Anda di halaman 1dari 12

CABANG-CABANG ILMU HADIST

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ulumul Hadits
Dosen Pengampu: Ibah Misbah, Lc

Disusun oleh :

Fawwaz Hamizan Dhiaurrohman

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
DARUNNAJAH BOGOR
1441 H/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana yang
berjudul ULUMUL HADITS. Makalah ini berisikan tentang informasi pengertian,
tujuan dan fungsi. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada
kita semua tentang ULUMUL HADITS.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Bogor, 01 November 2020

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar..........................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.......................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN.......................................................................................2

A. Pengertian ilmu hadis ...............................................................................2

B. Cabang-cabang ilmu hadis........................................................................3

C. Sejarah Lahirnya Ilmu Rijal Al Hadits......................................................6

D. Kegunaan Ilmu Al jarh wa Ta’dil.............................................................7

BAB III : PENUTUP...............................................................................................8

A. Kesimpulan................................................................................................8

B. Saran..........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Ulumul Hadis adalah satu bidang ilmu yang penting didalam Islam. Ulumul Hadis
merupakan ilmu yang membahas tentang hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. yang
bersumber dari ajaran Islam. Fungsi Hadits itu sendiri adalah penjelas dan penafsir terhadap
ayat-ayat Al-Quran yang bersifat umum.
Pembahasan tentang sanad dan matan Hadis adalah dua hal yang penting yang
berkaitan langsung apabila salah satunya tidak ada maka akan berpengaruh terhadap kualitas
dari suatu hadits tentang pengertian sanad dan matan hadits baik dari segi bahasa maupun
istilah.
Di dalam ilmu hadits juga terdapat cabang-cabang ilmu hadits untuk mengetahui
adanya sanad dan matan hadits tersebut. dari penelitian tentang sanad dan matan Hadis
terdapat penelusuran terhadap rawi yang untuk meriwayatkan beberapa hadits baik dari segi
sanad maupun matan hadits..
2. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Ilmu Hadits?
2. Apa Saja Cabang-cabang dari Ilmu Hadits?
3. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Ilmu Hadits
2. Untuk Mengetahui Cabang-cabang dari Ilmu Hadits 
                                                                       

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Hadits


1. Ilmu Hadits Riwayah
Yang dimaksud dengan Ilmu Hadits Riwayat ialah:
ِ ْ‫ اَو‬E‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَوْ الً اَوْ فِ ْعاًل اَوْ تَ ْق ِر ْي ًرا‬
ً‫صفَة‬ َ ‫ْف اِلَى النَّبِ ِّى‬ ِ ُ‫ِع ْل ٌم يَ ْشتَ ِم ُل َعلَى نَ ْق ِل َماأ‬
Eَ ‫ضي‬
"Ilmu yang mencakup pembahasan tentang segala sesuatu yang dinukilkan atau diriwayatkan
dari Nabi SAW, baik mengenai perkataan, perbuatan, ketetapan maupun sifat-sifat beliau."

Objek Kajian ilmu hadits riwayah adalah segala sesuatu yang dinisbatkan kepada
Nabi SAW, sahabat, dan tabi'in, yang meliputi:
a. Cara periwayatannya, yakni cara penerimaan dan penyampaian hadits dari seorang perawi
ke perawi lain.
b. Cara pemeliharaan, yakni penghafalan, penulisan, dan pembukuan hadits. Ilmu ini tidak
membicarakan hadits dari sudut kualitasnya, seperti tentang 'adalah (ke-'adil-an) sanad,
syadz (kejanggalan), dan 'illat (kecacatan) matan.

2. Ilmu Hadits Dirayah


Yang dimaksud dengan Ilmu Hadits Dirayah ialah:
‫ال‬
ِ ‫الرِّج‬
َ ‫ات‬ ِ ‫ع ِْل ٌم يُ ْع َرفُ بِ ِه أَحْ َوا ُل ال َّسنَ ِد َو ْال َم ْت ِن َو َك ْيفِيَّهُ التَّ َح ُّم ِل َو ْاالَدَا ِء َو‬
ُ َ ‫صف‬
"Ilmu untuk mengetahui keadaan sanad dan matan, cara menerima dan meriwayatkan hadits
serta sifat-sifat para perawi hadits."

Objek kajian ilmu hadits dirayah, berdasarkan definisi diatas, adalah sanad dan matan
hadits. Pembahasan tentang sanad meliputi :
a. Segi persambungan sanad (ittisal al-sanad), bahwa suatu rangkaian sanad hadits haruslah
bersambung mulai dari sahabat sampai pada periwayat terakhir yang menuliskan atau
membukukan hadits tersebut.
b. Segi kepercayaan sanad (tsiqat al-sanad), yaitu setiap perawi yang terdapat didalam sanad
suatu hadits harus memiliki sifat adil dan dhabit.
c. Segi keselamatan dan kejanggalan (syadz).
d. Keselamatan dan cacat ('illat).

2
e. Tinggi dan rendahnya martabat suatu sanad.
Sedangkan pembahasan mengenai matan adalah meliputi segi ke-shahih-an atau ke-
dhaif-an. Hal tersebut dapat dilihat dari kesejalanannya dengan makna dan tujuan yang
terkandung di dalam al-qur'an, atau selamatnya dari :
a. Kejanggalan redaksi (rakakat al-faz).
b. Cacat atau kejanggal‫ع‬dari maknanya (fasad al-ma'na), karena bertentangan dengan akal
dan pancaindra, atau dengan kandungan dan makna al-qur'an, atau dengan fakta sejarah.
c. Kata-kata asing (gharib), yaitu kata-kata yang tidak bisa dipahami berdasarkan maknanya
yang umum dikenal.

B. Cabang-cabang Ilmu hadits


Dari ilmu hadits riwayah dan ilmu hadits dirayah itu, muncul cabang-cabang ilmu
hadits lainnya, seperti:

1. Ilmu Rijal Al-Hadits


Ilmu rijal al-hadits adalah ilmu yang membahas para rawi dari kalangan sahabat,
tabi’in, dan generasi-generasi sesudahnya.

2. Ilmu Al-Jarh wa At-Ta'dil


Secara bahasa, kata al-jarh artinya cacat atau luka dan kata al-ta’dil artinya
mengadilkan atau menyamakan. Jadi, kata ilmu al-jarh wa at-ta’dil adalah ilmu tentang
kecacatan dan keadilan seseorang.

Para ulama hadits mendefinisikan al-jarh dan at-ta’dil sebagai berikut:


ٍ َ‫م بِأ َ ْلف‬Eْ ‫او َر َد فِ ْي َشأْنِ ِه ْم ِم َّما يُ ْشنِ ْي ِه ْم أَوْ يُزَ ِّك ْي ِه‬
َ ْ‫اظ َم ْخصُو‬
‫ص ٍة‬ َ ‫ْث َم‬ ُ ‫ِع ْل ٌم يُب َْح‬
ُ ‫ث ع َِن الرُّ َوا ِة ِم ْن َحي‬
“Ilmu yang membahas rawi hadits dari segi yang dapat menunjukkan keadaan mereka, baik
yang dapat mencacatkan atau membersihkan mereka, dengan lafadz tertentu.”

3. Ilmu Fannil Mubhamat


‫ِع ْل ٌم يُع َْرف بِ ِه ال ُم ْبهَ ُم الَّ ِذيْ َوقَ َع فِى ْال َم ْت ِن أَوْ فِى ال َّسنَ ِد‬
“Ilmu untuk mengetahui nama orang-orang yang tidak disebutkan dalam matan atau sanad”

3
4. Ilmu 'Ilali Al-Hadits

ٍ ْ‫ث َك َوصْ ٍل ُم ْنقَ ِط ٍع َمرْ فُو‬


‫ع‬ ِ ‫ْث أَنَّهَا تَ ْق َد ُح فِى‬
ِ ‫ص َّح ِة ال َح ِد ْي‬ ُ ‫ض ِة ِم ْن َحي‬ ِ ‫ث ع َِن األَ ْسبَا‬
َ ‫ب الخَ فِيَّ ِة الغَا ِم‬ ُ ‫ِع ْل ُم يُب َْح‬
َ ِ‫ث َو َما َشابَهَ َذل‬
‫ك‬ ِ ‫ث فِى َح ِد ْي‬ ِ ‫ال ال َح ِد ْي‬ Eٍ ْ‫َموْ قُو‬
ِ َ‫ف َواِدْخ‬
“Ilmu yang membahas sebab sebab yang tersembunyi yang dapat mencacatkan
kesahihan hadits, misalnya mengatakan muttasil terhadap hadits yang munqathi, menyebut
marfu’ terhadap hadits yang mauquf, memasukkan hadits ke dalam hadits lain, dan hal hal
lain seperti itu.”

5. Ilmu Gharib Al-Hadits


Ilmu gharib al hadits adalah:
ِ ‫ِع ْل ُم يُع َْرفُ بِ ِه َم ْعنَى َما َوقَ َع فِى ُمتُوْ ِن األَ َحا ِد ْي‬
‫ث‬
Ilmu yang menerangkan makna kalimat yang terdapat dalam matan hadits yang sukar
diketahui maknanya dan jarang terpakai oleh umum.

Upaya para ulama muhaditsin untuk menafsirkan keghariban matan hadits antara lain:
a. Mencari dan menelaah hadits yang sanadnya berlainan dengan yang bermatan gharib.
b. Memerhatikan penjelasan dari sahabat yang meriwayatkan hadits atau sahabat lain yang
tidak meriwayatkan.
c. Memperhatikan penjelasan dari rawi selain sahabat.

6. Ilmu Nasikh wa Al-Mansukh


Nasakh secara etimologi berarti menghilangkan dan mengutip/menyalin, sedangkan ilmu
nasikh wa al mansukh hadits, menurut ulama hadits adalah:

‫ْث‬ُ ‫ْق بَ ْينَهَا ِم ْن َحي‬ Eِ ‫ض ِة الَّتِ ْي الَ يُ ْم ِكنُ التَّوْ فِي‬ ِ ‫ث َع ِن ْاألَ َحا ِد ْي‬
ِ ‫ث ال ُمتَ َع‬
َ ‫ار‬ ُ ‫اَ ْل ِع ْل ُم الَّ ِذيْ يُ ْب َح‬
ُ‫َاس ًخا َو َما ثَبَتَ تَأ َ ُّخ ُره‬
ِ ‫َر بِأَنَّهُ َمنِسُوْ ٌخ فَ َما ثَبَتَ تَقَ ِّد ُمهُ َكانَ ن‬ ِ ‫ْضهَا األَخ‬ ِ ‫ بِأَنَّهُ نَا ِس ٌخ َو َعلَى بَع‬E‫ضهَا‬
ِ ‫ال ُح ْك ِم َعلَى بَ ْع‬
‫َكانَ نَا ِس ًخا‬
Ilmu yang membahas hadits hadits yang saling bertentangan yang tidak mungkin bisa
dikompromikan, dengan cara menentukan sebagiannya sebagai ‘nasikh’ dan sebagian lainnya
sebagai ‘mansukh’. Yang terbukti datang terdahulu sebagai mansukh dan yang terbukti
datang kemudian sebagai nasikh.

4
7. Ilmu Talfiq Al-Hadits
Ilmu talfiq al-hadits adalah
‫ض ِة ظَا ِهرًا‬ ِ ‫ْق بَ ْينَ األَ َحا ِد ْي‬
َ ِ‫ث ال ُمتَنَا ف‬ ُ ‫ِع ْل ُم يُب َْح‬
Eِ ‫ث فِ ْي ِه التَّوْ فِي‬
Ilmu yang membahas cara mengumpulkan hadits-hadits yang berlawanan lahirnya.
Cara mengumpulkan dalam talfiq al-hadits ini adalah dengan men-takhsis-kan makna hadits
yang ‘amm (umum), men-taqyid-kan hadits yang mutlaq, atau melihat beberapa banyak
hadits itu terjadi. Para ulama’ menamai ilmu hadits ini dengan Mukhtalif Al-Hadits.

8. Ilmu tashif wa At-Tahrif


Ilmu tashif wa at-tahrif adalah
ِ ‫ض ٍة خَ فِيَّ ٍة قَا ِد َح ٍة فِى‬
ِ ‫ص َّح ِة ال َح ِد ْي‬
‫ث‬ ٍ ‫ث فِ ْي ِه ع َْن أَ ْسبَا‬
َ ‫ب غَا ِم‬ ُ ‫ِع ْل ُم يُب َْح‬
Ilmu yang membahas sebab-sebab yang tersembunyi, tidak nyata, yang dapat mencacatkan
hadist.

9. Ilmu Asbab Al-Wurud Al-Hadits


Pengertian ilmu asbab al-wurud al-hadits ini adalah
‫ان الَّ ِذيْ َجا َء فِ ْي ِه‬ ُ ‫د أِل َجْ لِ ِه ْال َح ِدي‬Eَ ‫ِع ْل ُم يُع َْرفُ بِ ِه ال َّسبَبُ الَّ ِذيْ َو َر‬
ِ ‫ْث َوال َّز َم‬
Ilmu yang menerangkan sebsb-sebsb Nabi SAW menuturkan sabdanya dan masa-masanya
Nabi SAW menuturkan itu.
Ilmu ini sangat penting untuk memahami dan menafsirkan hadits serta mengetahui hikmah-
hikmah yang berkaitan dengan wurud hadits tersebut, atau mengetahui kekhususan asbab al-
nuzul dalam memahami Al-Qur’an.

10. Ilmu Musthalah Ahli Hadits


Ilmu musthalah ahli hadits adalah
ُ ‫ِع ْل ٌم يُب َْح‬
‫ث فِ ْي ِه ِم َّما اصْ طَلَ َح َعلَ ْي ِه ال ُم َح ِّدثُوْ نَ َوتَ َعا َرفُهُ فِ ْي َما بَ ْينَهُ ْم‬
Ilmu yang menerangkan pengertian-pengertien (istilah-istilah) yang dipakai oleh ahli-ahli
hadits.

C. Sejarah Lahirnya Ilmu Rijal Al Hadits


Sejarah munculnya ilmu ini disebabkan kehati-hatian para sahabat dalam menerima
hadits, hal ini di sebabkan ada hadits yang tidak jelas ataupun hanya satu periwayatnya
sehingga susah mencari kebenarannya dari suatu hadits. Contohnya pada saat khalifah Abu

5
Bakar di tanya mengenai mengenai warisan oleh seorang nenek,[4] Serta ada juga contoh dari
khalifah ummar bin khatab menegnai peristiwa isti’dzan yang di sampaikan oleh Abu Musa
dll.
Namun sejak terjadinya fitnah dikalangan sahabat yang dilakukan oleh Abdullah bin
Saba’ dan para pengikutnya sehingga membuat para sahabat kerepotan meneliti dan
memeriksa sanad dari suatu hadits, dan juga seiring berjalannya waktu semakin
bertambahnya para periwayat hadits dan tidak sedikit juga yang menyebar hadits palsu demi
kepentingan pribadi maupun kelompok.
Sehingga membuat orang tidak mau menerima hadits tanpa sanad, sampai mereka
mengetahui perawi-perawi hadits tersebut dan mengenali keadaan mereka.
Sehingga dapat disimpulkan latar belakang munculnya ilmu ini adalah disebabkan
merebaknya hadits palsu di kalngan sahabat, sehingga para ulama memerlukan ilmu ini untuk
mencari jati diri para periwayat atau pembawa hadits dan para guru yang menyampaikannya.
Dalam keadaan yang demikian para ulama telah menyusun kitab yang di butuhkan.
Dan ulama yang pertama kali menyusun kitab riwayat ringkasan para sahabat ialah al-
Bukhari, kemudian di lanjutkan oleh Muhammad ibnu Saad “Thabaqat”, kemudian Ibnu
Abdil Barr (464 H) “Al-Istiad”, Izzuddin ibnu Al-Atsir (630 H) “Usdu Al-Ghabah Fi Asma
Ash-Shahabah ”, Al-Hafidh ibnu Hajar Al-Asqali “Al-Ishabah Fi Tamyiz Ash-Shahabah”,
kemudian di ringkas karya Ibnu Hajar oleh As-Suyuti ‘Ain Al-Ishabah, kemudian Zabir
Muhammad bin Abdullah Ar-Rubi “Al-Wafayat”.
D. Pengertian Al-Jarh Wat-Ta’dil
Al-Jarh secara bahasa merupakan isim mashdar yang berarti luka yang
mengalirkan darah atau sesuatu yang dapat menggugurkan ke„adalahan seseorang:
- Al-Jarh menurut istilah yaitu terlihatnya sifat pada seorang perawi yang dapat menjatuhkan
ke„adalahannya dan merusak hafalan dan ingatannya, sehingga menyebabkan gugur
riwayatnya, atau melemahkannya hingga kemudian ditolak.
- At-Tajrih yaitu memberikan sifat kepada seorang perawi dengan sifat yang menyebabkan
pendla‟ifan riwayatnya, atau tidak diterima riwayatnya.
- Al-„Adlu secara bahasa adalah apa yang lurus dalam jiwa; lawan dari durhaka. Dan seorang
yang „adil artinya kesaksiannya diterima; dan At-Ta‟dil artinya mensucikannya dan
membersihkannya.
- Al-„Adlu menurut istilah adalah orang yang tidak nampak padanya apa yang merusak
agamanya dan perangainya, maka oleh sebab itu diterima beritanya dan kesaksiannya apabila

6
memenuhi syarat-syarat menyampaikan hadits (yaitu : Islam, baligh, berakal, dan kekuatan
hafalan).
- At-Ta‟dil yaitu pensifatan perawi dengan sifat-sifat yang mensucikannya, sehingga nampak
ke„adalahannya, dan diterima beritanya.
E. Kegunaan Ilmu Al jarh wa Ta’dil
Ilmu jarh wa al-ta'dil sangat berguna untuk menentukan kualitas perawi dan nilai
hadisnya. Membahas sanad terlebih dahulu harus mempelajari kaidah-kaidah ilmu jarh
wa al-ta'dil yang telah banyak dipakai para ahli, mengetahui syarat-syarat perawi yang
dapat diterima, cara menetapkan keadilan dan kedhabitan perawi dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan bahasan ini. Seseorang tidak akan dapat memperoleh biografi,
jika mereka tidak terlebih dahulu mengetahui kaidah-kadah jarh dan ta'dil, maksud dan
derajat (tingkatan) istilah yang dipergunakan dalam ilmu ini, dari tingkatan ta'dil yang
tertinggi sampai pada tingkatan jarh yang paling rendah.
Jelasnya ilmu jarh wa ta'dil ini dipergunakan untuk menetapkan apakah
periwayatan seorang perawi itu bisa diterima atau harus ditolak sama sekali. Apabila
seorang perawi "dijarh" oleh para ahli sebagai rawi yang cacat, maka periwayatannya
harus ditolak. Sebaliknya bila dipuji maka hadisnya bisa diterima selama syarat-syarat
yang lain dipenuhi.
Adapun informasi jarh dan ta'dilnya seorang rawi bisa diketahui melalui dua
jalan, yaitu:
a. Popularitas para perawi di kalangan para ahli ilmu bahwa mereka dikenal sebagai orang yang
adil, atau rawi yang mempunyai 'aib. Bagi yang sudah terkenal ,dikalangan ahli ilmu tentang
keadilannya, maka mereka tidak perlu lagi diperbincangkan lagi keadilannya, begitu juga
dengan perawi yang terkenal dengan kefasikan atau dustanya maka tidak perlu lagi
dipersoalkan.
b. Berdasarkan pujian atau pen-tarjih-an dari rawi lain yang adil. Bila seorang rawi yang adil
menta'dilkan seorang rawi yang lain yang belum dikenal keadiannya, maka telah dianggap
cukup dan rawi tersebut bisa menyandang gelar adil dan periwayatannya bisa di terima.
Begitu juga dengan rawi yang di tarjih. Bila seorang rawi yang mentarjihnya maka
periwayatannya menjadi tidak bisa diterima.
Sementara orang yang melakukan ta'dil dan tarjih harus memenuhi syarat sebagai
berikut: berilmu pengetahuan, taqwa, wara', jujur, menjauhi sifat fanatik terhadap golongan
dan mengetahui ruang lingkup ilmu jarh dan ta'dil ini.

7
BAB 3
PENUTUP

B. Kesimpulan
A. Ilmu Riwayah Hadits adalah Ilmu yang mencakup pembahasan tentang segala sesuatu
yang dinukilkan atau diriwayatkan dari Nabi SAW, baik mengenai perkataan, perbuatan,
ketetapan maupun sifat-sifat beliau.
B. Ilmu Dirayah Hadits adalah Ilmu untuk mengetahui keadaan sanad dan matan, cara
menerima dan meriwayatkan hadits serta sifat-sifat para perawi hadits.
C. Cabang-cabang Ilmu Hadits, antara lain:
a. Ilmu Rijal Al-Hadits
b. Ilmu Al-Jarh wa At-Ta’dil
c. Ilmu Fannil Mubhamd
d. Ilmu ‘Ilal Al-Hadits
e. Ilmu Gharib Al-Hadits
f. Ilmu Nasikh wa Al-Mansukh
g. Ilmu Talfiq Al-Hadits
h. Ilmu Tashif wa At-Tahrif
i. Ilmu Asbab Al-Wurud Al-Hadits
j. Ilmu Mushthalah Ahli Hadits
C. Saran
Demikian makalah ini yang dapat ditulis dari penulis, apabila ada kekurangan dalam
penulisan makalah ini, penulis mohon kritik dan saranya, gguna untuk memperbaiki
kesalahan yang ada.

8
DAFTAR PUSAKA

http://ariefhikmah.com/dr-yusuf-al-qardhawi/syarat-utama-bagi-orang-yang-masuk-islam/
http://ariefhikmah.com/puasa/esensi-puasa/
http://muhamadzainudin-dzay.blogspot.com/2010/09/kedudukan-tujuan-hikmah-dan-
hukum.html
http://www.eramuslim.com/ramadhan/hikmah-ramadhan/hakikat-ibadah-zakat.htm
http://www.voa-islam.com/teenage/secret-sholat/2009/07/07/166/hikmahhikmah-shalat/
http://www.elitha-eri.net/2008/01/14/rahasia-dan-hikmah-gerakan-shalat/
http://www.kbiharofahmalang.com/materi-168-hikmahhikmah-ibadah-haji.html
http://muntadaquran.net/v2/arsip/tafsir/1200-tujuan-ibadah-haji-2.html
http://id.netlog.com/yennisarinah/blog/blogid=19324
boka asy syafiyyah:2006
http://mta-online.com/v2/2009/05/26/kenapa-enggan/
Almath, Muhammad Faiz, Dr. 1991. 1100 Hadits Terpilih Sinar Ajaran Muhammad. Jakarta:
Gema Insani.

Anda mungkin juga menyukai