Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

GANGGUAN ELIMINASI URIN DENGAN DIAGNOSA BENIGNA PROSTAT

HIPERLANSIA

Oleh :
Novirda Lila Nur Khamidah
10216025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020
LAPORAN PENDAHULUHAN

A. DEFINISI
Eliminasi merupakan suatu proses pembuangan sisa metabolism berupa urine. Sistem
yang berperan dalam eliminasi urine adalah sistem perkemihan, eliminasi ini tergantung
pada fungsi dari ginjal, ureter, bladder, dan uretra (Potter & Perry, 2007).

Eliminasi urine adalah proses pembungan sisa metabolism tubuh baik berupa urine
taupun bowel feses. Tarwoto dan Wartonah (2015)
Eliminasi urine adalah proses pembungan dan terdiri dari eliminasi arine dan
eliminasi alvi    Ambarwati  (2009)

B. KONSEP DASAR
1.      Ginjal
Merupakan organ retroperitoneal (dibelakang selaput perut), fungsi ginjal yaitu sebagai
pengatur komposisi dan volume cairan serta menyaring bagian dari darah untuk dibuang
dalam bentuk urine.
2.      Ureter
Adalah suatu saluran moskuler berbentuk silinder yang mengantarkan urine dari ginjal
menuju kandung kemih.
3.      Kandung kemih
Adalah organ yang berfungsi sebagai penampung air seni ( urine ).
4.      Uretra
Adalah organ eliminasi yang berfungsi untuk menyalurkan urine kebagian luar tubuh.
PROSES BERKEMIH
Berkemih adalah proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Vesika
urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila urinaria berisi ±250-400 cc ( orang
dewasa ) dan 200 – 250 cc ( anak-anak ).
Mekanisme berkemih terjadi karena vesika urinaria berisi urine dapat menimbulkan
rangsangan pada saraf-saraf di dinding vesika urinaria, kemudian rangsangan tersebut
diteruskan melalui medulla spinalis ke pusat pengontrol berkemih yang terdapat di korteks
serebral, lalu otak memberikan impuls melalui medulla spinalis ke neuromotoris di daerah
sacral, kemudian terjadi kontraksi otot detrusor dan relaksasi otot sptuncter internal.
C.    ETIOLOGI / PENYEBAB
a.       Intake cairan, jumlah,tipe makanan merupakan factor utama yang mempengaruhi output
urine atau defekasi.
b.      Aktivitas, aktivitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot.
c.       Obstruksi, batu ginjal, pertumbuhan jaringan obnormal, struktur uretra.
d.      Infeksi.
e.       Kehamilan.
f.       Penyakit : pembesaran kelenjar prostat.
g.      Trauma sumsum tulang belakang.
h.      Oprasi pada daerah abdomen bawah,pelviks,kandung kemih, uretra.
i.        Umur.

WOC
D.    TANDA DAN GEJALA
1.      Retensi urine
Merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan kandung kemih
untuk mengosongkan isinya.
Tanda :
-          Ketidaknyamanan daerah pubis.
-          Distensi vesika urinaria.
-          Ketidaksanggupan untuk berkemih.
-          Sering berkemih saat vesika urinaria berisi sedikit urine.
-          Ketidakseimbangan urine yang dikeluarkan dengan asupan.
-          Meningkatnya keresahan dan keinginan berkemih.
-          Adanya urine sebanyak 3000 – 4000 ml dalam kandung kemih.
Penyebab :
-          Operasi pada daerah abdomen bawah, pelvis vesika urinaria.
-          Trauma sumsum tulang belakang.
-          Tekanan uretra yang tinggi karena otot detrusor yang lemah.
-          Sphincter yang kuat.
-          Sumbatan ( struktur uretra dan pembesaran kelenjar prostat )
2.      Inkontinensia urine
Merupakan ketidakmampuan otot sphincter eksternal sementara atau menetap untuk
mengontrol ekskresi urine.
Penyebab :
-          Proses penuaan ( anging proses ).
-          Pembesaran kelenjar prostat.
-          Penurunan kesadaran.
-          Penggunaan obat narkotika dan sedate.
3.      Enuresis
Merupakan ketidaksanggupan menahan berkemih yang diakibatkan tidak mampu mengontrol
sphincter eksterna.
Penyebab :
-          Kapasitas vesika urinaria lebih besar dari normal.
-          Anak-anak yang tidurnya bersuara dan tanda-tanda dari indikasi keinginan berkemih
tidak diketahui.
-          Vesika urinaria peka rangsang dan seterusnya tidak dapat menampung urine dalam
jumlah besar.
-          Suasana emosional yang tidak menyenangkan di rumah.
-          Orang tua yang mempunyai pendapat bahwa anaknya akan mengatasi kebiasaannya
tanpa dibantu untuk mendidiknya.
-          Infeksi saluran kemih atau perubahan fisik atau neurologis system perkemihan.
-          Makanan yang banyak mengandung garam dan mineral, atau makanan pemedas.
-          Anak yang takut jalan gelap untuk ke kamar mandi.
4.      Perubahan pola eliminasi urine
a.       Frekuensi
Merupakan banyaknya jumla berkemih dalam sehari.
b.      Urgensi
Adalah perasaan seseorang yang takut mengalami inkontinensia jika tidak berkemih.
c.       Disuria
Adalah rasa sakit dan kesulitan saat berkemih.
d.      Poliuria
Merupakan produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal tanpa adanya
peningkatan asupan cairan.
E.     FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELIMINASI URINE
1.      Diet dan Asupan ( intake )
Protein dan natrium dapat menentukan jumlah urine yang di bentuk, selain itu minuman yang
dapat meningkatan pembentukan urine seperti kopi.
2.      Respon keinginan awal untuk berkemih
Kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih dapat menyebabkan urine banyak
tertahan didalam vesika urinaria sehingga mempengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah
pengeluaran urine.
3.      Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi.
4.      Stress psikologis
Meningkatkan stress dapat menimbulkan frekuensi keinginan untuk berkemih.
5.      Tingkat aktivitas
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk sphincter.Kemampuan
tonus otot di dapatkan dengan beraktifitas, hilangnya tonus otot dapat menyebabkan kemampuan
pengontrol berkemih menurun.
6.      Tingkat perkembangan
Hal tersebut dapat di temukan pada anak yang lebih mengalami kesulitan untuki
mengontrolbuang air kecil.
7.      Kondisi penyakit
Kondisi penyakit dapat mempengaruhi produksi urine.
8.      Sosiokultural
Budaya dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine, seperti adanya kultur
masyarakat yang melarang buang air kecil di tempat tertentu.
9.      Kebiasaan seseorang
Seseorang yang memiliki kebiasan berkemih di toilet akan merasa sulit untuk berkemih pada pot
urine / urinal bila sedang sakit.
10.  Tonus otot
Yang berperan penting dalam proses berkemih adalah otot kandung kemih, otot abdomen dan
pelvin, ketiganya berperan sebagai pengontrol pengeluaran urine.
11.  Pembedahan
12.  Mengakibatkan atau menimbulkan efek penurunan filtrasi glomeolus sebagai dampak dari
pemberian obat anestesi sehingga menyebabkan penurunan jumlah produksi urine.
13.  Pemeriksaan diagnosis
Pemeriksaan ini dapat membatasi jumlah asupan sehingga mengurangi produksi produksi urine,
selain itu tindakan sistokopis dapat menimbulkan edema pada uretra sehingga pengeluaran urine.

F.     VOLUME URINE NORMAL


Volume urine normal dapat ditentukan sebagai berikut :
NO USIA JUMLAH/hari
1. 1-2 hari 15-60 ml
2. 3-10 hari 100-300 ml
3. 10-2 bulan 250-400 ml
4. 2 bulan – 1 tahun 400-500 ml
5. 1-3 tahun 500-600 ml
6. 3-5 tahun 600-700 ml
7. 5-8 tahun 700-1000 ml
8. 8-14 tahun 800-1400 ml
9. 14 tahun – dewasa 1500 ml
10. Dewasa tua ≤ 1500 ml

G.    CIRI – CIRI URINE NORMAL


NO KEADAAN NORMAL
1. Warna Kekuning-kuningan
2. Bau Aromatic
3. Berat jenis 1,010 – 1,030
4. Kejernihan Terang dan transparan
5. Ph Sedikit asam ( 4,5 – 7,5 )
6. Protein Molekul protein yang besar seperti : albumin,
fibrinogen, atau globulin tidak dapat disaring melalui
ginjal urine.
7. Darah Tak tampak jelas
8. Glukosa Adanya sejumlah glukosa dalam urine tidak berarti
bila hanya bersifat sementara, misalnya pada
seseorang yang makan gula banyak.

H.    TINDAKAN KEPERAWATAN


1.      Pengumpulan urine untuk pemeriksaan.
Hal ini dilakukan dengan 3 cara antara lain :
a.     Pengambilan urine biasa.
Merupakan pengeluaran urine secara biasa, yaitu buang air kecil.
b.    Pengambilan urine steril.
Pengambilan urine dengan menggunakan alat steril dilakukan kateterisasi.
c.     Pengambilan urine selama 24 jam.
Yang dilakukan selama 24 jam.
2.      Menggunakan urinal untuk berkemih.
Tindakan ini dilakukan untuk membantu pasien yang tidak mampu buang air kecil sendiri
dikamar kecil dilakukan dengan menggunakan alat penampung (urinal).
  Alat dan bahan :
a.    Urineal
b.    Pengalas/perlak
c.    Tissue
3.      Kateterisasi perkemihan
Merupakan tindakan memasukkan kateter kedalam kandung kemih melalui uretra untuk
membantu memenuhi kebutuhan eliminasi.
  Alat dan bahan :
a.     Kateter steril ( sesuai ukuran dan jenis )
b.    Duk steril
c.     Vasellin/ jelly
d.    Larutan antiseptic
e.     Spuit yang berisi cairan atau udara
f.     Perlak/pengalas
g.    Pinset anatomi
h.    Bengkok
i.      Kantong penampung urine (urine bag)
j.      Sketsel
k.    APD (Alat Pelindung Diri)
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

Format Asuhan Keperawatan Dasar Profesi

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI

PENGKAJIAN KEPERAWATAN DASAR PROFESI

Kasus
Dari hasil pengkajian didapatkan hasil klien mengatakan mengeluh nyerisaat berkemih, rasa
nyeri hilang setelah berkemih, wajah klien meringis, danskala nyeri 6(0-10), waktu nyeri
yang dirasakan yaitu pada saat ingin berkemih. Dari hasil pengkajian didapatkan hasil klien
mengatakan mengeluh nyerisaat berkemih, rasa nyeri hilang setelahberkemih, wajah klien
meringis, danskala nyeri 6(0-10), waktu nyeri yang dirasakan yaitu pada saat ingin berkemih.
Darihasil pengkajian sebelum sakit klien tidak ada masalah saat buang air kecil,frekuensi
buang air kecil 3-4kali dalam sehari, jumlah urin yang keluar 1000 ml/hari, warna jernih
tidak pekat, bau khas urin, dan tidak adakeluhan,pada saat kliensakit,klien
mengatakannyerisaat ingin buang air kecil, frekuensi buang air kecil 6-8kali dalam
sehari,warna urinkuningjernih tidak pekat, bau khas urin,jumlah urin1800ml.Darihasil
pengkajian sebelum sakit klien tidak ada masalah saat buang air kecil,frekuensi buang air
kecil 3-4kali dalam sehari, jumlah urin yang keluar 1000 ml/hari, warna jernih tidak pekat,
bau khas urin, dan tidak adakeluhan,pada saat kliensakit,klien mengatakannyerisaat ingin
buang air kecil, frekuensi buang air kecil 6-8kali dalam sehari,warna urinkuningjernih tidak
pekat, bau khas urin,jumlah urin1800ml. Diagnosa Pasien Benigna Prostat Hiperplasia

Data umum

Nama : Tn. B

Umur : 53 thn

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Lirboyo Kota Kediri


No. Registrasi : 226798

Diagnosa medis : Benigna Prostat Hiperplasia

Tanggal MRS : 3 oktober 2020 Pukul: 07.00

Tanggal pengkajian : 3 oktober 2020 Pukul : 12.00

Bila pasien di IGD

Triage pada pukul :.......................

Kategori triage :  P1  P2  P3

Data khusus

1. Subyektif
Keluhan utama (chief complaint): Nyeri

Riwayat penyakit Sekarang :

Merupakan kronologis dari penyakit yang diderita saat ini mulai awal hingga di bawa ke RS secara
lengkap.

Tn.B sebelum dilarikan kerumah sakit tidak ada masalah saat buang air kecil , frekuensi
buang air kecil 3-4x dalam sehari, jumlah urin yang keluar 1000 ml/hari, warna jernih tidak
pekat, bau khas urine, dan tidak ada keluhan, pada saat klien sakit mengatakan nyeri saat
ingin buang air kecil, frekuensi buang air kecil 6-8x dalam sehari, warna kuning jernih tidak
pekat, bau khas urin, jumlah 1800ml.
Hasil pengkajian : mengatakan mengeluh nyeri saat berkemih, rasa nyeri hilang setelah
berkemih, wajah klien meringis, dan skala nyeri 6(0-10), waktu nyeri yang dirasakan yaitu
pada saat berkemih. TTV didapatkan 150/90 mmHg, N= 100x/menit, S=37 O C.
RR=22x/menit
Kasus non trauma(PQRST) :

P : Provoking atau Paliatif = Nyeri setelah berkemih

Q : Qualitas= Nyeri atau perih

R : Regio= Pada dasar kandung kemih

S : Severity= 6

T : Time = Nyeri setelah berkemih

Menurut Skala Intensitas Numerik (Data Subyektif)

6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Menurut Ahency for Health Care Polcy and Research (Data Obyektif)

Intensitas
No Diskripsi
Nyeri

1  Ti  Pasien mengatakan tidak


dak Nyeri nyeri
 Pasien mengatakan sedikit
2  N
nyeri atau ringan
yeri Ringan
 Pasien nampak gelisah
 Pasien mengatakan nyeri masih bisa
ditahan / sedang
3  Nyeri
 Pasien nampak gelisah
Sedang
 Pasien mampu sedikit berpartisipasi
dlm keperawatan

√Pasien mengatakan nyeri tidak dapat


ditahan / berat
4 √Nyeri Berat √Pasien sangat gelisah
√Fungsi mobilitas dan perilaku pasien
berubah

 Pasien mengataan nyeri


 N tidak tertahankan / sangat berat
5 yeri Sangat  Perubahan ADL yang
Berat mencolok
( Ketergantungan ), putus asa

Menurut Wong Baker (Data Obyektif)

Kasus Trauma (SAMPLE) :

S : Signs and symptom

A : Allergies

M : Medication

P : Pertinent medical hystory

L : Last meal (or medication or menstrual period)

E : Events surrounding this incident


Riwayat Penyakit yang pernah diderita : tidak mempunyai riwayat

Riwayat Penyakit Keluarga :Keluarga tidak mempunyai penyakit menular dan menurun

Riwayat alergi :

o ya  tidak
Jelaskan : ............................................................

2. Obyektif
Keadaan umum : √ Baik Sedang  Lemah

A. AIRWAY
Snoring  Ya  Tidak

Gurgling  Ya  Tidak

Stridor  Ya  Tidak

Wheezing  Ya  Tidak

Perdarahan  Ya  Tidak

Benda asing  Ya  Tidak Sebutkan................

B. BREATHING
Gerakan dada  Simetris  Asimetris

Gerakan paradoksal  Ya  Tidak

Retraksi intercosta  Ya  Tidak

Retraksi suprasternal  Ya  Tidak

Retraksi substernal  Ya  Tidak

Retraksi supraklavikular  Ya  Tidak

Retraksi Intraklavikula  Ya  Tidak

Gerakan diafragma  Normal  Tidak

C. CIRCULATION
Akral tangan dan kaki  Hangat  Dingin

Kualitas nadi  Kuat  Lemah

CRT < 2 dt > 2 dt


Perdarahan  Ya  Tidak

D. DISABILITY/STATUS NEUROLOGI
Tingkat kesadaran :

 Alert : sadar dan orientasi baik

 Verbal : sadar terhadap respon suara

 Pain : sadar tapi terhadap nyeri

 Unresponsive : sadar

GCS Eye: 4 Verbal: 5 Motorik: 6 Total: 15

Pupil :  Isokor  Anisokor

Reaksi terhadap cahaya :  Ya  tidak

E. EXPOSURE/ENVIRONMENT (focus pada area injury):

F. FULL OF VITAL SIGN & FIVE INTERVENTIONS


TD : 150/90 mmHg

RR : 22 x/menit

Nadi : 100x/menit

Suhu : 37 ˚C  Rektal  Oral  Aksiler

MAP :……….mmHg

Infus : RL 20 tpm

Kateter urine : √Terpasang  tidak

Produksi urine : 6-8x/hari ,jumlah 1800ml

Warna urine :  Kuning jernih  Keruh  Ada darah

NGT :  Terpasang  tidak

Monitor jantung  Terpasang  tidak

Pulse Oxymetri  Terpasang  tidak

Hasil pemeriksaan laboratorium :

A. Darah Lengkap
Leukosit :

Eritrosit :

Trombosit :......................... ( N : 150.000 – 350.000 / L )

Hemoglobin : 10,2 ( N : 11,0 – 16,3 gr / dl )

Hematokrit: 31 (N : 35,0 – 50 gr / dl )

PCV :..........................( N : 35 -50 )

B. Kimia Darah

Ureum :..........................( N : 10 – 50 mg / dl )

Creatinin :..........................( N : 07 – 1,5 mg / dl )

SGOT :..........................( N : 2 – 17 )

SGPT :..........................( N : 3 – 19 )

BUN :.........................( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl )

Bilirubin :..........................( N : 1,0 mg / dl )

Total Protein :......................( N : 6,7 – 8,7 mg / dl )

GD Puasa :..........................( N : 100 mg / dl )

GD 2 JPP :..........................( N : 140 – 180 mg / dl )

C. Analisa elektrolit

Natrium :..........................( N : 136 – 145 mmol / l )

Kalium :..........................( N : 3,5 – 5,0 mml / l )

Clorida :..........................( N : 98 – 106 mmol / l )

Calsium :..........................( N : 7,6 – 11,0 mg / dl )

Phospor :..........................( N : 2,5 – 7,07 mg / dl )

D. Analisa Gas Darah

PH :........................( N : 7,35 – 7,45 )

pCO2 :..................... ..( N : 35 – 45 mmHg )

pO2 :...................... ..( N : 80 – 100 mmHg )


HCO3 :.........................( N : 21 -28 )

SaO2 :.........................( N : >85 )

Base Excess :........................( N : -3 - +3 )

PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG LAIN :

Jenis Pemeriksaan Hasil

Foto Rontgent

USG

EKG

EEG

CT-Scan

MRI

Endoscopy

Lain-lain

G. GIVE COMFORT : menghentikan rasa nyeri saat berkemih


H. HISTORY (MIVT)
M : Mechanism =

I : Injuries Suspected =

V : Vital sign on scene =

T : Treatment received = antibiotic, penghambat alfa, Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)


dan infus RL 20 tpm

I. HEAD TO TOE ASSESSMENT


Kepala

Bentuk  Normal  Tidak

Contusio/memar  Ya  Tidak

Abrasi/luka babras  Ya  Tidak

Penetrasi/luka tusuk  Ya  Tidak

Burns/luka bakar  Ya  Tidak


Laserasi/jejas  Ya  Tidak

Swelling/bengkak  Ya  Tidak

Rambut dan kulit kepala  Bersih  Kotor

Grimace  Ya  Tidak

Battle’s sign  Ya  Tidak

Mata

Palpebra oedema  Ya  Tidak

Sklera  Ikterik  Kemerahan  Normal

Konjungtiva  Anemis  Kemerahan  Normal

Pupil  Isokor  Anisokor

 Midriasis Ø: mm

 Miosis Ø: mm.

Reaksi terhadap cahaya: +/+

Racoon eyes  Ya  Tidak

Hidung

Bentuk  Normal  Tidak

Laserasi/jejas  Ya  Tidak

Epistaksis  Ya  Tidak

Nyeri tekan  Ya  Tidak

Pernafasan cuping hidung  Ya  Tidak

Terpasang oksigen: ...........lpm

Gangguan penciuman  Ya  Tidak

Telinga

Bentuk  Normal  Tidak

Othorhea  Ya  Tidak

Cairan  Ya  Tidak
Gangguan pendengaran  Ya  Tidak

Luka  Ya  Tidak

Mulut

Mukosa  Lembab  Kering  Stomatitis

Luka  Ya  Tidak

Perdarahan  Ya  Tidak

Muntahan  Ya  Tidak

Leher

Deviasi trakhea  Ya  Tidak

JVD  Normal  Meningkat  Menurun

Pembesaran kelenjar tiroid  Ya  Tidak

Deformitas leher  Ya  Tidak

Contusio/memar  Ya  Tidak

Abrasi/luka babras  Ya  Tidak

Penetrasi/luka tusuk  Ya  Tidak

Burns/luka bakar  Ya  Tidak

Tenderness/kekakuan  Ya  Tidak

Laserasi  Ya  Tidak

Swelling/bengkak  Ya  Tidak

Pain/nyeri  Ya  Tidak

Instability  Ya  Tidak

Crepitasi  Ya  Tidak

Thoraks :

Deformitas  Ya  Tidak

Contusio/memar  Ya  Tidak
Abrasi/luka babras  Ya  Tidak

Penetrasi/luka tusuk  Ya  Tidak

Burns/luka bakar  Ya  Tidak

Laserasi  Ya  Tidak

Swelling/bengkak  Ya  Tidak

Instability  Ya  Tidak

Crepitasi  Ya  Tidak

Gerakan paradoksal  Simetris  Tidak

Paru – paru :

Pola nafas, irama:  Teratur Tidak teratur

Jenis  Dispnoe  Kusmaul Cheyne Stokes

 Lain-lain:...........

Suara nafas  Vesikuler  Bronkial  Bronkovesikuler

Suara nafas tambahan :

 Ronkhi  Wheezing  Stridor  Crackles

 Lain-lain:..............

Batuk Ya  Tidak Produktif Ya Tidak

Sputum: Warna......... Jumlah.................. Bau....................


Konsistensi................

Jantung

Iktus cordis teraba pada ICS 2

Irama jantung  Reguler  Ireguler

S1/S2 tunggal  Ya  Tidak

Bunyi jantung tambahan  Murmur  Gallops Rhitme lain-lain: .........

Nyeri dada  Ya  Tidak

Pulsasi  Sangat kuat  Kuat, teraba  Lemah


 Teraba  hilang timbul  tidak teraba

CVP:  Ada  Tidak ada

Tempat CVP  Subklavia  Brachialis  Femoralis

Pacu jantung  Ada  Tidak ada

Jenis:  Permanen  Sementara

Abdomen

Jejas  Ya  Tidak

Nyeri tekan √ Ya Tidak

Distensi √ Ya  Tidak

Massa  Ya  Tidak

Peristaltik usus 20 x/menit

Mual  Ya  Tidak

Muntah  Ya  Tidak

Frekuensi............., Jumlah.............cc, warna..............

Pembesarah hepar  Ya  Tidak

Pembesaran lien  Ya  Tidak

Ekstremitas

Deformitas  Ya  Tidak

Contusio/memar  Ya  Tidak

Abrasi/luka babras  Ya √Tidak

Penetrasi/luka tusuk  Ya  Tidak

Burns/luka bakar  Ya  Tidak

Tenderness/kekakuan  Ya  Tidak

Laserasi/jejas  Ya  Tidak

Swelling/bengkak Ya √ Tidak

Restaint  Ya  Tidak
Kontraktur  Ya  Tidak

Parese  Ya  Tidak

Plegi  Ya  Tidak

Nyeri tekan Ya √ Tidak

Pulsasi  Sangat kuat  Kuat, teraba  Lemah

 Teraba  hilang timbul  tidak teraba

Fraktur  Ya  Tidak

Crepitasi Ya, di......... √ Tidak

Kekuatan otot 55

55

Oedema 55

22

Kulit

Turgor  Baik  Sedang  Jelek

Decubitus  Ada  Tidak Lokasi:…………

Pelvis/Genetalia

Deformitas  Ya  Tidak

Swelling/bengkak √ Ya  Tidak

Perdarahan  Ya  Tidak

Instability  Ya  Tidak
Crepitasi  Ya, di.........  Tidak

Kebersihan area genital  Bersih Kotor

Priapismus  Ya  Tidak

Incontinensia urine  Ya  Tidak

Retensi Urine √ Ya Tidak

J. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN


a. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
No Pemenuhan Makan Sebelum Sakit Setelah Sakit
dan Minum

1 Jumlah / Waktu Pagi Pagi

Makan: 1 porsi Makan: 1 porsi

Minum: 2 gelas Minum: 2 gelas

Siang Siang

Makan: 1 porsi Makan: 1 porsi

Minum: 3 gelas Minum: 3 gelas

Malam Malam

Makan: 1 porsi Makan: 1 porsi

Minum: 3 gelas Minum: 3 gelas

2 Jenis Nasi : putih Nasi : bubur

Lauk : telur, tempe Lauk : ayam

Sayur : bayam Sayur : kangkung

Minum : air putih Minum/Infus : air putih / RL

3 Pantangan / Alergi - -
4 Kesulitan makan dan
- -
minum

5 Usaha untuk
- -
mengatasi masalah

b. Pola Eliminasi
No Pemenuhan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Eliminasi BAB /
BAK

1 Jumlah / Waktu Pagi Pagi

BAK: 2x BAK: 2x

BAB: 1x BAB: 1x

Siang Siang

BAK: 2x BAK: 3x

BAB: - BAB: -

Malam Malam

BAK: 2x BAK: 3x

BAB: - BAB : -

2 Warna BAK : kuning jernih BAK : kuning jernih

BAB : warna khas BAB BAB : warna khas BAB

3 Bau BAK : bau khas urin BAK : bau khas urin

BAB : baukhas BAB BAB : bau khas BAB

4 Konsistensi BAK : cair BAK : cair

BAB : lunak BAB : lunak

5 Masalah eliminasi
6-8x/hari
3-4x/hari

6 Cara mengatasi
- -
masalah

c. Pola Istirahat Tidur


No Pemenuhan Istirahat Tidur Sebelum Sakit Setelah Sakit
1 Jumlah / Waktu Pagi :......................... Pagi : -

Siang : 2 jam Siang : -

Malam : 7 jam Malam : 4 jam

2 Gangguan tidur - Nyeri

3 Upaya mengatasi masalah Menciptakan lingkungan


-
gangguan tidur yang nyaman

4 Hal yang mempermudah tidur - -

5 Hal yang mempermudah


- -
bangun

d. Pola Kebersihan diri / Personal Hygiene

No Pemenuhan Personal Hygiene Sebelum Sakit Setelah Sakit

1 Frekuensi mencuci rambut 3 hari sekali 5 hari sekali

2 Frekuensi Mandi 2x / hari 1x/hari

3 Frekuensi Gosok gigi 2x / hari 1x/hari

4 Memotong kuku Seminggu sekali Seminggu sekali

5 Ganti pakaian 2x / hari 1x/ hari

K. INSPECT OF BACK POSTERIOR


Deformitas leher  Ya  Tidak

Contusio/memar  Ya  Tidak

Abrasi/luka babras  Ya  Tidak

Penetrasi/luka tusuk  Ya  Tidak

Burns/luka bakar  Ya  Tidak

Tenderness/kekakuan  Ya  Tidak

Laserasi  Ya  Tidak

Swelling/bengkak  Ya  Tidak

K. TERAPI YANG TELAH DIBERIKAN


Nama Obat Dosis Nama Obat Dosis

0,4 mg RL 20 tpm
Tamsulosin

Silodosin 4-8 mg
0,5 mg
Dutasteride

Kediri, …………….........

(………………………)

Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 Do: Ketidakseimbangan Nyeri akut


produksi hormone
 Nyeri tekan daerah esterogen dan
suprapubik progresterogen
 Gelisah
   Distensivesikaurinaria
 Ekspresi wajah meringis saat
kadar testosterone
nyeri timbul
Ds:

 Klien mengeluh nyeri pada mempengaruhi RNA dlm


saat berkemih inti sel
 Klien mengeluh tidak bisa
tidur dan istirahat
 Klien mengatakan pada saat poliferasi sel prostat
berkemih mengejan

BPH

Pre operasi

Obstruksi saluran kemih


yg bermuara ke vesika
urinaria

Penebalan otot destrusor

Dekompensasi otot
destrusor

Akumulasi urin di vesika

Peregangan vesika
urinaria melebihi
kapasitas

Spasme otot spiner

2 Do : px mengatakan Ketidakseimbangan Ansietas


produksi hormone
Ds :
esterogen & progresteron

Kaadar esterogen

Hiperplasi sel stoma pada


jaringan

BPH

Pre operasi

Px kurang informasi
kesehatan & pengobatan

Deficit pengetahuan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut bd.spasme otot spiner
b. Ansietas bd. defisit pengetahuan

No Diagnosa
SLKI SIKI
. Keperawatan
1. Nyeri akut bd.spesme Tujuan :Setelah dilakukan
otot spiner tindakan keperawatan 2 x 24 Observasi :
jam diharapkan nyeri - Indentifikasi lokasi, karakteristik,
berkurang durasi, frekuensi, kualitas,
Kriteria hasil : intensitas nyeri
- Keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
- meringis menurun - Identifikasi respons nyeri non
- gelisah menurun verbal
- fungsi berkemih - Identifikasi faktor yang
membaik memperberat dan memperingan
nyeri
- Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
- Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik :
- Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
- kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- fasilitas istirahat & tidur
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
2. Ansietas bd. defisit Tujuan :Setelah dilakukan Observasi
pengetahuan tindakan keperawatan 2 x 24 1. Identifikasi penurunan
jam diharapkan px tidak tingkat energy, ketidakmampuan
merasakan cemas berkonsentrasi, atau gejala lain
Kriteria hasil : yg mengganggu kemampuan
- Verbalisasi kognitif
kebingungan menurun 2. Identifikasi teknik relaksasi
- Verbalisasi khawatir yg pernah efektif digunakan
akibat kondisi yg 3. Identifikasi kesediaan
dihadapi menurun kemampuan, dan penggunaan
- Perilaku gelisah teknik sebelumnya
menurun 4. Periksa ketegangan otot,
- Perilaku tegang frekuensi nadi, TD, dan suhu
menurun sebelum dan sesudah latihan
5. Monitor respons terhadap
terapi relaksasi
Terapeutik
1. Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa gangguan dg
pencahayaan suhu ruang
nyaman, jika memungkinkan
2. Berikan informasi tertulis
tentang pesiapan dan prosedur
relaksasi
3. Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis
lain, jika sesuai.
Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan, dan jenis relaksasi yg
tersedia (music, meditasi, napas
dalam, relaksasi otot progresif)
2. Jelaskan scr rinci intervensi
relaksasi yg dipilih
3. Anjurkan posisi nyaman
4. Anjurkan rileks &
merasakan sensasi relaksasi

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO. IMPLENTASI EVALUASI


DX
1 1. Mengindentifikasi lokasi, karakteristik, S:
 Klien mengatakan nyeri
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
P : Klien mengatakan
nyeri nyeri saat berkemih
Q : nyeri perih
2. Mengidentifikasi skala nyeri
R : Pada dasar kandung
3. Mengidentifikasi respons nyeri non kemih
S : skala nyeri 6
verbal
T : nyeri sewaktu-
4. Mengidentifikasi faktor yang waktu
O : Klien tampak menahan
memperberat dan memperingan nyeri
rasa nyeri
5. Memoonitor keberhasilan terapi A:
Masalah belum teratasi
komplementer yang sudah diberikan
P:
6. Memonitor efek samping penggunaan Lanjutkan Intervensi
1,2,5,6,13,14,15
analgetik
7. Memberikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
8. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
9. Memfasilitas istirahat & tidur
10. Menjelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
11. Menjelaskan strategi meredakan
nyeri
12. Menganjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
13. Menganjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
14. Mengajarkan teknik non
farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
15. Mengkolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 1. Identifikasi penurunan tingkat S :
- Px mengatakan
energy, ketidakmampuan
cemas dengan
berkonsentrasi, atau gejala lain yg keadaan saat ini
- Px mengatakan saat
mengganggu kemampuan kognitif
bak merasakan nyeri
2. Identifikasi teknik relaksasi yg
O:
pernah efektif digunakan
- px masih merasakan
3. Identifikasi kesediaan cemas
TD : 150/90 mmHg
kemampuan, dan penggunaan teknik
S : 37°C
sebelumnya N : 100x/mnt
RR : 22x/mnt
4. Periksa ketegangan otot, frekuensi
A:
nadi, TD, dan suhu sebelum dan - masalah teratasi
sebagian
sesudah latihan
P:
5. Monitor respons terhadap terapi - lanjut intervensi
4,5,6,9,12
relaksasi
6. Ciptakan lingkungan tenang dan
tanpa gangguan dg pencahayaan
suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan
7. Berikan informasi tertulis tentang
pesiapan dan prosedur relaksasi
8. Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjang dengan analgetik atau
tindakan medis lain, jika sesuai.
9. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi yg tersedia
(music, meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif)
10. Jelaskan scr rinci intervensi
relaksasi yg dipilih
11. Anjurkan posisi nyaman
12. Anjurkan rileks & merasakan
sensasi relaksasi

Kesimpulan

Eliminasi merupakan suatu proses pembuangan sisa metabolism berupa urine. Sistem
yang berperan dalam eliminasi urine adalah sistem perkemihan, eliminasi ini tergantung
pada fungsi dari ginjal, ureter, bladder, dan uretra (Potter & Perry, 2007).
Eliminasi urine adalah proses pembungan sisa metabolism tubuh baik berupa urine
taupun bowel feses. Tarwoto dan Wartonah (2015)
Eliminasi urine adalah proses pembungan dan terdiri dari eliminasi arine dan eliminasi alvi
Ambarwati  (2009)

Saran

Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan

pengetahuan kita tentang asuhan keperawatan klien dengan gangguan eliminasi urinKami

selaku penulis sadar bahwa askep ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah

selanjutnya dapat lebih baik lagi. Terima Kasih

DAFTAR PUSTAKA
Potter. P.A & Perry. A.G. 2007. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep. Proses
dan Praktik ( Fundamentals of Nursing: Cocept. Process & Practice)
Edisi keempat. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai