Anda di halaman 1dari 8

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Motorik Balita

di PAUD Mawar, Darmokali Surabaya.

Dianita Primihastuti
Email : nita63186@gmail.com

ABSTRACT
There are some toddlers who experienced the delay of the motor development. These was
caused some mothers that did not know the importance of the toddler motor development. The
purpose of this study was to know the mother's knowledge about the toddler motor
development in PAUD Mawar, Darmokali Surabaya. Research design used descriptive desain.
Sampling technic used in this study is purposive sampling. The total population in the research
was 30 respondents. The total sample in the research was 28 toddler mothers. The data
collection use the questionere. The analysis data was carried out by diagram pie. The results of
the research were obtained by good knowledge with total 14 respondents (50%), knowledge
was quite 12 respondents (43%), lowest knowledge 2 respondents (7%). Could in conclusion
that the mother's knowledge good knowledge level but some mothers had knowledge and
lowest it need the implementation in health promotion about in under enough in delay toddler
motor development did not happen again.

The key word : mother knowledge, motor development toddler

ABSTRAK

Ada beberapa balita yang mengalami keterlambatan perkembangan motorik. Hal ini
dikarenakan ada beberapa ibu yang tidak mengetahui akan pentingnya perkembangan motorik
pada balita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang
perkembangan motorik balita di PAUD Mawar, Darmokali Surabaya. Desain yang digunakan
adalah deskriptif. Teknik pengambilan sample dengan menggunakan purposive sampling.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 30 responden. Sample dalam penelitian ini berjumlah
28 ibu yang mempunyai balita. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisa data
dilakukan dengan menggunakan diagram pie. Hasil penelitian didapatkan pengetahuan baik
sebanyak 14 responden (50%), pengetahuan cukup 12 responden (43%), pengetahuan kurang
2 responden (7%). Dapat disimpulkan pengetahuan ibu berada pada tingkat baik tetapi ada
beberapa ibu yang berpengetahuan cukup dan kurang sehingga perlu dilakukan penyuluhan
tentang perkembangan motorik pada balita sehingga keterlambatan perkembangan motorik
tidak terjadi lagi.

Kata kunci : Pengetahuan Ibu, perkembagan motorik balita.


PENDAHULUAN tua mempunyai peranan besar dalam hal
mendidik anak. Seharusnya orang tua bisa
Perkembangan motorik anak sangat mengetahui perkembangan anaknya sejak
berkaitan dengan perkembangan fisik. Aspek usia dini. Setiap anak perkembanganya
fisik (motorik) merupakan salah satu aspek sangat bervariasi khususnya pada
yang mengalami perubahan pada perkembangan motorik sehingga ditakutkan
perkembangan seorang anak. Menurut jika orang tua tidak memonitor
Hurlock (1998) dalam Kariyanik, (2012) perkembangan anak dengan baik ditakutkan
Gerakan jasmaniah yang terjadi karena terjadi keterlambatan dalam perkembanagn
adanya koordinasi pusat syaraf, urat syaraf, motorik balita. Pada perkembangan motorik
dan otot disebut motorik. Menurut Nursalam ada balita yang pekembangan motorik
(2008) mengatakan bahwa perkembangan melebihi batas usianya. Fenomena yang
motorik pada anak dibagi menjadi dua yaitu terjadi di PAUD Mawar Darmokali Surabaya
motorik kasar (gross motor) atau gerak kasar, ada beberapa balita yang mengalami
merupakan aspek yang berhubungan dengan keterlambatan dalam perkembangan motorik
sikap tubuh dan melibatkan sebagian besar halus seperti anak yang belum bisa
bagian tubuh yang dilakukan oleh otot-otot menggambar sebagian tubuh ( kepala, tangan
yang lebih besar sehingga perlu cukup tenaga kaki) dan belum bisa mewarnai gambar
extra, misalnya, berjalan dan berlari. dengan benar. Padahal jika dilihat dari buku
Sedangkan motorik halus (fine motor tumbuh kembang anak seharusnya anak usia
adaptive) atau gerak halus, yaitu aspek yang 5 tahun sudah bisa menggambar sebagian
berhubungan dengan kemampuan anak untuk tubuh (kepala, tangan , kaki) dan sudah bisa
mengamati sesuatu dan melakukan gerakan mewarnai gambar dengan benar.
yang melibatkan bagian tubuh tertentu dan Menurut WHO tahun 2011
otot-otot kecil, dan tidak memerlukan banyak menemukan 5-25% dari anak balita
tenaga, misalnya pada anak usia 1 tahun mengalami gangguan motorik halus. Dan
diharapkan sudah bisa menyusun dua atau menurut Depkes RI, 2006 balita Indonesia
tiga balok, anak 2 tahun diharapkan sudah yang mengalami gangguan perkembangan
bisa menyusun enam balok dan akan 3 tahun yaitu sebesar 16 % baik gangguan motorik
diharapkan sudah bisa membuat jembatan kasar dan halus, gangguan pendengaran,
dengan tiga balok, mengguting serta kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara.
menempel. Perkembangan motorik di Menurut Dinas kesehatan Jawa Timur tahun
pengaruhi oleh faktor hereditas (warisan 2008 untuk mendeteksi tumbuh kembang
sejak lahir), lingkungan dan aktivitas. Pada Balita di Jawa Timur, ditetapkan 80% tetapi
masa balita (usia 1 – 5 tahun) perkembanagn cakupan yang di periksa 40-59 % dan
motorik bisa di deteksi secara cepat sebab mengalami pekembangan yang tidak optimal
masa balita merupakan masa kecemasan (the sebayak 0.14 % (Sarifudin, 2013). Ikatan
golden age), atau jendela kesempatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur
(window of opportunity) dan masa kritis melakukan pemeriksaan terhadap 2.634 anak
(cristical period) bagi seorang anak dimana dari usia 0-72 bulan. Dari hasil pemeriksaan
perkembangan dan pertumbuhan anak dimasa perkembangan ditemukan sebanyak 53%
depan sangat dipengaruhi oleh kehidupan tidak normal, yaitu meragukan sebanyak
pada usia tersebut) (Lina, 2014) . Kenyataan 23%, penyimpangan perkembangan sebanyak
bahwa sebagian besar balita yang masih 30%. Dari penyimpangannya, 10% terkena
mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasarr (seperti berjalan, duduk), 20%
yang tidak sesuai dengan usinya. motorik haluss (seperti menulis, memegang).
Keterlambatan dalam perkembangan balita Studi pendahuluan yang dilakukan oleh
kadang tidak di sadari oleh orang tua. Orang peneliti di PAUD Mawar Darmokali
Surabaya dari 10 balita yang diamati Kurangnya pengetahuan orang tua juga
terdapat 6 balita yang mengalami masalah mempunyai pengaruh terhadap keterlambatan
pada keterlambatan perkembangan motorik, perkembangan motorik balita. Kurangnya
yaitu yang berumur 1-3 tahun ada 2 balita pengetahuan orang tua tentang
yang mengalami masalah keterlambatan perkembangan motorik anak di sebabkan
perkembangan motorik seperti yang terjadi oleh berbagai faktor antara lain kurang
pada balita yang berumur 2 tahun yaitu informasi, pengelaman, pendidikan yang
belum bisa berjalan dan menyusun balok atau kurang serta kurangnya dorongan ibu untuk
tiga balok. Sedangkan yang berusia 4-5 tahun rasa ingin tahu. Akibat dari pengetahuan
terdapat 4 balita yang mengalami masalah orang tua yang kurang tentang
keterlambatan perkembangan motorik halus perekembangan motorik maka akan
seperti yang terjadi pada balita yang berumur berdampak bagi perkembangan motorik anak
5 tahun yaitu belum bisa memegang pensil selanjutnya seperti anak akan kesulitan
dengan benar, belum bisa mewarnai gambar keseimbangan, kesulitan koordinasi serta
dengan benar, belum bisa menjiplak gambar mengalamii kesulitan dalam kegiatan sehari-
dan belum bisa menulis angka 1-10. Saat hari seperti menyisir rambut, menulis,
peneliti bertanya kepada 6 ibu yang balitanya merencanakan gerakan pada kegiatan yang
mengalami keterlambatan perkembangan berurutan dan kesulitan dalam hampir semua
motorik “selesai pembelajaran di PAUD bidang. Selain itu akan menimbulkan
apakah ibu masih menemani atau kekauan, cepat putus asa dalam melakukan
membimbing anak selama dirumah?“ 3 orang sesuatu, selalu rendah diri dan tidak terampil
ibu mengatakkan “anaknya susah untuk untuk melakukan keterampilan motorik yang
dibimbing dikarenakan anak sibuk dengan lain (Diah, 2012).
permainannya sendiri” sedangkan 3 orang Untuk mengurangi atau menghindari
ibu ”mengatakan tidak mempunyai waktu keterlambatan dalam perkembangan motorik
untuk membimbing anaknya karena bekerja. dari balita pemerintah mengadahkan kegiatan
Kemudian peneliti menanyakan kepada 10 di posyandu yaitu BKB (Bina Keluarga
ibu balita di PAUD Mawar“ apakah ibu tahu Balita), PMT (Pemberian Makanan
tentang perkembangan motorik balita? ” 5 Tambahan). Selain kegiatan yang diadakan
orang ibu mengatakan tidak tahu apa itu oleh pemerintah yang menjadi peran utama
perkembangan motorik balita , 3 orang ibu adalah orang tua. Orang tua seharusnya
mengatakan tahu tapi masih ragu-ragu dan 2 bisa mendeteksi secara dini perkembangan
orang ibu mengatakan mengerti tentang dari anaknya. Peran orang tua khususnya
perkembangan motorik balita seperti mereka pengetahuan, keterampilan orang tua dalam
dapat menjelaskan anak usia 2 tahun itu pemantauan perkembangan sangatlah
harus sudah bisa berjalan, anak usia 3 tahun penting. Orang tua harus memberikan
sudah bisa memegang pensil dengan benar. bimbingan dan rangsangan atau menstimulasi
Perkembangan motorik balita sangat dalam perkembangan untuk setiap anaknya
berpengaruh dengan pengetahuan orang tua secara dini sesuai tahapan usinya.
mengenai perkembangan motorik anak. Menstimulasi harus di berikan secara rutin
Sebagian besar orang tua tidak mengerti agar perkembangan anak dapat berjalan
bahwa keterampilan motorik anak sangat dengan baik serta berkesinambungan kasih
perlu dilatih dan dikembangkan setiap saat sayang, metode bemain dan lain – lain. Oleh
dalam berbagai aktivitas (Lismadiana, 2014). karena itu orang tua harus mencari sumber
Keterlambatan dalam perkembangan motorik informasi–informasi tentang perkembangan
anak di sebabkan kurangnya rangsangan, motorik anak melalui internet, media massa,
dorongan dan kesempatan menggerakkan dan bertanya ke posyandu atau puskesmas
semua anggota tubuh (Widyawati,2007). terdekat. Peran tenaga kesehatan juga penting
dalam pemantauan perkembanagan motorik 1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan
balita dengan menggunakan Stimulasi Usia.
Deteksi dan Intervesi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) dan penyuluhan tentang
perkembangan motorik balita. Perkembangan
self-concept atau kepribadian anak sangat
penting dalam perkembangan motorik balita.
Mengingat penting perkembangan motorik
balita maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan
Ibu Tentang Perkembangan Motorik Balita
Di Paud Mawar, Darmokali Surabaya “.

METODE Gambar 1.1 Diagram Pie karakteristik


responden berdasarkan usia di
Pada penelitian ini menggunakan PAUD Mawar Darmokali
penelitian deskriptif yang mengambarkan Surabaya.
pengrtahuan ibu tentang perkembangan
Berdasarkan gambar 1.1 dapat dilihat bahwa
motorik Balita.
karakteristik responden sebagian usia > 30
Populasi dalam penelitian ini adalah
tahun yaitu 14 responden (50%).
Seluruh ibu yang mempunyai balita (1 – 5
tahun) di Posyandu Mawar, Darmokali,
1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan
Surabaya (N : 30). Teknik sampling dalam Tingkat Pendidikan.
penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling yaitu teknik penetapan
sampel dengan cara memilih sampel diantara
populasi sesuai dengan yang dikehendaki
peneliti, sehingga sampel tersebut dapat
mewakili karakteristik populasi yang
dikenalnya sejumlah 28 responden.
Tehnik pengumpulan data menggunakan
kuesioner. Tempat Penelitian ini dilaksakan
di PAUD Mawar, Darmokali Surabaya.

HASIL Gambar 1.2 Diagram Pie Krakteristik


1. DATA UMUM Responden berdasarkan pendidikan
di PAUD Mawar, Darmokali
Data umum ini menggambarkan tentang
Surabaya.
karateristik responden berdasarkan usia,
pendidikan dan pekerjaan. Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa
karakteristik responden sebagian
berpendidikan SMA yaitu sebanyak 15
responden (54%).
1.3 Karakteristik responden berdasarkan baik tentang perkembangam motorik balita
pekerjaan. yaitu 14 responden (50%).

PEMBAHASAN

Berdasarkan gambar 2.1 dapat diketahui


bahwa ibu yang memiliki pengetahuan
tentang perkembangan motorik balita di
PAUD Mawar Darmokali Surabaya sebagian
responden memiliki pengetahuan baik
tentang perkembangan motorik balita yaitu
14 responden (50%). Berdasarkan teori yang
di temukan oleh Notoadmodjo (2010), yang
di maksud dengan pengetahuan baik adalah
Gambar 1.3 Diagram Pie karakteristik tingkat pengetahuan dimana seorang mampu
responden berdasarkan pekerjaan mengetahui, memahami dan dan
di PAUD Mawar, Darmokali
mengaplikasikan, analisa, sintesis dan
Surabaya.
evaluasi. Usia, pekerjaan, informasi,
Berdasarkan gambar 1.3 dapat dilihat bahwa lingkungan, pendidikan, sosial budaya dan
karakteristik responden sebagian besar adalah ekonomi merupakan faktor yang
ibu tidak bekerja (IRT) sebanyak 20 mempengaruhi pengetahuan. Pengetahuan
responden (71%). salah satunya di pengaruhi oleh usia dimana
semakin tinggi usia seseorang maka semakin
2. DATA KHUSUS tinggi kematangan dalam berfikir dan
semakin dapat menggunakan koping yang
Data khusus ini menggunakan tingkat adaptif. Hal ini dapat diartikan bahwa
pengetahuan ibu tentang perkembangan karakteristik usia responden > 30 tahun
motorik balita di PAUD Mawar, Darmokali dimana ibu sudah termasuk matang, maka
Surabaya.
memiliki kemampuan untuk berfikir dan
2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan mengolah berbagai informasi dan mudah
Tingkat Pengetahuan. memahami informasi tentang perkembangan
motorik balita sehingga pengetahuan yang
didapat baik pengetahuan formal melalui
pendidikan maupun pendidikan non formal
bisa diaplikasikan dalam kehidupannya.
Menurut peneliti, dari hasil penelitian yang
didapat sebagian responden yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 14 responden
(50%). Hal ini kemungkinan terjadi karena
sebagian ibu suka mencari tahu serta mencari
berbagai sumber informasi mengenai
Gambar 2.1 Diagram Pie Gambaran
pengetahuan Ibu tentang perkembangan motorik balita baik dari media
Perkembangan Motorik Balita di masa, online, bahkan mendapat informasi
PAUD Mawar, Darmokali baik dari sahabat tetangga maupun keluarga,
Surabaya, April 2017. ibu rumah tangga yang sudah mempunyai
pengalaman sebelumya sehingga mereka
Berdasarkan gambar 2.1 menunjukan memahami tentang perkembangan motorik
sebagian responden memiliki pengetahuan
balita dan bisa diaplikasikan tetapi hal kematangan dan kekuatan seseorang akan
tersebut tidak diteliti oleh peneliti. lebih matang dalam berpikir. Begitupula
Dari hasil penelitian data yang dengan usia yang > 30 tahun, usia ini
berpengetahuan cukup adalah sebanyak 12 termasuk dalam usia yang dewasa sehingga
responden (43%). Dengan adanya pola berpikir pula akan lebih matang
pengetahuan seseorang yang tidak tahu dia sehingga pengetahuan yang diperoleh akan
akan menjadi tahu, yang sebelumnya tidak lebih baik karena biasanya ibu rumah tangga
dapat akan dapat menjadi dapat. Pengetahuan yang berusia > 30 tahun mereka lebih
bisa didapat melalui pendidikan baik kooperatif untuk bertanya dan mencari
pendidikan formal maupun non formal, berbagai informasi mengenai perkembangan
pengelaman dll. Hal yang kedua adalah motorik balita. Dengan demikian sesuai
tingkat pendidikan dimana semakin tinggi dengan hasil penelitian responden yang
tingkat pendidikan seseorang maka semakin berusia > 30 tahun sebagian besar ibu rumah
baik seseorang menerima informasi sehingga tangga memiliki tingkat pengetahuan yang
lebih mudah menerapkannya. Pekerjaan, lebih baik di bandingkan dengan responden
lingkungan pekerjaan dapat menjadikan yang berusia < 30 tahun. Hal ini disebabkan
seseorang memperoleh pengalaman dan karena ibu yang berusia > 30 tahun
pengetahuan baik secara langsung maupun mempunyai banyak informasi yang dijumpai
secara tidak langsung. Dari hasil penelitian dan dikerjakan sehingga dengan seiring
yang didapat tenyata masih ada ibu yang berjalannya usia maka akan menambah
memiliki pengetahuan yang cukup yaitu pemahaman responden.
sebanyak 14 responden (43%). Hal tersebut Berdasarkan gambar 1.2 tentang
kemungkinan di sebabkan ibu kurang karakteristik responden berdasarkan
menyadari akan pentingnya perkembangan pendidikan didapatkan sebagian responden
motorik balita sehingga mereka merasa tidak berpendidikan SMA yaitu sebanyak 15
perlu mencari tahu informasi – informasi responden (54%). Menurut Notoadmodjo
mengenai perkembangan motorik balita (2005) mengatakan bahwa pendidikan adalah
tetapi meraka hanya mengandalkan dari proses belajar mengajar dimana hasil dari
pengelaman sebelumnya tanpa disadari proses belajar mengajar merupakan
pengalaman yang dilakukan positif atau seperangkat cara mendapatkan pengetahuan
negatif. Kurangnya interaksi dengan atau informasi. Semakin tinggi tingkat
lingkungan sekitar turut mempengaruhi pendidikan seseorang maka semakin baik
pengetahuan ibu tentang perkembangan seseorang menerima informasi sehingga lebih
motorik balita sehingga pengetahuan yang mudah menerapkannya. Dari hasil penelitian
didapat tidak akan berkembang. Keterbatasan didapatkan bahwa ibu yang mempunyai
dalam mencari informasi juga bisa pengetahuan yang baik adalah ibu yang
mempengaruhi bagi ibu sehingga dengan berpendididikan SMA yaitu sebayak
menghambat ibu untuk mencari informasi 15 responden (54%). Hal ini di sebabkan
terbaru dari perkembangan motorik pada karena pendidikan SMA merupakan
balita. pendidikan menengah sehingga ibu-ibu
Berdasarkan gambar 1.1 tentang mudah mendapatkan dan mudah menerima
karateristik berdasarkan usia didapatkan informasi yang didapatkan. Menurut penulis
sebagian berusia >30 tahun yaitu sebanyak Ibu yang mempuyai pengetahuan yang baik
14 responden (50%). Menurut Elisabeth yang kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa
di kutip oleh Nursalam (2010) mengatakan faktor antara lain mendapatkan informasi
umur adalah umur individu yang terhitung yang lebih luas yang tidak didapatkan di
mulai saat dilahirkan sampai saat berulang pendidikan formal, mudah berinteraksi
tahun, semakin cukup umur tingkat dengan sekitarnya, aktif dalam kegiatan
penyuluhan kesehatan di masyarakat dll. SARAN
Sedangkan ibu yang bependidikan SMA
tetapi mempuyai pengetahuan yang cukup 1. Untuk pihak PAUD Mawar hendaknya
kemungkinan disebabkan oleh kurang lebih memotivasi dan memberikan
kesadaran akan pentingnya pengetahuan informasi tentang perkembangan motorik
mengenai perkembangan motorik pada balita,
sosial budaya seperti kebiasaan dan tradisi balita serta diharapkan dapat memberikan
yang dilakukan orang-orang tanpa melalui informasi tentang pengetahuan
penalaran apakah yang dilakukan baik atau perkembangan motorik balita melalui
buruk.
kegiatan non formal ( Diskusi,
Berdasarkan gambar 1.3 tentang
karakteristik berdasarkan pekerjaan penyuluhan, leaflet, dan melalui media
didapatkan terbanyak adalah ibu yang lainnya) serta menjalankan kegiatan BKB
pekerjaannya sebagai besar Ibu rumah tangga
(Bina Keluarga Balita) dengan tenaga
yaitu sebesar 20 responden (71%). Menurut
kamus besar bahasa Indonesia (2008) kesehatan.
berpendapat bahwa pekerjaan adalah suatu 2. Bagi Institusi diharapkan dari hasil
yang dilakukan untuk mencari nafkah. Ibu
penelitian ini dapat dijadikan sebagai
yang memiliki pekerjaan diluar rumah lebih
cepat dan mudah mendapat informasi dari bahan pembelajaran serta dapat
luar sedangkan ibu yang sibuk dengan mengembangkan informasi untuk
pekerjaan didalam rumah akan memiliki memperkaya koleksi pustaka serta sebagai
waktu sedikit untuk memperoleh informasi.
tempat untuk kegiatan PKMD ( Praktek
Dari hasil penelitian berbeda dengan teori
karena yang berpengetahuan baik tentang Kerja Masyarakat Desa).
perkembangan motorik balita adalah 3. Bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan
sebagian besar adalah ibu rumah tangga
penelitian ini dapat dijadikan sebagai
karena pintar dalam memanfaatkan waktu,
selain mengurus pekerjaaan rumah tangga sumber informasi dalam penelitian lebih
sedikit waktu luang ibu rumah tangga lanjut tentang hubungan antara
menyempatkan waktu mereka untuk mencari
pengetahuan ibu dengan keterlambatan
berbagai informasi tentang perkembangn
motorik balita serta saling menginformasikan perkembangan motorik pada balita.
antara yang satu dengan yang lain. Ibu-ibu
yang mempunyai banyak waktu untuk DAFTAR PUSTAKA
menstimulasi secara dini bagi perkembangan
motorik anaknya. Asmani, Jamal. (2009). Manajemen Strategi
Pendidikan Anak Usia Dini.
Yogyakarta : Diva press
SIMPULAN
Hariwijaya. ( 2011). Menjelitkan Potensi
Berdasarkan analisa data dan peneliti Anak dengan Pendidikan sejak Dini.
yang telah dilakukan maka dapat Yogyakarta : Mahadhika Publishing
disimpulkan bahwa gambaran pengetahuahn
Journalis of Comunity. (2010). Jurnal
ibu tentang perkembangan motorik balita di Kepetawatan Vo.3 No.6. http//ipp
PAUD Mawar, Darmokali Surabaya muningresblog.files.wordpess.com/2
pengetahuan baik yaitu 14 responden (50%). 013/09. Jurnal Keperawatan di
unduh tanggal 12 Desember 2014
Kurniasih, Imas. (2009). Pendidikan Anak
Usia Dini. Edukasia

Mahayaty, Lina. (2007). Pertumbuhan dan


perkembangan pada anak. Surabaya

Notoatmodjo, Soekindo.2005. Metode


Penilaian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan


Metodologi Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis dan
Instrumen Penelitian Keperawatan.
Jakarta : Selemba Medika

Nursalam. 2008. Konsep dan Metologi


Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika

Sulistyawati, Ari. (2014). Deteksi Tumbuh


Kembang Anak. Jakarta: Selemba
Medika

Soetjiningsih. (2013). Tumbuh Kembang


Anak. Jakarta : EGC

Yudanto. (2014). Prinsip perkembangan


motorik. http//pdf. Staf.uny. prinsip
perkembangan motorik//2014.
Diunduh tanggal 2 Januari 2015

Yuningtias. Wijil. ( 2012). Teori


Perkembangan Motorik.
http//pdf.files. eprints. uny. Kajian
teori perkembangan motorik.
Diunduh tanggal 2 Januari 2015.

Anda mungkin juga menyukai