Anda di halaman 1dari 8

OPS

Mahasiswa mampu melakukan perasat amniotomi sesuai indikasi dan standar yang telah
ditetapkan pada persalinan.

Sumber Pustaka
 JNPK-KR, 2002, Buku Acuan Persalinan Normal.
 Johnson Ruth dan Wendy Taylor, 2000, Skils For Midwifery Practice, Toronto.
 YBP-SP, 2000, Ilmu Bedah Kebidanan, Jakarta.

INFORMATION SHEET
PERASAT AMNIOTOMI

PENDAHULUAN
Selama kehamilan, bayi dalam rahim ibu terjaga aman dengan adanya cairan
ketuban/cairan amnion dan selaput ketuban/selaput amnion. Selaput amnion yang berisi cairan
amnion yang berfungsi untuk melindungi janin terhadap trauma dari luar, memungkinkan janin
untuk bergerak bebas, melindungi suhu tubuh janin, dalam proses persalinan berfungsi meratakan
tekanan didalam uterus pada saat partus, sehingga serviks membuka dan membersihkan serta
melicinkan jalan lahir.
Selama selaput ketuban masih utuh, bayi akan terlindungi dari infeksi dan sebagian besar
anoksia serta fetal distress yang biasa terjadi selama kontraksi hipertonik. Cairan amnion berfungsi
sebagai pelindung bayi dari tekanan kontraksi uterus. Oleh karena itu bila tidak terdapat indikasi
yang jelas untuk melakukan amniotomi pada persalinan kala 1, maka tindakan ini tidak perlu
dilakukan.
Bila dilakukan tanpa indikasi yang jelas, maka tindakan ini tidak akan membawa
keuntungan apapun, sebaliknya akan membahayakan bagi ibu dan janin. Pada umumnya selaput
ketuban pecah secara spontan, dan tindakan ini dilakukan biasanya pada saat pembukaan
lengkap/hampir lengkap agar penyelesaian proses persalinan berlangsung sebagaimana mestinya.

PENGERTIAN
Amniotomi adalah tindakan membuka selaput amnion/ketuban dengan jalan membuat
robekan kecil yang kemudian akan melebar secara spontan akibat gaya berat cairan dan adanya
tekanan di dalam rongga amnion.

TUJUAN
Agar proses persalinan berlangsung lancar sebagaimana mestinya.

INDIKASI
 Persalinan kala II, yaitu pada saat pembukaan lengkap atau hampir lengkap
 Saat fase aktif awal, sebagai akselerasi persalinan

Hal-hal Penting Yang Harus Diperhatikan Sebelum Melakukan Amniotomi


 Polihidramnion
 Presentasi muka
 Tali pusat menumbung
 Plasenta praevia
 Letak lintang

Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Terhadap Cairan Ketuban


 U (Utuh)  Selaput dan cairan ketuban masih utuh, masih memberikan
perlindungan kepada bayi dan uterus, tetapi tidak bias memberikan informasi tentang
keadaan janin
 J (Jernih)  Selaput ketuban sudah pecah, warna ketuban jernih dan bias
memberikan tanda bahwa kondisi janin dalam keadaan aman
 M (Mekonium)  Cairan ketuban bercampur mekonium, menunjukan
adanya anoksia kronis pada janin
 D (Darah)  Cairan ketuban bercampur dengan darah, bias menunjukan
pecahnya pembuluh darah plasenta, trauma pada serviks dan vagina
 K (Kering)  Cairan Ketuban sudah tidak tampak pada jalan lahir. Hal ini
menunjukan selaput ketuban yang sudah lama pecah atau pada post maturitas janin

Komplikasi Yang Terjadi Akibat Amniotomi


 Kompresi akibat tali pusat
 Tali pusat menumbung (Prolaps Foeniculi)
 Molase yang meningkat serta kemungkinan kompresi kepala yang tidak merata
 Tekanan yang meningkat pada kepala janin dapat mengakibatkan oksigenasi janin
berkurang
 Meningkatnya risiko infeksi

Persiapan Alat
Sama dengan persiapan alat pertolongan persalinan
 Trolly alat

 Bak steril berisi: Partus set lengkap, Hand schoen steril 2 pasang, kom kecil
berisi bethadin, nelaton catheter, benang tali pusat, kasa steril
 Peralatan ibu dan bayi, 2 buah waslap, handuk

 Alas bokong dan las perut

 Peralatan petugas: celemek/barak schort, sepatu boot, masker, penutup


kepala, handuk kecil pribadi
 Tempat spuit dan bekas ampul

 Kom tertutup untuk kapas cebok

 Kom tertutup berisi air DTT

 Spuit 5 cc dan 3 cc

 Lidokain dan oksitosin dalam tempatnya

 Tensi meter

 Fetoskop

 Bengkok

 2 Baskom berisi larutan klorin dan air DTT

 Tempat sampah basah dan kering

 Pendil/tempat plasenta

 Tempat pakaian kotor

Persiapan Bahan
 Phantom Delivery

 Phantom Bayi
Langkah-langkah Amniotomi
 Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk amniotomi
 Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga terhadap tindakan yang akan
dilaksanakan
 Periksa denyut jantung janin
 Posisikan pasien dalam posisi lithotomic/dorsal recumbent
 Pakai celemek
 Cuci tangan dengan dengan menggunakan teknik 7 langkah, kemudian keringkan
 Dekatkan alat-alat kedekat pasien
 Tutup sampiran/scherm, jaga privasi ibu
 Memakai hand schoen
 Sambil meminta ibu membuka kakinya, lakukan vulva hygiene
 Buka labia dengan menggunakan 2 jari tangan kiri
 Masukkan 2 jari tangan kanan satu persatu secara perlahan, cari selaput ketuban
yang sedang menggelembung. Pastikan kepala sudah masuk rongga panggul dan tidak
teraba bagian-bagian kecil janin atau tali pusat yang menumbung (tali pusat akan teraba
berdenyut)
 Memasukkan ½ kocher kedalam vagina menggunakan tangan kiri dengan
tuntunan jari tangan kanan yang ada didalam lubang vagina, hingga menyentuh selaput
ketuban
 Rasakan adanya kontraksi dan selaput ketuban menonjol, pada saat kontraksi
mulai melemah, torehkan ½ kocher 1 – 2 cm hingga selaput ketuban pecah
 Keluarkan ½ kocher dengan menggunakan tangan kiri. Pertahankan jari tangan
kanan didalam vagina untuk merasakan penurunan kepaladan untuk memastikan tidak
ada tali pusat yang teraba.
 Setelah yakin tidak ada tali pusat yang teraba, keluarkan jari tangan dari dalam
vagina secara perlahan
 Cuci tangan dalam larutan klorin, buka sarung tangan dalam keadaan terbalik
 Cuci tangan dibawah air mengalir
 Periksa kembali denyut jantung
 Catat pada partograf atau catatan medik lainnya
DAFTAR TILIK
PERASAT AMNIOTOMI

Nama Mahasiswa :_____________________________________


NIM :_____________________________________
Hari/Tanggal :_____________________________________
Nama Penguji :_____________________________________

Kriteria Penilaian
3 = Mahir  Langkah kegiatan dilakukan dengan benar dan berurutan,
tepat tanpa ragu-ragu, tanpa bantuan dan sesuai dengan prosedur,
dengan memperhatikan keselamatan dan kenyamanan pasien
2 = Mampu  Langkah kegiatan dilakukan dengan benar dan berurutan, tetapi
penguji perlu mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu prinsipil
1 = Perlu perbaikan  Langkah kegiatan dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan dan tidak
berurutan, penguji perlu mengingatkan hal-hal yang prinsipil
0 = tidak mampu  Langkah kegiatan tidak dikerjakan atau dihilangkan

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN


 Trolly alat

 Bak steril berisi: Partus set lengkap, Hand schoen steril 2 pasang, kom kecil
berisi bethadin, nelaton catheter, benang tali pusat, kasa steril
 Peralatan ibu dan bayi, 2 buah waslap, handuk

 Alas bokong dan las perut

 Peralatan petugas: celemek/barak schort, sepatu boot, masker, penutup


kepala, handuk kecil pribadi
 Tempat spuit dan bekas ampul

 Kom tertutup untuk kapas cebok

 Kom tertutup berisi air DTT

 Spuit 5 cc dan 3 cc

 Lidokain dan oksitosin dalam tempatnya


 Tensi meter

 Fetoskop

 Bengkok

 2 Baskom berisi larutan klorin dan air DTT

 Tempat sampah basah dan kering

 Pendil/tempat plasenta

 Tempat pakaian kotor

RINCIAN KEGIATAN
NO LANGKAH KEGIATAN KASUS
1 2 3 4
1 Menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan perasat amniotomi
2 Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga terhadap tindakan
yang akan dilaksanakan
3 Periksa denyut jantung janin
4 Posisikan pasien dalam posisi lithotomic/dorsal recumbent
5 Pakai celemek
6 Cuci tangan dengan dengan menggunakan teknik 7 langkah,
kemudian keringkan
7 Dekatkan alat-alat kedekat pasien
8 Tutup sampiran/scherm, jaga privasi ibu
9 Memakai hand schoen
10 Sambil meminta ibu membuka kakinya, lakukan vulva hygiene
11 Buka labia dengan menggunakan 2 jari tangan kiri
12 Masukkan 2 jari tangan kanan satu persatu secara perlahan, cari
selaput ketuban yang sedang menggelembung. Pastikan kepala
sudah masuk rongga panggul dan tidak teraba bagian-bagian
kecil janin atau tali pusat yang menumbung (tali pusat akan
teraba berdenyut)
13 Memasukkan ½ kocher kedalam vagina menggunakan tangan
kiri dengan tuntunan jari tangan kanan yang ada didalam lubang
vagina, hingga menyentuh selaput ketuban
14 Rasakan adanya kontraksi dan selaput ketuban menonjol, pada
saat kontraksi mulai melemah, torehkan ½ kocher 1 – 2 cm
hingga selaput ketuban pecah
15 Keluarkan ½ kocher dengan menggunakan tangan kiri.
Pertahankan jari tangan kanan didalam vagina untuk merasakan
penurunan kepaladan untuk memastikan tidak ada tali pusat
yang teraba.
16 Setelah yakin tidak ada tali pusat yang teraba, keluarkan jari
tangan dari dalam vagina secara perlahan
17 Cuci tangan dalam larutan klorin, buka sarung tangan dalam
keadaan terbalik
18 Cuci tangan dibawah air mengalir
19 Periksa kembali denyut jantung
20 Catat pada partograf atau catatan medik lainnya

Anda mungkin juga menyukai