Anda di halaman 1dari 28

Kata Pengantar

Nenek moyang bangsa Indonesia telah berhasil merumuskan pengalaman interaksinya


dengan sang Pencipta, alam, dan dengan sesamanya, dalam bentuk peradaban dan kearifan
bangsa yang sebagiannya diwujudkan dalam karya-karya seni budaya, baik berupa benda
maupun tak benda. Ditengah makin derasnya arus globalisasi seperti saat ini, ketahanan jati
diri suatu bangsa tercermin pada kemampuan melestarikan peradabannya. Kemampuan
tersebut penting untuk dapat memanfaatkan arus globalisasi menuju terbentuknya
konvergensi peradaban dunia, yaitu suatu peradaban berbentuk spektrum keberagaman
peradaban berbagai bangsa yang terlestarikan.

Pembelajaran Seni Budaya untuk Pendidikan Menengah Kelas X adalah salah satu usaha
untuk melestarikan peradaban bangsa melalui pemahaman terhadap sejumlah karya seni
budaya bangsa dari berbagai penjuru nusantara yang sangat kaya ragam dan sarat makna.
Pembelajarannya didahului dengan mengajak peserta didik mengapresiasi secara kritis seni
budaya bangsa melalui pengamatan terhadap keindahan warisan-warisan seni budaya. Peserta
didik juga diajak mencoba mengekspresikan perasaan dan pikirannya dengan meniru dan
memodifikasi karya-karya seni budaya yang sudah ada sesuai dengan selera dan
kemampuannya yang terus diasah. Pada akhirnya, peserta didik diajak mengkreasi suatu
karya seni budaya sesuai dengan minatnya dan menyajikan kreasinya dalam suatu
pementasan kolaboratif berbagai ragam seni budaya yang saling bersinergi.

Sebagai bagian dari Kurikulum 2013, pembelajaran dalam buku ini mencakup studi ragam
dan makna karya seni budaya untuk mengasah kompetensi pengetahuan, praktik berkarya
seni budaya untuk mengasah kompetensi keterampilan, dan pembentukan sikap apresiasi
terhadap seni budaya sebagai hasil akhir dari studi dan praktik karya seni budaya.
Pendekatannya bukan hanya belajar tentang seni budaya, tetapi juga belajar melalui seni
budaya dan belajar dengan seni budaya. Pembelajarannyadirancang berbasis aktivitas dalam
sejumlah ranah seni budaya, yaitu seni rupa, tari, musik, dan teater yang diangkat dari tema-
tema warisan seni budaya bangsa. Sebagai mata pelajaran yang mengandung unsur muatan
lokal, tambahan materi yang digali dari kearifan lokal yang relevan sangat diharapkan untuk
ditambahkan sebagai pengayaan dari buku ini.

Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum
2013, siswa diajak menjadi berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan
terbentang luas di sekitarnya. Peran guru dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap
siswa dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini sangat penting. Guru dapat
memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan
yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.

Implementasi terbatas Kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014 telah mendapatkan
tanggapan yang sangat positif dan masukan yang sangat berharga. Pengalaman tersebut
dipergunakan semaksimal mungkin dalam menyiapkan buku untuk implementasi menyeluruh
pada tahun ajaran 2014/2015 dan seterusnya. Walaupun demikian, sebagai edisi pertama,
buku ini sangat terbuka dan perlu terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu,
kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan
penyempurnaan pada edisi berikutnya.
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................ iii

Daftar Isi............................................................................................ iv

Semester 1

Bab 1 Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi (2D)................................ 1

Peta Materi........................................................................................ 1

A. Seni Rupa 2 Dimensi............................................................... 6

B. Unsur dan Objek Karya Seni Rupa 2 Dimensi........................ 12

C. Medium, Bahan, dan Tehnik.................................................... 22

D. Proses Berkarya Seni Rupa ................................................... 25

E. Berlatih Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi.................................. 25

F. Uji Kompetensi........................................................................ 27

G. Rangkuman ............................................................................ 30

H. Refleksi ................................................................................... 30

Daftar Pustaka...........................................................................32
Seni Rupa
Karya seni rupa ada disekitar kita. Seringkali kita tidak menyadari bahwa benda-benda yang
dekat dengan aktivitas kita sehari-hari adalah karya seni rupa. Karya seni rupa ini ada yang
berdimensi dua dan berdimensi tiga. Tahukah kalian apa artinya dimensi dalam karya seni
rupa? Karya seni rupa dua atau tiga dimensi dibedakan dari bagian karya yang diserap oleh
mata.Pada bagian inilah kalian akan melihat bentuk obyek yang terdapat didalamnya.
Cobalah amati benda di sekitar kalian, maka kalian akan dapat membedakan benda yang
berdimensi dua atau berdimensi tiga. Tunjukkan mana benda atau karya seni rupa yang
berdimensi dua. Karya seni rupa dua dimensi (2D) ada yang memiliki fungsi pakai dan ada
yang memiliki fungsi hias atau fungsi ekspresi saja. Ada berbagai aspek dalam karya seni
rupa dua dimensi.

Berbagai unsur rupa seperti garis, bentuk, bidang, warna disusun sedemikian rupa sehingga
membentuk obyek tertentu pada karya seni rupa dua dimensi tersebut. Untuk mewujudkan
karya seni rupa dua dimensi ini digunakan berbagai bahan, medium, dan teknik sesuai dengan
obyek dan fungsi yang diinginkan.

Agar kalian lebih mudah memahami, bacalah penjelasan singkat tentang karya seni rupa dua
dimensi, meliputi bahan, medium dan teknik beserta unsur-unsur rupa dan prinsip
penataannya berikut ini. Selanjutnya, kalian bisa mengamati lebih lanjut dengan melihat
secara langsung karya seni rupa dua dimensi yang ada disekitar kalian, mengunjungi pameran
ataupun melihat dari berbagai reproduksi karya seni rupa di media cetak maupun elektronik.

A.Seni Rupa Dua Dimensi


Istilah “Seni Rupa” seringkali kalian jumpai baik dalam bentuk tulisan maupun
diperbincangkan secara lisan. Tahukah kalian apa sebenarnya Seni Rupa itu? Cobalah
diskusikan dengan teman kalian di kelas pengertian dari kata “seni rupa”. Perhatikan kembali
benda-benda di sekitar kalian, tunjukkan benda apa saja yang termasuk karya seni rupa?

Berbagai karya seni rupa di sekeliling kita, memiliki banyak macam ragamnya. Walaupun
demikian, karya seni rupa dapat digolongkan berdasarkan jenisnya dengan mengkategorikan
kesamaan karakteristik karya yang satu dengan yang lainnya. Dapatkah kalian membedakan
karakteristik dasar karya seni rupa yang satu dengan yang lainnya? Pada binatang misalnya,
penggolongan dapat didasarkan pada jenis kelamin, ada jantan ada betina. Pada tumbuhan
misalnya dapat dikategorikan berdasarkan fungsinya. Ada tumbuhan yang ditanam sebagai
hiasan untuk memperindah taman ada juga tumbuhan yang ditanam untuk dikonsumsi.
Demikian juga dalam hal karya seni rupa, secara sederhana, kalian dapat membedakan
berdasarkan bentuk (dimensi) maupun fungsinya.

Berdasarkan dimensinya, karya seni rupa dibagi dua yaitu, karya senirupa dua dimensi yang
mempunyai dua ukuran dan karya seni rupa tiga dimensi yang mempunyai tiga ukuran atau
memiliki ruang. Tahukah kalian ukuran yang dimaksud dalam karya seni rupa dua dan tiga
dimensi? Berdasarkan fungsinya, karya seni rupa ada yang dibuat dengan pertimbangan
utama untuk memenuhi fungsi praktis. Karya seni rupa semacam ini dikategorikan dalam
jenis karya seni rupa terapan (applied art).

Pembuatan karya seni (rupa) terapan ini umumnya melalui proses perancangan (desain).
Pertimbangan aspek-aspek kerupaan dalam karya seni terapan berfungsi untuk memperindah
bentuk dan tampilan sebuah benda serta meningkatkan kenyamanan penggunaanya. Tahukah
kalian benda-benda apa saja yang ada di sekitar kalian yang dikategorikan sebagai karya seni
rupa terapan? Sebaliknya ada karya seni rupa yang dibuat dengan tujuan untuk dinikmati
keindahan dan keunikannya saja tanpa mempertimbangkan fungsi praktisnya. Karya seni
rupa dengan kategori ini disebut karya seni rupa murni yang umumnya digunakan sebagai
elemen estetis untuk ”memperindah” ruangan atau tempat tertentu.

B.Unsur Dan Obyek Karya Seni Rupa


Seorang perupa (seniman, desainer, kriyawan, perajin, dsb.) mengolah unsur-unsur seni rupa
fisik dan non fisik sesuai dengan keterampilan dan kepekaan yang dimilikinya dalam
mewujudkan sebuah karya seni rupa. Dalam sebuah karya seni rupa, unsur fisik dapat secara
langsung dilihat dan atau diraba sedangkan unsur non fisik adalah prinsip atau kaidah-kaidah
umum yang digunakan untuk menempatkan unsur-unsur fisik dalam sebuah karya seni.

Unsur-unsur fisik dalam sebuah karya seni rupa pada dasarnya meliputi semua unsur visual
yang terdapat pada sebuah benda. Dengan demikian pengamatan terhadap unsur-unsur visual
pada karya seni rupa ini tidak berbeda dengan pengamatan terhadap benda-benda yang ada di
sekeliling kalian.
Cermati kembali paparan singkat tentang unsur-unsur rupa berikut ini:

1. GARIS (line)
Garis adalah unsur fisik yang mendasar dan penting dalam mewujudkan sebuah karya seni
rupa. Garis memiliki dimensi memanjang dan mempunyai arah serta sifat-sifat khusus
seperti: pendek, panjang, vertikal, horizontal, lurus, melengkung, berombak dan seterusnya.
Garis dapat juga kalian gunakan untuk mengomunikasikan gagasan dan mengekspresikan
diri. Garis tebal tegak lurus misalnya, dapat memberi kesan kuat dan tegas, sedangkan garis
tipis melengkung, memberi kesan lemah dan ringkih. Karakter garis yang dihasilkan oleh alat
yang berbeda akan menghasilkan karakter yang berbeda pula. Coba bandingkan karakter
garis yang dihasilkan oleh jejak spidol pada kertas dan jejak arang pada kertas.Bandingkan
pula jejak garis yang dibuat dengan ballpoint dan pensil. Buatlah berbagai bentuk garis,
kemudian cobalah untuk merasakan kesan dari garisgaris yang kalian buat tersebut.

2. Raut (Bidang dan Bentuk)


Unsur rupa lainnya adalah “raut” yang merupakan tampak, potongan atau wujud dari suatu
objek. Istilah ”bidang” umumnya digunakan untuk menunjuk wujud benda yang cenderung
pipih atau datar sedangkan ”bangun” atau ”bentuk” lebih menunjukkan kepada wujud benda
yang memiliki volume (mass). Perhatikan gambar di samping dan di bawah ini. Tunjukkanlah
mana unsur ”bidang” dan mana unsur ”bentuk” atau ”bangun”. Bagaimana kalian
membedakan wujud ”bangun” dan ”bangun” atau ”bentuk” dalam sebuah karya seni rupa 2
dimensi?

3. Ruang
Unsur ruang dalam sebuah karya seni rupa 2 dimensi menunjukan kesan dimensi dari obyek
yang terdapat pada karya seni rupa tersebut. Pada karya dua dimensi kesan ruang dapat
dihadirkan dalam karya dengan pengolahan unsurunsur kerupaan lainnya seperti perbedaan
intensitas warna, teranggelap, atau menggunakan teknik menggambar perspektif untuk
menciptakan ruang semu (khayal).

4. Tekstur
Tekstur atau barik adalah unsur rupa yang menunjukan kualitas taktis dari suatu permukaan
atau penggambaran struktur permukaan suatu objek pada karya seni rupa. Berdasarkan
wujudnya, tekstur dapat dibedakan atas tekstur asli dan tekstur buatan. Tekstur asli adalah
perbedaan ketinggian permukaan objek yang nyata dan dapat diraba, sedangkan tekstur
buatan adalah kesan permukaan objek yang timbul pada suatu bidang karena pengolahan
unsur garis, warna, ruang, dan terang-gelap.

5. Warna
Warna adalah unsur rupa yang paling menarik perhatian. Menurut teori warna Brewster,
semua warna yang ada berasal dari tiga warna pokok (primer) yaitu merah, kuning dan biru.
Dalam berkarya seni rupa terdapat beberapa teknik penggunaan warna, yaitu secara
harmonis, heraldis, murni, monokromatik dan polikromatik. Cobalah kalian mencari
informasi tentang teknik-teknik penggunaan warna tersebut.

6. Gelap-Terang
Unsur gelap terang pada karya seni rupa timbul karena adanya perbedaan intensitas cahaya
yang jatuh pada permukaan benda. Perbedaan ini menyebabkan munculnya tingkat nada
warna (value) yang berbeda. Bagian yang terkena cahaya akan lebih terang dan bagian yang
kurang atau terkena cahaya akan tampak lebih gelap Perhatikan obyek gambar karya seni
rupa 2 dimensi di atas ini yang menggunakan unsur gelap-terang dan yang tidak
menggunakan unsur gelap terang. Kesan apa yang kalian lihat dan rasakan pada masing-
masing obyek gambar tersebut.Penataan unsur-unsur visual pada sebuah karya seni rupa
menggunakan prinsip-prinsip dasar berupa kaidah atau aturan baku yang diyakini oleh
seniman dan perupa pada umumnya dapat membentuk sebuah karya seni yang baik dan
indah. Kaidah atau aturan baku ini disebut komposisi, berasal dari bahasa latin compositio
yang artinya menyusun atau menggabungkan menjadi satu. Komposisi dapat mencakup
beberapa prinsip penataan seperti:
(unity); keseimbangan (balance) dan irama (rhythm), penekanan, proporsi dan keselarasan.
Prinsip-prinsip dasar ini merupakan unsur non fisik dari karya seni rupa.

Penataan unsur-unsur rupa ini dilakukan menggunakan berbagai teknik dan bahan pada
berbagai medium membentuk obyek-obyek yang unik pada karya seni rupa 2 dimensi.
Bagaimana cara menyusun unsur-unsur tersebut? Coba perhatikan karya seni rupa dua
dimensi yang ada disekitar kalian. Amati bagaimana unsur-unsur rupa tersusun dalam karya
seni rupa 2 dimensi tersebut.

C.Medium,Bahan Dan Tehnik

Sebelum melakukan kegiatan berkarya seni rupa 2 dimensi, sangat penting


bagi kalian untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman berbagai alat,
bahan, dan teknik yang biasa digunakan dalam praktek berkarya seni. Usaha
untuk mengenal karakter bahan, alat, dan teknik ini dengan baik hanya dapat
kalian lakukan dengan kegiatan praktek secara langsung. Cobalah melakukan
kegiatan apresiasi karya seni rupa dengan pendekatan aplikatif. Dengan
demikian, selain wawasan apresiasi kalian semakin kaya, keterampilan kalian
dalam berkarya seni rupa juga akan menjadi lebih baik.

1. Medium dan Bahan Karya Seni Rupa


Bahan berkarya seni rupa adalah material habis pakai yang digunakan untuk
mewujudkan karya seni rupa tersebut. Sesuai dengan keragaman jenis karya
seni rupa, bahan untuk berkarya seni rupa ini juga banyak macam dan
ragamnya, ada yang berfungsi sebagai bahan utama (medium) dan ada pula
sebagai bahan penunjang. Sebagai contoh, pada umumnya perupa membuat
karya lukisan menggunakan kanvas dan cat sebagai bahan utamanya serta
kayu dan paku sebagai bahan penunjang. Kayu digunakan sebagai bahan
bingkai (spanram) untuk menempatkan kanvas dan paku untuk mengaitkan
kanvas pada permukaan kayu bingkai tersebut.
Bahan untuk berkarya seni rupa dapat dikategorikan menjadi bahan alami
dan bahan sintetis berdasarkan sumber bahan dan proses pengolahannya.
Bahan baku alami adalah material yang bahan dasarnya berasal dari alam.
Bahan-bahan ini dapat digunakan secara langsung tanpa proses pengolahan
secara kimiawi di pabrik atau industri terlebih dahulu. Adapun bahan baku
olahan adalah bahan-bahan alam yang telah diolah melalui proses pabriksasi
atau industri tertentu menjadi bahan baru yang memiliki sifat dan karakter
khusus. Berdasarkan sifat materialnya, bahan berkarya seni rupa ini dapat
juga dikategorikan ke dalam bahan keras dan bahan lunak, bahan cair dan
bahan padat dan sebagainya.

2. Alat Berkarya Seni Rupa


Alat untuk berkarya seni rupa sangat banyak jenis dan ragamnya. Beberapa
karya seni rupa bahkan memiliki peralatan khusus yang tidak dipergunakan
pada jenis karya lainnya. Tetapi ada juga alat atau bahan yang dipergunakan
hampir disemua proses berkarya seni rupa. Alat-alat tulis (gambar) misalnya,
adalah peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan hampir seluruh
jenis karya seni rupa, terutama saat membuat rancangan karya seni tersebut.
Dalam berkarya seni rupa dua dimensi setidaknya dikenal beberapa kategori
alat utama untuk berkarya yaitu alat untuk membentuk, menggambar dan
mewarnai serta alat mencetak (mendupilkasi). Seperti juga bahan, selain
kategori alat utama tersebut, kita juga mengenal alat-alat bantu lainnya yaitu
alat-alat yang peruntukannya tidak secara khusus untuk kegiatan berkarya
seni rupa tetapi sangat diperlukan dalam kegiatan berkarya seni rupa seperti:
alat pemotong (pisau dan gunting), alat pengering, alat pengukur dan
sebagainya. Alat-alat ini bersifat penunjang untuk memudahkan atau
melancarkan proses pembuatan karya.

2. Alat Berkarya Seni Rupa


Alat untuk berkarya seni rupa sangat banyak jenis dan ragamnya. Beberapa
karya seni rupa bahkan memiliki peralatan khusus yang tidak dipergunakan
pada jenis karya lainnya. Tetapi ada juga alat atau bahan yang dipergunakan
hampir disemua proses berkarya seni rupa. Alat-alat tulis (gambar) misalnya,
adalah peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan hampir seluruh
jenis karya seni rupa, terutama saat membuat rancangan karya seni tersebut.
Dalam berkarya seni rupa dua dimensi setidaknya dikenal beberapa kategori
alat utama untuk berkarya yaitu alat untuk membentuk, menggambar dan
mewarnai serta alat mencetak (mendupilkasi). Seperti juga bahan, selain
kategori alat utama tersebut, kita juga mengenal alat-alat bantu lainnya yaitu
alat-alat yang peruntukannya tidak secara khusus untuk kegiatan berkarya
seni rupa tetapi sangat diperlukan dalam kegiatan berkarya seni rupa seperti:
alat pemotong (pisau dan gunting), alat pengering, alat pengukur dan
sebagainya. Alat-alat ini bersifat penunjang untuk memudahkan atau
melancarkan proses pembuatan karya.

3. Teknik Berkarya Seni Rupa


Dalam membuat karya seni rupa murni atau terapan dibutuhkan keterampilan
teknis menggunakan alat dan mengolah bahan untuk mewujudkan objek
pada bidang garap. Sebagai contoh, untuk mewujudkan sebuah objek dalam
karya lukisan, seorang perupa atau seniman lukis dituntut menguasai
keterampilan teknis menggunakan alat (kuas) dan mengolah bahan (cat)
pada kanvas (medium). Seorang pematung dituntut menguasai keterampilan
teknis menggunakan alat memahat dan mengolah bahan kayu untuk
mewujudkan karya seni patung.
Karya seni rupa ada juga yang dinamai berdasarkan teknik utama yang
digunakan dalam pembuatannya. Seni kriya Batik misalnya, menunjukkan
jenis karya seni rupa yang dibuat dengan teknik membatik, begitu pula Seni
kriya anyam, untuk menamai jenis karya seni rupa yang dibuat dengan teknik
menganyam.
Beragam jenis dan karakteristik bahan yang digunakan dalam berkarya seni
rupa memerlukan beragam alat dan teknik untuk mengolahnya. Suatu teknik
berkarya seni rupa mungkin saja secara khusus digunakan sebagai teknik
utama dalam mewujudkan satu jenis karya seni rupa tetapi mungkin juga

D.Proses Berkarya Seni rupa


karya seni rupa dua dimensi dilakukan melalui sebuah proses secara bertahap. Tahapan dalam
berkarya ini berbeda antara satu jenis karya dengan jenis karya lainnya mengikuti
karakteiristik bahan, teknik, alat dan medium yang digunakan untuk mewujudkan karya seni
rupa tersebut.

Tahapan dalam berkarya seni rupa dua dimensi ini dimulai dari adanya motivasi untuk
berkarya. Motivasi ini dapat berasal dari dalam diri maupun dari luar diri perupanya. Benda-
benda kecil atau hal-hal sederhana dalam kehidupan kita sehari-hari dapat menjadi ide untuk
berkarya seni rupa dua dimensi. Cobalah perhatikan benda-benda dan peristiwa sehari-hari di
sekitar kalian kemudian kembangkan hasil pengamatan kalian menjadi gagasan berkarya seni
rupa. Pilihlah bahan, media, alat dan teknik yang kalian kuasai atau ingin kalian coba dan
mulailah berkreasi menciptakan karya seni rupa.digunakan untuk mewujudkan jenis karya
seni rupa lainnya.

E.Berlatih Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi


Amati karya seni rupa dua dimensi di atas, perhatikan obyek pada masingmasing karya
tersebut. Kalian tentu dapat membedakan mana obyek mahluk hidup dan mana objek benda
mati. Kalian juga dapat mencoba mengidentifikasi bahan dan teknik yang digunakan untuk
membuat karya tersebut. Sekarang cobalah berlatih untuk membuat karya seni rupa dengan
melihat model benda mati dan mahluk hidup yang ada disekitar kalian. Mulailah dengan
model yang bentuknya sederhana terlebih dahulu. Coba cermati kembali bagaimana unsur-
unsur rupa dan prinsip-prinsip penataannya membentuk sebuah obyek dalam karya seni rupa.
Jangan takut salah atau malu jika karya kalian tidak mirip dengan model yang kalian jadikan
contoh.
Keindahan sebuah karya tidak hanya kemiripan bentuknya saja, tetapi kesunguhan dalam
membuat karya tersebut akan menjadikan karya kalian unik dan menarik. Setiap manusia
memiliki karakter dan keunikan yang berbeda-beda, demikian juga dengan karya yang kalian
buat. Cobalah berkali-kali menggunakan berbagai model, bahan, teknik dan medium yang
berbeda-beda. Rasakan oleh kalian dan kemukakan obeyek mana yang menurut kalian paling
menarik, bahan, media, dan teknik apa yang paling kalian sukai. Jelaskan mengapa obyek
tersebut menarik dan bahan, media serta teknik tersebut kalian sukai.Sajikan karya kalian
bersama-sama kemudian diskusikan.

F.Rangkuman

Karya seni rupa memiliki bentuk dan fungsi yang beraneka ragam.Berdasarkan dimensinya
kita mengenal karya seni rupa dua dan tiga dimensi.Karya dua dimensi terwujud dari bergai
bahan dan medium yang beraneka ragam. Karakter unik dari masing-masing bahan dan
medium ini membutuhkan berbagai alat dan teknik pengolahan serta penggarapan untuk
mewujudkan karya seni rupa tersebut. Bahan dan medium yang digunakan untuk berkarya
seni rupa 2 dimensi dapat berupa bahan alami atau bahan sintetis.

Keindahan karya seni rupa tampak secara visual dari bentuk dan obyek pada karya seni rupa
tersebut. Unsur-unsur rupa (unsur fisik) disusun menggunakan prinsip-prinsip penataan
(unsur nonfisik) membentuk komposisi obyek gambar atau lukisan yang unik dan menarik.
Obyek pada karya seni rupa dua dimensi dapat berwujud abstrak atau menyerupai kenyataan
yang ada disekitar kita. Mahluk hidup dan benda mati dapat digunakan sebagai model objek
berkarya seni rupa dua dimensi.Melalui serangkaian tahapan dalam proses berkarya seni rupa
dua dimensi akan terwujud karya seni rupa dua dimensi yang unik dan menarik. Untuk
terampil berkarya seni rupa tidak hanya ditentukan oleh bakat, tetapi terutama oleh latihan
dan kesungguhan dalam berkarya.

mensi (3D)
Berkarya Seni Rupa 3 D
Setelah mempelajari Bab 2 ini peserta didik diharapkan dapat mengapresiasi dan berkreasi
seni rupa, yaitu:
1. Mengidentifikasi jenis karya seni rupa 3 dimensi.
2. Mengidentifikasi simbol dalam karya seni rupa 3 dimensi.
3. Mengidentifikasi nilai estetis dalam karya seni rupa 3D.
4. Membandingkan jenis karya seni rupa 3 dimensi.
5. Membandingkan simbol dalam karya seni rupa 3 dimensi.
6. Membandingkan nilai estetis dalam karya seni rupa 3D.
7. Membuat konsep berkarya seni rupa 3D.
8. Membuat sketsa karya seni rupa 3D dengan melihat model mahluk hidup.
9. Membuat sketsa karya seni rupa 3D dengan melihat model benda mati (still life).
10. Membuat karya seni rupa 3D dengan melihat model mahluk hidup.
11. Membuat karya seni rupa 3D dengan melihat model benda mati.
12. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam proses berkarya seni rupa 3 dimensi.
13. Menyajikan karya seni rupa 3D hasil buatan sendiri.
14. Mempresentasikan karya seni rupa 3D hasil buatan sendiri baik lisan maupun tulisan.

A. Pengertian Karya Seni Rupa 3 Dimensi

Pada bab I kalian sudah mempelajari dan membuat karya seni rupa 2 dimensi. Kalian tentu
sudah dapat membedakan karya seni rupa dua dimensi dengan karya seni rupa tiga dimensi.
Unsur ruang merupakan salah satu ciri pembeda antara karya dua dimensi dengan tiga
dimensi. Obyek karya seni rupa dua dimensi hanya bisa di lihat dari satu sisi saja, tetapi karya
tiga dimensi dapat di lihat lebih dari dua sisi.

B. Jenis Karya Seni Rupa 3 Dimensi

Seperti juga karya seni rupa dua dimensi, dilihat dari fungsinya karya seni rupa tiga dimensi
dibedakan menjadi karya yang memiliki fungsi pakai (seni rupa terapan - applied art) dan
karya seni rupa yang hanya memiliki fungsi ekspresi saja (seni rupa murni-pure art).
Perbedaan fungsi ditentukan oleh tujuan pembuatannya. Karya seni rupa sebagai benda pakai
yang memiliki fungsi praktis dibuat dengan pertimbangan kegunaannya. Dengan demikian
bentuk benda atau karya seni rupa tersebut akan semakin indah dilihat dan semakin nyaman
digunakan.

Tahukah kalian bahwa mobil yang kita tumpangi, kursi yang kita duduki, telepon genggam
yang kalian gunakan adalah juga karya seni rupa tiga dimensi? Coba kalian jelaskan mengapa
benda-benda tersebut dikategorikan karya seni rupa tiga dimensi. Perhatikan gambar di atas.
Ceritakanlah apa yang kalian lihat, kemudian buatlah kesimpulan dengan kata-kata kalian
sendiri mengenai pengertian dari karya seni rupa tiga dimensi.

C. Simbol Dalam Karya Seni Rupa 3 Dimensi

Simbol merupakan lambang yang mengandung makna atau arti. Kata simbol dalam bahasa
Inggris: symbol; Latin symbolium, berasal dari bahasa Yunani symbolon (symballo) yang
berarti menarik kesimpulan, bermakna atau memberi kesan. Secara konseptual, kata simbol
ini memiliki beberapa pengertian sebagai berikut.
1. Sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang kelihatan yang menggantikan gagasan atau
objek tertentu.
2. Kata; tanda, isyarat, yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain: arti, kualitas,
abstraksi, gagasan, objek.
3. Apa saja yang diberikan arti dengan persetujuan umum dan/ atau dengan kesepakatan atau
kebiasaan. Misalnya, lampu lalu lintas.
4. Tanda konvensional, yakni sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau individu-individu
dengan arti tertentu yang kurang lebih standar yang disepakati atau dipakai anggota
masyarakat itu. Arti simbol dalam konteks ini sering dilawankan dengan tanda alamiah.

Dalam pembelajaran seni rupa, kata Simbol dijelaskan sebagai makna yang dikandung dalam
karya seni rupa baik wujud objeknya maupun unsur-unsur rupanya. Misalnya merah adalah
simbol keberanian. Patung katak sebagai simbol pemanggil hujan. Patung kuda sebagai
simbol kegagahan, dan lain sebagainya. Dalam cerita sering digunakan beberapa jenis hewan
untuk melambangkan sifat-sifat tertentu. Misalnya, simbol kancil melambangkan makna
cerdik, lincah dan banyak akal. Serigala seringkali digunakan untuk melambangkan
keserakahan dan kelicikan. Lain lagi dengan keledai yang digunakan untuk melambangkan
kemalasan dan kebodohan.

Dalam seni rupa, simbol dapat dijumpai pada karya dua dimensi maupun tiga dimensi.
Patung, tugu dan monumen misalnya, adalah karya seni rupa tiga dimensi yang dapat
memiliki makna dan simbol tertentu. Kebiasaan untuk membuat patung, tugu dan monumen
yang melambangkan sesuatu sudah dilakukan orang sejak jaman dahulu. Tugu dan monumen
ada yang terbuat dari batu dan logam. Biasanya berukuran besar dan dibangun untuk
memperingati peristiwa-perisitiwa penting atau tempat-tempat bersejarah.Sebagai contoh,
tugu Proklamasi di Jakarta adalah simbol dari kemerdekaan dan perjuangan rakyat Indonesia.
Tugu katulistiwa di Pontianak Kalimantan Barat untuk menandai tempat yang dilalui garis
katulistiwa. Karya seni rupa tiga dimensi memiliki unsur-unsur rupa seperti warna, garis, bidang dan
bentuk. Unsur-unsur rupa itu digunakan selain untuk memperindah bentuknya, unsur rupa pada karya
seni rupa tiga dimensi ini dapat saja memiliki makna simbolik. Pada bab sebelumnya kalian sudah
mempelajari unsur-unsur rupa dan makna dari unsur-unsur rupa tersebut. Garis tebal,
garis tipis, garis lurus, garis lengkung memiliki makna simbolik yang berbedabeda. Warna merah,
hitam, putih dan sebagainya juga memiliki makna simbolik yang berbeda-beda.
Makna-makna simbolik ini mungkin saja berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Sebagai
contoh, warna hitam seringkali digunakan sebagai lambang duka cita, tetapi suku bangsa tertentu
menggunakan warna kuning atau putih sebagai lambang berduka cita.

D. Nilai Estetis Karya Seni Rupa 3 Dimensi

Mempelajari seni tidak terlepas dari persoalan estetika. Estetika identik dengan seni dan keindahan.
Pendapat ini tidak salah, tetapi tidak sepenuhnya tepat. Perkembangan konsep dan bentuk karya seni
menyebabkan pembicaraan tetntang estetika tidak lagi semata-mata merujuk pada keindahan yang
sedap dipandang mata. Dengan memahami persoalan estetika dan seni diharapkan wawasan kalian
dalam apresiasi, kritik maupun berkarya seni semakin terbuka. Menghadapi karya-karya seni yang
dikategorikan “tidak indah”, kalian tidak serta merta memberi penilaian buruk, tidak pantas atau lain
sebagainya. Sebagai seorang pelajar kalian harus bijaksana untuk melihat latar belakang dibalik
penciptaan sebuah karya dan mencari tahu nilai keindahan dan kebaikan yang tersembunyi dibalik
karya tersebut. Hal ini penting karena akan membantu kalian menjadi seorang kreator, apresiator
maupun menjadi kritikus seni yang baik.

Nilai estetis pada sebuah karya seni rupa dapat bersifat obyektif dan subyektif. Nilai estetis obyektif
memandang keindahan karya seni rupa berada pada wujud karya seni itu sendiri artinya keindahan
tampak kasat mata. Sesungguhnya keindahan sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi yang
baik, perpaduan warna yang sesuai, penempatan obyek yang
membentuk kesatuan dan sebagainya. Keselarasan dalam menata unsurunsur visual inilah yang
mewujudkan sebuah karya seni rupa.

Tidak demikian halnya dengan nilai estetis yang bersifat subyektif, keindahan tidak hanya pada unsur-
unsur fisik yang diserap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang
yang melihatnya. Sebagai contoh ketika kalian melihat sebuah karya seni lukis atau seni patung
abstrak, kalian dapat menemukan nilai estetis dari penataan unsur rupa pada karya tersebut. Kalian
merasa tertarik pada apa yang ditampilkan dalam karya tersebut dan merasa senang untuk terus
melihatnya bahkan ingin memilikinya walaupun kalian tidak tahu obyek apa yang ditunjukkan oleh
karya tersebut. Teman kalian mungkin tidak tertarik pada karya tersebut dan lebih tertarik pada karya
lainnya. Perbedaan inilah yang menunjukkan bahwa nilai estetis sebuah karya seni rupa dapat bersifat
subyektif.

E. Berkarya Seni Rupa 3 Dimensi

Pembuatan karya seni rupa tiga dimensi yang paling sederhana sekalipun dilakukan dalam
sebuah proses berkarya. Tahapan dalam berkarya akan berbeda-beda sesuai dengan
karakteristik bahan, teknik, alat dan medium yang digunakan untuk mewujudkan karya seni
rupa tersebut.

Tahapan dalam berkarya seni rupa tiga dimensi ini seperti juga karya seni rupa pada
umumnya, dimulai dari adanya motivasi untuk berkarya. Motivasi ini dapat berasal dari
dalam maupun diri perupanya. Ide atau gagasan berkarya seni rupa tiga dimensi dapat
diperoleh dari berbagai sumber Cobalah perhatikan benda-benda dan peristiwa sehari-hari di
sekitar kalian. Amatilah berbagai karya seni rupa tiga dimensi dari berbagai media cetak
maupun elektronik, kemudian kembangkan hasil pengamatan kalian menjadi gagasan
berkarya. Pilihlah bahan, media, alat dan teknik yang kalian kuasai atau ingin kalian coba dan
mulailah berkreasi membuat karya seni rupa tiga dimensi.
1. Carilah berbagai (reproduksi foto/gambar) karya seni rupa tiga dimensi
2. Amati karya-karya seni rupa tiga dimensi tersebut, bandingkan karya yang satu dengan
yang lainnya.
3. Ceritakan masing-masing karya yang kalian amati, berilah tanggapan terhadap karya-karya
tersebut, aspek apa yang menarik perhatian kalian karya mana yang paling kalian sukai,
berikan alasan mengapa kalian menyukai karya tersebut berdasarkan pengamatan terhadap
unsur-unsur rupa dan obyek yang tampak pada karya tersebut.
4. Bandingkan tanggapan kalian dengan tanggapan teman kalian.
G. Rangkuman

Karya tiga dimensi terwujud dari berbagai bahan dan medium yang beraneka ragam. Karakter
unik dari masing-masing bahan dan medium ini membutuhkan berbagai alat dan teknik
pengolahan serta penggarapan untuk mewujudkan karya seni rupa tersebut. Bahan dan
medium yang digunakan untuk berkarya seni rupa tiga dimensi dapat berupa bahan alami
atau bahan sintetis. Karya seni rupa tiga dimensi ada yang berfungsi sebagai benda pakai
yang biasa disebut karya seni terapan (applied art) dan ada yang dibuat dengan tujuan
ekspresi semata yang biasa disebut seni murni (pure art)

Nilai estetis karya seni rupa tiga dimensi tampak secara visual dari wujud karya seni rupa
tersebut. Unsur-unsur rupa (unsur fisik) disusun menggunakan prinsip-prinsip penataan
(unsur nonfisik) membentuk komposisi wujud karya yang unik dan menarik. Nilai estetis
karya seni rupa bersifat obyektif dan subyektif. Nilai obyektif terdapat pada karya seni rupa
itu sendiri sedangkan nilai subyektif berada pada penikmatnya. Karya seni rupa ada yang
memiliki makna simbolik. Unsur-unsur rupa yang terdapat pada karya seni rupa tiga dimensi
dapat menunjukkan atau menjadi
simbol dari sesuatu.

Berkarya seni rupa tiga dimensi dimulai dengan mencari ide gagasan atau model karya yang
akan dibuat. Kegiatan ini dapat diawali dengan membuat rancangan berupa sketsa,
dilanjutkan dengan memilih medium, bahan, alat dan teknik yang akan digunakan. Alasan-
alasan pemilihan gagasan, model hingga teknik berkarya dapat disebut sebagai konsep
berkarya seni rupa.
BAB 3 JENIS / GENRE MUSIK
Musik, berbeda dari cabang seni lain, memiliki elemen dasar berupa bunyi. Apabila bunyi
dipandang sebagai elemen dasar musik, apakah bunyi yang dihasilkan oleh seseorang yang
sedang mengetuk pintu dapat disebut sebagai menghasilkan musik? Apakah bedanya
mengetuk pintu yang dilakukan oleh seorang tamu dengan mengetuk pintu dalam konteks
pertunjukan musik? Apakah sama tujuannya? Musik, sebagai salah satu cabang seni, tidak
dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Sebagai bagian dari kehidupan manusia, musik
terdapat dalam setiap kelompok masyarakat di seluruh dunia, Barat, dan Timur. Musik dapat
dipandang sebagai kebutuhan ekspresif manusia, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan
kemampuan manusia untuk mengekspresikan perasaan, emosi, atau gagasannya tentang
kehidupan.

A. Pengertian Musik

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar musik, seperti di rumah, sekolah, mall,
tempat-tempat rekreasi, dan lain-lain. Dapatkah kita mendefinisikan istilah ‘musik’ tersebut
dengan tepat? Apa saja definisi musik yang pernah kamu ketahui? Sampai saat ini terdapat
beberapa definisi yang diketahui masyarakat umum, di antaranya adalah: Mari kita me-
review ketiga definisi di atas. Jenis atau genre musik apa yang kamu sukai? Sekarang, coba
kamu dengarkan beberapa genre musik, seperti dangdut, tradisional, pop (Indonesia atau
Barat), jazz, keroncong, atau musik campur sari. Genre musik apa yang kamu sukai dan tidak
kamu sukai? Misalnya, salah satu di antara kamu ada yang menyukai genre musik pop
(Indonesia atau Barat), tetapi tidak menyukai dangdut. Berdasarkan definisi “musik adalah
bunyi yang disukai manusia” maka kamu memandang bahwa jazz merupakan musik,
sedangkan dangdut mungkin tidak disukai akan kamu anggap sebagai ‘bukan musik’.
Bagaimana dengan definisi kedua, “musik adalah bunyi yang terdiri dari ritmik dan melodi”?
Bagaimana pendapat kamu tentang definisi ini? Coba kamu cari dokumentasi audio dari
internet atau sumber lain tentang musik yang banyak dimainkan oleh kelompok-kelompok
masyarakat di Afrika atau Irian, misalnya. Mereka seringkali memainkan instrumen-
instrumen perkusif atau instrumen tidak bernada, seperti gendang atau drum, tepukan tangan,
atau hentakan kaki, yang menghasilkan bunyi ritmis tanpa melodi. Dengarkan contoh berikut:
Musik adalah bunyi yang disukai oleh manusia Musik adalah bunyi yang terdiri dari ritmik
dan melodi yang teratur Apakah kamu setuju dengan definisi yang menyatakan bahwa,
“musik adalah bunyi yang enak untuk didengar”? “Enak” merupakan suatu konsep yang
memiliki makna yang berbeda pada masing-masing orang. Coba kamu bandingkan musik
yang terdengar di telinga dengan rasa pedas pada suatu jenis makanan yang dirasakan oleh
lidah kita, misalnya. Bagi sekelompok orang yang terbiasa dengan rasa pedas, makanan itu
dikatakan ‘enak’ karena mereka terbiasa dengan rasa pedas itu. Namun, rasa pedas dapat
dirasakan
‘tidak enak’ oleh kelompok orang lain karena mereka tidak biasa dengan rasa pedas itu.
Kondisi ini dapat digunakan untuk mendefinisikan musik. Bagaimana pendapat kamu tentang
definisi musik sebagai bunyi yang terdengar ‘enak’ di telinga? Misalnya, apabila kamu
memandang musik pop sebagai musik yang ‘enak’ dan keroncong dipandang sebagai musik
yang ‘tidak enak’, apakah
kamu akan menganggap keroncong bukan musik? Jelaskan pendapat kamu! Ada pula
sekelompok orang yang memandang musik sebagai bahasa yang universal. Bagaimana
pendapat kamu tentang definisi itu? Sekarang coba bayangkan. Misalkan kamu berkunjung
ke salah satu kelompok masyarakat di daerah yang berbeda dari daerah asal kamu. Apakah
kelompok masyarakat itu menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi antar-
anggota masyarakat? Apakah komunikasi antar-anggota masyarakat itu dapat kamu pahami
dengan baik? Apabila kamu tidak memahami apa yang sedang mereka komunikasikan,
apakah bahasa dapat dikatakan bersifat universal? Sekarang, kita ganti kata ‘bahasa’ menjadi
‘musik’. Apakah musik terdapat dalam setiap kelompok masyarakat? Apakah musik yang
mereka mainkan dapat kamu pahami dengan baik? Apabila kamu tidak memahami musik
yang dimainkan oleh sekelompok musisi dari budaya yang berbeda, apakah musik merupakan
bahasa yang universal? Jelaskan pendapat kamu!

B. Musik Sebagai Simbol


Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beragam kelompok masyarakat.
Keberagaman kelompok masyarakat di Indonesia tersebut berdampak pada keberagaman
hasil kebudayaan pula. Salah satu hasil kebudayaan dari setiap kelompok masyarakat adalah
seni, termasuk musik.

Musik, seperti halnya cabang seni lain, sangat sarat dengan simbol-simbol tertentu yang
berhubungan erat dengan makna tertentu dalam kehidupan masyarakat pendukungnya.
Simbol-simbol tersebut tampak pada karakter bunyi yang dihasilkan oleh instrumen-
instrumen tersebut (musikal), termasuk vokal/suara manusia. Secara musikal, simbol-simbol
musik dapat tampak pada elemen-elemen di dalamnya, seperti :

1.Nada (pitch) Tinggi-rendahnya bunyi


2.Ritme Durasi setiap bunyi
3.Dinamika Perubahan bunyi yang terdengar keras menjadi semakin lembut atau bunyi
yang terdengar lembut menjadi semakin keras
4.Tempo Kecepatan musik/lagu: sangat cepat, cepat, sedang, lambat, atau sangat lambat
Mari kita bahas masing-masing elemen musik sebagai simbol musik. Pertama,
5.nada atau melodi yang diproduksi oleh instrumen, termasuk suara manusia atau vokal.
Misalnya, bagaimana kamu memaknai suara tinggi, nyaring, atau melengking (seperti
kicauan burung, sirene ambulan, suara bel sepeda) dan suara rendah (seperti suara instrumen
bas).
6.Ketinggian Suara Kesan terhadap Bunyi

Simbol musik juga dapat dilihat dari aspek nonmusikalnya. Salah satu contoh simbol
nonmusikal adalah instrumen musik berdasarkan pada bentuk, bahan pembuat instrumen,
warna, atau ornamen-ornamen yang tampak pada instrumen tersebut. Salah satu contoh
bentuk simbol ditinjau dari bahan dasar instrumennya adalah instrumen tradisional
masyarakat Sunda, seperti suling Sunda, baik suling Sunda lubang enam maupun lubang
empat. Selain suling, instrumen tradisional Sunda yang terbuat dari bambu adalah angklung.
Dalam masyarakat Sunda, angklung terdiri dari beberapa jenis. Salah satunya adalah jenis
Angklung Sunda/Indonesia, yaitu jenis angklung yang seringkali kita lihat dalam
pertunjukan-pertunjukan musik. Dalam proses permainan musik angklung, pemain ada yang
memegang satu buah angklung, tetapi dapat pula satu orang pemain dapat memegang banyak
nada dalam pemainnya

Berdasarkan temuan kamu pada kolom di atas, kita dapat mengatakan bahwa tiga jenis
angklung atau tiga jenis instrumen yang kamu sebutkan yang berasal dari tiga kelompok
masyarakat yang berbeda memiliki karakter musikal dan non-musikal yang berbeda pula.
Perbedaan itu memperlihatkan bahwa musik, sebagai alat untuk mengekspresikan gagasan
atau ide pelaku musik, berhubungan erat dengan cara-cara pelaku musik mengekspresikan
gagasan-gagasan mereka. Cara-cara pelaku mengekspresikan gagasan dalam musik tidak
dapat terlepas dari beragam pengalaman yang diperoleh dalam lingkungan masyarakat.
Dengan kata lain, karakter musikal maupun non-musikal dari musik yang dihasilkan oleh
pelaku musik tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang ia pelajari
dalam masyarakatnya. Sebagai anggota masyarakat, seorang pelaku musik memperoleh
beragam pengalaman untuk berperilaku sesuai dengan nilainilai yang berlaku dalam
masyarakat, termasuk perilaku musikalnya.
C. Estetika Musik
Instrumen yang terbuat dari bambu, misalnya, tidak hanya ditemukan di Indonesia, tetapi
digunakan pula di banyak negara lain, seperti Filipina (marimba, angklung, tumpong),
Thailand (khene), Vietnam (Dan Bau), Arab (nay atau serunai Arab), Jepang (shakuhachi),
dan Cina (dizi). Mengapa para pelaku musik di banyak negara menggunakan bambu untuk
membuat instrumen musik? Apakah karena bambu dipandang dapat menghasilkan bunyi
yang ‘indah’? Mengapa bunyi yang dihasilkan dari instrumen bambu dipandang ‘indah’ oleh
masyarakat pendukungnya?

Bunyi instrumen yang terbuat dari bambu seringkali dipandang menghasilkan bunyi yang
‘indah’ oleh masyarakat pendukungnya. Masyarakat Sunda, misalnya. Penilaian ‘indah’
terhadap bunyi yang dihasilkan oleh angklung tersebut tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakat Sunda. Masyarakat Sunda dikenal sebagai masyarakat yang
akrab atau dekat dengan lingkungan alam. Mereka memandang lingkungan hidupnya sebagai
sesuatu yang ‘indah’, yang harus dihormati, diakrabi, dipelihara, dan dirawat. Kedekatan
masyarakat Sunda dengan lingkungan alam tampak pada tindakan mereka untuk menjadikan
bahan-bahan dari lingkungan sekitar, misalnya bambu, sebagai bagian dari kebutuhan untuk
mengekspresikan keindahan.

Ditinjau dari aspek musikal, bunyi yang dihasilkan dari instrumen dari bambu dipandang
dapat lebih mengekspresikan gagasan mereka untuk berinteraksi dalam masyarakat. Dengar
dan perhatikan potongan lagu Sampurasun yang diaransemen oleh Tedi Nur Rochmat berikut
(bar 31 – 42) dengan menggunakan angklung Sunda/Indonesia. Simbol tidak hanya tampak
pada instrumen, tetapi juga pada suara manusia. Sekarang, mari kita dengarkan melodi awal
dalam lagu Keroncong Kemayoran yang digolongkan ke dalam genre musik keroncong. Lagu
keroncong itu umumnya akan dinyanyikan secara berbeda oleh penyanyinya. Dengarkan
contoh bagaimana potongan lagu itu dinyanyikan oleh umumnya penyanyi keroncong
(contoh audio). Ditinjau dari aspek nonmusikalnya, penampilan visual para penyanyi,
khususnya wanita, dalam pertunjukan musik keroncong pun berbeda dari
penyanyi dalam jenis/genre musik lainnya.
D. Fungsi Musik
Sebelum membahas tentang fungsi musik secara lebih mendalam, sebelumnya kita harus
memahami konsep ‘guna’ dan ‘fungsi’. Menurut kamu, apakah ada perbedaan di antara kedua
konsep tersebut? Untuk menjawab pertanyaan itu, coba jawab pertanyaan ini: 1) Apa tujuan
kamu mendengarkan musik?. Kamu mungkin akan menjawab “agar tidak terasa sepi” atau
“sebagai hiburan”. Jawaban itu kemudian menimbulkan pertanyaan ke-2) Mengapa kamu
memandang musik “sebagai “hiburan” ketika sedang belajar? Jawaban dari pertanyaan
pertama bertujuan untuk memahami arti kata ‘guna’, sedangkan jawaban dari pertanyaan
kedua bertujuan untuk memahami arti kata ‘fungsi’. Konsep ‘fungsi’ mengundang pandangan
subjektif seseorang tentang suatu pengalaman yang pernah ia peroleh dalam kehidupannya.

Sekarang, mari kita coba terapkan penggunaan dua istilah itu dalam kehidupan kita
seharihari. Pernahkah kamu mengamati proses upacara yang selalu dilakukan pada setiap
Senin di sekolah? Apakah seluruh peserta upacara diminta untuk menyanyikan lagu
Indonesia Raya? Apa gunanya seluruh peserta upacara menyanyikan lagu tersebut? Kamu
mungkin akan menjawab bahwa Indonesia Raya dinyanyikan dalam upacara bendera karena
lagu itu adalah lagu kebangsaan negara kita. Mengapa dalam upacara itu seluruh siswa harus
menyanyikan lagu tersebut?
E. Permainan Musik
Permainan musik merupakan aktivitas musik yang dilakukan manusia. Dalam prosesnya,
permainan musik dapat dilakukan secara perorangan atau tunggal (solo) atau kelompok.
Sekarang, mari kita coba melakukan praktik musik secara perorangan.Pilihlah media yang
dapat dijadikan sebagai instrumen perkusif sederhana yang ada di sekitar kamu, seperti botol
dan sendok, bel, tepukan tangan, dan hentakan kaki. Kemudian dengarkan bunyi Pola Ritmik
1 yang dimainkan oleh guru. Tirulah pola ritmik 1 tersebut dengan menggunakan media yang
kamu pilih. Sesuaikan permainan pola ritmik 1 itu dengan mendengarkan ketukan yang
diberikan oleh guru Setelah menguasai pola ritmik 1, mari kita lanjutkan dengan Pola Ritmik
2, 3, dan 4. Dengarkan contoh yang diberikan guru kemudian tirukan pola ritmik 2, 3, dan 4
itu dengan menggunakan instrumen perkusif yang menghasilkan bunyi yang berbeda.

F. Rangkuman
Musik merupakan salah satu bentuk kebutuhan ekspresif manusia. Sebagai kebutuhan
ekspresif, musik digunakan manusia untuk mengekspresikan gagasan atau ide melalui bunyi-
bunyi yang dihasilkan oleh beragam media atau instrumen yang ada di lingkungan sekitar
mereka, baik instrumen bernada atau tidak bernada (perkusif). Kemampuan manusia
dalammengekspresikan gagasan atau ide mereka melalui bunyi yang dihasilkan oleh
instrumen-instrumen musik tidak dapat terlepas dari tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Sebagai kebutuhan ekspresif, aktivitas musik dilakukan oleh setiap kelompok manusia di
seluruh dunia, Timur dan Barat. Karena masing-masing kelompok manusia hidup dalam
lingkungan berbeda maka instrumen dan produksi bunyi yang dihasilkan pun berbeda.
Perbedaan pada bentuk instrumen dan bunyi musik yang dihasilkan menyebabkan instrumen
dan musik dapat mengandung makna tertentu sehingga musik dan instrumen musik dapat
dipandang sebagai simbol.

Sebagai simbol, musik dan instrumen musik memiliki nilai keindahan atau estetika tersendiri
bagi masyarakat pendukungnya. Nilai-nilai keindahan musik pada satu masyarakat berbeda
dari masyarakat lainnya yang bergantung pada nilai-nilai yang berlaku dalam suatu
masyarakat. Sebagai kebutuhan ekspresif, musik memiliki beberapa fungsi dalam
masyarakat. Musik seringkali digunakan manusia dalam acara hiburan atau bahkan ritual
keagamaan. Sebagai hiburan, musik berfungsi untuk menghibur atau menyenangkan
pendengar, sedangkan fungsi musik sebagai ritual sangat berkaitan dengan nilai-nilai
kepercayaan atau agama yang diyakini oleh anggota masyarakat yang memiliki musik itu.

Bab 4 Jenis/Genre Tari

Seni tari merupakan bagian dari seni pertunjukkan, yang mencakup seni musik, seni rupa dan
seni teater. Jika kamu melakukan gerak berjalan, gerak senam atau olah raga apakah sudah
dapat dikatakan sebagai aktivitas menari?apakah merupakan gerak tari? apakah perbedaaan
gerak tari dengan gerak berjalan atau gerak olah raga? Gerak merupakan subtansi baku dari
seni tari, di mana gerak menjadi bahasa media yang dapat mengungkapkan keinginan yang
bermakna berbentuk pesan yang dikomunikasikan lewat gerak tari. Dengan menari seseorang
dapat mengekspresikan dirinya melaui gerak. Karena tari merupakan rangkaian dari gerak-
gerak tubuh yang memiliki nilai estetis.

Seni tari merupakan cabang kesenian yang tidak dapat dipisahkan didalam kehidupan
manusia. Dalam kelompok masyarakat tertentu tari merupakan bagian terpenting sebagai
bagian upacara keagamaan atau upacara adat. Seperti di Bali seni tari merupakan bagian
terpenting didalam setiap upacarakeagamaan. Dan melalui tari seseorang dapat
mengungkapkan perasaan, emosi dan gagasan pirannya yang diungkan melakui gerak
A. Pengertian Tari
Setiap orang pasti pernah melihat tarian disadari atau tidak bahkan pernah menari. Seni Tari
merupakan cabang seni yang menggunakan tubuhnya sebagai media. Gerak merupakan
elemen pokok dalam tari yang terdapat unsur ruang, waktu dan tenaga. Apa Tari itu? tari
dapat diartikan secara universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja.

Perlu kalian ketahui bahwa gerak tari memiliki bentuk yang beraneka ragam. Setiap tarian
memiliki ciri khas atau keunikan geraknya masing-masing. Sehingga gerak tari
tidak hanya terpaku pada gerak tari baku melainkan gerak tari dapat dikembangkan menjadi
gerak tari kreasi.Gerak dapat diperoleh melalui eksplorasi atau penjelajahan.Eksplorasi gerak
dillakukan dengan cara proses berpikir,
berimajinasi, merasakan dan merespon suatu objek yang diperoleh melalui panca indera.
Objek ini bentuknya bisa berupa benda, alam, suara dan rasa.

Tari Betawi dikelompokkan menjadi dua jenis tari yaitu bentuk tari Topeng dan tari Cokek.
Ragam gerak dasar pada tari Betawi terdiri dari Gibang, selancar, rapat nindak, kewer,
pakblang, goyang plastik dan gonjingan. Dari ragam gerak dasar tersebut dapat
dikembangkan lagi menjadi gerak yang lebih ritmis dengan ruang gerak yang lebih luas.

Tari merupakan bagian dari kehidupan masyakat Bali, hampir semua rutinitas upacara
keagaman maupun upacara adat didalamnya terdapat unsur tari. Ragam
gerak dasar tari bali terdiri dari ngumbang, agem, angsel, piles dan ngeseh. Gerakkan tari bali
yang sangat dimanis dengan ciri khas geraknya ditambah dengan gerakan mata (nyeledet).
Ragam gerak dasar pada tari dayak yang berasal dari Kalimantan memiliki gerak terbang,
duduk, memutar gong dan merendah. Dengan properti tari di pegang ditangan dan terbuat
dari bulu-bulu ekor burung Enggang. Seorang penari yang menari di atas Gendang menjadi
ciri khas dari tari Pa’gellu dari Toraja (Sulawesi Selatan). Ragam gerak dasar tari Pa’gellu
dari yaitu gerak Pa’gellu, Pa’tabe, Pa’gellu Tua, Pang’rapa Pentalun, Panggirik Tangtaru,
Pa’tutu. Tari pa’gellu di pertunjukkan di setiap upacara/ritual syukuran atau “Rambu Tuka”
dikalangan suku Toraja dengan diiringi intrumen gendang. Setiap gerakan-gerakannya dalam
pa’gellu adalah simbol keseharian masyarakat Toraja yang memiliki nilai filosofi yang dianut
dalam aturan dan adat leluhur mereka.
B. Fungsi Tari
Sebelum memahami fungsi tari, coba kamu menjawab pertanyaan berikut ini: pertanyaan
yang pertama apa tujuan kalian belajar? diantara jawaban kalian akan menjawab agar pintar
dan agar mengetahui banyak pengetahuan. Pertanyaan yang kedua kenapa seseorang itu harus
bekerja? Jelaskan pendapat kalian keduapertanyaan tersebut.

Pada dasarnya segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia adalah untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, seperti belajar, bekerja, bermain dan berkesenian. Namun tari sebagai
cabang kesenian bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan, tetapi juga dapat menunjang
kepentingan kegiatan manusia. Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tari-tarian.
Dari mulai tarian yang sangat sederhana seperti daerah-daerah pedalaman sampai daerah
yang sangat indah seperti Bali dan Jawa. Namun meskipun tarian tersebut terdapat didaerah
pedalaman tetap memiliki nilai-nilai keindahan.

Berdasarkan fungsinya tari-tarian di Indonesia dapat dibagi menjadi 3 yaitu tari sebagai
sarana upacara, tari sebagai sarana hiburan, tari sebagai sarana pertunjukan atau tontonan dan
tari sebagai media pendidikan. Apakah kamu pernah melihat pertunjukan seni tari?
dimanakah kamu melihatnya? Masuk kedalam fungsi tari apakah pertunjukan yang kamu
tonton? dari masing masing fungsi tari memiliki peranan yang berbeda-beda.

C. Simbol Dalam Tari


Sebelum berangkat pada pemahaman simbol dalam gerak tari. Menurut kalian apakah yang
dimaksud dengan simbol? apakah simbol hanya berupa benda, seperti pedang? Coba kalian
sebutkan apa saja yang dapat dijadikan sebagai simbol?

Gerak dalam tari mengandung tenaga atau energi yang dikeluarkan dan mencakup ruang dan
waktu. Gerak merupakan aktivitas yang dilakukan manusia didalam kehidupan. Artinya
manusia dalam mengungkapan segala perasaan marah, kecewa, takut, senang, akan nampak
pada perubahan - perubahan yang ditimbulkan melalui gerakan anggota tubuh. Gerak berasal
dari pengolahan hasil dari perubahan dan akan melahirkan dua jenis gerak yaitu gerak murni
dan gerak maknawi yang dirangkai menjadi sebuah tarian. Tari merupakan ekspresi jiwa,
oleh karena itu didalam tari mengandung maksud-maksud tertentu. Dari maksud yang jelas
dan dapat dirasakan oleh manusia. Maksud atau simbol gerak yang dapat dimengerti atau
abstrak yang sukar untuk dapat dimengerti tetapi masih tetap dapat dirasakan
keindahannya.

D. Nilai Estetis Dalam Gerak Tari


Estetis sering dikatakan estetika dan diartikan hanya sebatas indah atau keindahan dan dari
keindahan akan muncul suatu nilai seni. Pernahkah kalian mengalami pengalaman dalam
melihat pementasan seni tari? Apakah yang kalian rasakan saat melihat pementasan seni tari?
setiap jawaban pasti tidak akan sama karena keindahan muncul dari pengalaman yang dialami
oleh masing-masing individu.

Nilai estetis pada gerak tari merupakan kemampuan dari gerak tersebut untuk menimbulkan
suatu pengalaman estetis. Pengalaman estetika dari seorang penari dalam melakukan gerak
harus dilihat pula dalam kualiatas gerak yang dilakukannya. Setiap gerak tarian pasti
memiliki nilai estetis tersendiri yang dapat diuraikan dan dijelaskan secara cermat. Jadi apa
itu estetis? Hal yang perlu dipahami dalam mengamati karya tari adalah adanya faktor
subjektif dan objektif. Benda itu sangat estetis karena adanya sifat yang melekat pada benda
dan tidak terkait dengan orang yang mengamati.

Selain itu juga dikatakan bahwa munculnya estetis itu karena adanya tanggapan perasaan dari
pengamat. Jadi, estetis itu ada karena proses hubungan antara benda (karya tari) dan alam
pikiran orang yang mengamati. Masing-masing gerak setiap daerah memiliki keunikannya
tersendiri yang tidak bisa terlepas dari pengaruh kebudayaan yang ada pada daerah itu
sendiri. Genre dalam suatu daerah juga memiliki pengaruh besar dalam menilai nilai estetis
suatu gerak tari. Jenis tari berdasarkan penyajiannya terbagi menjadi dua yaitu tari tradisional
dan kreasi baru. Tari tradisional terbagi lagi menjadi tiga yaitu tari primitif, tari rakyat dan
tari klasik. Mengapa pada tari Bali memiliki ciri khas pada mata yang melotot ( dalam istilah
Balinya adalah Nuding) sedangkan pada tari Jawa gerak mata mengarah kebawah. Begitu
pula pada tari saman dari Aceh yang memiliki ciri khas kecepatan dalam menggerakkan
tangan sedangkan pada tari pakarena dari Sulawesi geak tangan sangat lembut dan mengalir?
Diskusikan bersma dengan temanteman kalian dan berikan alasannya?
E. Praktik Gerak Dasar Tari Sesuai
Hitungan
Melakukan gerak tari dengan menggunakan hitungan akan lebih mengetahui bagaimana
teknik dan proses dalam melakukannya. Dalam prosesnya melakukan gerak tari dapat
dilakukan dengan perorangan, berpasangan atau berkelompok. Melakukan gerak pada tari
terdiri dari gerak kepala, gerak tangan, gerak badan dan gerak kaki Gerakan badan pada tari,
diantaranya sebagai berikut. Hoyog, yaitu gerakan badan dicondongkan ke samping kanan
atau kiri. Engkyek, yaitu gerakan badan dicondongkan ke kiri atau ke kanan, dengan sikap
tangan lurus ke samping. Polatan, yaitu gerakan arah pandangan. Oklak, yaitu menggerakkan
pundak ke depan dan belakang. Entrag, yaitu menghentakkan badan ke bawah berkali-kali,
seolah-olah badan mengeper.

Gerak kepala dalam tari jawa yaitu pacak gulu, gebesan, gileg, gelieur, anggukan dan
gelengan kepala tengok kanan dan kiri Gerakan kaki Debeg, yaitu menghentakkan ujung
telapak kaki. Kengser, yaitu bergerak ke kiri atau ke kanan dengan menggerakkan kedua
telapak kaki. Srisig, yaitu lari kecil dengan berjinjit. Trecet, yaitu telapak kaki jinjit bergerak
ke kiri dan ke kanan. Tunjak tancep, yaitusikap berdiri diam. Gerakan tangan Malangkerik,
yaitu gerakan posisi tangan berkacak pinggang. Menthang, yaitu gerakan meluruskan tangan
ke samping. Nggrodha, yaitu gerakan siku di tekuk. Panggel, yaitu mengadu pangkal
pergelangan tangan

Anda mungkin juga menyukai