According to the Book of Numbers, during the conquest of Canaan by the Israelites,
Anak (; Heb. 'nq spelt as both ענקand as הענקdepending upon the reference) was a
well-known figure, and a forefather of the Anakites (Heb. Anakim) who have been
considered "strong and tall," they were also said to have been a mixed race of giant
people, descendants of the Nephilim (Numbers 13:33). The use of the word
"nephilim" in this verse describes a crossbreed of God's sons and the daughters of
man, as cited in (Genesis 6:1-2) and (Genesis 6:4). The text states that Anak was a
Rephaite (Deuteronomy 2:11) and a son of Arba (Joshua 15:13). Etymologically,
Anak means [long] neck. The sons of Anak are first mentioned in Numbers 13. The
Israelite leader Moses sends twelve spies representing the twelve tribes of Israel to
scout out the land of Canaan, and give a full report to the congregation. The spies
enter from the Negev desert and journey northward through the Judaean hills until
they arrive at the brook of Eshcol near Hebron, where reside Sheshai, Ahiman, and
Talmai, the sons of Anak. After the scouts have explored the entire land, they bring
back samples of the fruit of the land; most notably
ABSTRAK
Membentuk sikap mandiri pada anak sebenarnya dipengaruhi oleh banyak faktor.
Salah satu faktor yang sangat mendasar adalah pola asuh orang tua.Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orangtua dengan
kemandirian anak usia prasekolah di TK Aisyiyah Mendungan Sukoharjo. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Sampel dalam penelitian ini di ambil dengan
menggunakan tehnik sampling total population dan sebagai responden sebanyak 20
orang tua yang mempunyai anak usia prasekolah di TK Aisyiyah Mendungan
Sukoharjo, dan 20 anak usia prasekolah di TK Aisyiyah Mendungan Sukoharjo.
Teknik pengolahan data menggunakan teknik analisis Rank Spearman. Dari hasil
analisa univariat diperoleh data sebanyak 70% orangtua menerapkan pola asuh
demokratis dan sebanyak 75% anak sudah dapat mandiri. Hasil perhitungan korelasi
Spearman Rho diperoleh p value (0,000) < α (0,05), maka ada hubungan antara pola
asuh orangtua dengan kemandirian anak usia prasekolah di TK Aisyiyah Mendungan
Sukoharjo. Sehingga kesimpulan dari penelitian ini adalah : (1) Pola asuh pada orang
tua sebagian besar adalah pola asuh demokratis, (2) Sebagian besar siswa di TK
Aisyiyah Mendungan Sukoharjo mandiri, (3) Terdapat hubungan yang bermakna
antara pola asuh orang tua dengan kemandirian pada anak usia pra sekolah di TK
Aisyiyah Mendungan Sukoharjo. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perlu
dilakukan penelitian yang lebih lanjut, dengan memperhatikan variabel-variabel lain
yang mempengaruhi pembentukan kemandirian pada anak dan juga faktor lain yang
mempengaruhi pola asuh orangtua.
Type and hit e
Diperkirakan lebih dari 200 juta anak balita di negara berkembang gagal mencapai
potensi perkembangan optimalnya karena masalah kemiskinan, malnutrisi, atau
lingkungan yang tidak mendukung, sehingga mempengaruhi perkembangan kognitif,
motorik, emosi, dan sosial anak.
Menurut Soetjiningsih (1995), perkembangan merupakan periode penting dalam
kehidupan anak khususnya setelah melewati masa perkembangan sangat pesat pada
usia tiga tahun. Usia tiga tahun merupakan batas telah melewati perkembangan sangat
cepat atau sering disebut masa kritis perkembangan. Setelah masa ini perkembangan
akan berlangsung secara kontinyu, maka perlu dilakukan deteksi dini pertumbuhan
dan perkembangan seorang anak usia tiga tahun agar cepat terdeteksi gangguan
perkembangannya untuk landasan perkembangan selanjutnya.
Jumlah Balita yang mencapai 10% dari penduduk Indonesia, menjadikan tumbuh
kembang balita ini sangat penting untuk diperhatikan karena menyangkut kualitas
generasi masa depan bangsa. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait ini
menurut Depkes (2006), meliputi gizi yang baik, stimulasi yang memadai dan
terjangkaunya pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dini serta intervensi
dini penyimpangan tumbuh kembang.
Berikut diuraikan beberapa informasi terkait tumbuh kembang balita yang perlu kita
ketahui. Menurut Strathearn et al. (2001) pertumbuhan (growth) secara umum erat
kaitannya dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, biasa di ukur
dalam ukuran berat, panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolic. Pertumbuhan
ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, bertambahnya
ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan (Depkes, 2006).
Pertumbuhan dapat di ukur secara kuantitatif, yaitu dengan mengukur berat badan,
tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar lengan atas terhadap umur, untuk mengetahui
pertumbuhan fisik.
Kadang tidak ada batas yang jelas pada penggunaan istilah pertumbuhan dan
perkembangan ini. Beberapa ahli menuliskan terkait hal itu, antara lain sebagai
berikut :
Menurut Shonkoff & Phillips (2000): sejumlah konsep inti dijabarkan untuk
pemahaman tentang sifat awal perkembangan manusia yaitu:
1. Faktor Genetik : Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil
akhir proses tumbuh kembang anak. Namun melalui instruksi genetic yang
terkandung dalam sel telur yang dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan
kuantitas pertumbuhan. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering
diakibatkan faktor genetik. Sedangkan di negara sedang berkembang,
gangguan pertumbuhan selain diakibatkan faktor genetik, juga faktor
lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal,
bahkan ke dua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum
mencapai usia balita.
2. Faktor lingkungan: Faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya
potensi bawaan. Lingkungan cukup baik akan memungkinkan tercapainya
potensi bawaan, sedangkan kurang baik akan menghambatnya. Secara garis
besar faktor lingkungan di bagi dua, yaitu faktor lingkungan yang
mempengaruhi anak pada waktu masih dalam kandungan (prenatal) dan faktor
lingkungan setelah lahir (postnatal).
1. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh melibatkan otot-otot
besar seperti duduk, berdiri dan sebagainya.
2. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat seperti mengawasi sesuatu, menjimpit, menulis dan sebagainya.
3. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah, dan sebagainya.
4. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan setelah
selesai bermain), berpisah dengan ibu/ pengasuh anak, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.
Salah satu alat yang bisa digunakan untuk menilai perkembangan anak secara dini
adalah denver development screening test (DDST) digunakan secara luas untuk
menilai kemajuan perkembangan anak sejak lahir hingga usia 6 tahun (Frankernburg
et al., 1992).
Pada Denver II ada empat parameter perkembangan yang digunakan untuk skrining
perkembangan anak antara lain :
Sedangkan yang dimaksud dengan deteksi dini tumbuh kembang anak menurut
Depkes (2006), merupakan kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah, maka
intervensi akan lebih mudah dilakukan. Disamping itu tenaga kesehatan juga
mempunyai “waktu” dalam membuat rencana tindakan/ intervensi yang tepat,
terutama ketika harus melibatkan ibu atau keluarga. Apabila penyimpangan terlambat
diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak.
Penting untuk dipahami bahwa dengan skrining dan mengetahui masalah pada
perkembangan anak, tidak berarti bahwa diagnosis pasti dari kelainan tersebut telah
ditetapkan. Skrining hanyalah prosedur rutin dalam pemeriksaan tumbuh kembang
anak sehari-hari, yang dapat memberikan pertunjuk kalau ada sesuatu yang perlu
mendapat perhatian.
Depkes RI. 2006. Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar.
Frankenburg, W.K., et al. .1992. The denver II: A major revision and
restandardization of the denver developmental screening test. Pediatrics
Hurlock, E.B. 1978. Perkembangan Anak. Erlangga. Jakarta
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta
Shonkoff, J.P. & Philips, D.A. 2000. From neurons to neighborhoods: The
science of early childhood development. Washington: National Research
Council and Institute of Medicine.
Jika menurut Anda artikel ini bermanfaat, akan bernilai lebih jika Anda
membagikannya kepada teman dan sahabat, dengan tombol like facebook, tweet, dan
google plus disamping ....
← Next post Previous post →
kesmas tagged this post with: DDTK, deteksi dini tumbuh kembang anak, deteksi dini
tumbuh kembang balita, faktor tumbuh kembang balita, parameter penilaian DDTK
balita, tumbuh kembang anak Read 220 articles by kesmas
All About Puskesmas
Prinsip Dasar Imunisasi
Fitness for Staying Healthy
Diet For Diabetic
Diabetic Diet Foods
Diabetes Diet Plan
List of Diabetic Diet Food
Pencarian Topik
Kesehatan Masyarakat
Kesmas
Kesmas Info penting lain Prinsip Dasar Imunisasi: Sejarah Program Imunisasi di
Indonesia Perlindungan terh... bit.ly/16cMHMN Click Here 12 hours ago · reply ·
retweet · favorite
Kesmas Today Info - Deklarasi ODF Kecamatan Kedungjajang: Open Defecation
Free Declaration Kecamatan Ked... bit.ly/10fGvTs ... click it 11 hours ago · reply ·
retweet · favorite
Kesmas Update Kesmas Baru All About Puskesmas: Fungsi, Peran dan Wilayah
Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat ... tinyurl.com/bsd9sux Click Here 10 hours ago ·
reply · retweet · favorite
Recent Comments
Sexy Article
Update Info HP
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah.
Hal itu terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak
usia dini diarahkan pada pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Menurut
Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Sejak saat itulah, perkembangan pendidikan usia dini tumbuh dengan pesat,
baik secara kuantitas maupun kualitas pelayanan pendidikannya. Pendidikan usia dini
tidak hanya terbatas pada Taman Kanak-Kanak (TK) sebagai pendidikan prasekolah
memberikan pendidikan di usia dini mulai meningkat walaupun belum mencapai apa
yang diharapkan.
Hal itu dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan TK
dan SD, yang mengungkapkan bahwa pada tahun 2007 Angka Partisipasi Kasar
(APK) PAUD/TK baru mencapai 26,68% dan sebagian besar pendidikan anak usia
dini (PAUD) diselenggarakan oleh masyarakat (Swasta) yakni sekitar 98,7%. Hal itu
dini dewasa ini dianggap masih kurang tepat. PAUD pada hakekatnya adalah
kognitif, afektif maupun psikomotorik dengan cara-cara yang sesuai dengan masa
perlu dilakukan untuk lebih memahami hakekat PAUD itu sendiri, sehingga bagi
pendidik anak usia dini proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan
Dalam penyusunan makalah ini, masalah yang dikaji akan dirumuskan dalam
pembelajaran?
a. Mengetahui apa yang dimaksud kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
pembelajaran.
observasi terhadap proses pembelajaran PAUD yang selama ini dilakukan penulis.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN :
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, metode dan
PAUD.
PENGEMBANGAN KURIKULUM
kompetensi yang dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan
berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama,
a. Mengembangkan sikap dan perilaku yang baik sesuai akidah agama dan norma
yang dianut.
Fungsi ini harus diimplementasikan dalam proses pembelajaran sehingga anak
mampu mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan akidah dan norma
agama yang dianutnya, mampu melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang
dianutnya. Dan mempunyai rasa toleransi dan saling hormat menghormati antara
pemeluk agama.
bersosialisasi dan mengendalikan emosi sangat penting dimiliki anak agar mereka
Kemandirian merupakan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap anak dalam
penuh tantangan ini, maka kemampuan untuk mandiri merupakan salah satu syarat
Tanpa kemandirian, maka anak hanya akan tergantung kepada orang lain.
Bahasa adalah cermin seseorang. Kemampuan berbahasa merupakan perwujudan dari
sikap, perilaku dan harga diri seseorang. Oleh karena itu, kurikulum PAUD harus
kurikulum PAUD. Fisik dan motorik anak yang sedang berkembang pesat
kemampuan fisik dan motorik yang baik, maka anak akan mampu menjalani
Aspek-aspek kreativitas dan daya cipta anak harus dikembangkan dalam
impelementasi kurikulum PAUD. Anak yang memiliki daya cipta dan kreativitas
menghasilkan berbagai hal yang positif dan berguna bagi orang lain.
mengidentifikasi bakat dan minat anak sejak dini, agar dapat dibimbing
perkembangannya.
filsafat dan tujuan pendidikan. Asas ini berhubungan dengan sistem nilai yakni
pandangan seseorang atau masyarakat tentang sesuatu yang bernilai dalam kehidupan
orang atau masyarakat tersebut. Misalnya, bangsa Indonesia yang menganut Pancasila
sebagai dasar negara, maka pengembangan kurikulumnya harus mengacu pada dasar
dan pedoman negara tersebut. Hal itulah yang kemudian tertuang tujuan pendidikan
nasional yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Asas psikologis sangat berkaitan dengan berbagai aspek tentang psikologi anak dan
psikologi belajar. Asas ini berkenaan dengan perilaku manusia yang menjadi landasan
teori mengenai manusia (anak) dan proses belajar, maka akan disusun arah dan tujuan
dan organisasasi kurikulum. Asas ini sangat dipengaruhi oleh asas-asas sebelumnya
perkembangan bentuk kurikulum dalam kurikulum 1974, 1985, 1989, 2000, dan
2004.
dini harus mengacu pada standar kompetensi anak usia dini antara lain sebagai
berikut.
Nilai-nilai agama dan moral yang diajarkan pada anak usia dini adalah perilaku
yang berhubungan dengan nilai-nilai agama juga harus diberikan, seperti penguasaan
b. Fisik/motorik
Dalam hal ini pendidik harus mampu merangsang perkembangan fisik dan motorik
anak sesuai dengan usia perkembangannya. Hal itu dapat dilakukan dengan berbagai
permainan-permainan edukatif.
sosialisasi. Melalui aspek ini anak dibekali dengan kemamuan memecahkan masalah-
d. Bahasa
Dalam aspek ini, anak didorong untuk menguasai kemampuan berkomunikasi sesuai
perkembangan anak dapat dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode prelinguistik (0-1
e. Kognitif
Perkembangan kognitif anak biasanya mengacu pada pendapat Piaget yang membagi
(usia 0-2 tahun), periode praoperiosaional (2-7 tahun), periode operasional konkrit (7-
Perkembangan kognitif anak biasanya mengacu pada pendapat Piaget yang membagi
(usia 0-2 tahun), periode praoperiosaional (2-7 tahun), periode operasional konkrit (7-
g. Seni
Kemampuan di bidang seni dapat dikembangkan dalam musik, seni tari, seni gambar
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
ini, konsep kurikulum akan disederhanakan lebih kepada materi kegiatan yang akan
perkembangan.
harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan usia anak dan tahapan perkembangan
anak.
3) Melibatkan orang tua sebagai pendidik utama, sehingga peran orang tua dalam
belajar anak.
7) Mewadahi layanan anak berkebutuhan khusus, sehingga semboyan pendidikan untuk
dini.
12) Penyediaan sarana dan prasarana yang optimal dan mampu menunjang proses
pembelajaran.
1. Anak
Sasaran pendidikan anak usia dini adalah anak yang berada di rentang usia 0-6 tahun.
2. Pendidik
akademik Diplomas Empat (D-IV) atau Sarjana (S-1) di bidang pendidikan usia dini,
psikologi atau lainnya; dan memiliki sertifikat profesi guru PAUD. Adapun rasio
3. Pembelajaran
direncanakan dan persiapkan pendidik meliputi materi dan proses pembelajaran itu
sendiri. Materi pembelajaran bagi anak usia dini dibagi dalam 2 kelompok usia, yaitu:
1) Keaksaraan, yaitu meliputi pengenalan terhadap kosakata dan bahasa, kesadaran
3) Pengetahuan alam, yang mencakup pengenalan terhadap objek fisik, kehidupan,
4) Pengetahuan sosial, meliputi kehidupan orang banyak, bekerja, interaksi sosial,
5) Seni, mencakup kegiatan menari, menyanyi, bermain peran, bermain musik,
6) Teknologi, dengan mengenalkan alat-alat dan penggunaan operasi dasar dan
kesadaran teknologi. Alat-alat yang dikenalkan di mulai dari alat-alat yang ada
mencakup:
1) Peningkatan pemahaman orang tua tentang arti penting pendidikan sejak dini bagi
anak-anak mereka.
2) Penerapan pemahaman tahap-tahap tumbuh kembang anak perlu juga diberikan
3) Kemampuan orang tua dalam indentifikasi deteksi dini tumbuh kembang anak.
4) Kemampuan orang tua dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5) Orang tua dibekali pengetahuan tentang pemilihan alat permainan anak yang
mendidik.
6) Orang tua harus dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan
bermain anak.
Salah satu prinsip pembelajaran anak usia dini adalah belajar sambil bermain,
sehingga diperlukan adanya area bermain yakni area kegiatan dan permainan yang
dilakukan di dalam atau di luar kelas. Berikut adalah contoh-contoh area bermain.
1) Sentra balok, dalam berbagai ukuran dan bentuk berupa bentuk bangunan rumah,
jembatan, kebun binatang, dan lainnya. Melalui permainan ini diharapkan anak dapat
2) Sentra bermain peran, dengan anak memperagakan apa yang dilihatnya maka dapat
daya kreativitasnya.
4) Sentra persiapan, yakni kegiatan persiapan membaca permulaan, menulis permulaan
5) Sentra agama, dengan menyediakan miniatur tempat ibadah, alat-alat ibadah, buku-
Keranjang PAUD adalah seperangkat Alat Permainan Edukatif (APE) yang dikemas
dalam satu wadah atau boks. Sebagai contoh adalah APE kereta api, pasak belah,
puzle, balok, boneka jari, timbangan, jam dinding, permainan air, meronce, dan
permainan lainnya.
perkembangan anak. Kegiatan ini meliputi observasi, konferensi dengan guru lain,
survey, wawancara dengan orang tua, hasil kerja anak dan unjuk kerja. Kesemua
berikut:
1) Keterlibatan anak, dalam hal ini prinsip pembelajaran harus berpusat kepada aktivitas
belajar anak.
yakni:
a) Taman Penitipan Anak, dilaksanakan 3-5 hari dengan layanan minimal 6 jam atau
b) Kelompok Bermain (KB) dilaksanakan setiap hari atau minimal 3 kali seminggu
dengan jumlah jam minimal 3 jam atau dalam satu tahun 144 hari atau 32-34 minggu.
c) Satuan PAUD sejenis (SPS) minimal satu minggu sekali dengan jam layanan 2 jam.
Kekuaran jam layanan pada SPS dilengkapi dengan program pengasuhan yang
dilakukan orang tua sehingga jumlah layanan keseluruhan setara dengan 144 hari
d) Taman Kanak-Kanak (TK) dilaksanakan minimal 5 hari seminggu dengan jumlah
layanan minimal 2,5 jam. Dalam satu tahuan 160 hari layanan atau 34 minggu.
a) Kunjungan luar, seperti kunjungan ke museum, mesjid, kantor pos, kantor polisi, dan
lainnya.
mengunjungi narasumber yang relevan, seperti dokter, tukang pos, kepala desa, dan
sebagainya.
Orang tua dapat juga menjadi narasumber, guru pendamping atau guru bantu.
f) Kesehatan
Dengan menggunakan media audio visiual dalam mengetengahkan tema atau materi
pembelajaran.
Dalam hal ini, kegiatan PAUD hampir seluruhnya dikelola oleh swasta (masyarakat).
informal meliputi:
a. Taman Kanak-Kanak, yaitu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada
anak usia 4-6 tahun, yang dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok A
untuk anak usia 4-5 tahun dan kelompok B untuk anak usia 5-6 tahun.
b. Kelompok Bermain merupakan satu bentuk PAUD pada jalur non formal
bagi anak usia 2-4 tahun dan anak usia 4-6 tahun yang tidak dapat dilayani TK
berwenang).
dan masyarakat bagi anak usia 0-6 tahun yang orang tuanya bekerja.
minimal yang hanya dilakukan 1-2 kali /minggu atau merupakan layanan
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
a. Sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
b. kurikulum pendidikan anak usia dini, meliputi standar kompetensi anak usia
1.2 Saran
Dari uraian di atas, maka penulis dalam hal ini mengajukan beberapa saran
antara lain.
a. Perlu adanya pengembangan yang lebih optimal terhadap pendidikan anak
usia dini, baik yang dilakukan oleh pemerintah, keluarga maupun masyarakat.
pendidikan di Indonesia.
c. Kualifikasi pendidik anak usia dini harus terus ditingkatkan baik kualifikasi
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
hayat, di mana proses pendidikan harus dilakukan secara terus menerus dari usia 0
terhadap pendidikan harus mencakup semua golongan usia tersebut. Begitu pula
dengan berbagai pemikiran dan kebijakan terhadap PAUD, harus merunut pada
kebutuhan anak usia dini dalam proses perkembangannya. Berikut adalah beberapa
dalam PAUD.
a. UUD 1945
Anak usia dini, yakni anak dengan usia pra-sekolah (0-6 tahun) berdasarkan
adanya pendidikan anak usia dini diharapkan anak dapat tumbuh dengan segala
Berikut adalah beberapa pemikiran para ahli pendidikan anak terhadap proses
a. Pandangan Pestalozzi
dalam desain alam dan terbentuk oleh kekuatan-kekuatan luar. Lebih lanjut, ia
kunci dalam mencapai keberhasilan belajar di tahap berikutnya. Oleh karena itu, ia
berkesimpulan bahwa pendidikan anak merupakan hal penting yang berpengaruh
b. Pandangan Froebel
untuk menciptakan suatu tatanan masyarakat yang lebih baik di masa depan. Anak
dilahirkan dengan pembawaan yang baik, sehingga tugas lembaga pendidikan untuk
mengarahkan anak pada kehidupan masa depan yang lebih baik, dengan mendorong
c. Pandangan Montesori
merupakan kutub yang berbeda dengan orang dewasa, namun saling mempengaruhi.
dewasa.
pendidikan barat yang dia lalui. Menurutnya, anak lahir dalam kodrat dan
pembawaannya masing-masing. Kodrat anak bias baik dan juga buruk, dengan paham
inilah
Landasan pengetahuan penting bagi pendidikan anak usia dini. Landasan ini
Lebih dari 1500 tahun yang lalu (abad ke-6 M), Nabi Muhammad Saw telah
mengemukan bahwa kewajiban menuntut ilmu adalah mulai dari anak dalam
kandungan sampai ia meninggal. Hal itu menegaskan bahwa pendidikan anak usia
dini merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi dalam menuntut ilmu.
Menurutnya landasan adanya proses pendidikan adalah agama. Selain itu keluarga
Teorinya dikenal dengan teori ”progressivism) yang lebih menekankan pada anak
didik dan minatnya terhadap sesuatu daripada mata pelajarannya sendiri. Menurutnya,
pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan
datang.
taksonomi Bloom. Menurutnya kecerdasan anak pada usia 15 tahun merupakan hasil
Jean Piaget mengemukakan tentang bagaimana anak belajar. Anak belajar melalui
penelitian sendiri. Agar anak dapat memahami sesuatu, maka ia harus membangun
g. Lev Vigostsky
Ia berpendapat bahwa pengalaman interaksi sosial merupakan hal yang penting bagi
(M. Hariwijaya dan Bertiani ES, 2007:21-23) dan (Pusat Kurikulum Direktorat
Dalam perkembangan dewasa ini, pendidikan anak usia dini merupakan
program pendidikan yang diarahkan pada upaya pembelajaran yang sesuai dengan
usia anak dan mampu menggali potensi anak, sehingga dapat menjadi bekal dalam
2.2.1 Pengertian
Banyak batasan yang diberikan terhadap program PAUD, namun dalam hal
pendidikan anak usia sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Dalam hal ini M. Hariwijaya (2007:14), mengemukakan bahwa PAUD dapat
diartikan sebagai salah satu bentuk jalur pendidikan dari usia 0-6 tahun, yang
diselenggarakan secara terpadu dalam satu program pembelajaran agar anak dapat
mengembangkan segala guna dan kreativitasnya sesuai dengan karakteristik
perkembangannya.
2.2.2 Tujuan
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
lingkungannya.
Kegiatan bermain merupakan sarana belajar bagi anak usia dini. Melalui bermain
Dalam hal ini, pendidikan di usia dini memerlukan pengkondisian lingkungan yang
e. Pembelajaran Terpadu
Proses pembelajaran pada anak usia dini harus memadukan berbagai aspek
yang sederhana dan sesuai dengan lingkungan yang dikenal anak. Juga harus
dilaksanakan berulang-ulang dan terus menerus sehingga apa yang dipelajari dapat
tersebut bertujuan agar anak mampu mandiri, disiplin, menolong dirinya sendiri dan
bertanggung jawab.
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Pengikut
Arsip Blog
▼ 2011 (31)
o ▼ April (31)
makalah agama islam 2
Makalah agama rukun iman
Makalah agama rukun islam
Makalah agama sejarah
Makalah agama-Tauhid
makalah agama-YUYUN
makalah Al Qur'an bermain
makalah bahasa indonesia2
makalah bahasa indonesia
makalah jasmani untuk anak
makalah konsep dasar TPA
makalah lomba paud
makalah metode pembelajaran paud 1
makalah metode pembelajaran paud 2
makalah paud
makalah paud1
makalah paud individu
makalah pendidikan anak menurut islam
makalah peranan sains dan teknologi
makalah agama manusia
makalah ; kerangka makalah
Makalah kurikulum paud
Makalah metode belajar bai anak usia dini- berceri...
Makalah agama ahlaq
MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN
NASKAH AKADEMIK KAJIAN KEBIJAKAN
KURIKULUM PENDIDI...
Program Taman Kanak-Kanak
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN
alokasi kurkulum selama setahun kelompokusia 4-5 ...
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN TAHUNAN
KELOMPOK US...
Mengenai Saya
PAUD
Lihat profil lengkapku
Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.
paud
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah.
Hal itu terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak
usia dini diarahkan pada pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Menurut
Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Sejak saat itulah, perkembangan pendidikan usia dini tumbuh dengan pesat,
baik secara kuantitas maupun kualitas pelayanan pendidikannya. Pendidikan usia dini
tidak hanya terbatas pada Taman Kanak-Kanak (TK) sebagai pendidikan prasekolah
memberikan pendidikan di usia dini mulai meningkat walaupun belum mencapai apa
yang diharapkan.
Hal itu dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan TK
dan SD, yang mengungkapkan bahwa pada tahun 2007 Angka Partisipasi Kasar
(APK) PAUD/TK baru mencapai 26,68% dan sebagian besar pendidikan anak usia
dini (PAUD) diselenggarakan oleh masyarakat (Swasta) yakni sekitar 98,7%. Hal itu
kognitif, afektif maupun psikomotorik dengan cara-cara yang sesuai dengan masa
perlu dilakukan untuk lebih memahami hakekat PAUD itu sendiri, sehingga bagi
pendidik anak usia dini proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan
Dalam penyusunan makalah ini, masalah yang dikaji akan dirumuskan dalam
pembelajaran?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui apa yang dimaksud kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
pembelajaran.
observasi terhadap proses pembelajaran PAUD yang selama ini dilakukan penulis.
BAB I PENDAHULUAN :
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, metode dan
PAUD.
BAB II
PENGEMBANGAN KURIKULUM
kompetensi yang dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan
berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama,
a. Mengembangkan sikap dan perilaku yang baik sesuai akidah agama dan norma
yang dianut.
Fungsi ini harus diimplementasikan dalam proses pembelajaran sehingga anak
mampu mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan akidah dan norma
agama yang dianutnya, mampu melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang
dianutnya. Dan mempunyai rasa toleransi dan saling hormat menghormati antara
pemeluk agama.
bersosialisasi dan mengendalikan emosi sangat penting dimiliki anak agar mereka
Kemandirian merupakan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap anak dalam
penuh tantangan ini, maka kemampuan untuk mandiri merupakan salah satu syarat
Tanpa kemandirian, maka anak hanya akan tergantung kepada orang lain.
Bahasa adalah cermin seseorang. Kemampuan berbahasa merupakan perwujudan dari
sikap, perilaku dan harga diri seseorang. Oleh karena itu, kurikulum PAUD harus
Kemampuan kognitif atau intelektual merupakan salah satu kemampuan yang penting
kurikulum PAUD. Fisik dan motorik anak yang sedang berkembang pesat
kemampuan fisik dan motorik yang baik, maka anak akan mampu menjalani
Aspek-aspek kreativitas dan daya cipta anak harus dikembangkan dalam
impelementasi kurikulum PAUD. Anak yang memiliki daya cipta dan kreativitas
menghasilkan berbagai hal yang positif dan berguna bagi orang lain.
mengidentifikasi bakat dan minat anak sejak dini, agar dapat dibimbing
perkembangannya.
filsafat dan tujuan pendidikan. Asas ini berhubungan dengan sistem nilai yakni
pandangan seseorang atau masyarakat tentang sesuatu yang bernilai dalam kehidupan
orang atau masyarakat tersebut. Misalnya, bangsa Indonesia yang menganut Pancasila
sebagai dasar negara, maka pengembangan kurikulumnya harus mengacu pada dasar
dan pedoman negara tersebut. Hal itulah yang kemudian tertuang tujuan pendidikan
nasional yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Asas psikologis sangat berkaitan dengan berbagai aspek tentang psikologi anak dan
psikologi belajar. Asas ini berkenaan dengan perilaku manusia yang menjadi landasan
teori mengenai manusia (anak) dan proses belajar, maka akan disusun arah dan tujuan
rekontruksi sosial yang tertuang dalam perangkat kurikulum akan mampu dilakukan,
dan organisasasi kurikulum. Asas ini sangat dipengaruhi oleh asas-asas sebelumnya
2004.
dini harus mengacu pada standar kompetensi anak usia dini antara lain sebagai
berikut.
Nilai-nilai agama dan moral yang diajarkan pada anak usia dini adalah perilaku
yang berhubungan dengan nilai-nilai agama juga harus diberikan, seperti penguasaan
b. Fisik/motorik
Dalam hal ini pendidik harus mampu merangsang perkembangan fisik dan motorik
anak sesuai dengan usia perkembangannya. Hal itu dapat dilakukan dengan berbagai
permainan-permainan edukatif.
sosialisasi. Melalui aspek ini anak dibekali dengan kemamuan memecahkan masalah-
d. Bahasa
Dalam aspek ini, anak didorong untuk menguasai kemampuan berkomunikasi sesuai
perkembangan anak dapat dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode prelinguistik (0-1
e. Kognitif
Perkembangan kognitif anak biasanya mengacu pada pendapat Piaget yang membagi
(usia 0-2 tahun), periode praoperiosaional (2-7 tahun), periode operasional konkrit (7-
f. Kognitif
Perkembangan kognitif anak biasanya mengacu pada pendapat Piaget yang membagi
g. Seni
Kemampuan di bidang seni dapat dikembangkan dalam musik, seni tari, seni gambar
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
ini, konsep kurikulum akan disederhanakan lebih kepada materi kegiatan yang akan
perkembangan.
harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan usia anak dan tahapan perkembangan
anak.
3) Melibatkan orang tua sebagai pendidik utama, sehingga peran orang tua dalam
belajar anak.
7) Mewadahi layanan anak berkebutuhan khusus, sehingga semboyan pendidikan untuk
11) Manajemen sumber daya manusia yang terlibat dalam lembaga pendidikan anak usia
dini.
12) Penyediaan sarana dan prasarana yang optimal dan mampu menunjang proses
pembelajaran.
1. Anak
Sasaran pendidikan anak usia dini adalah anak yang berada di rentang usia 0-6 tahun.
2. Pendidik
akademik Diplomas Empat (D-IV) atau Sarjana (S-1) di bidang pendidikan usia dini,
psikologi atau lainnya; dan memiliki sertifikat profesi guru PAUD. Adapun rasio
3. Pembelajaran
direncanakan dan persiapkan pendidik meliputi materi dan proses pembelajaran itu
sendiri. Materi pembelajaran bagi anak usia dini dibagi dalam 2 kelompok usia, yaitu:
1) Keaksaraan, yaitu meliputi pengenalan terhadap kosakata dan bahasa, kesadaran
3) Pengetahuan alam, yang mencakup pengenalan terhadap objek fisik, kehidupan,
4) Pengetahuan sosial, meliputi kehidupan orang banyak, bekerja, interaksi sosial,
5) Seni, mencakup kegiatan menari, menyanyi, bermain peran, bermain musik,
6) Teknologi, dengan mengenalkan alat-alat dan penggunaan operasi dasar dan
kesadaran teknologi. Alat-alat yang dikenalkan di mulai dari alat-alat yang ada
Selain untuk anak, materi pembelajaran juga diberikan pada orang tua anak
mencakup:
1) Peningkatan pemahaman orang tua tentang arti penting pendidikan sejak dini bagi
anak-anak mereka.
2) Penerapan pemahaman tahap-tahap tumbuh kembang anak perlu juga diberikan
3) Kemampuan orang tua dalam indentifikasi deteksi dini tumbuh kembang anak.
4) Kemampuan orang tua dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5) Orang tua dibekali pengetahuan tentang pemilihan alat permainan anak yang
mendidik.
6) Orang tua harus dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan
bermain anak.
Salah satu prinsip pembelajaran anak usia dini adalah belajar sambil bermain,
sehingga diperlukan adanya area bermain yakni area kegiatan dan permainan yang
dilakukan di dalam atau di luar kelas. Berikut adalah contoh-contoh area bermain.
1) Sentra balok, dalam berbagai ukuran dan bentuk berupa bentuk bangunan rumah,
jembatan, kebun binatang, dan lainnya. Melalui permainan ini diharapkan anak dapat
2) Sentra bermain peran, dengan anak memperagakan apa yang dilihatnya maka dapat
3) Sentra seni, dengan tujuan agar anak dapat mengembangkan dan mengeksplorasi
daya kreativitasnya.
4) Sentra persiapan, yakni kegiatan persiapan membaca permulaan, menulis permulaan
5) Sentra agama, dengan menyediakan miniatur tempat ibadah, alat-alat ibadah, buku-
Keranjang PAUD adalah seperangkat Alat Permainan Edukatif (APE) yang dikemas
dalam satu wadah atau boks. Sebagai contoh adalah APE kereta api, pasak belah,
puzle, balok, boneka jari, timbangan, jam dinding, permainan air, meronce, dan
permainan lainnya.
perkembangan anak. Kegiatan ini meliputi observasi, konferensi dengan guru lain,
survey, wawancara dengan orang tua, hasil kerja anak dan unjuk kerja. Kesemua
berikut:
1) Keterlibatan anak, dalam hal ini prinsip pembelajaran harus berpusat kepada aktivitas
belajar anak.
2) Layanan program, yang disesuaikan dengan satuan pendidikan masing-masing,
yakni:
a) Taman Penitipan Anak, dilaksanakan 3-5 hari dengan layanan minimal 6 jam atau
b) Kelompok Bermain (KB) dilaksanakan setiap hari atau minimal 3 kali seminggu
dengan jumlah jam minimal 3 jam atau dalam satu tahun 144 hari atau 32-34 minggu.
c) Satuan PAUD sejenis (SPS) minimal satu minggu sekali dengan jam layanan 2 jam.
Kekuaran jam layanan pada SPS dilengkapi dengan program pengasuhan yang
dilakukan orang tua sehingga jumlah layanan keseluruhan setara dengan 144 hari
d) Taman Kanak-Kanak (TK) dilaksanakan minimal 5 hari seminggu dengan jumlah
layanan minimal 2,5 jam. Dalam satu tahuan 160 hari layanan atau 34 minggu.
a) Kunjungan luar, seperti kunjungan ke museum, mesjid, kantor pos, kantor polisi, dan
lainnya.
mengunjungi narasumber yang relevan, seperti dokter, tukang pos, kepala desa, dan
sebagainya.
Orang tua dapat juga menjadi narasumber, guru pendamping atau guru bantu.
f) Kesehatan
Dengan menggunakan media audio visiual dalam mengetengahkan tema atau materi
pembelajaran.
Dalam hal ini, kegiatan PAUD hampir seluruhnya dikelola oleh swasta (masyarakat).
Satuan pendidikan anak usia dini dalam kerangka pendidikan jalur formal dan
informal meliputi:
a. Taman Kanak-Kanak, yaitu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada
anak usia 4-6 tahun, yang dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok A
untuk anak usia 4-5 tahun dan kelompok B untuk anak usia 5-6 tahun.
b. Kelompok Bermain merupakan satu bentuk PAUD pada jalur non formal
bagi anak usia 2-4 tahun dan anak usia 4-6 tahun yang tidak dapat dilayani TK
berwenang).
dan masyarakat bagi anak usia 0-6 tahun yang orang tuanya bekerja.
minimal yang hanya dilakukan 1-2 kali /minggu atau merupakan layanan
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
a. Sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
b. kurikulum pendidikan anak usia dini, meliputi standar kompetensi anak usia
1.2 Saran
Dari uraian di atas, maka penulis dalam hal ini mengajukan beberapa saran
antara lain.
usia dini, baik yang dilakukan oleh pemerintah, keluarga maupun masyarakat.
pendidikan di Indonesia.
c. Kualifikasi pendidik anak usia dini harus terus ditingkatkan baik kualifikasi
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
hayat, di mana proses pendidikan harus dilakukan secara terus menerus dari usia 0
terhadap pendidikan harus mencakup semua golongan usia tersebut. Begitu pula
dengan berbagai pemikiran dan kebijakan terhadap PAUD, harus merunut pada
kebutuhan anak usia dini dalam proses perkembangannya. Berikut adalah beberapa
dalam PAUD.
a. UUD 1945
Anak usia dini, yakni anak dengan usia pra-sekolah (0-6 tahun) berdasarkan
adanya pendidikan anak usia dini diharapkan anak dapat tumbuh dengan segala
Berikut adalah beberapa pemikiran para ahli pendidikan anak terhadap proses
a. Pandangan Pestalozzi
dalam desain alam dan terbentuk oleh kekuatan-kekuatan luar. Lebih lanjut, ia
kunci dalam mencapai keberhasilan belajar di tahap berikutnya. Oleh karena itu, ia
b. Pandangan Froebel
Froebel mewujudkan ide-idenya dalam pendidikan anak dengan mendirikan lembaga
untuk menciptakan suatu tatanan masyarakat yang lebih baik di masa depan. Anak
dilahirkan dengan pembawaan yang baik, sehingga tugas lembaga pendidikan untuk
mengarahkan anak pada kehidupan masa depan yang lebih baik, dengan mendorong
c. Pandangan Montesori
merupakan kutub yang berbeda dengan orang dewasa, namun saling mempengaruhi.
dewasa.
pendidikan barat yang dia lalui. Menurutnya, anak lahir dalam kodrat dan
pembawaannya masing-masing. Kodrat anak bias baik dan juga buruk, dengan paham
inilah
2.1.3 Landasan Pengetahuan
Landasan pengetahuan penting bagi pendidikan anak usia dini. Landasan ini
Lebih dari 1500 tahun yang lalu (abad ke-6 M), Nabi Muhammad Saw telah
mengemukan bahwa kewajiban menuntut ilmu adalah mulai dari anak dalam
kandungan sampai ia meninggal. Hal itu menegaskan bahwa pendidikan anak usia
dini merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi dalam menuntut ilmu.
Menurutnya landasan adanya proses pendidikan adalah agama. Selain itu keluarga
didik dan minatnya terhadap sesuatu daripada mata pelajarannya sendiri. Menurutnya,
pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan
datang.
taksonomi Bloom. Menurutnya kecerdasan anak pada usia 15 tahun merupakan hasil
Jean Piaget mengemukakan tentang bagaimana anak belajar. Anak belajar melalui
penelitian sendiri. Agar anak dapat memahami sesuatu, maka ia harus membangun
g. Lev Vigostsky
Ia berpendapat bahwa pengalaman interaksi sosial merupakan hal yang penting bagi
Dalam perkembangan dewasa ini, pendidikan anak usia dini merupakan
program pendidikan yang diarahkan pada upaya pembelajaran yang sesuai dengan
usia anak dan mampu menggali potensi anak, sehingga dapat menjadi bekal dalam
2.2.1 Pengertian
Banyak batasan yang diberikan terhadap program PAUD, namun dalam hal
pendidikan anak usia sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Dalam hal ini M. Hariwijaya (2007:14), mengemukakan bahwa PAUD dapat
diartikan sebagai salah satu bentuk jalur pendidikan dari usia 0-6 tahun, yang
diselenggarakan secara terpadu dalam satu program pembelajaran agar anak dapat
perkembangannya.
2.2.2 Tujuan
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
lingkungannya.
Kegiatan PAUD harus mampu merangsang potensi dan kreativitas anak sehingga
Dalam hal ini, pendidikan di usia dini memerlukan pengkondisian lingkungan yang
e. Pembelajaran Terpadu
Proses pembelajaran pada anak usia dini harus memadukan berbagai aspek
yang sederhana dan sesuai dengan lingkungan yang dikenal anak. Juga harus
dilaksanakan berulang-ulang dan terus menerus sehingga apa yang dipelajari dapat
tersebut bertujuan agar anak mampu mandiri, disiplin, menolong dirinya sendiri dan
bertanggung jawab.
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Pengikut
Arsip Blog
▼ 2011 (31)
o ▼ April (31)
makalah agama islam 2
Makalah agama rukun iman
Makalah agama rukun islam
Makalah agama sejarah
Makalah agama-Tauhid
makalah agama-YUYUN
makalah Al Qur'an bermain
makalah bahasa indonesia2
makalah bahasa indonesia
makalah jasmani untuk anak
makalah konsep dasar TPA
makalah lomba paud
makalah metode pembelajaran paud 1
makalah metode pembelajaran paud 2
makalah paud
makalah paud1
makalah paud individu
makalah pendidikan anak menurut islam
makalah peranan sains dan teknologi
makalah agama manusia
makalah ; kerangka makalah
Makalah kurikulum paud
Makalah metode belajar bai anak usia dini- berceri...
Makalah agama ahlaq
MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN
NASKAH AKADEMIK KAJIAN KEBIJAKAN
KURIKULUM PENDIDI...
Program Taman Kanak-Kanak
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN
alokasi kurkulum selama setahun kelompokusia 4-5 ...
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN TAHUNAN
KELOMPOK US...
Mengenai Saya
PAUD
Lihat profil lengkapku
Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.