembuhan beberapa jenis penyakit kanker. Penggunaan kemoterapi
kombinasi akhir – akhir ini telah menunjukkan keberhasilan yang substansial,
terutama obat- obatan yang menunjukkan mekanisme yang berbeda masing-masing
yang terdapat pada kombinasi kemoterapi tersebut. Penentuan kemoterapi yang
sesuai dengan penentuan jenis tertentu, serta kombinasi obat yang digunakan dan
juga waktu pemberian obat apakah diberikan sebelum atau sesudah pembedahan atau
bersamaan dengan radioterapi juga jadi penentu untuk ke efektifan membunuh sel
kanker nya (Aziz, M Fariz, Andrijono, 2006).
Kemoterapi adalah cara pengobatan tumor dengan memberikan obat
pembasmi sel kanker (disebut sitostatika) yang diminum ataupun yang diinfuskan ke
pembuluh darah. Jadi, obat kemoterapi menyebar ke seluruh jaringan tubuh, dapat
membasmi sel-sel kanker yang sudah menyebar luas di seluruh tubuh. Karena
penyebaran obat kemoterapi luas, maka daya bunuhnya luas, efek sampingnya
biasanya lebih berat dibandingkan dua modalitas pengobatan terdahulu (Hendry, dkk
2007).
Obat kemoterapi secara umum disebut sitostatika, berefek menghambat atau
membunuh semua sel yang sedang aktif membelah diri.Jadi, sel normal yang aktif
membelah atau berkembang biak juga terkena dampaknya, seperti sel akar rambut,
sel darah, sel selaput lendir mulut,dll.Sel tubuh tersebut adalah yang paling parah
terkena efek samping kemoterapi, sehingga dapat timbul kebotakan, kurang darah,
sariawan, dll (Hendry,dkk 2007).
Oleh karena itu, pemberian obat sitostatik (berupa obat medis ataupun obat
herbal) harus dibawah pengawasan dokter yang berpengalaman untuk mencegah
timbulnya efek samping yang serius, dan bila terjadi efek samping dapat segera
diatasi atau diobati. Agar sel tubuh normal mempunyai kesempatan untuk
memulihkan dirinya, maka pemberian kemoterapi biasanya harus diberi jedah (selang
waktu) 2-3 minggu sebelum dimulai lagi pemberian kemoterapi berikutnya
(Hendry,dkk 2007).
b. Kontrol.
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan
Kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
c. Mengurangi Gejala
Bila kemotarapi tidak dapat menghilangkan Kanker, maka Kemoterapi
yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada penderita,
seperti meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta
memperkecil ukuran Kanker pada daerah yang diserang.
Mengingat keterbatasan manfaat kemoterapi, maka digunakan kombinasi
dengan cara pengobatan lain untuk mengambil masing-masing manfaat, yaitu:
Kemoterapi adjuvant, ialah kemoterapi yang diberikan sesudah operasi.
Manfaatnya mengurangi kekambuhan local dan mengurangi penyebaran yang
akan timbul.
Kemoterapi neo adjuvant ialah kemoterapi yang diberikan sebelum
operasi. Manfaatnya adalah mengurangi ukuran tumor sehingga mudah
dioperasi. Kemoterapi paliatif diberikan hanya untuk mengurangi besarnya
tumor yang dalam hal ini karena atau lokasinya menggangu pasien karena nyeri
ataupun sulit bernafas. Kemoterapi adalah suatu cara pengobatan kanker yang
sudah teruji, meski pun tidak dapat dihindari adanya efek samping. Penelitian-
penelitian yang professional tentang kemoterapi dapat dimanfaatkan untuk
pengobatan kanker dan mengeliminasi efek samping yang terjadi.
4. Fungsi kemoterapi
a. Penyakit kanker telah menyebar luas ke organ lain (metastase)
b. Risiko untuk penyakit yang tidak terdeteksi tinggi
c. Tumor tidak dapat direseksi dan resistensi terhadap terapi radiasi
d. Untuk membunuh sel kanker secara selektif
(Aziz, M Fariz, Andrijono, 2006)
5. Macam-Macam Kemoterapi
Menurut mekanisme kerjanya, maka obat kemoterapi dapat diklasifikasikan
menjadi :
a. Alkylating Agent
Alkylating memengaruhi molekul DNA, yaitu mengubah struktur atau
fungsinya sehingga tidak dapat berkembang biak. Contoh lain obat golongan ini
adalah busolvon dan cisplatin. Obat ini biasanya digunakan dengan kasus
leukemia, limfoma non-Hodgkin, myeloma multiple dan melanoma malignan.
Efek sampingnya adalah mual; muntah; rambut rontok; iritasi kandung kemih
(sistitis) disertai terdapatnya darah dalam dalam air kemih; jumlah sel darah put
ih, sel darah merah, dan trombosit menurun; jumlah sperma berkurang (pada pria
mungkin terjadi kemandulan yang menetap) (Indrawati, 2009).
b. Antibiotik
Golongan anti tumor antibiotik umumnya obat yang dihasilkan oleh suatu
mikroorganisme, yang umumnya bersifat sel non spesifik, terutama berguna untuk
tumor yang tumbuh lambat. Mekanisme kerja terutama dengan jalan menghambat
sintesa DNA dan RNA. Yang termasuk golongan ini adalah: Actinomicin D,
Mithramicin, Bleomicin, Mitomicyn, Daunorubicin, Mitoxantron, Doxorubicin,
Epirubicin, Idarubicin.
c. Antimetabolit
Antimetabolit adalah zat yang bisa menghambat enzim-enzim yang
diperlukan untuk memproduksi basa yang menjadi bahan penyusun DNA.
Antimetabolit dan juga asam folat dapat mencegah terjadinya pembelahan pada
sel kanker. Contoh dari obat ini antara lain adalah: Methotrexate, Floxuridine,
Plicamycin, Mercaptopurine, Cytarabine dan Flourouracil (Indrawati, 2009).
Antimetabolit adalah sekumpulan obat yang memengaruhi sintesis
(pembuatan) DNA atau RNA dan mencegah perkembangbiakan sel. Obat
golongan ini menimbulkan efek yang sama dengan alkylating agents. Efek
samping tambahan terjadinya ruam kulit, warna kulit menjadi lebih gelap
(meningkatkan pigmentasi), atau gagal ginjal. Contoh obat ini adalah
methotrexate dan gemcitabine yang digunakan pada kanker leukimia serta tumor
payudara, ovarium dan saluran pencernaan (Iskandar, 2007).
d. Mitotic Spindle
f. Hormonal
Beberapa hormonal yang dapat digunakan dalam kemoterapi antara lain:
Adrenokortikosteroid (Prednison, Metilprednisolon, Dexametason), Adrenal
inhibitor (Aminoglutethimide, Anastrozole, Letrozole, Mitotane), Androgen,
Antiandrogen, LHRH, Progestin.
g. Cytoprotektive Agents
Macam-macamnya antara lain: Amifostin, Dexrazoxan.
h. Monocronal Antibodies
Obat ini memiliki selektifitas relatif untuk jaringan tumor dan toksisitasnya
relatif rendah. Obat ini dapat menyerang sel tertentu secara langsung, dan dapat
pula digabungkan dengan zat radioaktif atau kemoterapi tertentu. Macam-
macamnya antara lain: Rituximab, Trastuzumab.
i. Hematopoietic Growth Factors
Obat-obat ini sering digunakan dalam kemoterapi tetapi tidak satupun yang
menunjukan peningkatan survival secara nyata. Macam-macamnya antara lain:
Eritropoitin, Coloni stimulating factors (CSFs), Platelet growth Factors.
beregenerasi secara teratur dan berhenti berkembang saat fase istirahat atau menahan
pertumbuhan disaat kebutuhan sudah tercukupi. Pada suatu waktu sel-sel tersebut
berkembang atau bertumbuh secara tidak teratur dan mungkin tidak memasuki fase
istirahat. Pada umumnya sel-sel yang membelah secara aktif adalah yang paling
sensitive terhadap kemoterapi.
Konsep kemoterapi dapat membunuh sel kanker secara logistic (log kill hipotesis)
juga merupakan dasar dari pemberian kemoterapi adjuvant. Setiap sel yang akan
membelah diri akan mengikuti pola replikasi sel yang disebut waktu generasi
(generation time) yang terdiri dari lima fase yaitu :
a. Fase G 1
P ada fase ini akan diproduksi enzim untuk sintesis DNA dan RNA
berlangsung kira-kira 4-24 jam
b. Fase S
Pada fase ini mulai terjadinya sintesis DNA kira-kira 10-20 jam
c. Fase G 2
Pada fase ini terjadinya sintesis RNA dan protein seluler (2-10 jam) dan
setelah fase inin maka sel akan masuk ke fase M.
d. Fase M
Pada fase ini akan terjadi proses miosis dimana satu sel akan membelah
menjadi 2 sel anak 0,5-1 yang selanjutnya akan masuk ke fase G
e. Fase G 0
Pada fase ini dimana fase yang sel-sel nya tidak aktif maka akan dimasukkan
ke dalam sel ini yang merupakan proses makro molekuler relative tidak aktif
sehingga sel tersebut tidak sensitive terhadap kemoterapi.
Kanker tidak akan berkembang cepat daripada jaringan yang normal. Pada jaringan sel
tumor lebih banyak sel yang berada dalam fase aktif dari siklus sel jika dibandingkan
pada jaringan normal. Pada jaringan normal sebagian besar populasi sel berada pada fase
G0 (Black, Joyce M, 2014).
7. Klasifikasi kemoterapi
Klasifikasi kemoterapi dapat dibagi atas dua yaitu siklus sel spesifik dan
siklus sel nnonspesifik, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel
No Fase Obat Obat Bekerja Tipe Obat
Kemoterapi
Bekerja
Fase
1 G1 Produk Alami Enzim Asparaginase
Spesifik
Hormon Kortikosteroid
2 S Antimetabolite Pirimidin analog Sitarabin
Analog asam folat 5 FU
Analog purin MTX
Tioperazin
Hidrourea
3 G2 Produk Alami Antibiotic Bleomicin
Topoisomerik Etopoksid
4 M Produk Alami Mitotis Vinkristin
Vinblastine
Etilenimin
Nitrosourea Karmustin
Lomustin
Klorambusil
Siklofosfamid
2 Antimetabolite Analog asam folat Metotreksate
Analog purin 6 merkapto purin
Analog pirimidin 5 fluoro urasil
3 Alkaloid vinca Derivate podofilin Etoposid
Teniposid
Taksan Dosetaksel
Paklitaksel
Obat ini bekerja efektif pada setiap sel tidak bergantung pada siklus
tempat sel tersebut berada. Obat ini bekerja pada sel-sel yang berada pada fase G
0. (Black, Joyce M, 2014)
9. Terapi kombinasi
Terapi ini bertujuan untuk memperbaiki laju respond an memperbaiki daya
tahan hidup. Efektivitas kemoterapi kombinasi meningkat karena mencegah
timbulnya klon yang resisten. Efek sitolitik akan meningkat akibat dari
menggabungan obat, penggabungan obat siklus spesifik sel dan siklus nonspesifik
sehingga dapat membunuh sel baik yang berada dalam pembelahan maupun sel
dalam fase inaktif. Kombinasi obat akan menimbulkan peningkatan aktivitas secara
biokimiawi.
Prinsip pemilihan kemoterapi kombinasi :
a. Obat- obat yang dipilih adalah obat yang aktif secara individu
b. Obat tersebut harus mempunyai toksisitas yang berbeda
c. Kombinasi obat hendaknya rasional secara biokimiawi
Penilaian yang harus dilakukan sebelum kemoterapi dilakukan pada pasien
kanker adalah sebagai berikut :
a. Menegakkan diagnosis
b. Sebelum kemoterapi dilakukan pasien harus terdiagnosa penyakit kanker nya
secara hispatologi atau sitologi yang konsisten dengan diagnosis klinis
c. Telah ditentukan stadiumnya pada kanker yang diderita pasien
d. Telah ditetapkannya status penampilan pasien
Status pasien atau performance status dilakukan bertujuan untuk
merefleksikan tingkat efektivitas pasien dan seberapa jauh penyakit kanker
berdampak pada pasien dan juga merupakan salah satu indicator prognosis bagaimana
pengaruh obat-obatan terhadap keadaan umum pasien.
Macam- macam status penampilan :
a. Karnofsky
Terdiri dari sepuluh tingkatan aktivitas, keuntungan variasi cukup besar, dan
kerugian sukar untuk diingat. Dapat dilihat indeks status penampilan dalam tabel
berikut ini :
12. Ekstravisasi
Yaitu keluarnya obat vesikan (obat yang dapat menimbulkan destruksi
jaringan) atau iritan ke jaringan subkutan yang berakibat timbulnya rasa nyeri,
kematian pada jaringan dan ulserasi jaringan. Insiden ekstravasasi terjadi sekitar ± 6 %
walaupun dilakukan oleh tenaga yang terampil.
Obat-obat anti-kanker sangat toksis, karena itu pada pemberian khemoterapi perlu
dikerjakan pemantauan toksisitasnya. Sebelum memberikan khemoterapi terlebih
dulu harus diketahui dengan baik bagaimana status penderita sebagai data dasar:
1) Fisik penderita, terutama status penampilan dan toksisitas
2) Radiologi, terutama keadaan parunya
3) Laboratorium, terutama hemoglobin, leukosit dan thrombosit.
d. Toksisitas kemoterapi
Toksisitas kemoterapi perlu dipantau untuk menghindari komplikasi yang latal. Kalau
timbul toksisitas dosis obat-obat yang diberikan perlu disesuaikan dan kalau perlu
dihentikan untuk sementara sampai toksisitas dapat diatasi. Sebelum memberikan
kemoterapi perlu diperiksa darah, fungsi hati, fungsi ginjal, dsb. Untuk darah
pemberian dosis protokol sebaiknya diberikan bila hemoglobin 210 mg%, Leukosit 2
4.000 per mm dan trombosit > 100.000 per mm3.
e. Komplikasi kemoterapi
1) segera
a) Shock
b) Arhytmia
c) Nyeri pada tempat suntikan
d) Dsb
2) Dini
a) Mual/muntah
b) Panas
c) Panas, reaksi hipersensitif
d) dsb
3) Lambat (beberapa hari)
a) Stomatitis
b) Diarrhea
c) Alpecia
d) Depresi sumsum tulang, terjadi:
(1) Setelah 1-3 minggu: sebagian besar obat anti-kanker
(2) Setelah 4-6 minggu: nitrosourea
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENDEKATAN TEORI PEACEFULL END OF LIFE
PADA Ny. R dengan CARCINOMA MAMMAE STADIUM IIIB
A. Pengkajian
INFORMASI UMUM
Nama: Ny. R Agama: Islam Pendidikan: SD No. RM: 01.xx.xx.
Umur:67 tahun Status marital: menikah Pekerjaan: IRT Tgl. MRS: 7 -11-20
Jenis kelamin: L P Suku: Minang Gol. Darah: A Rh: positif Tgl. Pengkajian: 9-11-20
Alamat: Padang............................................................................................................................................................................................
Status: Pribadi ASKES JamKesMas GAKIN Jaminan Perusahaan
Diagnosa Medis: Ca Mammae stadium IIIb
Status Paliatif: 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Keluhan utama:
klien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada ketiak kanan, klien mengatakan nyeri tidak
tertahankan bila tangan digerakkan
Riwayat penyakit sekarang:
Klien mengatakan nyeri dibawah ketiak kanan klien, klien mengatakan nyeri tak tertahankan bila
tangan digerakkan, klien mengatakan nyeri seperti ditusuk – tusuk dan menjalar sampai ke
punggung. Klien mengatakan tidak bisa duduk terlalu lama. Klien mengatakan jika lama duduk
akan terasa nyeri dan tidak kuat menahannya. Klien mengatakan tangan klien bengkak sampai ke
jarinya, klie mengatakan terdapat benjolan dibawah ketiak kanan klien, keluar cairan bewarna
kuning dan tidak berbau. Klien mengatakan tidak nafsu makan. Klien mengatakan sering terbangun
di malam hari
Faktor risiko:
1. Riwayat merokok: Tidak Ya (sejak ............., jumlah batang/pak ........per hari, berhenti
sejak .......................................)
Lingkungan perokok: Tidak Ya
2. Riwayat reproduksi: Menarche <12 tahun Menopause pada usia >55 tahun
Kehamilan pertama pada usia >35 tahun Kehamilan usia muda (....tahun) Nullipara
Menyusui: Tidak Ya Masa laktasi selama 24 bulan/tahun,
Seimbang antara payudara kiri dan kanan: tidak ya
3. Faktor endokrin: Kontrasepsi oral/pil KB selama ..... bulan Terapi sulih hormon
4. Diit: konsumsi alkohol, sebanyak ............................... Diit tinggi lemak Obesitas
konsumsi makanan instant atau junk food, jelaskan
5. Riwayat keluarga dengan kanker: Tidak Ya 2 orang kakak klien meninggal karena kanker
6. Riwayat penyakit : Hipertensi, sejak ......................... DM, sejak ....................................
7. Bekerja di lingkungan yang mengandung karsinogen: Tidak Ya
pH ........ PaO2 ........ mmHg PaCO2 ....... mmHg HCO3 ........ mmol/L BE .......mmol/L
Total CO2 ........ mmol/L Sat.O2 ....%
Laboratorium: Hb 13 g/dL Eritrosit: ..........juta/l trombosit 375.000
EKG: tanggal .....................
Interpretasi: ...............................................................................................
Toraks foto: tanggal: 10 November 2020 Interpretasi: tak tampak ada kelainan radiologis
USG toraks: tanggal ................ Interpretasi: .............................................................................
CT Scan toraks: tanggal ...............
Interpretasi: ..........................................................................................
MRI toraks: tanggal ...............
Interpretasi: .............................................................................................
Bronchoscopy: tanggal ........................
Interpretasi: ........................................................................
Terapi: -
Masalah Keperawatan: -
Subjektif:
Keluhan: anoreksia sakit menelan sulit mengunyah
Mual: Tidak Ya Ringan(intake oral cukup) Sedang (intake oral terbatas) Parah (intake inadekuat, perlu infus)
Muntah: Tidak Ya 1x/hari 2–5x/hari 6x/hari, perlu cairan IV
Napsu makan menurun: Tidak ada Ada
Disfagia: Tidak Ya Simtomatik (mampu makan sesuai diit) Gangguan waktu makan, perlu suplemen Perlu TPN
Cachexia: Tidak ada Ya Ringan Sedang Berat
Frekuensi makan 3x./hari, diit khusus: tidak ya ..............................................................................................
Jenis minuman/makanan yang disukai: klien mengatakan lebih suka makan buah - buahan
Intake: ........... cc/.... jam Output: .......... cc/.... jam Balans cairan: ...................../.....jam
Alergi terhadap makanan: Tidak Ya .........................................................................................................................................
Perut terasa penuh/begah: Tidak Ya Nyeri pada perut: Tidak Ya, lokasi di.................. VAS..........................
Objektif:
GASTROINTESTINAL
Laboratorium: Albumin:4,4 .g/dl SGOT: ........U/L SGPT: ......... U/L GDS: 99mg/dl
Pemeriksaan Penunjang:
USG Abdomen, tanggal ...............
Interpretasi: ..................................................................................................................................
Endoscopy..............tanggal .......... Interpretasi: .................................................................................................................................
Terapi: Ranitidin 2x 1
Masalah keperawatan: Defisit Nutrisi
Subjektif:
Benjolan : Tidak Ya, lokasi di bawah ketiak
Nyeri: Tidak Ya (karateristik nyeri : terassa seperti di tusuk – tusuk jarum, nyeri tidak tertahankan bila tangan
digerakkan, klien mengatakan nyeri menjalar ke punggung, VAS 6/10)
Perubahan kulit pada wajah: tidak ada
Objektif:
Kulit: Intak Lembab Decubitus di ........................... Braden Scale:..........................................
KULIT DAN MUKOSA
Turgor: Baik Menurun Buruk Akral hangat dingin Warna kulit: pucat kemerahan
Benjolan/massa diketiak kanan klien Edema pretibial atau sakral: Tidak Ya
Dermatitis: ......................................................... Herpes: .......................................................................
Laboratorium: Leukosit 8.700 Trombosit 375.000 D-Dimer ......... BT ........... CT ........... APTT ............
Natrium 129 mg/dl Chlorida 9,6 mg/dl Kalium 4,8 mg/dl. Kalsium .......................
Terapi: Ceftriaxone 2x1
Traansamin 2x1
Vit K 2x1
Masalah keperawatan:
Gangguan integritas kulit dan Jaringan
Nyeri Kronik
Subjektif:
BAK: tidak ada keluhan
BAB: Frekuensi 1 x/hari Karakteristik feses: lunak
Konstipasi: Tidak Ya
Diare: Tidak Ya > 4x/hari 4–6x/hari > 7x/hari, perlu cairan IV
Nyeri saat berkemih: Tidak Ya Nyeri saat BAB: Tidak Ya
ELIMINASI
Objektif:
Urine: warna kuning retensi inkontinentia terpasang kateter urine: Tidak Ya
Output: .......... cc/.... jam Balans cairan: ...................../.....jam
Pemeriksaan Penunjang:
Laboratorium: tanggal .......................Ureum 9 mg/dl Kreatinin 0,5 mg/dl....CCT.......................................................................
Radiologi:
Terapi:
Masalah Keperawatan: -
Subjektif:
Keluhan sakit kepala: Tidak Ya, jelaskan karakteristiknya ..................................................................................................
Insomnia: Tidak Ya Penyebab: Nyeri
Objektif:
NEUROLOGI
Pemeriksaan Penunjang:
CT scan kepala/vertebra, tanggal ..................... Interpretasi: .............................................................................................................
MRI Brain/Vertebra, tanggal ........................... Interpretasi: .............................................................................................................
Terapi: ................................................................................................................................................................................................
Masalah keperawatan: -
Subjektif:
Kesulitan ambulasi: Tidak Ya
Gangguan penglihatan: Tidak Ya..................................... Menggunakan kacamata: ............................................
Gangguan pendengaran: Tidak Ya........................................
FUNGSI MOTORIK - SENSORIK
Subjektif:
Pola seksual setelah sakit: Tidak terganggu Terganggu
♀ Perdarahan per vaginam: Tidak Ya (sejak kapan, karakteristik ..................
Keputihan: Tidak Ya (sejak, karakteristik.........................
Perdarahan di luar haid: Tidak Ya (sejak kapan, karakteristik .........................
♂ Penis: Benjolan Luka Edema Nyeri
Tanda-tanda peradangan: Tidak Ya: .................................................
Objektif:
Komunikasi non verbal: tidak mau melihat bagian tubuh tertenu: tidak. tidak mau menyentuh: ya , karena sakikt
Penampilan: lemah
Ekspresi wajah: meringis menahan sakit
Terapi: -
Masalah keperawatan: -
DOMAIN SPIRITUAL
Subjektif:
Makna hidup, penyakit dan kematian: klien meyakini bahwa sakit yang dialami merupakan cobaan dari Allah
Pola hubungan keluarga, teman, komunitas: baik
Harapan keluarga terhadap kondisi saat ini: keluuarga berharap klien bisa sembuh, karena merasa kasihan kepada klien
Nilai dan keyakinan keagamaan yang dilakukan sejak sakit: lebih banyak berdoa dan berzikir
Pesan bagi anggota keluarga: klien berharap keluarga sabar mendampingi
Masalah keperawatan: -
DOMAIN CAREGIVER DAN KELUARGA
Subjektif:
Orang yang paling bermakna bagi pasien: keluarga (anak)
Orang yang akan membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan perawatan: anak
Tingkat pengetahuan keluarga dan caregiver tentang penyakit hingga dying: tidak terkaji
Kebutuhan akan caregiver saat ini dan akan datang: tidak terkaji
Kebutuhan keluarga (anak dan pasangan) untuk bertemu/komunikasi: tidak terkaji
Pemahaman dan kesiapan keluarga untuk ditinggalkan pasien: tidak terkaji
Tingkat beban dan stres caregiver: tidak terkaji
Objektif:
Respon non verbal saat interaksi
DNR.....
Masalah keperawatan: -
B. Analisa Data
BB: 41 kg
TB: 150 cm
BMI: 17,85 (kurus)
3 DS: Faktor mekanis Gangguan integritas
Klien mengatakan ada luka (mastektomi) jaringan
pada ketiak
DO:
cm
Luka berwarna kemerahan
Luka menngeluarkan cairan
berwarna kuning, tidak berbau
RENCANA KEPERAWATAN
Kolaborasi:
o. Kolaborasi pemberian analgetik
Kolaborasi:
l. Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
Pengkajian Keperawatan Model Peaceful End of Life 2020