Anda di halaman 1dari 5

PENGERTIAN FILSAFAT ILMU

Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang mempelajari dan mempertanyakan secara
sistematis mengenai hakikat pengetahuan ilmu yang berhubungan dalam masalah-
masalah filosofis dan fundamental yang terdapat pada ilmu untuk mencapai
pengetahuan yang ilmiah.

Intinya, filsafat ilmu adalah filsafat dengan pokok bahasan ilmu sebagai inti dari
apa yang dipertanyakan mengenai kebenaran. Masalahnya, mudah untuk mengingat dan
menjelaskan apa definisi dari filsafat ilmu namun sulit untuk benar-benar memahami
esensi apa yang dipelajari dalam filsafat ilmu.

Filsafat adalah pemikiran dan kajian menyeluruh terhadap suatu pemikiran, kepercayaan dan
sikap yang sudah dijunjung tinggi kebenarannya melalui pencarian ulang dan analisis konsep dasar
untuk menciptakan kebenaran, pertimbangan dan kebijaksanaan yang lebih baik.

Filsafat secara harfiah berarti “mencintai kebijaksanaan”. Itu artinya, filsafat juga memiliki arti
mencintai mencari menuju penemuan kebijaksanaan atau kearifan. Mencintai kearifan disini tentunya
bermakna mencintainya dengan melakukan proses dalam arti pencarian kearifan sekaligus produknya.

Di dalam proses pencarian itu, yang dicari adalah kebenaran-kebenaran prinsip yang bersifat
general. Prinsip yang bersifat general ini harus dapat dipakai untuk menjelaskan segala sesuatu kajian
atas objek filsafat
Pengertian Ilmu
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab, yaitu alima yang berarti pengetahuan. Pemakaian kata ilmu
dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata science dalam bahasa inggris. Science sendiri berasal dari
bahasa Latin: Scio, Scire yang artinya juga pengetahuan.

Ilmu adalah pengetahuan, namun ada berbagai macam pengetahuan, seperti: pengetahuan biasa,
pengetahuan ilmu, dan pengetahuan biasa. Pengetahuan biasa adalah pengetahuan keseharian yang
kita dapatkan dari berbagai sumber bebas dan belum tentu benar atau berdasarkan kenyataan.
Sementara pengetahuan ilmu adalah pengetahuan yang pasti, eksak, berdasarkan kenyataan dan
terorganisir.

Pengetahuan Ilmu
Ilmu harus disusun secara sistematis dan berdasarkan metodologi untuk berusaha mencapai
suatu kesimpulan atau generalisasi. Ilmu terbagi menjadi tiga kategori pembentuknya, yaitu: hipotesis,
teori, dalil hukum. Dalam kajian ilmiah untuk membangun ilmu, jika data faktual yang terkumpul
masih belum banyak atau belum cukup, maka peneliti baru membentuk hipotesis.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, hipotesis adalah dugaan pemikiran berdasarkan sejumlah
data tebatas yang belum cukup kuat. Hipotesis akan memberikan arah pada penelitian untuk
menghimpun data yang dibutuhkan. Data yang telah dihimpun dan dinilai cukup sebagai hasil
penelitian dihadapkan pada hipotesis.
Apabila data yang telah dikumpulkan mampu memvalidasi hipotesis, maka hipotesis tersebut
berubah menjadi tesis atau teori. Jika teori mencapai generalisasi atau kesimpulan umum, maka teori
tersebut berubah menjadi dalil. Tahapan terakhir adalah jika teori dapat memastikan hubungan sebab-
akibat yang serba tetap dimana saja, maka ia akan menjadi hukum (e.g: hukum newton, dsb).

sistematika pembentukan ilmu (kategori): hipotesi, tesis, dalil, hukum


Alur sistem pembentukan ilmu (kategori): hipotesi, tesis, dalil, hukum.
Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan berasal dari bahasa Inggris yaitu: knowledge. Dalam encyclopedia of philosophy,
definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar. Sementara secara terminologi akan
dikemukakan salah satu pendapat ahli mengenai definisi tentang pengetahuan dibawah ini:

Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut
adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi
pikiran. Dengan demikian, pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu
(Gazalba, 1973).

Pengetahuan adalah suatu proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari
kesadarannya sendiri. Orang pragmatis, terutama John Dewey tidak membedakan pengetahuan
dengan kebenaran (antara knowledge dengan truth). Jadi, menurut Dewey pengetahuan itu harus
benar, kalau tidak benar maka hal tersebut bukanlah pengetahuan.

Jenis pengetahuan
Beranjak dari pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan maka di dalam
kehidupan manusia dapat memiliki pengetahuan dan kebenaran. Burhanuddin Salam mengemukakan
bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu:

Pengetahuan biasa. Yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common
sense atau nalar wajar; sesuatu yang masuk akal. Terkadang disebut sebagai good sense pula yang
berarti pengetahuan yang diterima secara baik. Contohnya: semua orang menyebutnya sesuatu itu
merah karena itu memang merah, benda itu panas karena memang dirasakan panas dan sebagainya.
Terkadang terdapat beberapa pengetahuan biasa yang sebetulnya kurang tepat hingga tidak benar,
namun sudah diterima apa adanya oleh masyarakat.
Pengetahuan ilmu. Merupakan ilmu sebagai terjemahan dari science yang pada prinsipnya
adalah usaha untuk mengorganisasikan, mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan yang
berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari atau dugaan lain yang belum
dibuktikan. Untuk kemudian dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti
menggunakan berbagai metode. Ilmu dapat merupakan suatu metode berpikir secara objektif
(objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual.
Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi, eksperimen, dan
klasifikasi. Analisis ilmu itu objektif dan menyampingkan unsur pribadi atau subjektif, pemikiran
logika diutamakan, netral dan menjunjung fakta.
Pengetahuan filsafat. Yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang kontemplatif dan
spekulatif. Pengetahuan filsafat menekankan pada universalitas kedalaman kajian mengenai Ilmu
hanya pada satu bidang pengetahuan yang mengerucut, sementara filsafat membahas hal yang lebih
luas namun tetap mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan reflektif dan kritis sehingga
ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup dilonggarkan kembali untuk menerima perubahan
yang dianggap lebih positif.
Pengetahuan agama. Merupakan pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para
utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak, absolut dan wajib diyakini oleh para penganutnya
tanpa bukti empiris sekalipun.
Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan
Dari berbagai uraian diatas, tampak timbul kerancuan antara pengertian pengetahuan dan ilmu.
Kedua kata tersebut sering dianggap memiliki persamaan arti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
ilmu disamakan artinya dengan pengetahuan. Hal itu diperumit dengan fenomena ilmu dan
pengetahuan terkadang disatukan menjadi kata majemuk; ilmu pengetahuan.

Hal tersebut sering kita jumpai dalam berbagai karangan yang membicarakan tentang ilmu
pengetahuan. Namun, jika kedua kata ini berdiri sendiri akan tampak perbedaan antara keduanya. Dari
asal katanya, dapat ketahui bahwa pengetahuan diambil dari bahasa inggris yaitu: knowledge,
sementara ilmu diambil dari kata science dan peralihan dari bahasa arab: alima.

Untuk memperjelas pemahaman kita juga harus mampu membedakan antara pengetahuan yang
sifatnya pra ilmiah dan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan pra ilmiah adalah pengetahuan yang belum
memenuhi syarat-syarat ilmiah pada umumnya seperti:

harus memiliki objek tertentu (objek formal dan materil)


harus bersistem
memiliki metode tertentu
sifatnya umum
Sebaliknya, pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang harus memenuhi syarat-syarat
ilmiah. Pengetahuan pertama disebut sebagai pengetahuan biasa dan pengetahuan kedua disebut
pengetahuan ilmiah seperti yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya diatas.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pengetahuan berbeda dengan ilmu. Perbedaan
tersebut terlihat dari sifat sistematisnya dan cara memperolehnya. Namun dalam perkembangannya,
pengetahuan dengan ilmu bersinonim arti, sedangkan dalam arti material keduanya mempunyai
perbedaan.

Pengertian Filsafat Ilmu Menurut Para Ahli


Ismaun (2001) merangkum beberapa pengertian filsafat ilmu menurut beberapa ahli, pendapat-
pendapat para ahli tersebut adalah:

Robert Ackerman
Filsafat ilmu dalam satu sisi adalah suatu tinjauan kritis mengenai pendapat-pendapat ilmiah,
dewasa ini, melalui perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-
pendapat tertentu, tetapi filsafat ilmu juga jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek
ilmiah secara aktual.

Lewis White Beck


Beck berpendapat bahwa filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran
ilmiah serta upaya untuk mencoba menemukan ilmu dan pentingnya upaya ilmiah ilmu secara
keseluruhan.
Cornelius Benjamin
Flsafat ilmu adalah cabang pengetahuan filsafat yang merupakan telaah sistematis mengenai
ilmu, khususnya: metode, konsep dan praanggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum
cabang-cabang pengetahuan intelektual.

Michael V. Berry
Michael V. Berry berpendapat bahwa filsafat ilmu merupakan penelaahan tentang logika
interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yaitu: metode
ilmiah.

Peter Caws
Caws mengemukakan bahwa filsafat ilmu adalah salah satu bagian filsafat yang mencoba
berupaya dan melakukan pencarian terhadap ilmu.

Psillos dan Curd (2008)


Psillos dan Curd berpendapat bahwa filsafat ilmu adalah filsafat yang berhubungan dengan
masalah-masalah filosofis dan fundamental yang terdapat di dalam ilmu.

Advertisement
Dalton dkk. (2007)
Filsafat ilmu mengacu pada keyakinan seseorang tentang esensi pengetahuan ilmiah, esensi
metode dalam pencapaian pengetahuan ilmiah hingga ke hubungan antara ilmu dan perilaku manusia.

Rudner (1966)
Sementara itu Rudner berpendapat bahwa filsafat ilmu adalah salah satu bagian dari
epistemologi yang merupakan filsafat yang berfokus pada kajian tentang karakteristik pengetahuan
ilmiah.

Hanurawan (2012)
Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang filsafat, khususnya dalam epistemologi, yang
mempelajari hakikat pengetahuan ilmu.

Ruang Lingkup Filsafat Ilmu


Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi atau filsafat pengetahuan yang secara
spesifik mengkaji hakikat ilmu, dengan ruang lingkup seperti :

Objek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana
hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yangmembuahkan pengetahuan ?
(Landasan ontologis)
Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupailmu?
Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar menandakan
pengetahuan yang benar? Apa saja kriterianya? Apa yang disebutkebenaran itu? Adakah
kriterianya? Cara, teknik, sarana apa yang membantu kitadalam mendapatkan pengetahuan yang
berupa ilmu? (Landasan epistemologis)
Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara
cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang
ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang
merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional? (Landasan
aksiologis)

Anda mungkin juga menyukai