Anda di halaman 1dari 4

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Peter W Cordon Bab 2, Hal 26 (hal 55 di ebook)

Memahami Proses Komunikasi Interpersonal

➔ proses pengiriman dan penerimaan pesan verbal dan nonverbal antara dua orang atau lebih.
➔ pertukaran pesan secara simultan dan timbal balik

Setiap orang yang terlibat dalam komunikasi interpersonal melakukan pengkodean dan penguraian
makna (Meaning).

• Makna (Meaning) mengacu pada pikiran dan perasaan yang ingin dikomunikasikan orang satu
sama lain.
• Encoding adalah proses mengubah makna menjadi pesan yang terdiri dari verbal dan sinyal
nonverbal.
• Decoding adalah proses menafsirkan pesan dari orang lain menjadi makna.

Dalam proses komunikasi interpersonal, komunikator melakukan encode dan mengirim pesan pada
saat yang sama mereka juga menerima dan mendekode pesan.

Ketika Communicator A ingin mengekspresikan sebuah ide, dia mengkodekannya sebagai pesan verbal
(yaitu, bahasa) dan nonverbal (yaitu, gerak tubuh, ekspresi). Communicator B secara bersamaan
menerjemahkan pesan verbal dan nonverbal dan mengartikannya.

- proses komunikasi verbal biasanya bergiliran, dengan Communicator A dan Communicator B


bergantian antara mengirim pesan,
- komunikasi nonverbal dalam komunikasi tatap muka biasanya konstan.

Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk mencapai makna atau pemahaman yang
sama — situasi di mana orang-orang yang terlibat dalam komunikasi interpersonal mencapai
pemahaman yang sama tentang ide, pemikiran, dan perasaan.
Barriers / Hambatan komunikasi interpersonal

- kebisingan eksternal, (eksternal noise)


- kebisingan internal, (internal noise) dan
- pengalaman seumur hidup.

Noise menyebabkan distorsi atau gangguan pesan. Empat jenis kebisingan mempengaruhi kualitas
penyampaian pesan:

- kebisingan fisik (eksternal noise)


o suara keras di sekitar yang mengganggu sinyal verbal atau hambatan fisik yang
mencegah komunikator mengamati sinyal nonverbal.
o Sinyal yang buruk sehingga mengganggu percakapan telepon atau menyebabkan
gambar video yang kabur dalam telekonferensi.

Tiga jenis kebisingan lainnya adalah distorsi atau interupsi pesan yang disebabkan oleh
karakteristik internal komunikator.

- Kebisingan fisiologis mengacu pada gangguan karena faktor fisiologis. Contohnya masalah
pendengaran, sakit, hilang ingatan, atau kendala fisiologis seperti gagap, sakit, atau gangguan
sementara atau permanen lainnya.
- Kebisingan semantik terjadi ketika komunikator menerapkan arti yang berbeda pada kata atau
frasa yang sama. Misalnya, dua orang mungkin memiliki gagasan berbeda tentang apa arti
margin keuntungan yang dapat diterima. Seorang manajer mungkin memiliki angka dalam
pikirannya, seperti 10 persen. Yang lain mungkin memikirkan kisaran antara 20 dan 30 persen.
Kebisingan semantik bisa jadi paling sulit diatasi ketika disertai dengan penekanan emosi yang
kuat.
- Kebisingan psikologis mengacu pada gangguan akibat sikap, ide, dan emosi yang dialami
selama interaksi interpersonal. Misalnya, orang mungkin memiliki perasaan atau stereotip
yang sudah ada sebelumnya ("dia tidak dapat diandalkan", "dia menghitung," "mereka tidak
akan membela kita di depan manajemen") tentang orang yang mereka ajak bicara. Perasaan
itu memengaruhi cara mereka meng-coding dan memecahkan kode pesan.

Semua pesan keluar dikodekan dan semua pesan masuk diterjemahkan melalui filter pengalaman
seumur hidup (lifetime experiences). Filter ini merupakan akumulasi pengetahuan, nilai, harapan, dan
sikap berdasarkan pengalaman pribadi sebelumnya. Ketika orang-orang memiliki lebih banyak
pengalaman yang sama, komunikasi lebih mudah.

Pembajakan Emosional (Emotional Hijacking)

➔ Situasi dimana emosi kita mengontrol tindakan kita sehingga kita bertindak tanpa berfikir

Emotional Intelligence

➔ Kemampuan untuk mengelola komunikasi interpersonal yang efektif bergantung pada


kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional melibatkan pemahaman emosi, mengelola
emosi untuk mencapai tujuan, berempati dengan orang lain, dan secara efektif menangani
hubungan dengan orang lain.
➔ Manajer bisnis dengan kecerdasan emosional tinggi lebih efektif dalam mempengaruhi orang
lain, mengatasi konflik, menunjukkan kepemimpinan, berkolaborasi dalam tim, dan
mengelola perubahan.
➔ kecerdasan emosi memungkinkan para manajer dan eksekutif bisnis untuk berpikir jernih
tentang tujuan bisnis tanpa membiarkan emosi mereka menguasai mereka.

Empat domain kecerdasan emosional

1. Self awareness (Self Awareness) adalah landasan dari kecerdasan emosional.


o melibatkan pemahaman yang akurat tentang emosi Anda saat terjadi dan bagaimana
pengaruhnya terhadap Anda.
o Orang yang memiliki self awareness tinggi memahami emosi mereka dengan baik, apa
yang memuaskan mereka, dan apa yang membuat mereka kesal.
o Orang yang memiliki self awareness tinggi memiliki kemampuan untuk merefleksikan
diri ketika mereka mengalami emosi yang kuat atau bahkan tertekan.
2. Self Management
o "kemampuan untuk menggunakan kesadaran emosi Anda untuk tetap fleksibel dan
mengarahkan perilaku Anda secara positif."
o Self management yang sangat baik tahu bagaimana menggunakan emosi positif dan
negatif untuk memenuhi tujuan pribadi dan bisnis.
o Perbedaan utama antara mereka yang memiliki self management yang tinggi dan yang
rendah dalam self management adalah optimisme versus pesimisme. Orang yang
optimis memandang kegagalan sebagai peristiwa yang dapat diubah di masa depan
dan pengalaman belajar. Sebaliknya, orang pesimis memandang kegagalan sebagai
indikasi ketidakmampuan atau ketidakmampuan mereka sendiri. Mereka memikirkan
masa lalu daripada melihat ke masa depan.
3. Empati
o "kemampuan untuk menangkap emosi orang lain secara akurat dan memahami apa
yang sebenarnya terjadi dengan mereka”
o mencakup keinginan untuk membantu orang lain berkembang dalam tanggung jawab
pekerjaan dan tujuan karier mereka.
4. Relationship management
o kemampuan untuk menggunakan self awareness tentang emosi dan kesadaran orang
lain untuk mengelola interaksi dengan sukses

Dua keterampilan komunikasi yang akan membantu mengembangkan empati Anda:

1. Active Listening
o mendengarkan termasuk di antara keterampilan komunikasi yang paling penting.
o Mendengarkan membutuhkan kerja keras, membutuhkan perhatian penuh dan
semua indra. Pendengar terbaik mengantisipasi cara berpikir dan perasaan
pembicara.
o Ada enam keterampilan untuk bisa melakukan active learning (Michael Hoppe):
(1) memperhatikan, (2) menahan penilaian, (3) refleksi, (4 ) memperjelas, (5)
meringkas, dan (6) berbagi.
o Michael Hoppe dari Center for Creative Leadership menjelaskan: Menjadi pendengar
yang aktif tidak berarti menjadi spons, secara pasif menyerap informasi yang akan
Anda terima. Anda adalah pihak yang aktif dalam percakapan dengan pikiran dan
perasaan Anda sendiri. Namun mendengarkan secara aktif pertama-tama tentang
memahami orang lain, kemudian tentang dipahami.
o Mengenali Hambatan untuk Mendengarkan secara Efektif (Effective Listening)
▪ Kekurangan waktu (Lack of time) → merasa bahwa mereka tidak punya
waktu untuk mendengarkan.
▪ Kurangnya Kesabaran dan Perhatian
▪ Citra Kepemimpinan (image of leadership)→ Beberapa eksekutif dan
manajer berpikir bahwa mendengarkan terlalu banyak menunjukkan
ketidaktegasan dan dengan demikian mengancam otoritas mereka.
▪ Teknologi komunikasi → sebagian besar teknologi komunikasi membuat
mendengarkan menajadi lebih sulit karena isyarat visual dan nonverbal yang
semakin sedikit.
▪ Takut akan Berita Buruk atau Informasi Tidak Nyaman
o Perilaku tidak mendengarkan adalah tindakan yang mengalihkan perhatian dari
pembicara atau mencegah mereka mengekspresikan ide dan perasaan mereka
sepenuhnya. Perilaku seperti itu mungkin menunjukkan kurangnya kepedulian.
Beberapa perilaku tidak mendengarkan (Nonlistening beahaviour) yang umum di
tempat kerja adalah:
▪ Bertahan (defending)/ melindungi diri
▪ Pernyataan “Saya Juga” → Ketika Anda mendengarkan orang lain berbagi
ide dan pengalaman mereka — cerita mereka — Anda sering memikirkan
tentang ide dan pengalaman serupa Anda sendiri — cerita Anda. Hal ini
sering kali menimbulkan komentar "saya juga". Terkadang hal ini
mengalihkan perhatian dari cerita mereka ke cerita Anda.
▪ Memberi nasihat→ Dalam peran kepemimpinan, tugas Anda sering kali
adalah memberi tahu orang lain apa yang harus dilakukan dan bagaimana
melakukannya. Namun, selama percakapan, nasihat yang terlalu dini atau
berat bisa tiba-tiba mengakhiri dialog dan menimbulkan penolakan. Ketika
Anda memberikan nasihat terlalu cepat, Anda memberi kesan ingin
mengakhiri percakapan.
▪ Judging (Menilai) → Menilai adalah salah satu perilaku tidak mendengarkan
yang terburuk.
o Contoh pertanyaan yang baik dalam meningkatkan kemampuan listening dan
learning:
▪ Rapport-Building question → menciptakan ikatan diantara orang orang,
mencairkan suasana dan secara bertahap memudahkan orang untuk
mengobrol tentang kepentingan bisnis bersama.
▪ Funnel question → memulai dari pertanyaan umum ke pertanyaan khusus
▪ Probing Question → menganalisis masalah bisnis dari setiap sudut untuk
mengungkap akar penyebabnya
▪ Pertanyaan yang fokus pada solusi masalah
2. Komunikasi Non Verbal dan membangun hubungan

Anda mungkin juga menyukai