1.Masa Pranatal
Sebenarnya pada masa ini belum banyak yang dapat diketahui tentang kehidupan jiwa
embrio ,tetapi oleh karena ada beberapa hal yang perlu pula di ketahui oleh para calon orang tua
anak ,maka akan dibicarakan serba sedikit tentang masa ini .antara lain ialah :
1. faktor – faktor apa yang mempengaruhi perkembangan embrio dalam kandungan
2. faktor – faktor apa yang dapat menimbulkan ganggua fisis pada anak dalam kandungan.
3. tentang hal gerakan gerakan anak dalam kandungan.
a).faktor –faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dalam kandungan ,antara lain ialah:
1. faktor keturunan
embrio yang berkembang didalam kandungan ibu ,ditentukan oleh sel-sel telur dari pihakk
ibu dan sel-sel telur dari pihak ayah.sejak pertemuan antara keduanya itu mulailah terjadi
kehidupan .hal ini dibicarakan lebih mendalam didalam antropobiologi.
2. faktor kemasakan ,dan
menjadi masaknya embrio ,mempengaruhi kehidupan jiwa embrio itu sendiri .misalnya anak
yang lahir pada umur tujuh bulan ,tampak lebih tidak berdaya dibandingkan dengan anak
yang lahir pada umur sembilan bulan
3. faktor penyesuaian diri.
perkembangan embrio dalam kandungan ,dipengaruhi oleh lingkungannya.menurut
penyelidikan para embriolog ,ternyata jika lingkungan kehidupan si ibu berubah ,maka
berubah pula keadaan embrio
c). Perkembangan alat indra si bayi Teremasuk di dalam hal ini, ialah:
1) Perekembangan penglihatan
Pada umumnya indra anak yang baru lahir, belum dapat menerima rangsangan. Matanya
terbuka dan berkedip otomatis dengan gerak refleksif, tapi sebenarnya belum dapat menerima
rangsangan cahaya. Baru pada bulan ketujuh, si bayi dapat mengikuti sesuatu yang di dekat
matanya, dengan memalingkan kepalanya.
2) Perkembangan pendengaran
Hanya dengan waktu kurang lebih 2 jam sesudah lahir, si bayi telah dapat mendengar. Yaitu
sejak cairan yang berasal dari lubang telinga, keluar. Ini dapat dilihat bahwa ia telah dapat mereaksi
terhadap getaran suara, sekalipun reaksinya itu belum mengandung arti tertentu. Kepekaan
menerima rangsangan suara, rupa-rupanya yang paling cepat dimilikinya suara yang keras
menimbulkan reaksi kejut dan suara yang lembut diterima dengan reaksi yang tenang.
4.Perkembangan pembau
Terhadap rangsangan bau lembut, anak mereaksi positif dan bau keras, anak mereaksi negatif,
dengan memalingkan kepalanya. Bila ia membau susu ibunya, ia mereaksi dengan gerak mencari-cari
dengan memaling-malingkan kepalanya.
5.Perkembangan perasa lidah
Dalam perkembangan perasa lidah, si bayi tidak jauh berbeda dengan keadaan orang dewasa.
Anak pada umumnya lebih senang rasa manis daripada rasa asin. Rasa asam dan pahit, kebanyakan
ditolaknya
A. Kecakapan-kecakapan Instingtif
Pada masa ini, umumnya disebut masa anak tetek, oleh karena inilah saat datangnya
kematangan anak untuk menguasai kecakapan instingtif yang berhubungan dengan usaha
mempertahankan hidupnya (makan dan minum). Kecakapan-kecakapan instingtif ini sebagian
matang karena faktor dari dalam dan sebagian lagi karena pengaruh dari luar. Untukmudahnya akan
di jelaskan perkembangannya per triwulan, sebagai berikut :
1. Kecakapan instingtif yang matang atas pengaruh dari dalam, pada triwulan pertama, anak
telah dapat mengangkat dan memalingkan kepala, pada triwulan kedua anak telah dapat
menegakkan badan dan duduk dan pada triwulan keempat ia mulai berdiri dan berj alan.
2. Kecakapan instingtif yang matang atas pengaruh dari luar, pada triwulan pertama, anak
telah dapat memalingkan kepala dengan mengarahkan mata atau telinga, bila mendapat
rangsangan getaran udara atau cahaya. Pada triwulan kedua anak telah mulai berusaha
menangkap apa saja yang dilihatnya dan sampai dengan akhir tahun pertama anak telah
dapat menirukan segala sesuatu yang diperbuat oleh orang lain.
Pada saat inilah orang tua sering menggunakan kesempatan kecakapan anaknya itu dengan
melatihkan perbuatan-perbuatan tertentu, yang sering dibanggakan kepada orang lain,
misalnya: kasih salam, tepuk ame ame, main mata, dan sebagainya, sekalipun anak itu
sendiri belum mengerti apa yang diperbuatnya itu.
Dalam hal ini, Sis Heyster berpendapat bahwa tiga fungsi bahasa itu, ialah:
a. Bahasa sebagai alat pernyataan isi jiwa,
b. Bahasa sebagai peresapan (mempengaruhi orang lain) dan
c. Bahasa sebagai alat untuk menyampaikan pendapat.
Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan tiga fungsi bahasa itu, di bawah ini akan di berikan
contohnya.
Bila di malam gelap kaki kita terantuk sesuatu benda, maka secara spontan kita akan mengatakan
“aduh”. Kata itu adalah kata yang hanya secara spontan terucapkan, tanpa ada tujuan apa pun dan
kepada siapa pun. Inilah fungsi bahasa yang pertama.
Sedang apabila kita menyatakan “Alangkah bagusnya pemandangan itu” Maka kalimat itu adalah
bermaksud untuk menyatakan isi jiwa kita, dengan maksud agar orang lain mengerti. Inilah fungsi
bahasa yang kedua. Sedang apabila kita mengatakan “Nama saya Anu dan rumah saya di sana” maka
kita bermaksud memberitahukan dengan sengaja, kepada orang lain itu. Inilah fungsi bahasa yang
ketiga.
Untuk mengembangkan kecakapan bahasanya ini, sangat penting Karena itu kecakapan
berbahasanya si anak, dipengaruhi oleh besarnya keluarga, keteraturan keluarga di dalam
menggunakan bahasa, dan kesengajaan keluarga mempengaruhi anak-anaknya.
Pada umumnya, perkembangan bahasa anak, dibedakan atas empat masa, yaitu :
1. Masa Pertama (1;0 1;6)
Kata-kata pertama yang diucapkan oleh anak, adalah kelanjutan dari meraba. Ini dapat kita
lihat dengan jelas,jika kita perhatikan bahwa di antara kata-kata itu terdapat beberapa kata yang
diucapkan juga oleh anak dari bahasa apa pun di dunia ini. Misalnya kata-kata yang diucapkan anak
terhadap ayah atau ibunya. Kata “ma” untuk ibu dan kata “pa” untuk bapak.
Bila setiap kali anggota keluarga menyebut sesuatu kata pada waktu mereka mendekat
kepadanya, maka secara wajar, ia mengerti bahwa kata itu adalah tertuju kepadanya dan karena itu
ia pun menirukan kata itu untuk menggantikan akunya, meskipun belum dengan ucapan yang benar.
Misalnya kata Siti, dikatakannya Titi atau lti. Demikianjuga halnya bila ia melihat sesuatu, maka
disebutnya benda itu sesuai dengan suara yang ditimbulkannya Kucing disebutnya eong, anjing
disebutnya hung, bola disebutnya bug bug, dan sebagainya., kecuali bila orang mengatakan dengan
suara lain untuk sesuatu benda atau sesuatu perbuatan, misalnya mimik, yang maksudnya adalah
minum, bubuk yang artinya tidur, dan sebagainya.
Karena dengan kata-kata itu, sebenarnya ia mengatakan keinginannya, yang semestinya
merupakan satu kalimat, maka kata itu kita namakan kalimat satu kata. Sebagai contoh misalnya :
mimik, yang maksudnya ialah : Ibu, saya haus minta minum dengan botol berisi susu. Dan bila
mengatakan Mam, maka sebenarnya ia minta makan.
2. Masa Kedua (l;6 2;0)
Pada masa ini, dengan kecakapannya berjalan, ia makin banyak melihat segala sesuatu dan
ingin mengetahui namanya. Oleh karena itu ia selalu menanyakan nama benda-benda itu. Karena itu
masa ini kita sebut masa “apa itu”. Tentu saja ayah, ibu kakak atau siapa pun juga yang arif akan
perkembangan anak itu, ia akan menjawabnya dengan semestinya, dan dengan ucapan yang benar,
meskipun belum selalu si anak dapat menirukannya. Dengan demikian makin banyaklah ia mengenal
benda-benda dengan namanya yang sebenarnya.
Pada masa ini, terjadi kesukaran berkata, disebabkan oleh karena perkembangan kemauan
dan keinginannya lebih cepat daripada kekayaan bahasanya, sehingga sebenarnya ia akan
berceritera tetapi karena perbendaharaan kata-katanya belum mencukupi, maka ia melengkapinya
dengan gerakan-gerakan tangan dan kakinya.
3. Masa Ketiga (2;0 2;6)
Pada masa ini, anak telah mulai tampak makin sempurna dalam menyusun kata-katanya. Ia
sudah menggunakan awalan dan akhiran, sekalipun belum sesempurna seperti yang dikatakan orang
dewasa. Karena itu orang yang arif, akan membenarkannya dengan hati-hati. Tetapi kadang-kadang
anak itu tidak begitu senang bila kata-katanya itu selalu dibenarkannya,bila kalimatnya terlalu
panjang.
Acapkali kita dengar kesalahan yang lucu dan kerapkali ia membuat kata-kata baru menurut
caranya sendiri. Hal ini disebabkan karena kata yang dahulu dipergunakannya untuk menamakan
sesuatu tidak memuaskan lagi baginya.
4. Masa Keempat (2;6 Seterusnya)
Pada masa ini keinginan anak untuk mengetahui segala sesuatu mulai bertambah-tambah.
Karena itu pertanyaannya pun mulai berkepanjangan, tidak cukup hanya dijawab dengan pendek-
pendek saja Setiap jawaban akan menimbulkan pertanyaan yang baru, sehingga apabila ayah atau
ibunya sedang harus mengkonsentrasikan kepada pekerjaannya sering memandang anaknya sebagai
tukang cerewet Tentu saja ayah atau ibu tidak boleh berpikir yang demikian, demi perkembangan
pikiran dan memperkaya perbendaharaan bahasa si anak. Oleh karena itu, seyogianyalah bila pada
masa ini anak sering dibawa bepergian dan melayani dengan baik segala yang ditanyakannya.
Dengan cara semacam ini anak akan makin cakap menggunakan bahasanya, makin banyak
pengetahuannya, makin maju berpikirnya, perasaannya, dan sebagainya, sehingga
perkembangannya tidak mengalami hambatan.
C. Perkembangan Permainan
Masalah anak bermain sudah sejak adanya anak-anak. Sudah ada sejak adanya manusia.
Pertanyaan yang segera timbul ialah, mengapa anak harus mesti bermain-main. Bagi anak,
permainan adalah makanan rohaninya. Ia tidak akan merasa enak bila tidak ada kesempatan untuk
bermain-main. Sejak masih dalam buaian ia sudah mulai bermain dengan tangannya, kakinya dan
lain-lainnya, kemudian ' ia bermain dengan benda-benda yang didapatnya di sekitarnya, akhirnya ia
memerlukan alat tersendiri untuk bermain-main.
jenis-jenis permainan Oleh karena banyaknya macam permainan yang ada pada anak, maka
para ahli berusaha membedakanjenis permainan itu. Di bawah ini dikutipkan hasil pembedaan itu.
1.Permainan gerak atau fungsi
Yang dimaksud ialah permainan yang mengutamakan gerak dan berisi kegembiraan di dalam
bergerak.
2. Permainan Destruktif
Yang dimaksud ialah bahwa anak bermain dengan merusakkan alat-alat permainannya itu.
Seakan-akan ada rahasia di dalam alat permainannya itu dan ia mencari rahasia itu. Stern, Di dalam
hal ini mengatakan bahwa dengan berhasil merusak itu si anak menemukan kesenangannya.
Bermain destruktif ini tidak lama berlangsungnya oleh karena itu apabila anak baru mengalami masa
bermain destruktif,janganlah kepadanya diberikan alat permainan yang mahal. Gantikanlah alat
permainan yang mahal itu dengan alat-alat yang tidak berharga.
3. Permainan kontruktif
Yang dimaksud ialah anak senang sekali membangun.dan Disusunlah balok-balok, batu-batu,
dan sebagainya menjadi sesuatu yang baru dan dengan itu si anak akan menemukan
kegembiraannya.
4. Permainan peranan, atau ilusi
Yang dimaksud ialah permainan yang di dalamnya, si anak menjadi seseorang yang penting.
Siti yang bermain boneka adalah Siti yang berperan sebagai seorang ibu. Amin yang bermain kereta
api, adalah Amin yang berperan sebagai seorang masinis dan sebagainya.
5. Permaian reseptif
Artinya apabila orang tuanya sedang menceritakan sesuatu cerita, maka di dalam jiwanya si
anak mengikuti cerita itu dengan menempatkan dirinya sebagai tokohnya. Apapun yang dialami oleh
si tokoh dalam cerita itu, seakan akan dialaminya sendiri, sehingga kadang-kadang anak itu
menangis, kadang-kadang meluap kegembiraannya, kadang-kadang bangga karena kemenangannya,
dan sebagainya.
Bagi orang tua inilah saat yang paling baik untuk menanamkan sifat-sifat yang baik kepada
anak-anaknya, agar tumbuh pribadinya yang baik pula.
6. Permainan prestasi
Yang dimaksud ialah di dalam permainan itu si anak berlomba lomba untuk menunjukan
kelebihannya. Baik kelebihan dalam kekuatan, dalam keterampilan maupun dalam ketangkasannya.
Dalam hal ini orang tua harus hati-hati sekali. Sekalipun prestasi yang menjadi tujuan, tetapi
faktor sportivitas harus juga ditanamkan, bahkan inilah yang terpenting bagi si anak.