Anda di halaman 1dari 6

Nama : Riyonaldi Afwu

NIM : 044021344
EKMA4367-3

NASKAH TUGAS MATA


KULIAH UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.2 (2023.1)

Fakultas : FE/Fakultas Ekonomi


Kode/Nama MK : EKMA4367/Hubungan Industrial
Tugas :1

No. Soal
1. Lingkungan hubungan industrial secara umum merupakan hubungan antara pekerja dan
pengusaha dengan berbagai permasalahan diantaranya, ekonomi, sosial, politik dan budaya diantara
zona tersebut dapat dibedakan menjadi pemasaran tenaga kerja dan pengolahan tenaga kerja.
Jelaskan 3 (tiga) level kegiatan hubungan industrial yang anda ketahui.

2. Menurut Herscovitch dan Meyer (2002).Kometmen secara umum sebagai kekuatan atau cara pikir
yang mengikat individu kedalam serangkaian kegiatan yang relevan dengan satu atau beberapa
target. Jelaskan apa yang anda ketahui dari 3 (tiga) bentuk komitmen menurut Meyer dan Allen.

3. a. Hak menjadi anggota serikat pekerja merupakan hak asasi karyawan yang telah dijamin
didalam pasal 28 UUD 1945 untuk mewujudkan hak tersebut, harus diberikan kepada setiap
karyawan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mendirikan dan menjadi anggota serikat
pekerja. Jelaskan awal mulanya terbentuk serikat pekerja di Indonesia.
b. Jelaskan berbagai dasar hukum yang menjamin kebebasan berserikat di Indonseia.

4. Presiden konfederasi serikat pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, sedang memproses penanda
tanganan surat kuasa atas pembelaan terhadap permasalahan (PHK) yang dilakukan oleh
perusahaan gojek terhadap karyawannya, selain mengadakan gugatan KSPI juga akan
mengirimkan surat resmi kepengawas ketenagakerjaan berdasarkan keterangan diatas, jelaskan;
a. Fungsi serikat pekerja.
b. Hak dan kewajiban Serikat pekerja, federasi, dan konfederasi serikat pekerja yang telah
mempunyai nomor bukti pencataatan.
Jawaban :
1. 3 (tiga) level kegiatan hubungan industrial yang diketahui sebagai berikut :
a. A.Level Strategi jangka panjang dan penyusunan Kesepakatan bersama dan kebiakan
personal Hubungan tempat kera dan individu/ organisasi
b. Pengusaha Strategi Bisnis Strategi Investasi Strategi Sumber Daya Kebijakan Personalia
Strategi Negosiasi Gava Supervisi Partisipasi karyawan Desain Pekerjaan dan
Organisasi Kerja
c. Serikat Pekeria Strategi Politik Strategi Representasi Strategi Organisasi Strategi
Kesepakatan Bersama Administrasi Kontrak Partisipasi Karyawan Desain Pekerjaan
dan Organisasi Kerja.

2. 3 (tiga) bentuk komitmen menurut Meyer dan Allen sebagai berikut :


Menurut Meyer dan Allen, komitmen mempunyai tiga bentuk, yaitu komitmen afektif,
komitmen berkelanjutan atau abadi, dan komitmen normatif (Herscovitch & Meyer, 2002).
Komitmen afektif adalah ketertarikan emosi individu, memihak, dan terlibat dalam
organisasi secara khusus (Laschinger et al., 2001). Komitmen afektif juga merupakan
perasaan suka atau tertarik pada organisasi (Meyer et al., 1993). Karyawan dengan komitmen
afektif yang kuat bekerja dalam organisasi karena "mereka ingin". Komitmen afektif dalam
organisasi berhubungan positif dengan kinerja tugas.
Komitmen yang abadi menggambarkan kesadaran karyawan terhadap biaya yang
berhubungan dengan meninggalkan organisasi (Laschinger et al., 2001). Individu dengan
komitmen abadi yang tinggi yakin akan mantaat untuk menetap atau bertahan dalam
organisasi daripada menerima konsekuensi jika meninggalkan organisasi karena "mereka
membutuhkan”
Meskipun karyawan dengan komitmen abad yang tinggi juga memungkinkan meninggalkan
organisasi, rendahnya perputaran terjadi atas biaya perjanjian karyawan, kepuasan kerja, dan
rasa percaya diri. Hackett et al. (1994) menyatakan bahwa komitmen afektif dalam organisasi
berhubungan secara positif dengan kinerja, namun hubungan antara komitmen abadi dalam
organisasi dengan kinerja tidak signifikan. Hal in juga dinatakan bahwa hubungan antara
komitmen abadi dengan kinerja tidak signifikan (Hackett et al., 1994).
Sementara itu, komitmen normatif menggambarkan perasaan kewajiban individu untuk tetap
berada dalam organisasi (Laschinger, 2001). Karyawan mempunyai komitmen normatif
tinggi karena mereka merasa bahwa mereka harus melakukan hal tersebut (Meyer et al.,
1993). Pengalaman yang positif akan memberikan kontribusi terhadap komitmen, khususnya
komitmen afektif. Namun, pengalaman yang sama tersebut akan berpengaruh negatif bila
berhubungan dengan komitmen abadi. Baik komitmen afektif maupun komitmen normatif
berhubungan positif dengan kinerja maupun perilaku kewargaan organisasional, sementara
komitmen abadi tidak berhubungan atau berhubungan negatif dengan kinerja dan perilku
kewrgaan organisasional (Meyer et al., 1993)

3. a. Jelaskan awal mulanya terbentuk serikat pekerja di Indonesia


Terbentuknya serikat pekerja di Indonesia dimulai sejak jaman kolonialisme Belanda,
dengan nama Nederland Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) pada tahun 1897 sebagai
perserikatan guru-guru bangsa Belanda. Selanjutnya, disusul dengan pembentukan serikat
pekerja juga di sektor pemerintah yaitu Postbond di bidang pos pada tahun 1905. Di sektor
swasta juga didirikan beberapa serikat pekerja seperti: Suikerbond di perkebunan gula tahun
1906 dan Cultuurbond di perkebunan kart pada tahun 1907, serta Verniging Spoor en Tram
Personeel (VSTP). Setelah pendirian beberapa serikat kerja tersebut, timbullah organisasi
yang bersifat gerakan kebangsaan seperti Bud Utomo tahun 1902, Serikat Dagang Islam pada
tahun 1911, Partai Komunis Indonesia tahun 1920, dan Partai Nasional Indonesia pada tahun
1927. Bersamaan dengan gerakan nasional tersebut, beberapa organisasi pekerja baru juga
dibentuk.
Pada tanggal 21 Mei 1932 didirikan Gabungan Politik Indonesia yangmendapat dukungan
dari beberapa Serikat Pekerja dan pada tanggal 70ktober 1938 didirikan Indisehe Partj van
Werknemers (1PW). Dalam rangkamengantisipasi dan mengakomodasikan tuntutan
perlindungan pekerja, padatahun 1940 Pemerintah Kolonial Belanda mengeluarkan
Peraturan Ketenagakerjaan dalam bentuk Ordonansi Reeling Arbeedsverhoding.
Pembentukan serikat kerja di Indonesia didasarkan pada Pasal 28 UUD1945 yang
menyatakan bahwa kebebasan berserikat, berkumpul, danberpendapat baik seeara lisan
maupun tulisan. Hak menjadi anggota serikatpekerja merupakan hak asasi pekerja. Serikat
pekerja berfungsi sebagaisarana untuk memperjuangkan, melindungi, dan membela
kepentingan pekerja dan meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
Serikatpekerja juga dituntut untuk bertanggung jawab untuk menjamin kepentingansemua
pemangku kepentingan (stakeholders), dan kepentingan bangsa dan negara.
Selain itu, konvensi ILO No. 87 tentang kebebasan berserikat danperlindungan hak untuk
berorganisasi, dan konvensi ILO No. 98 tentang hakuntuk berorganisasi dan berunding
bersama sudah diratifikasi ole Indonesiamenjadi bagian dari peraturan perundang-undangan
nasional, yaitu masing-masing dengan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 1998, dan Undang-
undang No. 18 Tahun 1956
B. UUD 1945
Pasal 28 UUD 1945 menyatakan bahwa kemerdekaan berserikat dan
berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang. Kemerdekaan atau kebebasan berserikat yang diamanatkan oleh UUD
1945 dimaksudkan untuk masyarakat secara keseluruhan. Dalam konteks karyawan,
kebebasan berserikat in merupakan kebebasan dalam membentuk serikat pekerja.
Namun
demikian, kebebasan tersebut tidak langsung penerapannya melainkan harus diatur terlebih
dahulu dengan undang- undang.
Lampiran TAP MPR 11/1998 (Hak Asasi Manusia)
Pasal 19 menyebutkan bahwa setiap
orang berhak atas kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
Rumusan ini merupakan arahan umum dari
Pasal 28 UUD 1945. UU No. 14 Tahun 1969
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerja Pasal II ayat (1) UU tersebut
menyebutkan bahwa tiap tenaga kerja berhak mendirikan dan menjadi anggota perserikatan
tenaga kerja. Ayat (2) pasal in menyebutkan pembentukan perserikatan tenaga kerja
dilakukan secara demokratis. Pasal 11 ini mengakui hak berserikat bagi karyawan tetapi
pengaturannya mash sangat umum, baru menyangkut prinsip dasar. Oleh karena itu, pasal
ini belum dianggap sebagai peraturan perundang-undangan sebagai pelaksanaan yang
diamanatkan oleh Pasal 28 UUD 1945.
Pasal 12 UU in menyatakan bahwa perserikatan tenaga kerja berhak mengadakan perianjian
perburuhan dengan pemberi kerja. Hal in memberikan penekanan bahwa perjanjian kerja
bersama merupakan fungi utama serikat pekerja di dalam melaksanakan perjuangan
meningkatkan dan mempertahankan kepentingan karyawan. Perjanjian Kerja Bersama ini
telah diatur dalam UU No. 21 Tahun 1954 tentang Perjanjian Perburuhan.
Dengan terbitnya UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, maka UU No. 14
Tahun 1969 dan UU No. 21 Tahun 1954 tersebut dicabut maka tentang hak berserikat dan
pembuatan PKB diatur dalam UU No. 13 Tahun 2003 tersebut.
UU No. 18 Tahun 1956 tentang Hak Berserikat dan Berunding Bersama
Merupakan
ratifikasi konvensi ILO No. 98 Tahun 1949. Di samping itu, hak berserikat juga ditegaskan
dalam Keppres No. 83 Tahun 1998 yang merupakan ratifikasi konvensi ILO No. 87 Tahun
1948 tentang Kebebasan Berserikat dan Hak Berorganisasi. Kedua konvensi tersebut pada
dasarnya member kebebasan bagi karyawan dan pengusaha untuk berorganisasi, dan tidak
adanya eampur tangan dari pihak mana pun atas hak tersebut. Kebebasan dan hak berserikat
ini justru mendapatkan perlindungan..
UU No. 21 Tahun 2000
Setelah 55 tahun Indonesia merdeka, baru pada tahun 2000
memiliki undang-undang tentang Serikat Pekerja, walaupun hal tersebut secara jelas telah
diamanatkan dalam UUD 1945. Ilak karyawan untuk menjadi anggota serikat pekerja juga
merupakan salah satu sisi pelaksanaan hak asasi manusia. Undang-undang tentang
keserikatpekerjaan senantiasa membawa kontroversi dalam masyarakat. Bahkan undang-
undang semacam ini selalu memiliki muatan politik yang cukup besar. Di samping itu. materi
yang termuat di dalamnya dapat bernuansa perbedaan kepentingan. Oleh karena itu, dalam
proses pembuatannya mulai dari penyusunan rancangan sampai dengan pembahasan di DPR
selalu terjadi berbagai protes dari kalangan karyawan atau kelompok lain. Setelah disahkan
oleh DPR pun mash memperoleh protes dari beberapa kalangan masyarakat.

4. a. Fungsi serikat pekerja.


Disini Presiden konfederasi serikat pekeria Indonesia (KSPI) Said Iqbal bertindak sebagai
wakil karyawan atau pekerja dalam lembaga kerjasama di bidang ketenagakerjaan dan
sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kewajiban karyawan yang
di PHK oleh perusahaan Gojek
b. Hak dan kewajiban Serikat pekerja, federasi, dan konfederasi serikat pekerja yang telah
mempunyai nomor bukti pencataatan.
i. Hak
• Membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha dalam hal ini Gojek
• Mewakili karyawan tau pekerja dalam menyelesaikan perselisihan industrial
• Mewakili karyawan tau pekerja dalam lembaga ketenagakerjaan
• Membentuk lembaga tau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan usaha
peningktak kesejahterahan karyawan
• Melakukan kegiatan lainnya di bidang ketenagakerjaan
ii. Kewajiban
• Melindungi dan membela anggota dari pelanggaran hakOhak dan memeperjuangkan
kepentingannya
• Memperjuangkan peningkatan kesejahterahan anggota dan keluarganya
• Mempertanggung jawabkan kegiatan organisasi kepada anggotanya

Anda mungkin juga menyukai