LISA ANGGRAYNI
PO715241192007
2. Palpasi
a. Palpasi : terasa dingin pada regio
cruris sinistra, dorsal pedis, dan plantar
pedis. 4. Auskultasi
b. Spasme pada pectoralis mayor, a. Tujuan Untuk mendengar suara
gastrocnemius khususnya suara nafas dan Bunyi
c. Taktil premitus nafas normal dan abnormal terjadi
Tujuan : untuk mengetahui bunyi akibat gerakan udara di airway
getaran suara pada dinding thoraks. selama inspirasi dan expirasi
Periksa premitus suara (taktil b. Teknik Menggunakan stetoskop
premitus) untuk mengevaluasi :
Cara 1 menggunakan telapak tangan 1) Untuk indentifikasi area paru
1) Letakkan tangan di upper, midle yg terganggu dan tempat/lokasi
dan lower pada belakang pasien teknik PD akan dilakukan
2) Pasien diarahkan untuk inspirasi 2) Untuk menentukan efektivitas
lalu menyebutkan angka 99 terapi PD
3) Untuk menentukan apakah
Apabila getaran lebih besar berarti
ada udara dalam rongga thoraks. paru–paru bersih atau belum dan
Apabila tidak ada getaran berarti ada apakah PD perlu stop atau
cairan atau benda padat pada thoraks diteruskan
c. Teknik Pelaksanaan :Posisi duduk
comfortable dan rileks , stetoskop
3. Perkusi
diletakkan sejajar dengan T-2 , T-
a. Tujuan : Untuk mengetahui adanya
6 , T-10 dinding dada kiri dan
udara atau sputum serta letak cairan
kanan bagian anterior dan
atau sputum dengan cara tempatkan
posterior thorax lalu anjurkan
pasien deep inspirasi dan pasien ekspirasi full lalu Deep
ekspirasi denganperlahan inspirasi dalam
Selama pasien Expirasi dan Inspirasi
Cek apakah gerakan Chest
simetris
C. PROSES INTERVENSI
FISIOTERAPI
1. Metode Pengobatan
2. Breathing excerside
a. Batuk effektif
a. Diafragma breathing
Batuk efektif dan napas dalam Diaphragma Breathing ditujukan
merupakan teknik batuk efektif yang untuk ;
menekankan inspirasi maksimal yang
1) Memperbaiki efisiensi memperbaiki ventilasi samping chest
Ventilasi , mengurangi kerja tersebut. Memperkuat deep inspirasi
pernafasan , meningkatkan dan kontrol ekspirasi
pengembangan (descent or b. To Mobilize the Upper Chest and
ascent) diaphragma , Stretch the Pectoralis Muscle
memperbaiki pertukaran gas
dan Oxygenation 1) Pasien Sitting di kursi dengan
2) Diaphragma juga digunakan tangan dibelakang kepala ,kedua
untuk mobilisasi sekresi paru tangan posisi abduksi horizontal
selama Postural Drainage (PD) selama Deep Inspirasi (Gbr. A)
b. Pursed lip breathing 2) Instruksikan pasien
membungkuk kedepan bersama
Teknik ini diajarkan untuk
elbow lalu expirasi (gbr.B )
mempertahankan Airway tetap
terbuka dengan adanya tekanan
balik dalam airway dan juga
mengurangi dyspnea. Prosedur:
1) Posisi Comfortable dan
serileks mungkin
2) Jelaskan pada pasien bahwa
Expirasi harus rileks (pasief )
c. To Increase Expiration during
dan kontraksi abdomen harus
Deep Breathing
dihindari
3) Tempatkan tangan diatas 1) PasienInspirasidalamPosisi
abdomen untuk mendeteksi Hook-Lying (Hip dan Knee
kontraksi otot abdomen sedikitfleksi) (gbr. A)
4) Instruksikan pasien untuk
2) Instruksikan pasien
inspirasi dalam dan perlahan
membengkokkan lutut kearah
5) Kemudian pasien expirasi chest selamaexpirasi ( satu
dengan bibir purse – Lip persatu untuk mencegah LBP) ,
c. Segmental breathing Hal ini akan mendorong isi
Tujuan : Memelihara atau Abdomen superior kearah
memperbaiki mobilitas dindingchest , Diaphragma untuk membantu
trunk dan Shoulder akibat gangguan Expirasi (gbr.Bdan C)
respirasi misalnya :Kelemahan otot
trunk sisi menyebab kandinding chest
di bagian tersebut tidak mengembang
dengan maksimal selama inspirasi
Exercise kombinasi Stretching
ototdan deep breathing akan
harian yang diukur dengan
akselerometer. Mungkin intervensi
perilaku tambahan diperlukan untuk
mencapai peningkatan tersebut.
Frekuensi : 3–5 hari / minggu
Pengandaian : Berjalan di treadmill
Intensitas : Latihan pada kecepatan
kerja tertentu saat pasien
mengalami awal
klaudikasio; lanjutkan
berjalansampai pasien
memiliki skor gejala nyeri
tungkai iskemik ringan
sampai sedang (3-4 dari
maksimum 5 poin); lalu
hentikan sampai nyeri
benar-benar mereda;
lanjutkan latihan lagi
dengan intensitas yang
sama; ulangi istirahat /
latihan. Tingkatkan
kecepatan kerja yang lebih
tinggi saat pasien mampu
berjalan selama 8 menit
tanpa perlu berhenti untuk
gejala tungkai
c. Treadmill
Jarak berjalan 6 menit (+20,9 m) Durasi Total : waktu latihan (termasuk
dibandingkan dengan penurunan pada waktu istirahat) harus sama 50 menit / hari
kelompok kontrol (—15 m). Latihan
ketahanan ekstremitas bawah
3. Clinical Prediction Rule
meningkatkan kekuatan kaki serta
waktu berjalan treadmill maksimum Individu dengan PAD memiliki
"risiko kejadian kardiovaskular yang
tanpa peningkatan jarak berjalan 6
sangat tinggi dan sebagian besar pada
menit. Baik treadmill dan latihan
akhirnya akan meninggal karena
ketahanan meningkatkan ukuran
etiologi jantung atau
kualitas hidup terkait fungsi fisik.
serebrovaskular"; prognosis berkorelasi
Namun, peningkatan toleransi olahraga dengan tingkat keparahan PAD yang
pada kedua kelompok pelatihan tidak diukur dengan ABI. [64] PAD pembuluh
terkait dengan perubahan aktivitas fisik besar meningkatkan kematian akibat
penyakit kardiovaskular secara mulai berkurang,sesak jarang
signifikan. PAD membawa lebih dari timbul, produksi sputum
"risiko 20% kejadian koroner dalam 10 mengalami penurunan dan
tahun". [64] berkurangnya nyeri dada.
Risiko rendah bahwa individu
dengan klaudikasio akan D. DAFTAR PUSTAKA
mengembangkan iskemia parah dan
memerlukan amputasi, tetapi risiko 1. Creager M, Libby P. Peripheral
kematian akibat kejadian koroner tiga
Arterial Disease In: Mann DL, Zipes
sampai empat kali lebih tinggi daripada
kontrol yang cocok tanpa DP, Libby P, Bonow RO, editors.
klaudikasio. [56] Dari pasien dengan Braunwald’s Heart Disease : A
klaudikasio intermiten, hanya "7% yang Textbook of Cardiovascular
akan menjalani operasi bypass Medicine. 10th ed. Philadelphia:
ekstremitas bawah, 4% amputasi mayor, Elsevier Saunders; 2015. 1312 p.
dan 16% klaudikasio yang memburuk", 2. Antono D, Hamonangani R. Penyakit
tetapi kejadian stroke dan serangan Arteri Perifer. In: Setiati S, editor.
jantung meningkat, dan "angka
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th
kematian 5 tahun diperkirakan 30%
(versus 10% di kontrol) ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014.
p. 1516–26.
4. Evaluasi 3. Rhee SY, Kim YS. Peripheral Arterial
Monitoring follow-up Bronchiectasis Disease in Patients with Type 2
a. Evaluasi sebelum Diabetes Mellitus. 2015;283–90.
Sebelum melakukkan terapi, 4. Coffman JD, Eberhardt RT.
pasien merasakan nyeri pada Peripheral Arterial Disease, Diagnosis
kaki,keram dan,asien and Treatment. New York: Springer
merasakan sesak dan nyeri Seienee&Business Media; 2003.1-
pada dada,kesulitan batuk dan 34p.
mengeluarkan sputum
5. Rooke TW, Hirsch a. T, Misra S,
mengganggu aktivitas pasien.
Sidawy a. N, Beckman J a., Findeiss
b. Evaluasi sesaat
LK, et al. 2011 ACCF/AHA Focused
Selama penanganan pasien
merasa lebih rileks dan Update of the Guideline for the
nyaman. Management of Patients With
c. Evaluasi akhir Peripheral Artery Disease.
Setelah melakukan terapi Circulation. Elsevier Inc.;
sesak napas pasien 2011;58(19):2020–45.
berkurang . Setelah 6. Fowkes FGR, Rudan D, Rudan I,
melakukan beberpa kali Aboyans V, Denenberg JO,
proses terapi, pasien merasa McDermott MM, et al. Comparison of
lebih rileks, nyeri pada da global estimates of prevalence and
risk factors for peripheral artery Mesenteric, and Abdominal Aortic).
disease in 2000 and 2010: asystematic Circulation. 2006;113(11):e463–5.
review and analysis. Lancet. Elsevier 13. Norgren L, Hiatt WR, Dormandy J a.,
Ltd; 2013;382(9901):1329–40. Nehler MR, Harris K a., Fowkes
7. Selvin E. Prevalence of and Risk FGR, et al. Inter-Society Consensus
Factors for Peripheral Arterial for the management of peripheral
Disease in the United States: Results arterial disease (TASC II). Int Angiol.
From the National Health and 2007;26(2):82–157.
Nutrition Examination Survey, 1999- 14. F Brian Boudi M. Coronary Artery
2000. Circulation. 2004;110(6):738– AtherosclerosisTreatment &
43. Management. Medscape. 2016
8. Fowkes FGR, Low LP, Tuta S, Kozak 15. Mann DL, Zipes DP, Libby P, Bonow
J. Ankle-brachial index and extent of RO. Braunwald's heart disease: a
atherothrombosis in 8891 patients textbook of cardiovascular medicine:
with or at risk of vascular disease: Elsevier Health Sciences; 2014.
Results of the international AGATHA 16. Coffman JD, Eberhardt RT, Cannon
study. Eur Heart J. CP. Peripheral Arterial Disease:
2006;27(15):1861–7. Springer Science & Business Media;
9. Rhee SY, H G, ZM L, SW-K C, S W, 2003.
P P. Multi-country study on the 17. Gornik HL, Beckman JA. Peripheral
prevalence and clinical features of arterial disease. Circulation.
peripheral arterial disease in Asian 2005;111(13):e169-e72.
type 2 diabetes patients at high risk of 18. Bonow, Robert O. Braunwald’ Heart
atherosclerosis. Diabetes Res Clin Disease - A Textbook of
Pract. 2007;76(1):82–92. Cardiovascular Medicine, 9th
10. American Diabetes Association. Edition.2012.Philadelphia : Elsevier.
Epidemiology and Impact of page 1338-1351
Peripheral Arterial Disease in People 19. Boras J, Brkljačić N, Ljubičić A,
with Diabetes. Diabetes Care. Ljubić S. PERIPHERAL ARTERIAL
2003;26(12):3333–41. DISEASE. Diabetologia Croatica.
11. American Heart Association. What is 2010;39(2).
peripheral vascular disease? In 20. Muir R. Peripheral arterial disease:
American Heart Association; 2012. Pathophysiology, risk factors,
12. Hirsch AT, Haskal ZJ, Hertzer NR, diagnosis, treatment, and prevention.
Bakal CW, Creager MA, Halperin JL, JOURNAL OF VASCULAR.
et al. ACC/AHA 2005 Practice 2009;27(2):26-30.
Guidelines for the Management of 21. Ouriel K. Detection of peripheral
Patients With Peripheral Arterial arterial disease in primary care. Jama.
Disease (Lower Extremity,Renal, 2001;286(11):1380-1.
22. Coffman JD, Eberhardt RT, Cannon 30. Halliday A, Bax J. The 2017 ESC
CP. Peripheral Arterial Disease: Guidelines on the Diagnosis and
Springer Science & Business Media; Treatment of Peripheral Arterial
2003. Diseases, in Collaboration With the
23. Soehnlein O. Multiple Roles for European Society for Vascular
Neutrophils in Atherosclerosis. Surgery (ESVS). European Journal of
Circulation Research. Vascular and Endovascular Surgery.
2012;110(6):875-888. 2018;55(3):301-2.
24. Shimokawa. H. Clinical Assesment of 31. Upper extremity arterial diseases
Endothelial Function. Available [Internet]. Albanyvascular.com. 2015
from : http:// [cited 27 June 2018]. Available from:
www.j.circ.or.jp/englishsessions/repots/ http://albanyvascular.com/wp/wp-
64th-ss/shimokawa.htm content/uploads/2015/04/Upper-
25. Carr.C Sandra. Vasana Cheanvechai. Extremity-Arterial-Disease.pdf/
Histology and Clinical Significance of 32. Treat-Jacobson D, Walsh M. 2016
the Carotid Atherosclerosis plaque: ACC/AHA Guideline on the
Implication for Endovascular Management of Patients with Lower
Treatment. Journal of Endovascular Extremity Peripheral Artery Disease:
Therapy vol 4. No 4. pp 321-325. Process and Outcomes. Journal of
26. Coffman JD, Eberhardt RT. Vascular Nursing. 2017;35(2):116.
Peripheral Arterial Disease, Diagnosis 33. Thendria T, Toruan IL, Natalia D.
and Treatment. New York: Springer Hubungan hipertensi dan penyakit
Seienee&Business Media; 2003.1-
arteri perifer berdasarkan nilai ankle-
34p.
27. Runge MS, Greganti MA. Netter’s brachial index. eJKI. 2014;2(1):281-8.
Internal Medicine. 2nd ed. 34. Kannel WB, Mc Gee DL. Update on
Philadelphia: Saunders Elsevier;
some epidemiologic features of
2009. 213 p.
28. Creager M, Libby P. Peripheral intermittent claudication: the
Arterial Disease In: Mann DL, Zipes Framingham study. J Am Geriatr Soc.
DP, Libby P, Bonow RO, editors.
1985;33(1):13-8.
Braunwald’s Heart Disease : A
Textbook of Cardiovascular
Medicine. 10th ed. Philadelphia:
Elsevier Saunders; 2015. 1312 p.
29. Isselbacher K, Braunwald E, Wilson
J. Harrison : Prinsip-prinsip ilmu
penyakit dalam. 13th ed. Jakarta:
EGC; 2008:1276-81.