Analisis persaingan untuk dompet digital LinkAja Syariah dengan menggunakan analisis Forces
model Porter’s:
Penjelasan Analisis: LinkAja secara resmi meluncurkan Layanan Syariah LinkAja sebagai uang
elektronik syariah pertama di Indonesia yang memfasilitasi berbagai jenis pembayaran sesuai
dengan prinsip-prinsip dan kaidah syariah. Layanan syariah LinkAja telah dapat dinikmati di
seluruh Indonesia dengan ekosistem khusus syariah yang telah dibangun di 69 Kotamadya dan
273 Kabupaten. Ekosistem ini mencakup masjid, lembaga amil zakat, pusat kuliner halal,
modern retail lokal, pesantren, bank syariah, sekolah Islam, dan Universitas Islam. Direktur
Utama LinkAja mengungkapkan hingga saat ini layanan syariah LinkAja telah memiliki lebih
dari 185.000 pengguna terdaftar dan menurutnya jumlah itu akan terus meningkat sejalan dengan
adanya komitmen dari beberapa partner strategis perusahaan.
Simpulan:
Low Buyers’ Power, karena untuk saat ini layanan Syariah LinkAja dapat menjadi solusi
terutama kepada masyarakat muslim Indonesia untuk melakukan pemenuhan kebutuhan
transaksi yang sesuai syariah. Diantaranya memberikan kemudahan transaksi produk
halal di e-commerce, pembayaran dan penyaluran Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf
(ZISWAF) serta dana sosial keagamaan lainnya. Sehingga pengguna yang sudah nyaman
akan sepenuhnya melakukan transaksi menggunakan layanan tersebut.
Penjelasan Analisis: Saat ini Layanan Syariah LinkAja telah bekerja sama dengan lebih dari
242 lembaga dan institusi penyaluran ZISWAF, lebih dari 1000 masjid, pesantren, serta beberapa
mitra e-commerce dan offline merchants. LinkAja adalah produk andalan dari PT Fintek Karya
Nusantara (Finarya). Finarya merupakan anak usaha yang dibentuk dari semangat sinergi
nasional PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan sembilan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN). Didukung oleh Telkomsel selaku operator selular terbesar di Indonesia dan jaringan
besar Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dengan ratusan ribu titik akses transaksi
keuangan, keberadaan Finarya sebagai platform sistem pembayaran produk-produk BUMN akan
membantu mendorong ekosistem transaksi keuangan non-tunai dan inklusi keuangan yang
holistik di Indonesia, dengan fokus pada kebutuhan pembayaran mendasar seluruh kalangan
masyarakat Indonesia.
Simpulan:
High Supplier’ Power, karena akses transaksi keuangan berasal dari BUMN serta
mendapat dukungan teknologi dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) sehingga
perkembangannya sudah bergantung pada keduanya.
Penjelasan Analisis: Berdasarkan riset yang dilakukan oleh iPrice dan App Annie dengan
rentang waktu Kuartal IV 2017 sampai dengan Kuartal II 2019 menunjukkan bahwa
Linkaja menempati posisi empat besar layanan e-wallet di Indonesia dengan Gopay
diperingkat pertama dan Ovo serta Dana di posisi dua dan tiga. Posisi Linkaja turun dari
peringkat dua pada Kuartal II 2018 menjadi peringkat empat pada akhir Kuartal II 2019.
Hal ini menunjukkan bahwa e-wallet besutan perusahaan plat merah ini masih sangat
berpotensi untuk melawan dominasi Gopay, Ovo dan Dana. Namun, dengan meluncurkan
layanan Linkaja Syariah bisa dibilang strategi yang cukup unik karena pesaing lain
seperti Gopay, Ovo dan Dana belum menyasar segmentasi pasar keuangan syariah seperti
yang dilakukan oleh Linkaja.
Simpulan:
Low Thread of New Entrants, sebab untuk saat ini e-wallet yg memiliki layanan
Syariah hanya Linkaja.
Threat of Substitute Product or Services
Simpulan:
High Thread of Substitute Product or Services, sebab jika dompet elektronik Hijrah
berhasil menggandeng bank-bank syariah serta mendapat dukungan teknologi yang ada.
dompet elektronik Hijrah bisa saja menggantikan layanan Syariah Linkaja.
Penjelasan Analisis: Hingga saat ini, layanan Syariah LinkAja masih menjadi uang elektronik
syariah pertama di Indonesia yang memfasilitasi berbagai jenis pembayaran sesuai kaidah
syariah. Namun, kompetitornya yaitu Gopay, Ovo dan Dana juga memiliki peluang untuk
mnghasilkan layanan syariah pula. Belum lagi rencana PT Alto Halodigital International
(AHDI) yang akan meluncurkan platform Hijrah sebagai aplikasi dompet elektronik. Meski
begitu, untuk saat ini layanan Syariah LinkAja masih berada di posisi yang cukup aman dalam
persaingan.
Simpulan:
Low Thread of Rivalry Among Existing Competitor, karena hanya layanan Syariah
LinkAja satu-satunya di Indonesia yang baru mendapatkan sertifikat DSN MUI serta izin
pengembangan produk uang elektronik server-based dari Bank Indonesia.
Simpulan Akhir
Linkaja Syariah masih memiliki peluang yg besar untuk bertahan di industri Dompet
Digital. Hingga saat ini, hanya Linkaja Syariah yang sudah menyasar segmentasi pasar
keuangan syariah di Indonesia. Dengan mempertahankan serta terus meningkatkan
layanannya, Linkaja Syariah pasti bisa menghadapi persaingan yang akan datang nantinya.