Anda di halaman 1dari 9

PAPER

KEPERAWATAN KOMUNITAS I

“Trand dan Issue Keperawatan Komunitas Di Bidang Pendidikan”

Dosen Pembimbing :

Ns.M.Kep

Disusun Oleh:

Hairul Rijal ( 821181003 )

Muhammad Fatha Maulana Al Mufry (821181008)

Sri Wahyuni ( 821181012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YARSI PONTIANAK

TAHUN AJARAN

2020/2021
BAB I

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN KOMUNITAS DI BIDANG

PENDIDIKAN

A. DEFINISI
Keperawatan komunitas atau community health nursing merupakan praktik
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan
menggunakan pengetahuan dari ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu
kesehatan masyarakat ( wahyu,2016).
Pengertian lain dari keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan
profesional berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan terutama
pada kelompok risiko tinggi untuk meningkatkan status kesehatan komunitas
dengan menekankan upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta
tidak mengabaikan kuratif dan rehabilitatif ( wahyu,2016).
1. Trend
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan
analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi
yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan
masyarakat. Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak
orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta.
2. Isuue
Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi
atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi,
moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari
kiamat, kematian, ataupun tentang krisis. Issu adalah sesuatu yang sedang di
bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya
3. Trend dan issue keperawatan
tentang praktek/mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta
ataupun tidak, trend dan issu keperawatan tentunya menyangkut tentang
aspek legal dan etis keperawatan. Saat ini trend dan issu keperawatan yang

1
sedang banynak dibicarakan orang adalah Aborsi, Eutanasia dan
Transplantasi organ manusia, tentunya semua issu tersebut menyangkut
keterkaitan dengan aspek legal dan etis dalam keperawatan.

B. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KOMUNITAS SEBAGAI PENDIDIK


Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan mempunyai peran dan
fungsi dalam meningkatkan kesehatan komunitas. Perawat dituntut mempunyai
sekumpulan kemampuan/kompetensi yang telah ditetapkan oleh kebijakan
organisasi dengan merujuk pada persepsi dan harapan komunitas terhadap
pelayanan keperawatan komunitas yang diberikan (Wahyu, 2016).
Perawat berperan sebagai pendidik, maka perawat harus mampu menjadi
penyedia informasi kesehatan dan mengajarkan komunitas atau keluarga tentang
upaya kesehatan yang dapat dilakukan komunitas. Peran tersebut dapat Anda
lihat saat perawat melakukan pendidikan kesehatan (Wahyu, 2016).
Menurut wahyu, 2016, Berikut fungsi yang dapat dijalankan oleh perawat
komunitas dalam menjalankan perannya sebagai pendidik.
1. Mengidentifikasi kebutuhan belajar, yaitu apa yang ingin diketahui oleh
komunitas, ini bisa diketahui saat perawat melakukan pengkajian
komunitas.
2. Memilih metode pembelajaran (ceramah, diskusi, atau demonstrasi), dan
materi yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Menyusun rencana pendidikan kesehatan.
4. Melaksanakan pendidikan kesehatan.
5. Melatih komunitas/kelompok/keluarga tentang keterampilan yang harus
dimiliki sesuai kebutuhannya.
6. Mendorong keluarga untuk melatih keterampilan yang sudah diajarkan
perawat.
7. Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan.
C. TREND KEPERAWATAN KOMUNITAS
Perkembangan yang sangat pesat dibidang teknologi informasi berdampak
terhadap dunia kesehatan, dimana penggunaan teknologi informasi dapat
dimanfaatkan sebagai sarana dalam mendukung perkembangan pelayanan
kesehatan ( Irfan,2020).
Kompilasi data estimasi pengguna Internet di Indonesia dari berbagai
sumber mencapai sedikitnya 45 juta pada akhir tahun 2010 dan menurut
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) optimistik akan
mencapai 60 juta terutama karena didorong oleh trend mobile access. Kompilasi
data survey pasar menunjukkan Indonesia memiliki rasio kepemilikan perangkat
akses internet tertinggi, kenaikan jumlah gadget paling banyak dan penurunan
tarif layanan (termasuk paket data Internet) paling tajam di kawasan ASEAN
walau di tengah isu resesi ekonomi (Salahuddien, 2011).
Pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
dan terjangkau. Perawat semakin dituntut untuk professional dan
mengedepankan perkembangan teknologi dibidang kesehatan, termasuk dalam
pemanfaatan teknologi informasi dibidang kesehatan terutama pelayanan
keperawatan, dimana pasien/klien yang membutuhkan asuhan keperawatan
dapat berasal dari berbagai kalangan dalam “dunia maya” (cybernet), dapat
terakses pelayanan keperawatan jarak jauh (Telenursing) dimanapun ia berada.
( Irfan, 2020 ).
Telenursing adalah suatu model sistem pelayanan keperawatan yang
diberikan dari jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi dibidang informasi
karena keterbatasan fasilitas maupun geografis atau karena tujuan efektifitas dan
efisiensi yang memungkinkan pasien untuk tidak harus datang ke tempat-tempat
pelayanan kesehatan. Trend keperawatan Indonesia di Tahun 2020 diharapkan
sudah mampu mengaplikasikan inovasi ini nantinya ( Irfan, 2020 ).

D. TELENURSING
Telenursing didefinisikan sebagai praktek keperawatan jarak jauh
menggunakan teknologi telekomunikasi (National Council of State Boards of
Nursing, 2011).
Teknologi informasi dibidang keperawatan adalah teknologi informasi yang
mengintegrasikan ilmu keperawatan, komputer, ilmu pengetahuan, dan ilmu
informasi untuk mengelola dan mengkomunikasikan data, informasi, dan
pengetahuan dalam praktek keperawatan. Informatika keperawatan
memfasilitasi integrasi data, informasi, dan pengetahuan untuk dukungan klien,
perawat, dan penyedia lainnya dalam pengambilan 4 keputusan mereka dalam
semua peran dan pengaturan. (Terhuyung & Bagley-Thompson, 2002 dalam
Irfan, 2020).
Telenursing dapat diartikan sebagai pemakaian teknologi informasi dibidang
pelayanan keperawatan untuk memberikan informasi dan pelayanan
keperawatan jarak jauh. Model pelayanan ini memberikan keuntungan antara
lain ( Irfan, 2020):
1. mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kunjungan yang tidak perlu.
2. mempersingkat hari rawat dan mengurangi biaya perawatan.
3. membantu memenuhi kebutuhan kesehatan.
4. memudahkan akses petugas kesehatan yang berada di daerah yang
terisolasi.
5. berguna dalam kasus-kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu
perawatan di rumah dengan jarah yang jauh dari pelayanan kesehatan.
6. mendorong tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani untuk
mengakses penyedia layanan melalui mekanisme seperti : konferensi
video dan internet.

Sebagai suatu sistem tentunya tidak luput dari kekurangan, antara lain :

1. tidak adanya interaksi langsung perawat dengan klien yang akan


mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Kekawatiran ini muncul
karena anggapan bahwa kontak langsung dengan pasien sangat penting
terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik.
2. Sedangkan kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan
kegagalan teknologi seperti gangguan koneksi internet atau terputusnya
hubungan komunikasi akibat gangguan cuaca dan lain sebagainya
sehingga menggangu aktifitas pelayanan yang sedang berjalan.
3. selain itu juga meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann
dokumen klien.
E. ARTIKEL DI BEBERAPA PENELITIAN
Prinsif dalam pemberian asuhan keperawatan salah satunya adalah efektifitas
dan efisiensi sehingga tujuan pelayanan dapat tercapai. Saat ini telah banyak
penelitian yang mendukung bahwa inovasi telenursing sangat berdampak positif
bagi pelayanan keperawatan, berikut dapat dilihat pada beberapa artikel
penelitian maupun artikel ilmiah lainnya di jurnal-jurnal kesehatan sebagai
berikut :
1. Impact of tele-advice on community nurses’ knowledge of venous leg
ulcer care (Ameen, Coll, & Peters, 2005).
Pada penelitian ini dikemukakan efektifitas telenursing dibidang
manajemen perawatan ulkus kaki, desain yang digunakan adalah quasi
eksperimental dengan pendekatan pre dan post intervensi pada 2
kelompok yaitu kelompok intervensi sebanyak 19 orang dan kelompok
kontrol sebanyak 19 orang, pada penelitian ini didapatkan bahwa
terdapat perbaikan yang signifikan dalam hal kemampuan perawat
komunitas dalam manajemen perawatan ulkus kaki antara sebelum dan
sesudah intervensi melalui telenursing. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tele-saran dapat menjadi manfaat besar bagi perawat komunitas
dalam meningkatkan pengetahuan mereka dalam praktek perawatan
ulkus kaki. Ini akan memiliki implikasi signifikan untuk penggunaan
sumber daya manusia yang lebih efisien dan efektivitas biaya dalam
perawatan luka
2. Tele-education in emergency care (Binks & Benger, 2007).
Dalam artikel ini dijelaskan bahwa Telenursing juga bisa
dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
petugas kesehatan dalam hal ini adalah perawat, terutama petugas
kesehatan yang bertugas didaerah-daerah terpencil yang kadang sulit
diakses melalui jalan darat karena kondisi geografis yang tidak
memungkinkan sehingga mereka kurang terpapar informasi-informasi
maupun pengetahuan terkini menghenai pelayanan keperawatan. Disini
dijelaskan bagaimana telenursing dimanfaatkan sebagai sarana
penambahan wawasan dan pengetahuan mengenai keperawatan gawat
darurat terhadap petugas kesehatan yang bertugas di daerah terpencil.
Dalam Tele-education dapat diterapkan empat domain pembelajaran,
yaitu :
a. Pengetahuan
b. Keterampilan
c. hubungan (relationship)
d. sikap (attituds).
BAB II

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari berbagai sumber hasil penelitian maupun kajian literatur diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa metode pelayanan keperawatan yang menggukana
model Telenursing efektif digunakan dalam aktifitas pelayanan kesehatan,
sebagaimana berikut ini ( Irfan,2020):
1. Bisa digunakan sebagai sarana untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi petugas kesehatan khususnya tenaga keperawatan yang
berada dimasyarakat maupun dipelosok yang secara geografis sulit
diakses, dengan mengembangkan model Tele-edu atau Telecosulting yang
dapat memfasilitasi pembelajaran maupun konsultasi asuhan keperawatan
dari perawat.
2. Bisa digunakan sebagai sarana memantau perkembangan serta
memandirikan pasien atau keluarga untuk merawat diri sendiri melalui
metode Telenursing. Pasien yang sudah bisa pulang dan harus menjalani
perawatan secara mandiri dirumah dapat di folow up melalui metode ini.
B. SARAN
Dengan adanya sarana telenursing diharapkan perawat mampu memahami
dan mengaplikassikan telenursing ini agar dapat mudah memberikan informasi
pembelajar terkaait peraan sebaagai pendidik ke masyarakat yang ada di daerah,
dan memberikan saran kepada kepala desa atau kebupaten tersebut untuk
memfassilitaasi tower internet agar masyarakat dapat memanfaatkan telenursing
ini dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Binks, S., & Benger, J. (2007). Tele-education in emergency care. Emergency


MedicineJournal, 24(11), 782-784.
Ameen, J., Coll, A. M., & Peters, M. (2005). Impact of tele-advice on
community nurses' knowledge of venous leg ulcer care. Journal of
Advanced Nursing, 50(6), 583-594.
Maulana, Irfan. (2020). Telenursing sebagai trend dan issu pelayanan
keperawatan indonesia di tahun 2020. Depok: Universitas Indonesia.
Widaagdo, wahyu., kholifah, siiti nur. (2016). Model bahan ajar cetak
keperawatan: keperawatan keuarga dan komunitas. Jakarta Selatan :
pustik SDM kesehatan.
Salahuddien (2011). Trend Keamanan Internet Indonesia di 2011. Diperoleh di
http://idsirtii.or.id/content/files/artikel/TREN%20KEAMANAN
%20INTERNET%20INDONESIA%202011.pdf. Diakses tanggal 25
november 2020, pukul 20:32 WIB.

Anda mungkin juga menyukai