Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENGERTIAN DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

DISUSUN OLEH

FITRIANI 201830027

ARNIDA 201830028

DINDA RAHMADANI 201830029

IIN SAPUTRI 201830030

INDAH SARI HASBULLAH 201830032

RIKA PALESANG 201830036

YELPI 201830022

AKUNTANSI A1

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas tersruktur kami yang berjudul “Pengertian dan
Struktur Pengendalian Internal” guna memenuhi tugas terstruktur matakuliah sistem
informasi akuntansi.
Penulis merasa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan. untuk itu, penulis mohon
maaf  bila ada kekuranganya. penulis pun mengharapkan kritik dan sarannya atas hasil
makalah ini sehingga dalam penulisan selanjutnya dapat memperbaiki kekurangannya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu baik secara moril
maupun materiil dalam penyusunan tugas ini.

Palopo, 18 November 2020
Hormat Kami

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................5
C. TUJUAN PENELITIAN............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
A. PENGERTIAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN.....................................................6
B. PENTINGNYA PENGENDALIAN INTERN...........................................................................7
C. KANDUNGAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN.....................................................7
D. KONSEP DASAR.....................................................................................................................9
E. PERKEMBANGAN KONSEP PENGENDALIAN INTERN.................................................10
F. KOMPONEN PENGENDALIAN INTERN (COSO)..............................................................11
G. IDENTIFIKASI SASARAN PENGENDALIAN....................................................................14
H. PROSEDUR UNTUK MENGHIMPUN PEMAHAMAN.......................................................15
I. PENGHIMPUNAN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN..................16
J. PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN............................................................................20
BAB III PENUTUP..................................................................................................................22
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................22
B. SARAN....................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................24
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Struktur Pengendalian Intern (SPI) adalah suatu hal yang sangat memegang

peranan penting dalam auditing. Struktur Pengendalian Intern adalah kebijakan dan

prosedur yang ditetapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan

tertentu satuan usaha akan dicapai.

Standar pekerjaan lapangan kedua menyatakan bahwa pemahaman yang memadahi

atas struktur pengendalain intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan

menetukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

Oleh karena itu auditor harus melaksanakan prosedur audit yang antara lain

meliputi prosedur untuk memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern.

Adapun struktur pengendalian intern digunakan auditor untuk :

1. Mengidentifikasi salah saji potensial,

2. Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi risiko salah saji material,

3. Merancang pengujian substantif.

Dalam merancang struktur pengendalian intern yang efektif, auditor memiliki tujuan

untuk:

1. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

3. Mendorong efisiensi.

4. Mendorong dipatuhnya kebijakan manajemen.

Melihat pentingnya melakukan pemahaman terhadap struktur pengendalian bagi

auiditor, maka melalui makalah ini kami akan membahas lebih dalam mengenai

pemahaman terhadap struktur pengendalian intern.


B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Struktur Pengendalian Inter

2. Apa Pentingnya Pengendalian Intern

3. Apa Kandungan Struktur Pengendalian Intern

4. Bagaimana Konsep Dasar Pengendalian Intern

5. Bagaimana Konsep Perkembangan Struktur Intern

6. Apa Saja Komponen Pengendalian Intern

7. Bagaimana Sasaran Identifikasi Struktur Pengendalian Intern

8. Apa Saja Prosedur Untuk Menghimpun Pemahaman

StrukturnPengendalian Intern

9. Bagaimana Penghimpunan Struktur Pengendalian Intern

10. Bagaimana Pendokumentasian Pemahaman Pengendalian Intern

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui Pengertian Struktur Pengendalian Intern

2. Mengetahui Pentingnya Pengendalian Intern

3. Mengetahui Kandungan Struktur Pengendalian Intern

4. Memahami Konsep Dasar Pengendalian Intern

5. Memahami Konsep Perkembangan Struktur Intern

6. Mengetahui Komponen Pengendalian Intern

7. Memahami Sasaran Identifikasi Struktur Pengendalian Intern

8. Mengetahui Prosedur Untuk Menghimpun Pemahaman Struktur

Pengendalian Intern

9. Memahami Penghimpunan Struktur Pengendalian Intern

10. Memahami Pendokumentasian Pemahaman Pengendalian Intern


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN


Struktur Pengendalian Intern (SPI) adalah suatu hal yang sangat memegang peranan
penting dalam auditing. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik pada SA 319. Par 06
dikemukakan bahwa:
Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a)
keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi dan (c)
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Dengan demikian struktur pengendalian intern merupakan rangkaian proses yang
dijalankan entitas, yang mana proses tersebut mencangkup berbagai kebijakan dan
prosedur sistematis, bervariasi dan memiliki tujuan utama:
a. Menjaga keandalan pelaporan keuangan entitas
b. Menjaga efektivitas dan efisiensi operasi yang dijalankan
c. Menjaga kepatuhan hukum dan peraturan yang berlaku.
Dari berbagai macam kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dan dijalankan oleh
entitas ada beberapa yang benar – benar relevan dengan audit atas laporan keuangan.
Relevansi kebijakan dan prosedur terhadap audit atas laporan keuangan misalnya adalah
kemampuan satuan usaha untuk mencatat, memproses, mengikhtisarkan dan melaporkan
data keuangan sesuai dengan asersi yang termuat dalam laporan keuangan. Yang tidak
relevan seperti kebijakan dan prosedur mengenai efektivitas proses pengambilan
keputusan  manajemen tertentu, misal tentang penentuan harga produk yang layak,
penentuan besarnya aktivitas periklanan dan lain – lain. Hal tersebut memang penting 
bagi entitas tetapi tidak berkaitan langsung dengan audit atas laporan keuangan, sehingga
tidak perlu dipertimbangkan.
Ikatan Akuntan Indonesia melalui seksi ini khususnya memberikan panduan tentang
pengimplementasian  standar pekerjaan lapangan kedua, yaitu:
Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan.
Fokus yang diutamakan dalam standar pekerjaan lapangan kedua adalah pentingnya
struktur pengendalian intern dan komponen – komponen yang ada dalam suatu entitas. 
Auditor berkepentingan untuk memperoleh bukti yang cukup atas struktur pengendalian
intern klien. Hal ini disebabkan karena struktur pengendalian intern merupakan salah
satu tipe bukti audit.

B. PENTINGNYA PENGENDALIAN INTERN


Pengendalian intern menjadi penting berkaitan dengan:
a. Lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin kompleks. Hal ini mengakibatkan
manajemen harus mengandalkan laporan dan analisis yang banyak jumlahnya agar
peranan pengendalian dapat berjalan efektif.
b. Pemeriksaan dan penelaahan bawaan dalam sistem yang baik memberikan
perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan
dan ketidakberesan yang terjadi.
c. Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan audit sehingga
dapat mengurangi biaya ataupun fee audit.
Bagi perusahaan, struktur pengendalian intern dapat digunakan secara efektif untuk
mencegah penggelapan maupun penyimpangan. Auditor berkepentingan untuk
memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian intern, yang akan digunakan
kemudian untuk melakukan penaksiran resiko pengendalian untuk asersi yang terdapat
dalam saldo akun, golongan transaksi, dan komponen pengungkapan dalam laporan
keuangan. Setelah memperoleh pemahaman dan menaksir resiko pengendalian, auditor
dapat mencari pengurangan lebih lanjut tingkat resiko pengendalian taksiran untuk asersi
tertentu.
C. KANDUNGAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
Struktur pengendalian intern entitas (satuan usaha) mempunyai kandungan yang
terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan
memadai bahwa tujuan tertentu suatu entitas akan tercapai. Sasaran perusahaan dapat
berupa sasaran finansial maupun non finansial. Sasaran finansial yang umum dapat
berupa keakuratan dan ketepatan pelaporan keuangan kepada pemegang saham atau
BAPEPAM. Sasaran finansial yang khusus dapat berupa perbaikan aliran kas masuk, dan
pendapatan per lembar saham. Sasaran non finansial antara lain meliputi pengendalian
kualitas, pengembangan produk, penelitian pasar, dan sebagainya.
Struktur pengendalian intern mempunyai kaitan erat dengan auditor. Auditor
mempunyai kepentingan dengan kebijakan dan prosedur sasaran finansial. Kebijakan dan
prosedur yang relevan dengan audit adalah kebijakan dan prosedur mengenai
kemampuan entitas dalam mengolah data transaksi menjadi informasi laporan keuangan,
dan kebijakan serta prosedur lainnya yang menyangkut data yang dipakai auditor dalam
menerapkan prosedur audit misalnya data statistik penjualan untuk yang dipakai dalam
prosedur analitik.
Struktur pengendalian intern yang efektif dirancang dengan tujuan pokok sebagai
berikut:
a. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi
b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
c. Mendorong efisiensi
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Tujuan pertama dan kedua dapat dipenuhi dengan pengendalian akuntansi yang baik.
Tujuan ketiga dan keempat dapat dipenuhi dengan pengendalian administratif yang baik.
1. Pengendalian Administratif
Yaitu pengendalian yang ditujukan untuk mendorong efisiensi operasional dan
menjaga diikutinya kebijakan perusahaan. Pengendalian administratif dapat berupa
rencana organisasi serta prosedur-prosedur yang berhubungan dengan proses
pembuatan keputusan yang membawa kepada tindakan pimpinan perusahaan untuk
menyetujui atau memberi wewenang terhadap transaksi-transaksi.
2. Pengendalian Akuntansi
Meliputi rencana organisasi serta prosedur-prosedur yang berhubungan dengan
pengamanan harta kekayaan perusahaan dan dipercayainya catatan-catatan sehingga
dalam pengendalian ini dilakukan penyusunan sedemikian rupa untuk meyakinkan
bahwa:
a) Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan persetujuan atau wewenang
pimpinan, baik yang bersifat umum maupun khusus.
b) Transaksi-transaksi dicatat sedemikian rupa sehingga memungkinkan dibuatnya
ikhtisar keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi atau kriteria lain
yang sesuai dengan tujuan ikhtisar tersebut serta menekankan
pertanggungjawaban atas harta perusahaan.
c) Penguasaan atas harta perusahaan diberikan hanya dengan persetujuan dan
wewenang pimpinan.
d) Jumlah aktiva / harta perusahaan seperti yang tercantum dalam catatan perusahaan
dicocokkan dengan aktiva / harta yang ada pada waktu yang tepat dan tindakan
yang sewajarnya diambil jika terjadi perbedaan.

D. KONSEP DASAR
Ada beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern.
Konsep dasar tersebut meliputi:
1. Pertanggungjawaban Manajemen
Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan mempertahankan struktur
pengendalian intern. Pengendalian-pengendalian khusus yang harus termasuk pada
tiga elemen struktur pengendalian intern untuk suatu perusahaan tergantung pada
besar kecilnya entitas; karakteristik organisasi dan kepemilikan; sifat kegiatan
usahanya; keanekaragaman dan kompleksitas operasinya; metode pemrosesan data;
persyaratan perundang-undangan yang harus dipatuhi.
2. Kewajaran atau Keyakinan Rasional yang Memadai
Manajemen bukan mencari tingkat absolut atau mutlak kualitas struktur pengendalian
intern manajemen mencari tingkat yang ”wajar”. Hal ini digunakan untuk memastikan
bahwa sasaran struktur pengendalian intern dapat tercapai. Ada dua alasan
penggunaan kata ”wajar” dan bukan tingkat absolut. Kedua alasan tersebut adalah:
a) Kriteria biaya-manfaat merupakan suatu titik kritis bagi manajemen dalam setiap
pengambilan keputusan ekonomi.
b) Realisasi bahwa pengendalian tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap efisiensi dna profitabilitas perusahaan.
3. Keterbatasan Bawaan
Struktur pengendalian intern mempunyai keterbatasan bawaan yang melekat pada
struktur pengendalian intern tersebut. Keterbatasan bawaan tersebut diakibatkan
antara lain oleh:
a) Faktor manusia yang melakukan fungsi prosedur pengendalian. Keterbatasan ini
hanya dapat diminumkan, tidak dapat dihilangkan sama sekali oleh orang dari
dalam maupun dari luar yang independen. Sebaik-baiknya sistem bagaimanapun,
akan dapat dikalahkan oleh kolusi.
b) Pengendalian tidak dapat mengarah pada seluruh transaksi. Pengendalian tidak
dapat diterapkan pada transaksi yang bersifat tidak rutin, seperti kejadian luar
biasa, bonus, dan lain sebaginya.
4. Metode Pengolahan Data
Konsep pengendalian yang dibicarakan dapat diterapkan baik untuk sistem
pengolahan data manual maupun terkomputerisasi atau EDP. Sistem manual biasanya
dipakai dalam perusahaan kecil. Sedangkan sistem EDP banyak digunakan dalam
bisnis pemanufakturan internasional dan perusahaan multi nasional dan atau
mengglobal.
E. PERKEMBANGAN KONSEP PENGENDALIAN INTERN
Mendefinisikan Pengendalian Intern sebagai proses, dipengaruhi oleh dewan
komisaris, manajemen dan personel perusahaan, yang dirancang untuk menyediakan
jaminan yang dapat dipercaya untuk mencapai tujuan perusahaan, yang digolongkan
menjadi:
a. Dapat dipercayainya pelaporan keuangan
b. Kepatuhan dengan hukum dan aturan yang berlaku
c. Efisiensi dan efektivitas operasi
Berdasarkan definisi tersebut dapat diuraikan beberapa konsep dasar pengendalian
intern:
a. Pengendalian Intern adalah suatu proses
b. Pengendalian Intern berfungsi efektif karena manusia
c. Pengendalian Intern tidak dimaksudkan untuk memberi jaminan yang mutlak tetapi
memberikan jaminan yang memadai
d. Pengendalian Intern diharapkan mencapai tujuan yang meliputi pelaporan keuangan,
kepatuhan, dan operasional
Sistem pengendalian intern yang diciptakan di dalam suatu entitas memiliki kelemahan
inheren. Kelemahan inheren tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Kesalahan di dalam judgment. Manajemen atau personel yang lain memberikan
judgement yang salah dalam mengambil keputusan atau dalam menyusun tugas-
tugas rutin. Kegagalan ini dapat diakibatkan oleh kurangnya informasi, terbatasnya
waktu atau tekanan-tekanan yang lain.
b. Kegagalan. Kegagalan masih mungkin dialami meskipun pengendalian sudah
dilakukan. Kegagalan ini dapat diakibatkan karena kesalahpahaman antar personel
atau karena kesembronoan dan ketidakhati-hatian di dalam menjalankan tugas.
c. Kolusi. Fungsi-fungsi yang ada di dalam organisasi yang seharusnya tidak boleh
dipegang oleh satu individu diserahlan pada satu individu atau bagian.
d. Pelanggaran Manajemen. Manajemen dapat melanggar kebijakan yang telah
ditentukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau untuk merekayasa kondisi
keuangan.
e. Cost VS Benefit. Biaya untuk sistem pengendalian intern hendaknya jangan
melebihi benefit yang diharapkan akan diperoleh. Permasalahannya sangat sulit
untuk mengukur secara pasti besarnya biaya dan benefitnya.

F. KOMPONEN PENGENDALIAN INTERN (COSO)


Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan sebagai berikut:
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi
kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan
dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan
struktur. Lingkungan pengendalian menyediakan arahan bagi organisasi dan
mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-orang yang ada di dalam
organisasi tersebut. Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan
pengendalian antara lain integritas dan nilai etik, komitmen terhadap kompetensi,
dewan direksi dan komite audit, gaya manajemen dan gaya operasi, struktur
organisasi, pemberian wewenang dan tanggung jawab, praktik dan kebijkan SDM.
Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang lingkungan pengendalian
untuk memahami sikap, kesadaran, dan tindakan manajemen, dan dewan komisaris
terhadap lingkungan pengendalian intern, dengan mempertimbangkan baik substansi
pengendalian maupun dampaknya secara kolektif.
b. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang
relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan
bagaimana risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan keuangan adalah
identifkasi organisasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan dengan
pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan PABU. Manajemen
risiko menganalisis hubungan risiko asersi spesifik laporan keuangan dengan
aktivitas seperti pencatatan, pemrosesan, pengikhtisaran, dan pelaporan data-data
keuangan. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan
keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi
kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data
keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat
timbul atau berubah karena berbagai keadaan, antara lain perubahan dalam
lingkungan operasi, personel baru, sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki,
teknologi baru, lini produk, produk, atau aktivitas baru, restrukturisasi korporasi,
operasi luar negeri, dan standar akuntansi baru.
c. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu
memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam
pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan
diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas
pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai
kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan review terhadap kinerja, pengolahan
informasi, pengendalian fisik, dan pemisahan tugas.
Aktivitas pengendalian dapat dikategorikan sebagai berikut.
a) Pengendalian Pemrosesan Informasi
- pengendalian umum
- pengendalian aplikasi
 otorisasi yang tepat

 pencatatan dan dokumentasi

 pemeriksaan independen
b) Pemisahan tugas
c) Pengendalian fisik
d) Telaah kinerja
d. Informasi Dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang
melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam
pelaporan keuangan yang meliputi  sistem akuntansi yang berisi metode untuk
mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa, mengklasikasi, mencatat, dan
melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas asset dan kewajiban. Komunikasi
meliputi penyediaan deskripsi tugas individu dan tanggung jawab berkaitan dengan
struktur pengendalian intern dalam pelaporan keuangan. Auditor harus memperoleh
pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan pelaporan
keuangan untuk memahami :
a) Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan
b) Bagaimana transaksi tersebut dimulai
c) Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan
keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi
d) Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan
dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik yang
digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara, dan mengakses informasi.
e. Pemantauan / Monitoring
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian
intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi
pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini
dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi
secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Di berbagai entitas,
auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa memberikan
kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup
penggunaan informasi dan komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan pelanggan
dan respon dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah
atau bidang yang memerlukan perbaikan.
Komponen pengendalian intern tersebut berlaku dalam audit setiap entitas.
Komponen tersebut harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan ukuran
entitas, karakteristik kepemilikan dan organisasi entitas, sifat bisnis entitas,
keberagaman dan kompleksitas operasi entitas, metode yang digunakan oleh entitas
untuk mengirimkan, mengolah, memelihara, dan mengakses informasi, serta
penerapan persyaratan hukum dan peraturan.

G. IDENTIFIKASI SASARAN PENGENDALIAN


Struktur pengendalian intern suatu perusahaan, pada umumnya dirancang untuk :
1. menjamin dapat dipercayainya catatan keuangan yang dihasilkan system akuntansi,
2. menjaga keamanan aktiva yang dimiliki
Catatan keuangan menyediakan dasar untuk menyusun laporan keuangan baik untuk
intern maupun ekstern. Auditor dalam mengaudit atas laporan keuangan, sangat
berkepentingan dengan pengendalian terutama yang berkaitan dengan laporan untuk
pihak ekstern.
Sasaran pengendalian dapat diidentifikasikan atas 5 sasaran berikut :
1. Validitas (Validity)
Transaksi yang dicatat harus mrupakan transaksi yang valid. Diharapkan transaksi
yang dicatat tidak ada transaksi yang merupakan transaksi fiktif.
2. Kelengkapan (Completeness
Seluruh transaksi dicatat mewakili seluruh kejadian yang terjadi dan tidak ada satu
transaksi pun yang terlewatkan. Ini berarti bahwa semua transaksi yang valid telah
tercatat.

3. Keabsahan Pencatatan (Recording Propriety)


Transaksi yang rinci telah dimasukkan dalam pencatatan secara akurat sesuai sumber
dokumen. Transaksi yang telah dinilai, dievaluasi, diklasifikasi, dicatat, dan
diposting secara tepat waktu dan benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim.
4. Penjagaan / Pengamanan (Safeguarding)
Aktiva dan dokumen dapat dijaga / diamankan dan diakses hanya oleh pihak yang
sesuai dengan otorisasi manajemen. Tidak ada pihak yang tidak berwenang dapat
melakukan akses terhadap aktiva dan dokumen.
5. Purna Tanggung Jawab (Subsequent Accountability)
Saldo tercatat atas setiap aktiva dan hutang dibandingkan dengan wujud yang nyata
sari setiap aktiva dan hutang. Pembandingan tersebut harus dilakukan pada setiap
selang waktu tertentu.
Selain itu, menurut Arens, sasaran / tujuan rinci dari suatu struktur pengendalian
intern yang harus dicapai untuk mencegah kesalahan pada pencatatan akuntansi ada
tujuh, yaitu :
1. Transaksi yang dicatat adalah sah / valid (validity)
2. Transaksi telah mendapat otorisasi (authorization)
3. Transaksi yang sah telah dicatat (completeness)
4. Transaksi telah dinilai dengan memdai (valuation)
5. Transaksi telah diklasifikasikan dengan beat (classification)
6. Transaksi telah dicatat pada waktunya (timing)
7. Transaksi telah dicatat di buku pembantu dan diringkas dengan benar (posting and
summarization)

H. PROSEDUR UNTUK MENGHIMPUN PEMAHAMAN


Ada lima prosedur yang dapat digunakan untuk memperoleh pemahaman yaitu:
a. Menelaah Pengalaman Sebelumnya Dengan Klien
Auditor dapat memulai audit dengan informasi yang sangat memadai mengenai
elemen struktur pengendalian intern klien. Sistem dan pengendalian pada umumnya
jarang berubah. Oleh karena itu informasi mengenai pemahaman struktur
pengendalian klien tahun sebelumnya dapat diperbaharui dan dipakai untuk audit
tahun berjalan.
b. Mengajukan Pertanyaan Kepada Manajemen, Pengawas, Dan Staf Personel
Langkah awal yang logis bagi auditor untuk memperbaharui informasi mengenai
pemahaman struktur pengendalian intern klien adalah mengajukan pertanyaan
kepada staf personel klien yang tepat.
c. Menginspeksi Dokumen Dan Catatan
Lingkungan pengendalian mempunyai sub elemen yang antara lain berupa detail
sistem akuntansi dan penerapan prosedur pengendalian. Kedua sub elemen tersebut
menghasilkan banyak dokumen dan catatan yang mengambarkan kebijakan dan
prosedur pengendalian yang eksis. Oleh karena itu auditor dapat menginspeksi
dokumen dan catatan untuk memperoleh pemahaman mengenai struktur
pengendalian intern klien. Inspeksi juga mneghasilkan bukti bahwa prosedur dan
kebijakan pengendalian telah dijalankan sebagiaman mestinya.
d. Mengamati Kegiatan Dan Operasi Entitas
Sebagai tambahan yang mendukung atas inspeksi auditor dapat mengamati staf atas
karyawan klien dalam menjalankan kegiatan dan operasi pengendalian. Prosedur ini
dapat menghasilkan bukti bahwa prosedur dan kebijakan pengendalian telah
dijalankan sebagaimana mestinya. Auditor dapat melaksanakan observasi, inspeksi,
dan pengujian pertanyaan secara bersamaan dengan efektif.
e. Mempelajari Buku Mnaula Prosedur Dan Kebijakan Pengendalian Klien
Auditor dapat mempelajari buku manual tersebut, dan mendiskusikan dengan staf
perusahaan untuk memastikan bahwa buku manual tersebut telah diinterpretasikan
dan dipahami dengan tepat.
I. PENGHIMPUNAN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
Standar pekerjaan lapangan kedua menyatakan bahwa auditor harus memperoleh
pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern untuk merencanakan audit
dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Penghimpunan
pemahaman meliputi rancangan kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan elemen
struktur pengendalian intern, dan apakah kebijakan dan prosedur etrsebut telah
dilaksanakan dalam operasional atau praktiknya.
Pemahaman struktur pengendalian intern klien digunakan auditor untuk:
a. Mengidentifikasi Bentuk-Bentuk Salah Saji Yang Potensial
Dengan memahami struktur pengendalian intern klien, auditor dapat menilai
auditabilitas atau dapat tidaknya dilaksanakan audit terhadap laporan keuangan
klien. Pemahaman atas struktur pengendalian intern klien, dapat mendukung auditor
untuk mengidentifikasi jenis kekeliruan dan ketidakberesan potensial yang mungkin
mempengaruhi laporan keuangan.
b. Mempertimbangkan Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Salah Saji Material
Pemahaman stuktur pengendalian intern klien juga dapat digunakan untuk
menetapkan risiko bahwa kekeliruan dan ketidakberesan mungkin terjadi dalam
jumlah yang material terhadap laporan keuangan.
c. Merancang Pengujian Substantive
Informasi mengenai struktur pengendalian intern klien dapat digunakan untuk
menentukan risiko pengendalian untuk setiap tujuan pengendalian dan secara tidak
langsung mempengaruhi risiko deteksi. Auditor dapat merancang pengujian yang
efektif terhadap saldo akun.

Tingkat pemahaman elemen struktur pengendalian inter tergantung judgement


auditor yang dipengaruhi:
a. Pengetahuan terhadap klien dari audit yang dilakukan pada tahun sebelumnya
b. Risiko bawaan dan materialitas yang telah ditentukan
c. Pemahaman terhadap industri klien
d. Kompleksitas dan tingkat kemajuan teknologi operasi dan sistem akuntansi klien\
Sesuai dengan elemen yang dimilikinya, maka pemahaman struktur pengendalian
intern yang harus diperoleh meliputi:
a. Pemahaman Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian intern terdiri dari tindakan, kebijakan, dan prosedur yang
menggambarkan keseluruhan sikap dari top manajemen, direktur, dan pemilik
entitas mengenai pengendalian intern dan pentingnya pengendalian intern bagi
entitas. Subkomponen dalam lingkungan pengendalian intern adalah sebagai berikut:
a) Integritas dan nilai etika (integrity and ethical values)
Merupakan entitas yang dimiliki dan standar perilaku yang berlaku serta
bagaimana mereka megkomunikasikan dan mengaplikasikan dalam praktik.
Termasuk di dalamnya adalah tindakan manajemen untuk mengurangi atau
mengganti insentif dan gangguan yang memungkinkan terjadinya
ketidakjujuran, tindakan ilegal, atau tidak etis.
b) Komitmen terhadap kompeten(commitment to competence)
Kompetensi merupakan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas. Komitmen terhadap kompetensi termasuk kesadaran
manajemen tentang tingkat kompetensi untuk tugas spesifik dan bagaimana
tingkat kompetensi tersebut diubah menjadi keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan.
c) Jajaran direktur dan partisipasi komite audit (board of directors and audit
committee participation)
d) Jajaran direktur yang efektif adalah yang independen terhadap manajemen.
Jajaran direktur akan mendelegasikan tanggung jawab atas pengendalian
internal kepada manajemen serta memiliki beban untuk memberi penilaian yang
independent terhadap pencapaian keefektifan aplikasi pengendalian internal oleh
manajemen.
Komite audit bertanggungjawab sebagai komunikator baik bagi internal maupun
eksternal auditor. Hal tersebut memungkinkan bagi auditor dan direktur untuk
selalu mendiskusikan berbagai hal yang berkaitan dengan integritas dan
tindakan manajemen.
e) Filosofi dan gaya operasi manajemen (management’s philosophy and operating
style)
Manajemen dalam bertindak memberikan sinyal bagi karyawan mengenai
pentingnya pengendalian intern. Pemahaman dan aspek-aspek tentang filosofi
manajemen dan gaya operasi memberi auditor suatu pemahaman mengenai
sikao manajemen terhadap pengendalian intern.
f) Struktur organisasi (organization stucture)
Pemahaman struktur organisasi memberi gambaran bagi auditor mengenai
manajemen dan lemen-elemen fungsional dari bisnis dan bagaimana
pengendalian diimplementasikan.
g) Penetapan otoritas dan tanggung jawab (assigment authority and responbility)
Memberi pemahaman mengenai pengendalian dan cara-cara yang digunakan
untuk pengendalian, perencanaan formal organisasi dan operasi, penugasan
karyawan dan kebijakan yang dimiliki entitas.
h) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia (human resources policies and
practies)
Sumber daya manusia merupakan aspek penting dalam pengendalian intern.
Pengendalian intern yang dikembangkan entitas berusaha untuk mengatur,
menjaga tindakan-tindakan yang dilakukan manusia dalam entitas. Metode
untuk mengevaluasi, menggaji, memberi pelatihan, adanya promosi dan
kompensasi diatur secara jelas, agar manusia yang terlibat dalam entitas dapat
dipercaya, karena mereka percaya pada sistem yang ada.
b. Pemahaman Atas Penaksiran Risiko
Perubahan ekonomi, industri, regulasi serta kondisi operasi memungkinkan
timbulnya risiko berbeda. Manajemen harus bisa mengembangkan suatu mekanisme
sehingga risiko yang akan terjadi dapat segera dideteksi dan diatasi. Identifikasi dan
penganalisaan risiko merupakan proses terus menerus dan komponen kritis pada
pengendalian intern. Auditor berkepentingan untuk memahami mengenai
pengetahuan tentang penilaian risiko yang dilakukan oleh manajemen, seperti
pengidentifikasian risiko terhadap laporan keuangan, pengevaluasian kemungkinan
terjadinya, keputusan manajemen atas tindakan yang akan dilakukan.
c. Pemahaman Atas Aktivitas Pengendalian
Merupakan kebijakan dan prosedur yang termasuk di dalamnya empat komponen
yang memberi jaminan atas tindakan untuk mencapai tujuan organisasi dan
mencegah risiko yaitu pemisahan tugas, pemrosesan informasi, pengendalian fisik,
penelaahan kinerja. Pengembangan atas aktivitas pengendalian berkaitan dengan
kebijakan dan prosedur dapat dijabarkan dalam lima aktivitas pengendalian berikut :
a) Pemisahan tugas
b) Otorisasi yang jelas atas transaksi dan aktivitas
c) Pendokumentasian dan pencatatan
d) Pengendalian fisik atas aset dan catatan
e) Pengecekan secara independen atas kinerja
d. Pemahaman Atas Informasi Dan Komunikasi
Bertujuan untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, menganalisa, mencatat dan
melaporkan transaksi yang berguna untuk mempertanggungjawabkan kekayaan
perusahaan. Auditor memahami mengenai lingkup informasi dan komunikasi
dengan melihat : klasifikasi transaksi utama perusahaan, bagaimana transaksi
tersebut terjadi, catatan akuntansi apa yang digunakan dan sifat alaminya, bagaimana
transaksi diproses termasuk pemakaian komputer, sifat dan rincian proses pelaporan
keuangan yang dilakukan.
e. Pemahaman Atas Monitoring
Aktivitas pemantauan berkaitan dengan penilaian yang dilakukan terus menerus
untuk memantau kinerja pengendalian internal oleh manajemen untuk menjelaskan
operasi sudah dilaksanakan dengan benar dan diubah sesuai dengan kondisi yang
ada. Auditor perlu memahami mengenai pemantauan untuk mengetahui aktivitas
pemantauan seperti apakah yang digunakan perusahaan dan bagaimana aktivitas
tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan pengendalian internal bila
dibutuhkan.

J. PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN
Pendokumentasian pehamaman SPI merupakan satu hal yang disyaratkan oleh
Standar Profesional Akuntan Publik. Pendokumentasian dimaksud ditujukan untuk
merencanakan audit. Bentuk dan lingkup dokumentasi dipengaruhi baik oleh lingkup dan
kerumitan suatu usaha, maupun sifat dari struktur pengendalian internnya. Ada tiga
dokumentasi kertas kerja yang dapat digunakan untuk itu, yaitu :
a. Kuisioner Pengendalian Intern
Kuisioner pengendalian intern berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai operasi
kebijakan dan prosedur pengendalian intern. Kuisioner merupakan cara yang banyak
dipakai auditor untuk mendokumentasikan pemahaman atas SPI klien.
Keuntungan utama penggunaan kuisioner adalah kemampuannya untuk
mendokumentasikan pemahaman secara lengkap. Disamping itu, kuisioner dapat
disiapkan dengan cepat pada permulaan penugasan audit. Kelemahan utama
kuisioner adalah bahwa pemeriksaan bagian individual sistem klien, dilaksanakan
tanpa menghasilkan pandangan menyeluruh.
b. Bagan Alir
Bagan alir pengendalian intern merupakan representasi simbolik dalam bentuk
diagram yang menjelaskan  mengenai dokumen-dokumen klien, dan alur dokumen
tersebut dalam organisasi. Penggunaan bagan alir ini memungkinkan  auditor untuk
melakukan penilaian secara tepat mengenai  efektifitas SPI. Disamping itu, auditor
dapat menghindari penelaahan secara rinci terhadap uraian tertulis dan jawaban yang
terdapat dalam kuisioner pengendalian intern. Kelemahan cara ini adalah biasanya
memerlukan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan cara lain.
c. Narrative Memoranda Atau Deskripsi Naratif Yang Berisi Komentar Tertulis
Tentang Pertimbangan Auditor Tentang SPI
Deskripsi naratif adalah deskripsi tertulis yang  berisi komentar tentang
pertimbangan atau penilaian auditor mengenai SPI. Kebijakan cara ini adalah bahwa
penggunaan deskripsi naratif merupakan hal yang umum karena mudah dan
sederhana untuk dilaksanakan. Kelemahannya adalah kesulitan mendeskripsikan
rincian SPI ke dalam kata-kata yang sederhana dan jelas. Deskripsi dalam kata-kata
yang jelas dan sederhana akan membuatnya lebih mudah untuk dipahami, dan
menghasilkan informasi yang memadai untuk menganalisis pengendalian secara
efektif, dan menetapkan risiko pengendalian.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Struktur pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur yang diharapkan untuk
memberi keyakinan memadahi bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan dicapai. SPI
harus dipahami melalui prosedur audit oleh para auditor didalam melaksanakan auditnya.
SPI dirancang dengan tujuan pokok Menjaga kekayaan dan catatan organisasi (1)
Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, (2) Mendorong efisiensi, (3)
Mendorong dipatuhnya kebijakan manajemen.
Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan sebagai
berikut: (1) Lingkungan Pengendalian, (2) Penaksiran Risiko, (3) aktivitas pengendalian,
(4) informasi dan komunikasi, dan (5) pemantauan. Lingkungan pengendalian
menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-
orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen
pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. Penaksiran risiko adalah
identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya,
membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Aktivitas
pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan
manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan
yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas. Informasi
dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi
dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung
jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan keuangan yang meliputi 
sistem akuntansi yang berisi metode untuk mengidentifikasikan, menggabungkan,
menganalisa, mengklasikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi serta menjaga
akuntabilitas asset dan kewajiban. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas
kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain
dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini
dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara
terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya.
Sasaran pengendalian dapat diidentifikasikan atas 5 sasaran, yaitu: (1) Validitas
(Validity), (2) Kelengkapan (Completeness), (3) Keabsahan Pencatatan (Recording
Propriety), (4) Penjagaan / Pengamanan (Safeguarding), (5) Purna Tanggung Jawab
(Subsequent Accountability).

B. SARAN
Jadi pengendalian internal sangatlah penting dalam kehidupan suatu perusahaan agar kita bisa
memeriksa dan menganalisis ketelitian data akutansi,semua metode dan kebijakan yang
digunakan perusahaan dalam mengendalikan jalannya operasioanal perusahaan agar dapat
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan
DAFTAR PUSTAKA

https://nilaernila.blogspot.com/2018/04/v-behaviorurldefaultvmlo_4.html
https://dokumen.tips/documents

Anda mungkin juga menyukai