Anda di halaman 1dari 24

Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

MODUL TINDAKAN PASCA LONGSOR

PELATIHAN PENGELOLAAN LONGSOR


PADA INFRASTRUKTUR SUMBER DAYA AIR

2017

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI

Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi MODUL 05 II-1
Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
pengembangan Modul Tindakan Pasca Longsor sebagai kelompok kemampuan
inti/substansi dalam Pelatihan Pengelolaan Longsor Pada Infrastruktur SDA.
Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil
Negara (ASN) di bidang Pengelolaan Longsor Pada Infrastruktur Sumber Daya
Air.

Modul tindakan pasca longsor disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas
Pendahuluan, Materi pokok, dan Penutup. Penyusunan modul yang sistematis
diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami
perencanaan tindakan pasca bencana longsor. Penekanan orientasi pembelajaran
pada modul ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.

Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan
manfaat bagi peningkatan kompetensi ASN di bidang pengelolaan longsor pada
infrastruktur sumber daya air.

Bandung, September 2017


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sumber Daya Air dan Konstruksi

Ir. K. M. Arsyad, M.Sc.


NIP. 19670908 199103 1 006

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 2


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................iii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL....................................................................iv
PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Deskripsi Singkat..............................................................................................1
C. Tujuan Pembelajaran.......................................................................................1
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok................................................................2
E. Estimasi Waktu.................................................................................................2
MATERI POKOK 1 TINDAKAN PASCA LONGSOR..............................................3
1.1 Relokasi............................................................................................................3
1.2 Rehabilitasi.......................................................................................................4
1.3 Rekonstruksi.....................................................................................................6
1.4 Tindakan Lanjut Pasca Rekonstruksi...............................................................6
1.5 Latihan..............................................................................................................8
3.1 Rangkuman......................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................10
A. Simpulan.........................................................................................................10
B. Tindak Lanjut..................................................................................................10
EVALUASI FORMATIF..........................................................................................11
A. Soal.................................................................................................................11
B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.....................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
KUNCI JAWABAN

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi ii


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi ii


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

DAFTAR GAMBAR

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii
Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Deskripsi
Modul tindakan pasca longsor ini terdiri dari 1 (satu) materi pokok yang
membahas mengenai tindakan pasca longsor.

Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang


berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk memahami
tindakan pasca longsor. Setiap materi pokok dilengkapi dengan latihan yang
menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta pelatihan setelah mempelajari
materi pada materi pokok.

Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat menyimak
dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat memahami dengan
baik materi yang merupakan kemampuan inti/substansi dari Pelatihan
Pengelolaan Longsor Pada Infrastruktur SDA. Untuk menambah wawasan,
peserta diharapkan dapat membaca terlebih dahulu materi dari mata pelatihan
sebelumnya dalam rumpun pelatihan yang sama.

Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Pengajar/Widyaiswara/Fasilitator,
adanya kesempatan diskusi dan studi kasus.

Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat
Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white board
dengan spidol dan penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/atau bahan
ajar.

Kompetensi Dasar

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iv


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

Setelah mengikuti pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan mampu memhami


perencanaan tindakan pasca longsor.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iv


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pegawai negeri sipil mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka
pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Dengan semakin bertambahnya volume dan kompleksitas tugas-
tugas lembaga pemerintahan dan silih bergantinya regulasi yang begitu cepat
perlu upaya-upaya preventif untuk memperlancar tugas-tugas yang harus
diemban oleh Pegawai Negeri Sipil.

Untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, Pegawai


Negeri Sipil harus memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan
peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
hal tersebut dapat terwujud dengan melalui pembinaan yang dilaksanakan
berkelanjutan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 yang
dinyatakan bahwa manajemen PNS diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan
tugas pemerintahan dan pembangunan secara berhasil guna dan berdaya guna.

B. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membekali peserta dengan pengetahuan/wawasan mengenai
pemulihan akibat longsor, melalui metode ceramah interaktif, diskusi dan studi
kasus.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta pelatihan diharapkan memahami
perencanaan tindakan pasca longsor.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 1


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

2. Indikator Keberhasilan
Setelah pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan tindakan
pasca longsor.

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


Dalam modul pemulihan akibat longsong ini akan membahas materi:
1. Relokasi,
2. Rehabilitasi,
3. Rekonstruksi,
4. Tindak lanjut pasca rekonstruksi.

E. Estimasi Waktu
Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk
mata pelatihan “Tindakan Pasca Longsor” ini adalah 4 (empat) jam pelajaran (JP)
atau sekitar 180 menit.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 2


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

MATERI POKOK 1
TINDAKAN PASCA LONGSOR

Indikator keberhasilan : setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan


mampu menjelaskan tindakan pasca longsor

1.1 Relokasi
Prinsip-prinsip relokasi pengungsi adalah menjauhkan masyarakat dari bencana
dan juga mempertimbangkan keinginan dari masyarakat luas yaitu tempat yang
aman dari bencana, oleh karena itu BNPB tidak pernah mengambil keputusan
tanpa usulan dan masukan dari daerah-daerah yang terkena dampak bencana.

Relokasi Korban Bencana: Legalistik vs Kultural-Historis (Kajian Penolakan


Warga Lereng Merapi terhadap Kebijakan Relokasi)

Dasar hukum ‘utama’ relokasi yang terdapat dalam UU No. 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana tidak memuat kaidah yang mewajibkan atau
memberi kuasa perintah bagi pemerintah melakukan relokasi. Kata kunci dari
kaidah hukum relokasi pada Pasal 32 ayat (1) UU No. 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana adalah ‘dapat’. Kata ‘dapat’ memiliki konsekuensi yaitu
tersedianya pilihan kebijakan yang dapat ditempuh oleh Pemerintah. Pilihan
kebijakan akan sangat tergantung dari berbagai pertimbangan yang digunakan
dalam memilih.

Relokasi korban bencana adalah pilihan bukan kewajiban, dan dapat dimaknai
sebagai pilihan terakhir yang dapat tempuh ketika daerah atau kawasan dimaksud
tidak dapat digunakan atau berbahaya untuk beraktivitas. Namun pasca erupsi
Merapi, relokasi seolah menjadi keharusan atau kewajiban yang harus ditempuh.
Keharusan tersebut dicarikan daya pengabsah agar warga diwilayah yang
ditentukan dapat direlokasi. Hukum menjadi alat legitimasi, dan alat rekayasa
untuk mengosongkan wilayah yang ditentukan sebagai kawasan tertentu.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 3


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

Pasal 32 ayat (1) UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana


jangan dimaknai sebagai kaidah yang mengatur relokasi atau memindahkan
penduduk dari suatu wilayah tertentu. Karena relokasi adalah sebuah pilihan yang
bertolak dari kata ‘dapat’, artinya terdapat pilihan selain relokasi yang dapat
dilakukan. Ketersediaan pilihan sebagai konsekuensi logis dari konsep
penanggulangan bencana selain kebijakan pemerintah yaitu pencegahan, tanggap
darurat dan rehabilitasi. Pencegahan bencana tidak harus ditempuh dengan cara
melakukan relokasi.

Pasal 1 angka 6 UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana


memberikan definisi kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi
ancaman bencana. Berdasarkan definisi kegiatan pencegahan bencana juga
mengemukakan pilihan kebijakan yang bisa diambil yaitu menghilangkan dan/atau
mengurangi ancaman bencana. Menghilangkan ancaman bencana (alam) dengan
mencegah timbulnya korban ketika bencana terjadi. Relokasi menjadi langkah
‘mutlak’ untuk menghindari potensi jatuhnya korban, yang didalamnya
menunjukkan ketiadaan opsi lain selain cara relokasi.

Berdasarkan sistematika UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan


Bencana, Pasal 32 yang mengatur tentang kaidah hukum relokasi berada ‘diluar’
ketentuan mengenai tahapan penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Sehingga menegaskan bahwa relokasi merupakan pilihan ketika tidak ada pilihan
lain yang dapat dilakukan untuk melakukan penanggulangan bencana. Artinya
kegiatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana lebih mengutamakan
kegiatan pada setiap tahapannya daripada melakukan relokasi. Relokasi
dilakukan ketika memang suatu daerah memang tidak dapat ditoleransi rawan
bencana atau potensi terjadinya bencana sangat besar yang dapat mempengaruhi
kehidupan masyarakat dalam kurun waktu yang lama.

1.2 Rehabilitasi
Pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemulihan - rehabilitasi dan rekonstruksi pasca
bencana harus dilaksanakan dalam kerangka pengurangan risiko bencana yang

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 4


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

akan datang. Mengingat bahwa ancaman bahaya bencana akan selalu ada maka
sejak awal upaya-upaya mengurangi kerentanan fisik, sosial, dan ekonomi
masyarakat harus dilakukan.

Oleh karena itu setelah kejadian bencan setiap kegiatam rehabilitasi dan
rekonstruksi untuk memulihkan keadaan masyarakat supaya bisa bangkit kembali
dari keadaan keterpurukan harus dilakukan dalam kerangka PRB yang
mengntisipasi terjadinya bencana yang akan datang.

Kegiatan antara lain meliputi:


1. Melakukan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) berdasarkan analisis
resiko bencana. Ini termasuk rencana struktur, pola ruang wilayah, dan
penetapan kawasan dengan mempertimbangkan potensi resiko bencana yang
telah ditetapkan lembaga berwenang.
2. Melaksanakan kegiatan pelatihan dan bantuan modal usaha untuk mengurangi
ketergantungan masyarakat kepada sumber mata pencarian yang tidak aman
dan rawan bahaya.
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat pada pasca bencana untuk
membangun kembali dan memperbaiki rumah, gedung dan bangunan
sejenisnya yang memenuhi standar teknis tata bangunan (arsitektur) dengan
mempertimbangkan potensi resiko bencana yang telah ditetapkan lembaga
berwenang serta sesuai dengan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW). Hal
ini dilakukan berdasarkan analisis resiko bencana, yang antara lain meliputi
rencana struktur dan pola ruang wilayah serta penetapan kawasan dengan
mempertimbangkan potensi resiko bencana yang telah ditetapkan lembaga
berwenang.
4. Mengajak masyarakat pada pasca bencana untuk:
 Tidak membangun kembali rumah dan sejenisnya di tepi tebing, di kaki
bukit, di lereng gunung berapi, di tepi sungai dan di pinggir pantai;
 Tidak menggantungkan kembali sumber mata pencariannya pada kegiatan
yang tidak aman dan rawan bahaya, seperti: membuka lahan dengan cara
membakar, menambang batu/ pasir dan bahan tambang lain, membuang

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 5


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

sampah di sungai atau saluran air dan melakukan pembalakan/


penebangan liar.

1.3 Rekonstruksi
Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak
menjadi pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh
tanah longsor, karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada
jalur tanah longsor hampir 100%.

Gambar I.1 - Perbaikan pada tanah longsor

Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah


untuk tempat-tempat hunian, antara lain:
 Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa menyerap).
 Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pem-bangunan).
 Vegetasi kembali lereng-lereng.
 Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi hunian.

1.4 Tindakan Lanjut Pasca Rekonstruksi


Hasil studi/penelitian pasca bencana merupakan salah satu pertimbangan dasar
untuk perencanaan dan pengembangan pengelolaan bencana.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 6


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

 Investigasi Lapangan.
 Pengumpulan data primer dan sekunder.
 Analisis dan kajian penyebab bencana.
 Kesimpulan.
 Rekomendasi untuk Action Plan (Pengertiannya mulai 1 tahap studi lanjut yang
komprehensif, 2. perencanaan, 3. pelaksanaan pembangunan (perbaikan,
pemeliharaan, pembangunan baru), 4. proses operasional dan 5.
pemeliharaan, 6. monitoring dan evaluasi).

Hasil penelitian merupakan salah satu referensi dalam menentukan pola


pengelolaan bencana spasial secara lokal, regional, kabupaten/kota, propinsi
maupun nasional dan temporal untuk jangka pendek, menengah dan panjang.
Untuk skala lokal maka tindakan-tindakan nyata dalam pengelolaan bencana
diantaranya perbaikan dari daerah yang terkena bencana termasuk pemulihan
(recovery) ataupun pembangunan baru secara fisik. Di samping itu pemulihan
yang bersifat psikis diperlukan untuk memperkecil atau kalau bisa menghilangkan
trauma dari masyarakat yang terkena musibah. Dalam pemulihan ini juga
diupayakan tindakan-tindakan untuk peningkatan pengetahuan, kesadaran dan
kepedulian masyarakat bahwa kondisi geografis dan geologi di wilayahnya
mempunyai potensi terjadi bencana. Skala lokal lebih bersifat tindakan nyata.

Skala regional adalah upaya-upaya untuk keterpaduan antar wilayah baik lokal,
kabupaten/kota, propinsi dan nasional. Pembuatan peraturan daerah tentang
pengelolaan bencana dan buku pedoman pengelolaan bencana merupakan dua
dari banyak bentuk dari perencanaan dan pengembangan.

Studi/penelitian pasca bencana menfokuskan kepada bencana spesifik yang


terjadi di lokasi tertentu. Penelitian lebih dominan kepada pencarian penyebab
bencana. Penentuan penyebab bencana tertentu dan solusi secara lebih spesifik
dijelaskan dan diuraikan. Di samping itu juga evaluasi dan monitoring kegiatan-
kegiatan pasca bencana yang sudah dilakukan dikaji untuk referensi dan masukan
dalam meng-update pengelolaan bencana yang sudah ada.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 7


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

Hal ini perlu dilakukan karena pada hakekatnya pengelolaan bencana itu bersifat
dinamis khususnya yang terkait dengan daya rusak air sehingga bentuk-bentuk
normatif dari pengelolaan bencana harus selalu disesuaikan dengan kondisi yang
realistis di lapangan.

Dengan kata lain, setiap produk dari pengelolaan bencana seperti: peraturan,
norma, standard, pedoman dan manual harus secara kontinyu dievaluasi dan
diperbaiki menyesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.

Sebagai contoh: di suatu daerah prosedur tetap untuk pengelolaan bencana


sudah dibuat misal ketinggian air sungai tertentu pada suatu titik referensi dipakai
sebagai acuan untuk tindakan-tindakan menghadapi bencana. Ketinggian air ini
harus secara periodik dikaji apakah masih sesuai sebagai titik acuan, karena
sudah diketahui sungai selalu berubah morfologinya baik secara alami maupun
akibat atau dampak dari aktifitas manusia. Sedimentasi yang tinggi menyebabkan
luas penampang melintang sungai berkurang sehingga bila ketinggian air tertentu
dipakai tetap seperti semula tanpa penyesuaian maka bencana banjir yang
ditimbulkan akan menjadi lebih besar.

1.5 Latihan
1. Jelaskan tahapan pemulihan akibat longsor!
2. Jelaskan kegiatan-kegiatan rehabilitasi!
3. Jelaskan tahapan studi/penelitian pasca bencana!

3.1 Rangkuman
Tindakan pasca longsor dapat dilakukan dengan tiga cara, diantaranya : relokasi,
rehabilitasi, dan rekonstruksi. Relokasi merupakan tahapan penyelenggaraan
penanggulangan bencana. kegiatan relokasi dilakukan untuk menjauhkan
masyarakat dari bahaya bencana ketempat yang lebih aman. Rehabilitasi adalah
pemulihan kembali wilayah yang terkena bencana sedangkan relokasi adalah
pemindahan tempat.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 8


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

Hasil studi/penelitian pasca bencana merupakan salah satu pertimbangan dasar


untuk perencanaan dan pengembangan pengelolaan bencana.
 Investigasi Lapangan.
 Pengumpulan data primer dan sekunder.
 Analisis dan kajian penyebab bencana.
 Kesimpulan.
 Rekomendasi untuk Action Plan (Pengertiannya mulai 1 tahap studi lanjut yang
komprehensif, 2. perencanaan, 3. pelaksanaan pembangunan (perbaikan,
pemeliharaan, pembangunan baru), 4. proses operasional dan 5.
pemeliharaan, 6. monitoring dan evaluasi.
Hasil penelitian merupakan salah satu referensi dalam menentukan pola
pengelolaan bencana spasial secara lokal, regional, kabupaten/kota, propinsi
maupun nasional dan temporal untuk jangka pendek, menengah dan panjang.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 9


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

PENUTUP

A. Simpulan
Bencana merupakan proses alam dan/atau bukan alam (perbuatan manusia) yang
menimbulkan kerusakan, jatuhnya korban jiwa, terjadinya kerugian material,
terjadinya kerusakan infrastruktur fisik serta terganggunya kegiatan normal
masyarakat. Tanah longsor merupakan salah satu bentuk bencana. Tanah longsor
adalah sebuah peristiwa geologi yang terjadi karena adanya pergerakan massa
batuan atau tanah yang pergerakkannya jatuh ke bawah. Longsor juga
mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur sumber daya air.

Dalam modul ini dibahas mengenai tindakan pasca bencana longsor. Tindakan
pasca longsor dapat dilakukan dengan tiga cara, diantaranya : relokasi,
rehabilitasi, dan rekonstruksi. Relokasi merupakan tahapan penyelenggaraan
penanggulangan bencana. kegiatan relokasi dilakukan untuk menjauhkan
masyarakat dari bahaya bencana ketempat yang lebih aman. Rehabilitasi adalah
pemulihan kembali wilayah yang terkena bencana sedangkan relokasi adalah
pemindahan tempat.

B. Tindak Lanjut
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta diharapkan mengikuti kelas secara
penuh untuk dapat memahami detail pengelolaan longsor pada infrastruktur SDA
dan ketentuan pendukung terkait lainnya, sehingga memiliki pemahaman yang
komprehensif mengenai pengelolaan longsor pada infrastruktur SDA.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 10


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

EVALUASI FORMATIF

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan diakhir pembahasan modul


tindakan pasca bencana longsor pada Pelatihan Pengelolaan Longsor pada
Infrastruktur SDA. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta pelatihan terhadap materi yang disampaikan dalam modul.

A. Soal
1. Berikut ini tindakan pemulihan akibat longsor, kecuali…
a. relokasi
b. rehabilitasi
c. recovery
d. rekonstruksi
e. penelitian pasca bencana
2. Dasar hokum utama relokasi yang terdapat dalam…
a. UU No. 24 tahun 2007
b. UU No. 11 th. 1974
c. UU No. 26 th. 2007
d. UU No. 7 tahun 2004
e. UU No. 19 tahun 2004
3. Berikut ini merupakan kegiatan rehabilitasi, kecuali…
a. melakukan RTRW berdasarkan analisis resiko bencana
b. melaksanakan kegiatan pelatihan dan bantuan modal usaha
c. meningkatkan kemampuan masyarakat pada pasca bencana
d. mengajak masyarakat untuk tidak membangun kembali rumah di tepi
tebing
e. vegetasi kembali lereng-lereng.
4. Beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah
untuk tempat-tempat hunian, kecuali…
a. perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa
menyerap)

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 11


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

b. menanam pagar hidup sebagai ganti pagar beton


c. modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pembangunan)
d. vegetasi kembali lereng-lereng
e. beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi
hunian
5. Apa yang anda ketahui tentang tindak lanjut pasca rekonstruksi?
a. restorasi daerah bencana
b. survey keamanan bangunan
c. studi/penelitian pasca bencana
d. rehabilitasi
e. recovery

B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta pelatihan terhadap materi yang di
paparkan dalam materi pokok, gunakan rumus berikut :

Jumlah Jawaban Yang Benar


Tingkat Penguasaan= × 100 %
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan :


90 - 100 % : baik sekali
80 - 89 % : baik
70 - 79 % : cukup
< 70 % : kurang

Diharapkan dengan materi yang diberikan dalam modul ini, peserta dapat mampu
menyusun tindakan pasca bencana longsor. Proses berbagi dan diskusi dalam
kelas dapat menjadi pengayaan akan materi tindakan pasca bencana longsor.
Untuk memperdalam pemahaman terkait materi tindakan pasca bencana longsor,
diperlukan pengamatan pada beberapa modul-modul mata pelatihan terkait atau
pada modul-modul yang pernah Anda dapatkan serta melihat variasi-variasi
modul-modul yang ada pada media internet. Sehingga terbentuklah pemahaman
yang utuh akan pengelolaan longsor pada infrastruktur SDA.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 12


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 13


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 14


DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2011 Penanganan Bencana Banjir


Lahar Dingin, Jakarta.

Dietrich, W.E., and Dunne, T. ,1978, Sediment budget for a small catchment in
mountainous terrain. Zeitschrift für Geomorphologie, Supplement, 29: 191–
206.

Fannin, R.J., and Rollerson, T.P., 1993, Debris flows: some physical
characteristics and behaviour. Canadian Geotechnical Journal, 30: 71–81.

Johnson, A.M., and Rodine, J.R., 1984, Debris flow. In Slope instability. Edited by
D. Brunsden and D.B. Prior. Wiley & Sons, London, pp. 257–361.

KepPres No. 26 Tahun 2011 tentang Penetapan Cekungan Air Tanah.

Kodoatie, Analisis Tanah Longsor Sungai Batanghari, Jambi.

Kodoatie, Robert J., 2003. Erosi Lahan dan Sedimentasi Sungai.

Kodoatie, Robert J., dan Sjarief Roestam, 2006. Pengelolaan Bencana Terpadu,
Jakarta.

Kodoatie, Robert J., 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu, Penerbit Andi,
Yogyakarta.

Kodoatie, Robert J., dan Sjarief Roestam, 2010. Tata Ruang Air. Penerbit Andi,
Yogyakarta.

Kodoatie, Robert J., dan Sjarief Roestam, 2012. Tata Ruang Air Tanah. Penerbit
Andi, Yogyakarta.

Okunishi, K., and Iida, T.,1981, Evolution of hillslopes including landslides.

Transactions, Japanese Geomorphological Union, 2: 291-300.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

GLOSARIUM

BNPB : Badan nasional Penanggulangan Bencana


Kaidah : Rumusan asas yang menjadi hukum; aturan yang
sudah pasti; patokan; dalil (dalam matematika).
Kultural-Historis : Berhubungan dengan kebudayaan dan sejarah .
Legalistik : Hukum atau penghukuman, dan sah atau
pengesahan. Secara bahasa isitilah ini dipahami
sebagai proses pemberian justifikasi hukum terhapat
suatu realitas sosial.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


Modul 5 Tindakan Pasca Longsor

KUNCI JAWABAN

Berikut ini merupakan kumpulan jawaban atau kata kunci dari setiap butir
pertanyaan yang terdapat di dalam modul. Kunci jawaban ini diberikan dengan
maksud agar peserta pelatihan dapat mengukur kemampuan diri sendiri.

Adapun kunci jawaban dari soal evaluasi formatif, sebagai berikut :


1. c (recovery)
2. a (UU No. 24 tahun 2007)
3. e (vegetasi kembali lereng-lereng)
4. b (menanam pagar hidup sebagai ganti pagar beton)
5. c (studi/penelitian pasca bencana)

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi

Anda mungkin juga menyukai