Anda di halaman 1dari 8

SHARE: SOCIAL WORK ISSN:2339 -0042 (p)

VOLUME: 7 NOMOR: 2 HALAMAN: 1 - 79


JURNAL ISSN: 2528-1577 (e)

BURUH VS PERUSAHAAN
(Studi Kasus Konflik Buruh/Pekerja Driver Go-Jek dengan PT Go-Jek
Indonesia)

Randi1

ABSTRAK
Perkembangan serikat buruh di Indonesia sangat pesat. Tentunya perkembangan tersebut tidak terlepas dari
tumbuhnya perusahaan-perusahaan besar di Indonesia. Dengan perkembangan tersebut jumlah buruh semakin
meningkat dan hak-hak buruh semakin perlu diperhatikan baik oleh pemerintah, perusahaan maupun oleh organisasi
buruh itu sendiri. Adapun fokus dalam tulisan ini, akan membahas bagaimana konflik buruh driver gojek dengan PT
Go-Jek yang berbasis teknologi terjadi, dan katup pengaman dalam konflik tersebut. Sebab untuk mempertahankan
struktur sosial dalam perusahaan dibutuhkan “win win solution”. Sebagaimana Coser menjelaskan bahwa konflik
dapat mempertahankan atau membentuk strutur sosial baru, dan katup pengaman berperan sebagai peredam konflik
diantara dua pihak, konflik yang terjadi antara buruh/pekerja dengan perusahaan pada masa industrial. Analisis konflik
yang terjadi antara buruh driver gojek dengan PT Go-Jek, ada tiga tuntutan buruh/pekerja terhadap PT Go-Jek, yaitu
pengembalian tarif ke harga semula, diangkat menjadi karyawan, dan transparansi dana.

Kata Kunci : Buruh, driver, Go-Jek, konflik, perusahaan

ABSTRACT
Growth of labour union in Indonesia very fast. It is of course the growth is not quit of the growing of big companys in
Indonesia. With growth is amount of labour progressively mount and labour rights progressively require to be paid
attention either by government, company and also by itself labor organization. As for focus in this article, will study
how labour conflict of driver gojek with PT Go-Jek being based on technology happened, and safety valve in conflict.
Cause to maintain social structure in company required "win win solution". As Coser explain that conflict can
maintain or form social strutur newly, and safety valve personate silencer of conflict between two side, conflict that
happened between labour/worker with company at a period of industrial. Conflict analysis that happened between
labour of driver gojek with PT Go-Jek, there is three labour demand/worker to PT Go-Jek, that is return of tariff to
price initialy, lifted to become employees, and fund transparency.

Keyword : Labour, driver, Go-Jek, conflict, company

PENDAHULUAN Pergerakan itu semakin berkembang dan


Buruh adalah bagian dari masyarakat dibentuklah National Arbeids Secretariaat
yang perlu disejahterakan secara sosial, (NAS) tahun 1978. Tumbuhnya gerakan
politik, budaya dan ekonomi. Keberadaan buruh di Nusantara dibawah oleh pegawai
buruh di Indonesia sudah ada semenjak Belanda pada saat itu (Sandra, 2007). Sejarah
zaman penjajahan Belanda. Sedangkan kolonianisme di Indonesia sangat berdampak
pergerakan buruh semenjak 1897, yaitu terhadap kehidupan sosial, ekonomi
serikat buruh guru-guru bangsa Belanda di masyarakat, terutama dalam hal sistem kerja
Indonesia. Serikat peerja tersebut adalah di Indonesia.
NIOG (Nederland Indies Onderw Genooth). Pergerakan buruh di Indonesia yang
Berdirinya serikat buruh tersebut tidak diinisiasi oleh pribumi pada tahun 1897-
terlepas dari perkembangan pergerakan 1907, tetapi yang menjadi perbedaan dengan
buruh di Nederland tahun 1860-1870. serikat buruh di Nederland yaitu belum

1
Mahasiswa Pascasarjana, Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran, Bandung.

10
SHARE: SOCIAL WORK ISSN:2339 -0042 (p)
VOLUME: 7 NOMOR: 2 HALAMAN: 1 - 79
JURNAL ISSN: 2528-1577 (e)

adanya pemimpin untuk menyalurkan Berikut enam serikat buruh atau konfederasi
keinginannya. Pada tahun 1908 timbul menurut catatan Direktorat Kelembagaan dan
kesadaran buruh Indonesia untuk melakukan Kerjasama Hubungan Industrial
pergerakan. Pergerakan buruh Indonesia Kementerian Tenaga Kerja RI yang dirilis
didasarkan atas kebangkitan nasional yang pada akhir tahun 2015, yaitu Kongres Aliansi
dipelopori oleh Budi Utomo. Kebangkitan Serikat Buruh Indonesia (KASBI) berada
nasional tersebut bertujuan untuk hanya di wilayah DKI Jakarta sebagian di
melepaskan diri dari kolonialisme di Jawa Barat dan Jawa Tengah, Konfederasi
Indonesia. Sehingga pergerakan buruh Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBDSI)
tersebut tidak lepas dari peran partai politik. berada di 22 provinsi dengan 28 federasi
Partai politik yang berperan dalam yang tersebar diberbagai daerah terutama di
mengembangkan pergerakan buruh yaitu; wialayah Indonesia Timur, Konfederasi
pertama, Serikat Islam (1912), yang Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI),
memiliki pengaruh sangat besar di Konfederasi Serikat Nasional (KSN),
masyarakat. Kedua, Social Democratische Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia
Vereniging (1914) yang didirikan oleh orang (KSPI) dan Konfederasi Serikat Pekerja
Belanda dari Social Democratische Party Seluruh Indonesia (KSPSI) (Ereste, 2016).
(Sandra, 2007). Serikat buruh juga seringkali di
Adapun organisasi buruh di Indonesia kendalikan oleh pemerintah dengan tujuan
yaitu Dewan Serikat Buruh Indonesia (DSBI) untuk mencanangkan industrialisasi,
tahun 1952 anggotanya GSBI, PSBI, dan diamana adanya peraturan pemerintah hanya
GOSBU, Himpunan Serikat Buruh Indonesia ada satu serikat saja di Indonesia yang diakui
(HISSBI) tahun 1952, Konsentrasi Buruh yaitu Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
Kerakyatan Indonesia (KBKI) tahun 1952, (SPSI). Dengan adanya peraturan tersebut
tahun 1953 Kongres Burug Seluruh membuat buruh tidak bebas membentuk
Indonesia (KBSI) yang terdiri dari depalan serikat sesuai dengan keinginanannya,
anggota, Serikat Buruh Muslim Indonesia sehingga sulit untuk menyuarakan
yang di prakarsai Nahdhatul Ulama (NU) kepentingan buruh (Purwaningsih, 2008).
akhir tahun 1955, Sentral Organisasi Buruh Peraturan yang telah dibuat pemerintah
“Panca sila” tahun 1957, Gerakan Organisasi belum dapat dilakukan sepenuhnya, karena
Buruh Serikat Islam (GOBSII) tahun 1955, perusahaan memliki kepentingan untuk
Kongres Buruh Islam Merdeka (KBIM) mendapatkan keuntungan yang sebesar-
tahun 1956 (Sandra, 2007). Keberadaan besarnya sesuai dengan keinginan pemilik
buruh dimasa lampau sangat penting, dimana modal (Novius, 20017). Kepentingan
menjadi cikal bakal perkembangan buruh di perusahaan tidak terlepas dari kewajibannya
Indonesia. sebagai tempat bekerja buruh, dimana
Setelah reformasi perkembangan perusahaan memberikan mensejahterakan
buruh semakin meningkat, banyak sudah buruh/pekerja dengan memberikan gaji,
serikat buruh yang terbentuk. Keinginan para pelayanan, cuti, perlindungan dan pemberian
buruh di Indonesia untuk dapat sejahtera dan bonus kerja. Hal tersebut sangat penting
dapat bekerja dengan baik di perusahaan dilakukan oleh perusahaan untuk
tempat mereka bekerja, sehingga buruh meningkatkan semangat kerja buruh/pekerja,
sering kali melakukan aksi. Banyak sehingga produksi akan berjalan dengan baik
demonstrasi yang dilakukan para serikat sesuai keinginan perusahaan.
buruh indonesia diantara meminta naik gaji, Dari uraian diatas penulis tertarik
tunjangan, jaminan kesehatan dan waktu cuti. menganalisis konflik buruh/pekerja dengan

11
SHARE: SOCIAL WORK ISSN:2339 -0042 (p)
VOLUME: 7 NOMOR: 2 HALAMAN: 1 - 79
JURNAL ISSN: 2528-1577 (e)

perusahaan, yaitu konflik buruh driver gojek sosial. Penulis merasa bahwa konflik yang
dengan PT Go-Jek Indonesia. PT Go-jek terjadi antara buruh driver gojek dengan PT
adalah perusahaan yang berbasis teknologi Go-Jek adalah wujud dari konflik yang akan
yang bertujuan untuk meningkatkan memperkuat stuktrur sosial dalam PT. Go-
kesejahteraan pekerja atau buruh yang Jek tersebut. Sedangkan negara sebagai katup
bekerja di sektor informal di Indonesia dan pengaman hendaknya hadir di tengah-tengah
berdampak sosial. PT Go-Jek adalah konflik yang terjadi, dan meredam konflik.
perusahaan yang sudah tersebar di beberapa Namun pada kenyataan negara belum hadir
wilayah di Indonesia, diantaranya Jakarta, pada saat konflik terjadi, hadirnya sebagai
Palembang, Makassar, Medan, Yogyakarta, katup pengaman, penulis merasa negara
Bandung, Bali, Surabaya, Semarang, dan sebagai lembaga yang berwenang belum
Balikpapan. Sudah banyak pekerja atau berfungsi sebagaimana mestinya.
buruh yang mereka miliki yaitu sekitar Adapun penelitian terdahulu yang
200.000 pengendara ojek yang sudah di berkaitan dengan analisis yang akan
training dan terpercaya di Indonesia. Fungsi dilakukan oleh penulis yaitu Konflik
dan tugas buruh ini adalah memberikan Industrial (Suatu Kajian Kritis Terhadap
pelayanan transportasi, antar pesan makanan. Konflik Industrial) (Sutinah, 2011). Konflik
Ada beberapa pelayanan yang diberikan oleh industrial secara realitas selalu terjadi
perusahaan PT Go-Jek kepada masyarakat dimasyarakat. Analisis menggunakan
yaitu Go-Ride, Go-Car, Go-Massage, Go- pendekatan teori konflik dari Marx, Marx
Food, Go-Clean, Go-box, dan Go-Mart, Go- mengatakan bahwa dalam relasi reproduksi
Pulsa, Go-Aut0, Go-Busway, Go-Tix, Go- ada pemilik modal dan buruh. Dari kedua
Send, Go-Glam, dan Go-Med. Dalam kelompok masyarakat industri tersebut
memberikan pelayanan Gojek berdasarkan menghasilkan profit bagi pemilik modal dan
kepada tiga nilai utama yaitu: kecepatan, eksploitasi kaum buruh. Sehingga sistem
inovasi, dan dampak sosial. Setiap buruh penguasaan sistem capital. Adanya hubungan
yang bekerja di PT gojek ini medapatkan anatara buruh dan pemilik modal sehingga
santunan kesehatan, kecelakaan dan terjadinya konflik sosial masyarakat dan
mendapatkan akses lebih ke pelanggan eksploitasi di kaum buruh itu sendiri.
melalui aplikasi yang telah dibuat oleh PT Kemudian penelitian yang dilakukan Idi
Go-Jek. (www.metro.news.viva.co.id, 2016). Setyo Utomo dengan judul Suatu Tinjauan
Dalam konflik antara buruh driver Tentang Tenaga Kerja Buruh di Indonesia).
gojek dengan PT Go-Jek, peran pemerintah Dalam artikel ini permasalahan yang
belum hadir sebagai lembaga atau katup dihadapi oleh para pekerja buruh di
pengaman, sehingga konflik tersebut akan Indonesia, dimana hubungan yang harmonis
tetap berlanjut dan merugikan para pekerja antara unsur pengusaha dan unsur
dan perusahaan. Hal inilah yang membuat pekerja/buruh, peran aktif dan positif
penulis tertarik untuk menganalisis konflik lembaga kerja sama bipartit sangat penting
tersebut dengan pendekatan teori Lewis C. untuk terjalinnya hubungan industrial yang
Coser. Coser mengatakan bahwa konflik berkelanjutan dan setiap permasalahan dapat
memiliki peran dalam mempertahankan diselesaikan oleh lembaga bipartit dengan
struktur sosial dalam masyarakat. Coser pemecahan didsasrkan pada “win-win
memandang bahwa konflik yang terjadi tidak solution” (Utomo, 2005). Yang
selalu berdampak difungsi tetapi dengan membedakan dengan penelitian terdahulu
konflik tersebut, akan menjaga dan bahkan bahwa dalam analisis konflik antara buruh
melakukan perubahan baru dalam struktur driver gojek dengan PT Go-Jek bahwa

12
SHARE: SOCIAL WORK ISSN:2339 -0042 (p)
VOLUME: 7 NOMOR: 2 HALAMAN: 1 - 79
JURNAL ISSN: 2528-1577 (e)

konflik yang terjadi sebagai penguatan mempunyai nomor bukti pencatatan


internal PT Go-Jek dan dianalisis dengan berhak:
pendekatan teori Lewis C. Coser. a. membuat perjanjian kerja bersama
dengan pengusaha;
PEMBAHASAN b. mewakili pekerja/buruh dalam
Realitas Hubungan Buruh Driver Go-Jek menyelesaikan perselisihan
dan PT Go-Jek dalam Undang-Undang industrial;
Hubungan yang terjalin antara buruh c. mewakili pekerja/buruh dalam
dengan perusahaan telah diatur dalam lembaga ketenagakerjaan;
Undang-Undang Republik Indonesia No.13 d. membentuk lembaga atau melakukan
tahun 2003 dalam pasal 1 mengatakan bahwa kegiatan yang berkaitan dengan usaha
(15) Hubungan kerja adalah hubungan antara peningkatan
pengusaha dengan pekerja/buruh e. kesejahteraan pekerja/buruh;
berdasarkan perjanjian kerja, yang f. melakukan kegiatan lainnya di bidang
mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan ketenagakerjaan yang tidak
perintah. (16) Hubungan industrial adalah bertentangan dengan peraturan
suatu sistem hubungan yang terbentuk antara perundang-undangan yang berlaku.
para pelaku dalam proses produksi barang
dan/atau jasa yang terdiri dari unsur Dalam Undang-Undang tersebut sebagai
pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah acuan buruh driver gojek dalam memenuhi
yang didasarkan pada nilai nilai Pancasila hak-haknya sebagai pekerja di PT Go-Jek,
dan Undang Undang Dasar Negara Republik sehingga adanya keinginan dari para buruh
Indonesia Tahun 1945. Setiap perusahaan driver gojek untuk membentuk serikat buruh
tentunya memiliki hubungan dengan buruh gojek, dengan tujuan untuk meminta
yang mereka pekerjakan, sebab dengan kejelasan terhadap PT Go-Jek. Walaupun
adanya keberadaan buruh tersebut secara resmi belum terbentuk serikat buruh
perusahaan dapat berkembang dan tumbuh gojek, tetapi buruh driver gojek ini perlu di
menjadi besar. Seperti PT Go-Jek yang lindungi hak-haknya baik perlindungan
sekarang sudah menjadi perusahaan yang hukum dan kesejahtraan buruh driver gojek,
besar di Indonesia yang berabasis internet. sehingga perlu disamakan keberadaannya
Realitas hubungan buruh driver gojek dengan dengan buruh-buruh lain di persuahaan.
PT Go-Jek yaitu hubungan antara buruh Sesuai dengan Undang-Undang No. 40 tahun
driver gojek dengan perusahaan telah diatur 2007 tentang perseroan terbatas dalam pasal
dalam Undang-Undang tersebut, dimana 1 (3) bahwa tanggung Jawab Sosial dan
perusahaan memberikan hak-hak buruh Lingkungan adalah komitmen Perseroan
sebagai driver gojek, sedangkan buruh untuk berperan serta dalam pembangunan
memberikan kewajibannya kepada ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan
perusahaan yaitu pelayanan yang diinginkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
oleh perusahaan. Menurut Undang-Undang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri,
No. 21 tahun 2000 tentang serikat pekerja komunitas setempat, maupun masyarakat
/serikat buruh, Bab VI pasal 25 mengatakan pada umumnya. Berdasarkan Undang-
bahwa Hak dan Kewajiban buruh sebagai Undang tersebut,per usahaan berhak untuk
berikut: meningkatkan kesejahteraan pekerja. Setiap
(1) Serikat pekerja/serikat buruh, peraturan yang dibuat oleh pemerintah
federasi dan konfederasi serikat tentunya dengan pertimbangan dan tujuan
pekerja/serikat buruh yang telah tersendiri, diantaranya untuk meningkatkan

13
SHARE: SOCIAL WORK ISSN:2339 -0042 (p)
VOLUME: 7 NOMOR: 2 HALAMAN: 1 - 79
JURNAL ISSN: 2528-1577 (e)

kesejahteraan masyarakat. Pihak swasta pun konflik tersebut diakibatkan kedua bela pihak
memiliki tanggung jawab terhadap belum ada yang mau mengesampingkan
kesejahteraan masyarakat, mengingat kepentingan masing-masing. Tentunya hal
perusahaan melakukan produksi dan ini akan menimbulkan konflik didalam tubuh
menjualnya baik produk maupun jasa. PT Go-Jek, dan akan mengganggu struktur
sosial dalam PT Go-Jek, kemudian akan
Konflik Buruh Driver Go-jek dengan PT menghambat setiap proses pelayanan PT Go-
Go-Jek Jek kepada buruh driver gojek.
Konflik yang terjadi antara driver Kemudian hal yang paling terpenting
gojek dan perusahaan berawal dari aksi adalah pelayanan kepada konsumen PT Go-
mogok yang dilakukan oleh driver gojek, hal Jek akan terhambat, dan akan menyebabkan
ini terjadi karena beberapa alasan, adanya kerugian bagi perusahaan. Aksi pemogokkan
hak-hak buruh driver gojek belum terpenuhi yang dilakukan oleh buruh driver gojek
seperti yang dilansir dalam adalah bentuk protes buruh terhadap
(www.metro.news.viva.co.id, 2016) bahwa perusahaan dan dari protes tersebut
status kemitraan yang berjalan selama ini menjadikan pelayanan yang diberikan
antara buruh driver gojek dengan PT Go-Jek kepada masyarakat akan terhambat. Menurut
telah melanyalahi Undang-Undang Nomor Undang-Undang No. 21 tahun 2000 bahwa
13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. perselisihan antar serikat pekerja/antar
Adapun tuntutan buruh driver gojek kepada serikat buruh, federasi dan konfederasi
PT Go-Jek, yaitu; pertama, adanya keinginan serikat pekerja/serikat buruh adalah
dari buruh driver gojek untuk meminta perselisihan antara serikat pekerja/serikat
diangkat menjadi karyawan, sebab menurut buruh, federasi dan konfederasi serikat
mereka hal tersebut terkait dengan pekerja/serikat buruh, dan serikat
pemotongan gaji yang jelas, kedua, pekerja/serikat buruh, federasi dan
pengembalian ke tariff awal yaitu Rp. 4.000 konfederasi serikat pekerja/serikat buruh
yang sebelumnya diturunkan menjadi Rp. lain, karena tidak adanya persesuaian paham
3.000, hal tersebut dianggap merugikan mengenai keanggotaan serta pelaksanaan hak
buruh driver gojek secara pendapatan dan kewajiban ke serikat pekerjaan.
ekonomi, dan permintaan ini telah ditolak Berdasarkan kasus tersebut ada
oleh PT Go-Jek, ketiga, menyangkut beberapa hak buruh belum terpenuhi secara
transparansi PT Go-Jek terhadap buruh baik oleh perusahaan atau PT Go-Jek,
driver gojek, tidak transparansinya sehingga adanya keinginan dari para mitra
perusahaan akan memunculkan tanda tanya kerja untuk membentuk serikat, adapun
terhadap perusahaan sendiri. Kemudian tujuan serikat tersebut yaitu: (1) untuk
menurut buruh driver gojek bahwa PT Go- melindungi anggotanya, membela hak dan
Jek telah melanggar Undang-Undang Nomor kewajiban, dan kesejahteraan pekerja
13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dari maupun keluarganya, (2) tujuan tersebut
peristiwa tersebut menimbulkan aksi atau tidak dapat tercapai apabila perusahaan
demonstrasi oleh buruh driver gojek di depan tempat para pekerja dipekerjakan secara tidak
PT Go-Jek. Walaupun sudah dimediasi produktif, sehingga pekerja diharapkan pula
antara kedua bela pihak tetapi masih belum menyumbang pada peningkatan kinerja
menemukan jalan atau solusi yang terbaik, perusahaan, sehingga kesejahteraan pekerja
perundingan selalu mengalami kebuntuan akan menigkat (ILO, 2002). Menurut tujuan
(Fenwick, Lindsey, & Arnold, 2002), serikat tersebut keinginan buruh driver gojek
kebuntuan yang dialami dalam penyelesaian adalah salah satu bentuk untuk mencapai

14
SHARE: SOCIAL WORK ISSN:2339 -0042 (p)
VOLUME: 7 NOMOR: 2 HALAMAN: 1 - 79
JURNAL ISSN: 2528-1577 (e)

tujuan buruh driver gojek itu sendiri yaitu berbagai sumbangan konflik yang secra
untuk kesejahteraan para anggota buruh potensial positif untuk membentuk serta
driver gojek. Sedangkan sesuai dengan visi mempertahankan struktur (Poloma, 2007).
dan misi PT Go-Jek untuk yaitu kecepatan, Dimana konflik adalah satu keharusan yang
inovasi, dan dampak sosial, dampak sosial terjadi dalam satu struktur sosial. Kritik
disini, salah satunya adalah kesejahteraan terhadap teori coser bahwa sudah dapat
sosial bagi para buruh driver gojek. Sudah dengan jelas dapat ditebak dan tidak
selayaknya perusahaan memberikan dampak diragukan lagi bahwa untuk menjaga
sosial lebih besar kepada buruh. structural tersebut dengan konflik itu sendiri,
Dalam teori hubungan industrial sehingga ada satu katup pengaman dalam
bahwa adanya konflik kepentingan yang konflik itu. Coser mengembangkan
besifat bawaan antara perusahaan dengan perspektif konflik karya ahli sosiologis
pekerja. Teori ini juga mengakui kesamaan Jerman George Simmel, Simmel mengatakan
kepentingan antara pengusaha dengan bahwa konflik merupakan bentuk interaksi
pekerja. Sebab upaya mencapai hubungan dimana tempat, waktu serta intensitas dan
industrial yang harmonis hendaknya lain sebagainya tunduk pada perubahan,
didasarkan atas kesamaan kepentingan sebagaimana dengan isi segitiga yang dapat
tersebut dan menjebatani perbedaan berubah atau dengan kata lain simmel
kepentingan yang akan menimbulkan konflik memandang pertikaian sebagai gejala yang
(Ghosh, 2002). Sama halnya yang terjadi tidak mudah untuk dihindari dalam
dengan buruh driver gojek dan PT Go-Jek masyarakat dan memandang pertikaian
persamaan keinginan yaitu untuk sebagai gejala yang tidak mungkin dihindari
mendapatkan keuntungan. Tetapi pada dalam masyarakat kemudian Struktur sosial
kenyataan kepentingan tersebut belum dipandang sebagai gejala dari proses asosiatif
terpenuhi oleh kedua bela pihak. Meski dan disosiatif yang tidak mungkin terpisah-
adanya nilai-nilai yang bekerja sebagai katup pisahkan, tetapi dapat dianalisis secara
pengaman sudah dilaksanakan yaitu mediasi, berbeda. Dari pernyataan teori tersebut Coser
tetapi masih belum memberikan solusi yang mengembangkan proposisi dan memperluas
terbaik, sehingga buruh driver akan konsep Simmel tersebut dalam
melakukan demonstrasi lagi. menggambarkan kondisi-kondisi dimana
Menurut pandangan kaum konflik secara positif membantu struktur
fungsionalis bahwa konflik adalah sosial dan bila terjadi secara negatif akan
disfungsional bagi suatu kelompok. Maka memperlemah kerangka masyarakat dan jika
Coser memandang berbeda, konflik dapat dipandang secara positif akan
merupakan proses yang bersifat instrumental mempertahankan atau membuat baru struktur
dalam pembentukan, penyatuan dan sosial tersebut (fungsionalitas konflik bagi
pemeliharan struktur sosial. Konflik dapat kelompok sosial).
menetapkan dan menjaga garis batas antara
dua atau lebih kelompok. Konflik dengan Negara sebagai Katup pengaman (Safety
kelompok lain dapat memperkuat kembali Valve) konflik Buruh Driver Gojek dengan
identitas kelompok dan melindunginya agar PT Go-Jek
tidak lebur ke dalam dunia sosial Menurut Coser katup pengaman
sekelilingnya. Strutural konflik yang bertujuan untuk mempertahankan stuktur
dikemukakan oleh Coser, bahwa untuk sosial. Katup pengaman atau safety valve
memepertahankan struktural tersebut melalui merupakan salah satu mekanisme khusus
konflik. Coser memilih menunjukkan yang digunakan untuk mempertahankan

15
SHARE: SOCIAL WORK ISSN:2339 -0042 (p)
VOLUME: 7 NOMOR: 2 HALAMAN: 1 - 79
JURNAL ISSN: 2528-1577 (e)

kelompok dari konflik sosial yang disalurkan dalam konflik tersebut dengan lapang dada
dari lembaga-lembaga atau nilai, norma yang bersedia menerima dan mematuhi setiap
ada diantara kedua bela pihak. Dimana keputusan atau upaya yang diberikan untuk
adanya pembiaran luapan permusuhan untuk penyelesaian konflik, dan konflik tersebut
menghancurkan seluruh struktur atau dengan benar benar selesai (ILO, 2002).
kata lain membantu membersihkan suasana Negara sebagai lembaga yang
dalam kelompok yang sedang kacau. Coser memiliki wewenang dan pembuat setiap
melihat katup pengaman berfungsi sebagai kebijakan memberikan sosialisasi tentang
jalan ke luar yang meredakan permusuhan, kebijakan tersebut, melalui tealitas konflik
dan tanpa katup pengaman tersebut antara buruh driver gojek dengan PT Go-Jek,
hubungan- hubungan di antara pihak-pihak sebab jika konflik tersebut hanya
yang bertentangan akan semakin menajam. diselesaikan oleh kedua bela pihak sulit
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Coser; ditemukan win-win solution. Karena setiap
lewat katup pengaman itu, permusuhan solusi yang diberikan syarat akan
dihambat agar tidak berpaling melawan kepentingan masing-masing. Tentunya buruh
obyek aslinya. Tetapi penggantian yang driver gojek menginginkan untuk diangkat
demikian mencakup juga biaya bagi sistem menjadi karyawan, menaikkan tarif harga
sosial maupun bagi individu, mengurangi setiap tarikan atau pelayanan yang diberikan
tekanan untuk menyempurnakan sistem oleh buruh driver gojek kepada konsumen,
untuk memenuhi kondisi-kondisi yang sedangkan PT Go-Jek pun menginginkan
sedang berubah maupun membendung sebaliknya dengan pertimbangan perusahaan.
ketegangan dalam diri individu, menciptaan Sehingga akan sulit ditemukan solusi yang
kemungkinan tumbuhnya ledakan-ledakan terbaik dan tidak merugikan kedua bela
destruktif. Dalam mediasi Jokes atau lelucon pihak.
yang diselipkan dalam situasi tegang dapat
juga mengurangi atau menghilangkan KESIMPULAN
ketegangan yang terjadi, sekalipun lelucon Dari uraian diatas dapat disimpulkan
tersebut sebagai sebuah kritik. Tetapi dalam bahwa konflik yang terjadi antara buruh
media kedua bela pihak antara buruh driver driver gojek dengan perusahaan adalah
gojek dengan PT Go-Jek tidak menggunakan konflik yang berdampak terhadap stuktur
jokes tersebut. Sehingga ketegangan belum sosial perusahaan PT Go-Jek, yaitu
terselesaikan. pelayanan dan pemerian upah buruh driver
Menurut analisis konflik tersebut gojek. Sebagai perusahaan yang berbasis
katup pengaman (safety valve) yang tepat teknologi sudah seharusnya perusahaan
adalah lembaga negara. Konflik yang terjadi menjaga struktur sosial yang baik antara
antara buruh driver gojek dengan PT Go-Jek buruh driver gojek dengan perusahaan,
adalah salah satu bentuk konflik industrial. dengan tujuan terjalin hubungan yang
Keterlibatan negara dalam membentuk harmonis antara buruh dan perusahaan.
peraturan-peraturan ketenagakerjaan dirsa Sehingga dengan hubungan yang harmonis
sangat tepat. Konflik yang terjadi karena tersebut akan terwujudnya pelayanan yang
suatu produksi baik komoditi ataupun jasa. cepat, inovasi dan berdampak sosial. Konflik
Dalam hal ini konflik pelyanan yang bukan semata menimbulkan perpecahan
diberikan oleh PT Go-Jek belum memuaskan tetapi menguatkan struktur yang ada di PT
buruh/pekerja. Dalam menyelesaikan konflik Go-Jek itu sendiri.
berarti konflik tersebut harus berakhir, Dalam memberikan pelayanan
sehingga kedua bela pihak yang terlibat kepada masyarakat sudah selayaknya PT Go-

16
SHARE: SOCIAL WORK ISSN:2339 -0042 (p)
VOLUME: 7 NOMOR: 2 HALAMAN: 1 - 79
JURNAL ISSN: 2528-1577 (e)

Jek memberikan kenyamanan kepada mitra Utomo, I. S. (2005). Suatu Tinjauan Tentang
kerja atau buruh/pekerja driver gojek. Tenaga Kerja Buruh di Indonesia.
Dengan kenyamanan tersebut tidak akan Journal The WINNERS, , 84 Vol. 6 No.
terjadinya konflik yang berarti dan 1, : 83-93.
berdampak terhadap perusahaan. PT Go-Jek
pun harus menjaga kredibilitasnya sebagai Undang-Undang
perusahaan yang berbasis teknologi, yang Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang
memberikan pelayanan kepada masyarakat. perseroan terbatas
Undang-Undang No. 21 tahun 2000 tentang
DAFTAR PUSTAKA serikat pekerja /serikat buruh
Buku: Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
Fenwick, C., Lindsey, T., & Arnold, L. tentang Ketenagakerjaan
(2002). Reformasi Penyelesaian
Perselisihan Perburuan di Indonesia. Web Resmi
Jakarta: ILO. www.metro.news.viva.co.id. (2016).
Ghosh, A. (2002). Buku Pegangan Pelatih
(Hubungan Industrial dan Kerjasama
Tempat Kerja). Jakarta: ILO.
ILO. (2002). Buku Panduan Undang-undang
Serikat Buruh/Serikat Pekerja
Indonesia (UU No. 21/2000). Jakarta:
Kantor Perburuhan Internasional.
Poloma, M. M. (2007). Sosiologi
Kontemporer. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Sandra. (2007). Sejarah Pergerakan Buruh
Indonesia. Jakarta: TURC.
Sutinah. (2011). Konflik Industrial (Suatu
Kajian Kritis Terhadap Konflik
Industrial). Surabaya: FISIP
Universitas Airlangga.

Jurnal
Ereste, E. J. (2016, Februari Kamis). Data
Keanggotaan Organisasi Buruh
Indonesia di Kemenaker RI Tidak
Akurat. pp. 1-4 .
Novius, A. (20017). Fenomena Kesejahteaan
Buruh/Karyawan Perusahaan Di
Indonesia (Phenomenon
Employee/Laborer's Benefit in
Indonesian Corporates). Fokus
Ekonomi, Vol. 2 , 81 91.
Purwaningsih, R. (2008). KONFLIK
ANTAR SERIKAT BURUH. Jurnal
Bisnis dan Ekonomi (JBE), 143-148.

17

Anda mungkin juga menyukai