FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
BAGIAN OBGYN
Jln. Urip Sumoharjo KM. 05 Telp. (0411) 443280, Fax (0411) 432730 Makassar 90231
ABSENSI
1 Fatimah Marwah
11120192062 OBGYN
2
Andi Muh. Riflan Astar 11120192097 OBGYN
3 OBGYN
Baqda Awalia Rahmayanti 11120191008
4 OBGYN
Anggreyni arafah 11120191006
OBGYN
5 Syafira Alim 11120192117
OBGYN
6 Mufidah Nur Fajriani 11120182115
OBGYN
7 Eka Risdayani 11120192133
OBGYN
8 Ismiralda Febrina Iskandar 11120192060
OBGYN
9 Munawwarah 11120182028
OBGYN
10 Mauluddin Rahmat Sarita 11120191031
Jln. Urip Sumoharjo KM. 05 Telp. (0411) 443280, Fax (0411) 432730 Makassar 90231
NOTULENSI
1. Faktor risiko apa yang menyebabkan rupture perineum berdasarkan laporan kasus ini?
Jawab: Yang menjadi factor risiko terjadinya rupture perineum pada kasus ini ialah Paritas
adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seseorang ibu baik hidup maupun mati. Dalam kasus
ini ibu P1AO, paritas satu atau ibu primipara ini memiliki risiko lebih besar untuk mengalami
robekan perineum daripada ibu dengan paritas lebih dari satu atau multipara. Hal ini
dikarenakan karena jalan lahir yang belum pernah dilalui oleh kepala bayi sehingga otot-otot
perineum belum meregang. Hal ini karena belum pernah teregang sebelumnya, mengakibatkan
elastisitas kurang baik, dan mudah robek pada persalinan.
2. Bagaimana pencegahan terjadinya rupture perineum?
Jawab:
Faktor pasien:
• Masase di area perineum (area antar vagina dan anus) selama masa hamil terutama 6 minggu
akhir kehamilan dapat membantu dan meningkatkan elastisitas kulit.
• Lakukan latihan yang memperkuat otot-oto panggul. Senam Kegel dapat mencegah rupture
perineum karena menguatkan otot pubkoksigeus sehingga lebih tahan terhadap regangan.
• Pada saat persalinan, mengedan dilakukan secara perlahan dan terkontrol, sesuaikan dengan
irama napas. Hal ini membantu menyesuaikan dorongan bayi dari dalam dengan kesiapan jalan
lahir untuk membuka lebih luas.
Faktor Penolong:
• Sokong/topang perineum.
• Teknik sanggah susur
• Episiotomi. Episiotomi dapat mencegah terjadinya ruptur perineum sampai ke tingkat 3 dan 4
jika di lakukan dengan benar
3. Mengapa posisi oksipito-posterior pada janin menjadi salah satu factor risiko terjadinya
rupture perineum?
Jawab: Posisi oksipito posterior itu posisi bayi menghadap kedepan jadi keadaannya itu muka
bayi berada dibawah simpisis dan punggung bayi searah dengan punggung ibu. Bayi akan
susah masuk panggul karena terhalang oleh simpisis pubis. Proses persalinan normal. Bayi
akan menyesuaikan jalan lahir dengan melakukan fleksi dan putaran paksi dalam nah pada bayi
dengan posisi OP akan kesulitan fleksi karena terhalang oleh simpisis pubis sehingga diameter
kepala yg harus masuk ke panggul semakin besar. Maka persalinan menjadi lama dan dapat
menyebabkan robekan perineum.
YAYASAN WAKAF UMI
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
BAGIAN OBGYN
Jln. Urip Sumoharjo KM. 05 Telp. (0411) 443280, Fax (0411) 432730 Makassar 90231
DOKUMENTASI