1. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan fungsi dari berbagai macam variabel yang saling mempengaruhi. Ia
merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri manusia atau suatu proses psikologis.
Seringkali kita beranggapan bahwa seseorang yang kelihatan sibuk adalah orang yang tinggi
motivasinya. Pada hal mungkin saja ia pegawai yang sedang malarikan diri dari
kekurangtenangan psikologis. Sebaliknya , sekelompok orang yang sedang berbincang-bincang
sering pula kita anggap sebagai kelompok yang kurang atau malah tidak mempunyai motivasi.
Pendeknya kita sering menghubungkan motivasi hanya dengan tindakan atau perilaku yang
tampak nyata. Ini mungkin benar dan mungkin pula tidak benar, sebab – sebagaimana telah
dikemukakan – motivasi sesungguhnya merupakan proses psikologis dalam mana terjadi
interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, proses belajar, dan pemecahan persoalan.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Duncan dalam bukunya, ”Organizational
Behavior”,mengenai diagram proses motivasi yaitu:
Proses Motivasi
Rangsangan
Persepsi
Kepribadian Umpan
Sikap balik
Pengalaman masa lampau
Harapan masa datang
Faktor-fasktor
intrinsik
A1 A2 A3 A4
Alternatif tindakan
Pemilihan tindakan
Respon
Setiap makhluk hidup di dunia ini mempunyai kebutuhan dan keinginan yang beraneka
ragam, namun yang utama adalah kebutuhan untuk hidup. Sebagai mahkluk yang berakal dan
dikatakan lebih sempurna diantara makhluk yang lainnya , maka untuk memenuhi kebutuhannya
manusia melaksanakan suatu aktivitas tersebut adalah bekerja. Bekerja disini berarti melakukan
suatu kegiatan untuk menghasilkan sebuah karya yang berguna atau dapat dinikmati olehnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa motif atau yang mendorong manusia bekerja adalah
adanya kebutuhan yang harus dipenuhinya, kebutuhan yang harus dipenuhi tersebut dapat
diidentikkan dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhannya,
manusia berprilaku bermacam-macam misalnya : ada yang bekerja dengan bersemangat tinggi,
ada yang bekerja dengan malas dan lain-lain. Perilaku manusia ini tidak selamanya tetap,
tetapi selalu berubah-ubah dan perubahan inipun tentunya juga ada motivasinya
(dorongan).Motif ini timbul karena adanya rangsangan, bangkitnya rangsangan ini meyebabkan
adanya persepsi (anggapan) jiwa terhadap lingkungannya dan mengungkapkannya dalam bentuk
suatu tindakan atau tingkah laku. Tindakan merupakan salah satu jenis perbuatan manusia.
Manullang mengartikan perbuatan (act) sebagai suatu kegiatan manusia yang mengandung suatu
maksud tertentu yang memang dikehendaki oleh orang yang melakukan kegiatan itu.
Perbuatan dapat berupa pemikiran (thinking) dan tindakan (acting). Pemikiran adalah
perbuatan rohani yang mengandalkan kerja otak atau daya pikir manusia. Sedangkan tindakan
adalah perbuatan jasmani menggunakan gerak tubuh (phisik) manusia untuk melakukannya.
Proses perilaku atau tindakan manusia pada dasarnya berangkat dari adanya tujuan di
dalam diri manusia, dalam berusaha memenuhi (mencapai) tujuan tersebut, ada beberapa faktor
yang berpengaruh yaitu (stimulan) yang dapat merangsang jiwa manusia untuk mempersepsi
(menanggapi) dan presepsi ini kemudian diungkapkan dengan perbuatan yang berupa tindakan
(perilaku).
Jadi proses perilaku manusia dapat digambarkan sebagai berikut:
3. Teori-teori Motivasi
Bila kita teliti kembali teori-teori motivasi dapat kita kelompokkan kedalam dua
kelompok. Kelompok pertama ialah yang tergolong teori motivasi instrumental (instrumental
theories of motivation), sedang kelompok kedua ialah yang tergolong teori motivasi kebutuhan
(content theories of motivation).
Waktu kita membahas proses belajar telah disinggung bahwa tindakan seorang
dipengaruhi oleh harapannya. Seorang akan melakukan suatu tindakan tertentu mungkin
disebabkan oleh persepsinya bahwa ia akan mendapatkan sesuatu. Penjelasan yang sama juga
berlaku bila kita membahas teori motivasi instrumental. Dengan perkataan lain, teori
motivasi instrumental adalah teori yang berpendapat bahwa harapan akan imbalan atau
hukuman merupakan pendorong bagi tindakan seseorang.
Berikut ini akan dibahas beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli, yang dapat kita
golongkan dalam kelompok teori motivasi instrumental. Diantaranya ialah teori tukar-
menukar (exchange theory) dan teori harapan (expectancy theory)
Teori Tukar-menukar
Teori ini berasal dari konsep Barnard dan Simon yang dalam literatur ilmu
administrasi dan manajemen disebut model keseimbangan organisasional (model of
organizational equilibrium).
Menurut teori ini, dalam setiap organisasi selalu terjadi proses tukar-menukar atau jual-
beli antara organisasi (pimpinan organisasi) dengan orang-orang yang bekerja di dalamnya.
Dalam proses tukar-menukar ini, setiap orang memberikan atau menyumbangkan
pengetahuannya kepada organisasi yang dia masuki. Sebaliknya, organisasi memberikan
imbalan atau menukarnya dengan gaji/upah dan bentuk imbalan lainnya. Pengetahuan dan
keterampilan orang yang memasukinya, berikut sumber-sumber lainya diproses lebih lanjut
oleh organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa. Hasil produksi organisasi, baik yang
berupa barang ataupun jasa, kemudian dijual. Hasil penjualan merupakan pendapatan
organisasi. Dari pendapat inilah organisasi lalu membayar imbalan atas setiap kontribusi
yang telah diberikan para anggotanya.
Dengan demikian, terdapat hubungan langsung antara besarnya sumbangan
(pengetahuan dan keterampilan) seorang dengan penghasilan (imbalan) yang diterimanya.
Seorang akan memberikan sumbangannya selama ini ia merasakan bahwa penghasilannya itu
mempunyai nilai yang lebih besar dari nilai sumbangannya. Sebaliknya, organisasi akan
memberikan imbalan dalam suatu nilai tertentu, karena organisasi berpendapat bahwa
imbalan tersebut mempunyai nilai yang lebih rendah dari nilai sumbangan yang diberikan
oleh seseorang. Dengan perkataan lain, dalam setiap organisasi terdapat suatu keseimbangan
atau suatu keadaan dalam mana baik organisasi maupun para anggotanya sama-sama merasa
untung. Seorang dapat saja meninggalkan organisasinya apabila ia merasa bahwa imbalan
yang ia peroleh dinilainya lebih rendah dari nilai sumbangannya. Sebaliknya, setiap
organisasi boleh saja mengurangi imbalan atau memberhentikan seseorang apabila organisasi
(pimpinannya) merasa bahwa sumbangan orang tersebut dinilai lebih rendah dari imbalan
yang telah diberikan.
Selanjutnya teori ini sama sekali tidak mempersoalkan hubungan atau rasa
keterikatan seseorang terhadap organisasi dan sebaliknya organisasi juga tidak perlu
menuntut kesetian dari para anggotanya. Prinsip dan teknik motivasi seluruhnya ditentukan
oleh proses atau perjanjian tukar-menukar antara organisasi dengan mereka yang ingin
memasuki organisasi tersebut
Ilustrasi teori tukar menukar dapat dilihat dalam bagan di bawah ini.
Motivasi:
Sumbangan: pengetashuan dan keterampilan Gaji, upah dan
penghasilan lainnya
Pekerja
Teori Harapan (expectancy theory)
Secara sederhana teori ini mengatakan bahwa motivasi seseorang dalam organisasi
bergantung pada harapannya. Seorang akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk
berprestasi tinggi dalam organisasi kalau ia berkeyakinan bahwa dari prestasinya itu ia dapat
mengharapkan imbalan yang lebih besar. Seorang yang tidak mempunyai harapan bahwa
prestasinya tidak akan dihargai lebih tinggi, tidak akan berusaha meningkatkan prestasinya
Esteem needs
Belongingness needs
Safety needs
Biological needs
Secara singkat penjelasan diagram di atas adalah sebagai berikut::
(1) Kebutuhan fisologis (sandang, pangan, papan, kesehatan)
(2) Kebutuhan rasa aman (keamanan, kemerdekaan, perlindungan)
(3) Kebutuhan sosial (cinta, berkumpul, berkawan)
(4) Kebutuhan harga diri (penghargaan, pengakuan, kepercayaan)
(5) Kebutuhan aktualisasi diri (mengembangkan potensi secara maksimal)
Dengan mempelajari dan memahami asumsi dari teori x dan y, apa yang sebaiknya
dilakukan oleh para pimpinan ?
Perilakunya cenderung sesuai dengan teori X, maka sebaiknya dia mengadakakan
pendekatan secara langsung dalam pengawasannya, memberikan bimbingan dan
pengarahkan, mengendalikan dan lain-lain, agar mereka mau ikut serta dan
bersemangat dalam aktivitas pencapaian tujuan organisasi.
Perilakunya cenderng sesuai dengan teori Y, maka sebaiknya ia mengadakan
pengawasan secara tidak langsung, memberikan kesempatan pada mereka untuk
mengembangkan potensi dirinya.
4. Tujuan Motivasi
Pentingnya kegiatan motivasi ini karena mempunyai beberapa mamfaat dan tujuan
yaitu :
a) Untuk meningkatkan semangat, gairah dan kedisiplinan kerja karyawan (meningkatkan moral
kerja)
b) Memupuk rasa memiliki (sense of belonging), loyalitas dan partisipasi karyawan.
c) Meningkatkan kreativitas dan kemampuan karyawan untuk berkembang.
d) Meningkatkan produktivitas (prestasi) kerja karyawan.
e) Meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan kerja karyawan.
Tercapainya tujuan kegiatan motivasi ini sangat menguntungkan baik bagi karyawa
maupun bagi perusahaan (organisasi).
5. Macam-macam Motivasi
Didepan telah dijelaskan bahwa motivasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan
yaitu dorongan pada karyawan untuk melakukan sesuatu, untuk memberikan motivasi ini,
pimpinan tentunya memerlukan sarana (alat), dimana sarana tersebut dilihat dari bentuknya dapat
berupa:
1. Intensif Material.
Yaitu intensif atau imbalan yang diberikan kepada karyawan berupa materi, seperti
misalnya uang atau bentuk barang-barang yang lain.
2. Intensif Non Material.
Yaitu Intensif atau balas jasa (imbalan) yang diberikan kepada para karyawan (bawahan)
berupa non materi, misalnya, penghargaan, promosi adanya pemberian sarana atau faktor
kemudahan dan lain sebagainya.
Dilihat dari penekanan cara memotivasinya, macam-macam motivasi dapat dibedakan:
1. Motivasi Positif.
Motivasi positif adalah pemberian motivasi yang dilakukan dengan cara memberikan
harapan-harapan hadiah kepada para karyawan yang mempunyai prestasi tinggi atau mencapai
(lebih) dari standar yang telah ditetapkan
Hadiah (imbalan) tersebut bisa berupa uang (barang), piagam penghargaan, pujian atau
penggunaan fasilitas dan lain-lain.
Dengan motivasi positif ini semangat dan gairah kerja karyawan akan tinggi atau
meningkat, karena mereka akan berlomba dan berusaha keras untuk mencapai prestasi yang
tinggi dan hadiah (imbalan) yang ditentukan perusahan, sehingga secara otomatis produktivitas
kerja karyawan tinggi (meningkat). Motivasi positif ini sangat efektif untuk jangka panjang.
2. Motivasi Negatif.
Motivasi negatif adalah pemberian motivasi yang dilakukan dengan cara pemberian
denda, hukuman, ancaman (sangsi) terhadap karyawan yang tidak dapat memenuhi ketentuan-
ketentuan perusahaan, misalnya pencapaian standar prestasi, tata tertib dan lain-lain.
Motivasi negatif ini bertujuan agar para karyawan tidak melanggar ketentuan atau
berusaha memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahan, seperti karyawan
akan berusaha keras untuk mencapai prestasi(produktivitas kerja) sesuai dengan standar (target)
yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Motivasi ini efektif dalam jangka pendek, karena para karyawan takut dikenai sangsi
sehingga mereka akan bekerja keras (bersemangat). Namun untuk jangka panjang motivasi ini
berakibat kurang baik, karena lama-kelamaan karyawan akan merasa tertekan sebagai makhluk
yang mempunyai pikiran dan perasaan, suatu saat para karyawan tersebut akan berontak atau
menentang yang dapat menimbulkan konflik yang kurang baik.
Kalau kita tanyakan nama diantara motivasi positif dan negatif yang paling baik, untuk
menjawab itu tentunya kita harus melihat dahulu tujuan, waktu, situasi dan kondisinya, kalau
misalnya tujuannya untuk pendisiplikan serta kondisi memungkinkan untuk penerapan motivasi
negatif maka yang paling tepat adalah motivasi negatif, namun secara umum dengan
pertimbangan berbagai hal termasuk keuntungan dan kerugian jangka panjang, etika (moral),
pemberian peluang kreativitas hasil penelitian psikologi dan kenyataan yang ada dalam dunia
organisasi (usaha), maka yang paling banyak digunakan adalah motivasi positif.
7. Metode Motivasi
Untuk memberikan motivasi pada karyawan (bawahan) ada 2 (dua) metode atau cara
yang dapat dilakukan yaitu secara langsung (motivasi langsung) dan secara tidak langsung
(motivasi tidak langsung).
1. Motivasi langsung adalah motivasi yang diberikan secara langsung, jelas tegas kepada para
karyawan (bawahan) baik berupa materiataupun non materi untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasannya.
Motivasi langsung yang berupa materi, misalnya bonus (premi), gaji karyawan, (tunjangan
hari raya/akhir tahun) dan lain-lain. Sedangkan yang berupa non materi misalnya, pujian,
penghargaan, kenaikan pangkatan, bintang jasa dan lain-lain.
2. Motivasi Tidak Langsung (inderect motivation)
Motivasi tidak langsung adalah motivasi yang diberikan secara tidak langsung atau secara
tidak terang-terangan, padahal sebenarnya bertujuan memotivasi. Seperti misalnya
lingkungan kerja yang bersih atau dapat menunjang semangat, gairah dan kelancaran
pelaksanaan tugas, tempat duduk dan bagus dan empuk, adanya suara musik yang
meyenangkan dan memberikan semangat, mesin-mesin dan lay outnya bagus, udara nyaman
dan lain-lain.
Dalam prakteknya di perusahaan-perusahaan dan organisasi lainnya, kedua macam
metode langsung dan tidak langsung tersebut sama-sama digunakan karena keduanya saling
mendukung. Hal ini jelas bertujuan untuk membangkitkan, mempertahankan, meningkatkan
semangat dan gairah kerja karyawan yang pada akhirnya dapat mendorong tercapainya
produktivitas yang optimal.