Anda di halaman 1dari 3

III.

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 27 Oktober 2017

pada pukul 13.00-15.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Unit Zoologi,

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan Kegunaan


No. Bahan Kegunaan
1 2 3
1. Katak (Rana sp.) Sebagai objek pengamatan
2. HCl Sebagai perlakuan rangsangan osmotis
3. NaCl Sebagai perlakuan rangsangan khemis
4. Akuades Sebagai pembersih
5. Larutan ringer Sebagai larutan isotonis

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan Kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Papan bedah Untuk meletakkan objek pengamatan
2. Alat bedah Untuk membedah objek pengamatan
3. Pipet tetes Untuk mengambil larutan
4. Lampu spiritus Untuk memanaskan
5. Batang pengaduk Untuk mengaduk
6. Baterai Untuk perlakuan rangsangan elektris
7. Gelas arloji Untuk meletakkan objek pengamatan
8. Alat tulis Untuk menulis hasil pengamatan
9. Kamera Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan
D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:

1. Pembuatan Sediaan Saraf dan Otot

a. Otak dan medulla spinalis pertama-tama dirusak agar katak (Rana sp.)

tidak merasakan sakit dengan cara menusuk jarum pada tengkoraknya

hingga tembus dan pada medulla spinalis.

b. Katak (Rana sp.) yang telah mengalami perusakan saraf dibedah dengan

cara menggunting kulitnya mulai dari ± 3 cm di atas paha ke arah

transversal melingkari tubuh, kemudian kulit ditarik ke bawah hingga

terlepas dari tubuhnya.

c. Perutnya dibuka dan viceral-nya dibuang. Saraf ischiadicus di sisi kanan

dan kiri vertebranya akan tampak.

d. Bagian lain yang tidak diperlukan dibuang dengan hati-hati, hingga

ditemukan pelekatan saraf tersebut dengan ujung otot gastrocnemius.

e. Ruas vertebra tepat di atas keluarnya saraf ischiadicus digunting.

f. Tendon yang melekat pada otot gastrocnemius dengan tulang digunting.

g. Bagian lain dibersihkan dengan hati-hati.

h. Sediaan yang telah dibuat dimasukkan ke dalam larutan linger.

2. Pemberian Perlakuan

a. Saraf dan otot gastrocnemius dicubit dengan pinset sebagai perlakuan

rangsangan mekanis. Dicatat apa yang terjadi, lalu diistirahatkan dalam

larutan ringer selama 2-3 menit sebelum dilakukan perlakuan berikutnya.


b. Saraf dan otot gastrocnemius disentuhkan dengan batang gelas atau
kawat yang panas sebagai perlakuan rangsangan thermis. Dicatat apa
yang terjadi, lalu diistirahatkan dalam larutan ringer selama 2-3 menit
sebelum dilakukan perlakuan berikutnya.
c. Saraf dan otot gastrocnemius disentuhkan dengan anoda dan katoda
baterai sebagai perlakuan rangsangan elektris. Dicatat apa yang terjadi,
lalu diistirahatkan dalam larutan ringer selama 2-3 menit sebelum
dilakukan perlakuan berikutnya.
d. Saraf dan otot gastrocnemius dibubuhkan sedikit kristal NaCl sebagai
perlakuan rangsangan osmotis. Dicatat apa yang terjadi, lalu
diistirahatkan dalam larutan ringer selama 2-3 menit sebelum dilakukan
perlakuan berikutnya.
e. Saraf dan otot gastrocnemius diteteskan 2-3 tetes larutan HCl 1% sebagai
perlakuan rangsangan khemis. Dicatat apa yang terjadi, lalu
diistirahatkan dalam larutan ringer selama 2-3 menit sebelum dilakukan
perlakuan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai