Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rizky Janwal Matkul:Tafsir Dan Hadis Konseling

Nim :11940211841 Materi: Gangguan Jiwa


Kelas : BKI II C

1. Qs.ali – imran 3:151


Tafsir muyassar oleh tim Mujamma’ Raja Fahd arahan Syaikh al-Allamah Dr. Shalih
bin Muhammad Alu asy-Syaikh:
Kami akan melemparkan ke dalam hati orang-orang kafir ketakutan dan kekhawatiran
yang sangat, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang palsu.
Mereka tidak mempunyai dalil atau bukti apapun bahwa tuhan-tuhan tersebut layak disembah
bersama Allah.Maka keadaan mereka di dunia adalah ketakutan dan kekhawatiran dari orang-
orang beriman.
Adapun tempat mereka di akhirat di mana mereka mendudukinya adalah api neraka, hal
itu disebabkan kezaliman dan permusuhan mereka, sebuah kedudukan yang benar-benar
sangat buruk.
2. Qs.an-nisa 4:54
Tafsir jalalain Oleh Jalaluddin al-Mahalli & Jalaluddin as-Suyuthi:
(Atau) apakah
(mereka dengki kepada manusia) maksudnya kepada Nabi saw
(atas karunia yang telah diberikan Allah kepada mereka itu) berupa kenabian dan banyaknya
istri?
Artinya mereka mengangankan lenyapnya nikmat itu daripadanya dan mengatakan,
"Sekiranya ia nabi, tentulah ia tidak akan menghiraukan banyak istri itu!"
(Sungguh, Kami telah memberikan kepada keluarga Ibrahim) nenek moyang mereka
seperti Musa, Daud dan Sulaiman (Kitab dan hikmah) serta nubuwah
(dan telah Kami berikan kepada mereka kerajaan yang besar) Daud mempunyai 99 orang
istri,sedangkan Sulaiman seribu orang wanita, campuran dari orang merdeka dan hamba
sahaya.
3. Qs.an nahl 16:127
Tafsir ibnu katsir Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-
Dimasyqi:
Firman Allah subhanahu wa ta’ala :

Bersabarlah (hai  Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan
Allah.
Hal ini mengukuhkan perintah bersabar, sekaligus sebagai pemberitaan bahwa kesabaran itu
tidak dapat diraih melainkan berkat kehendak Allah dan pertolongan-Nya, serta berkat upaya
dan kekuatan-Nya.

Selanjutnya Allah subhanahu wa ta’ala, berfirman:

…dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka.


Yakni terhadap orang-orang yang menentangmu, karena sesungguhnya Allah telah
menakdirkan hal tersebut.

…dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.
Artinya, janganlah kamu merasa duka cita terhadap upaya keras mereka dalam memusuhimu
dan memasukkan kemusyrikan terhadapmu, karena sesungguhnya Allah-lah yang mencukupi,
menolongmu, mendukungmu, menampakkan kamu, dan memenangkan kamu atas mereka.

4. Qs.al maarij ,70:19-21


Tafsir muyassar Oleh tim Mujamma’ Raja Fahd arahan Syaikh al-Allamah Dr. Shalih
bin Muhammad Alu asy-Syaikh:

Sesungguhnya, manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.


Jika ia ditimpa oleh sesuatu yang tidak disukai atau kesulitan, ia banyak berkeluh kesah dan
berputus asa.

Jika mendapat kebaikan dan kemudahan, ia amat kikir dan banyak menahan kecuali orang-
orang yang mengerjakan shalat, mereka yang tetap menjaga menunaikannya tepat waktu,
tidak terhalangi kesibukan apa pun, orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu
yang diwajibkan atas mereka berupa zakat yang ditunaikan kepada mereka yang memerlukan
bantuan dan tidak mempersulit orang-orang yang memintanya, orang-orang yang
mempercayai hari perhitungan dan hari pembalasan sehingga mereka melakukan persiapan
dengan beramal saleh.
Begitu pula orang-orang yang takut terhadap azab Allah
Sesungguhnya, tidak ada seorang pun yang dijamin aman dari siksa Tuhan mereka.
Demikian pula orang-orang yang memelihara kemaluannya terhadap yang telah diharamkan
Allah atas mereka kecuali terhadap istri-istri atau hamba sahaya yang mereka miliki.

Sesungguhnya, mereka dalam hal ini tidaklah disiksa.

5. Hr.abu daud ,sunan abu daud hadis nomor 4257

Menurut Zumroh dalam bukunya yang berjudul Tombo Ati mengatakan bahwa, dengki


adalah keinginan hilangnya nikmat dari orang lain, yang disebabkan adanya rasa sakit hati,
rasa dendam, rasa benci dan adanya sifat ujub (merasa dirinya paling hebat) serta sifat
sombong. Sehingga ia akan sekuat tenaga untuk menjatuhkan dan menghilangkan
kenikmatan dari diri seseorang tersebut.

Rasulullah saw bersabda bahwa iri hati memakan semua amal kebaikan kita, sebagaimana
api membakar kayu kering. Rasulullah saw juga bersabda, “Tiap pemilik karunia
menyebabkan orang iri hati kepadanya”.
Imam Mawlud menjelaskan bahwa iri hati terlihat ketika seseorang menginginkan orang
lain kehilangan karunia yang dimilikinya. Allah Maha bijaksana terhadap segala pemberian-
Nya kepada hamba-Nya. Apabila seseorang meragukan karunia yang telah diberikan
kepadanya, maka dia sebenarnya dia meragukan Sang Pemberi. Hal ini membuat iri pantas
dicela dan dilarang.

6. Hr.bukhari ,shahih bukhari hadis nomor 5605


An-Nawawi rahimahullah mengatakan:
“Saling membenci itu dilakukan dengan hati. Saling memutus hubungan dilakukan dengan
perbuatan dan perkataan. Saling membelakangi dilakukan dengan perbuatan. Saling
membenci adalah dengan membenci sesama mukmin dan hal ini haram karena apa alasan
untuk membencinya?! Mungkin ada yang beralasan “Saya membencinya karena dia
bermaksiat kepada Allah”, tapi kebencian itu jangan diterapkan secara mutlak sebagaimana
penerapan terhadap orang kafir yang tak memiliki kebaikan sama sekali. Seorang mukmin
yang bermaksiat dan terus-menerus melakukannya tetap wajib dicintai berdasarkan tingkat
keimanan yang dimilikinya, sebagaimana wajib dibenci berdasarkan tingkat kefasikan dan
kedurhakaannya.”

7. Hr.ahmad ,musnad ahmad hadis nomor 1636

Al-Munawi dalam Faidh Al-Qadir (3: 529) menyatakan bahwa yang dimaksud, tinggalkanlah


yang meragukan, ragu apakah itu baik ataukah jelek, ragu apakah itu halal atau haram,
pilihlah yang tidak meragukan yaitu yang diyakini baik dan halalnya.

Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fath Al-Bari (4: 343) menyatakan makna hadits yaitu jika
engkau ragu pada sesuatu, maka tinggalkanlah. Meninggalkan perkara yang masih ragu
seperti ini termasuk dalam masalah wara’ yang cukup penting.

Seorang yang dikenal zuhud, Abu ‘Abdurrahman Al-‘Umari rahimahullah mengungkapkan


bahwa seseorang disebut wara’ jika ia meninggalkan yang meragukannya dan ia pilih yang
yakin yang tidak meragukannya.

Hasan bin Abi Sinan rahimahullah menyatakan bahwa tidak ada yang lebih ringan dari
wara’, yaitu jika ada sesuatu yang meragukan, maka tinggalkanlah

Anda mungkin juga menyukai