Anda di halaman 1dari 15

BAB 2

MANUSIA PURBA DAN HASIL


BUDAYA MASA PRAAKSARA

oleh:
1. Melkisedek Bagas Fenetiruma
2. Ringo Rahata
3. Angga Dian Toro
Bab II
Manusia Purba dan
Hasil Budaya Masa Praaksara

A. Manusia B. Hasil
Purba di Budaya Masa
Indonesia Praaksara

Daftar Isi
A. Manusia Purba di Indonesia

Wilayah Indonesia diperkirakan menjadi tempat hunian manusia purba.


Beberapa daerah di Indonesia yang menjadi tempat hunian manusia purba
antara lain Sangiran, Trinil, Wajak, dan Flores.

Manusia purba di
Indonesia

Meganthropus Pithecanthropus Homo sapiens


Meganthropus

Fosil Meganthropus pertama


kali ditemukan oleh von
Koenigswald pada 1941 di
Desa Sangiran sekitar lembah
Sungai Bengawan Solo.
Meganthropus merupakan
jenis manusia purba paling
tua.

 Fosil yang ditemukan berupa fragmen rahang bawah sebelah kanan, rahang atas
sebelah kiri, dan gigi lepas.
 Dari hasil penemuan fosil tersebut, diperkirakan bahwa manusia jenis ini
memiliki ukuran sangat besar atau raksasa. Oleh karena itu, fosil ini dinamakan
Meganthropus palaeojavanicus.
 Meganthropus palaeojavanicus diperkirakan hidup pada 1–2 juta tahun lalu.
Fragmen fosil Meganthropus yang ditemukan masih sangat sedikit.
Pithecanthropus

• Pithecanthropus
merupakan jenis manusia
purba yang paling banyak
ditemukan di Indonesia.
• Sisa-sisa kehidupan
Pithecanthropus dapat
ditemukan di Mojokerto,
Kedungbrubus, Trinil,
Sangiran, Sambungmacan,
dan Ngandong.

Pithecanthropus mojokertensis
Jenis Pithecanthropus
yang ditemukan
di Indonesia
Pithecanthropus erectus
Pithecanthropus mojokertensis

 Pithecanthropus mojokertensis merupakan


manusia purba jenis Pithecanthropus tertua
yang ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus
mojokertensis ditemukan oleh von
Koenigswald di Mojokerto tahun 1936 pada
lapisan pleistosen bawah ini hidup sekira 2,5–
1,25 juta tahun lalu.
 Fosil Pithecanthropus mojokertensis yang
berhasil ditemukan berupa tengkorak anak-
anak, atap tengkorak, rahang atas, rahang
bawah, dan gigi lepas. Berdasarkan temuan
tersebut, diperkirakan ciri-ciri fisik
Pithecanthropus mojokertensis yaitu tulang
pipi kuat, berbadan tegap, tonjolan kening
tebal, otot-otot tengkuk kukuh, muka menonjol
ke depan, dan volume otak 650–1.000 cc.
Pithecanthropus erectus atau Homo erectus

Pithecanthropus erectus
memiliki daerah persebaran
paling luas. Pada 1890 Eugene
Dubois berhasil menemukan
beberapa fosil Pithecanthropus
erectus di Kedungbrubus,
Trinil, dan Ngawi.

 Pada saat ini nama ilmiah Pithecanthropus erectus adalah Homo erectus.
Para ahli paleoantropologi memperkirakan Homo erectus berasal dari Afrika.
Homo erectus bermigrasi selama masa pleistosen sekira 2 juta tahun lalu.
 Ciri fisik Pithecanthropus erectus atau Homo erectus yaitu badan tegap,
hidung lebar, dagu tidak ada, alat pengunyah kuat, berat badan 80–100 kg,
tinggi badan 160–180 cm, terdapat tonjolan kening pada dahi, tulang
tengkorak berbentuk lonjong, volume otak 750–1.000 cc, dan muka
didominasi oleh bagian rahang yang menonjol.
Homo sapiens

Homo wajakensis

Jenis Homo
sapiens
Homo soloensis
yang ditemukan
di Indonesia

Homo floresiensis
• Homo sapiens artinya manusia cerdas. Tingkat kecerdasan Homo sapiens salah
satunya disebabkan volume otaknya yang jauh lebih besar daripada jenis
manusia purba sebelumnya.
• Homo sapiens diperkirakan memiliki ciri-ciri fisik antara lain tengkorak besar,
volume otak diperkirakan 1.650 cc, muka datar dan lebar, akar hidung lebar,
bagian mulut menonjol sedikit, dahi agak miring, di atas rongga mata ada busur
kening yang nyata, langit-langit mulut besar dan dalam, rahang bawah masif,
gigi besar-besar, serta tinggi badan sekira 173 cm.
Homo wajakensis

 Homo wajakensis (manusia dari


Wajak) ditemukan di lembah Sungai
Brantas, Wajak, Tulungagung, Jawa
Timur. Fosil Homo wajakensis
ditemukan pada lapisan pleistosen atas
oleh Eugene Dubois pada 1889.
Manusia purba ini diperkirakan hidup
pada 40–25 ribu tahun lalu.
 Von Koenigswald mengategorikan
Homo wajakensis dalam jenis Homo
sapiens (manusia cerdas) karena sudah
mengenal upacara penguburan.
Homo soloensis

 Fosil Homo soloensis


pertama kali ditemukan
oleh von Koenigswald
pada 1931–1934 di
daerah Ngandong, di tepi
Sungai Bengawan Solo.
Selain itu, fosil Homo
soloensis ditemukan di
Sambungmacan dan
Ngawi.
 Manusia purba Homo
soloensis diperkirakan
hidup pada 900–200
ribu tahun lalu.
Homo floresiensis

 Homo floresiensis ditemukan oleh para ilmuwan


dari Australia pada 2003 dalam ekskavasi di gua
Liang Bua, Flores. Manusia purba ini hidup di
Kepulauan Flores sekira 18.000 tahun lalu.
 Menurut tim ilmuwan yang menemukan fosil
tersebut, Homo floresiensis merupakan keturunan
spesies Homo erectus yang hidup di Asia
Tenggara sekira 1 juta tahun lalu. Akibat proses
seleksi alam, tubuh mereka berevolusi menjadi
bentuk lebih kecil.
 Dalam jurnal ilmiah Nature, para ilmuwan
menjelaskan Homo floresiensis sebagai spesies
baru manusia. Sementara itu, menurut Teuku
Jacob, Homo floresiensis bukan merupakan
spesies baru, melainkan nenek moyang dari
orang-orang Katai di Flores yang menderita
penyakit microcephalia, yaitu bertengkorak kecil
dan berotak kecil.
B. Hasil Budaya Masa Praaksara
Pada masa praaksara manusia belum mengenal tulisan. Meskipun demikian, manusia
telah mengembangkan kehidupan secara sederhana. Pada masa ini manusia masih
menggantungkan kehidupan pada alam sekitar. Dalam perkembangannya, kehidupan
manusia pada masa praaksara mengalami peningkatan.

Kehidupan manusia
pada masa praaksara

Dibagi menjadi

Masa berburu dan


Masa Masa
mengumpulkan
bercocok tanam perundagian
makanan
Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Masa berburu
dan
mengumpulkan
makanan
merupakan tahap
awal kehidupan
manusia. Pada
masa ini manusia
 Manusia purba hidup secara berkelompok meskipun menghabiskan
dalam jumlah relatif kecil sekira 10–15 orang. Mereka 90% waktu
hidup secara berpindah-pindah (nomaden), dan tinggal hidupnya dengan
di gua-gua karang sekitar sungai, danau, atau pantai. berburu dan
 Sebagian besar hasil kebudayaan peninggalan masa mengumpulkan
berburu dan mengumpulkan makanan berupa alat-alat makanan.
batu yang masih sederhana. Beberapa peralatan tersebut
yaitu kapak perimbas, kapak genggam, kapak penetak,
dan alat-alat serpih (flakes).
Masa Bercocok Tanam

Pada masa ini  Pada masa ini manusia telah mengenal sistem
manusia sudah kepemimpinan. Pemilihan pemimpin dilakukan dengan
menetap di suatu menggunakan sistem primus interpares, yaitu orang
wilayah. Manusia yang utama atau paling berpengaruh.
memenuhi
 Manusia membuat peralatan yang memiliki permukaan
kebutuhan dari
halus dan tajam. Benda-benda tersebut yaitu beliung
hasil bercocok
persegi, mata panah, kapak lonjong, gurdi dan pisau,
tanam. Pola
perhiasan, serta gerabah.
kehidupan
bercocok tanam  Manusia mulai mengenal aktivitas ekonomi perdagangan
menunjukkan dengan sistem barter.
pada masa ini
manusia sudah
dapat menguasai
lingkungan alam.
Masa Perundagian

 Masyarakat mulai membentuk kelompok lebih besar Masa perundagian


dengan penguasaan terhadap sebuah wilayah. Kelompok merupakan masa
masyarakat tersebut dipimpin oleh seorang kepala suku dengan tingkat
terpandang yang bergelar datu atau datuk. kebudayaan
 Muncul golongan undagi dalam masyarakat. Mereka tertinggi pada masa
dapat membuat barang-barang logam yang indah praaksara. Pada
sebagai simbol status sosial. Barang-barang yang masa perundagian
dihasilkan antara lain nekara, moko, kapak corong, masyarakat sudah
bejana perunggu, dan arca perunggu. mampu membuat
peralatan dari
perunggu dan
mengenal sistem
pembagian kerja
berdasarkan
kemampuan tiap-
tiap individu.

Anda mungkin juga menyukai