Anda di halaman 1dari 15

MODUL - I

PENDIDIKAN IPA TERPADU

PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA

Oleh :
Drs. Zainuddin, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2020

PENDAHULUAN-1
A. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memiliki landasan pengetahuan umum tentang ilmu pendidikan dan IPA
terpadu dan teknologinya sehingga mampu berpikir, bersikap, dan bertindak secara
ilmiah dalam memahami diri dan lingkungannya sebagai bagian dari alam serta
menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan pencipatanya.
B. KOMPETENSI DASAR
Memahami Perkembangan Alam Pikiran Manusia sehingga mampu bersikap religius,
ikhlas, dan cerdas dalam memahaminya sebagai tanda kebesaran dan rahamat Tuhan.
C. INDIKATOR
1. Menjelaskan konsep/prinsip/teori Hakikat Manusia dan Sifat Keingintahuannya
2. Menjelaskan konsep/prinsip/teori Perkembangan Fisik Tubuh Manusia
3. Menjelaskan konsep/prinsip/teori Perkembangan Sifat dan Pikiran Manusia
4. Menjelaskan konsep/prinsip/teori Sejarah Pengetahuan Manusia
5. Menunjukkan sikap religius, ikhlas, dan cerdas dalam proses mempelajari
Perkembangan Alam Pikiran Manusia
D. PANDUAN BELAJAR BAGI MAHASISWA
1. Agar Anda dapat mempelajari modul atau Kegiatan Belajar – 1 ini secara sempurna
dan mendalam, maka disarankan agar Anda berusaha memiliki buku sumber asli yang
digunakan, yaitu :
a. Abdullah Aly. dan Eny Rahma. 2000. Ilmu Alamiah Dasar. Bumi Aksara, Jakarta
b. Nur Mohamad. 2001. Perkembangan Selama Anak dan Remaja. Pps Unesa,
Surabaya.
c. R. Slamet I. S. 1977. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Sustra Hudaya,
Jakarta.
2. Terdapat beberapa paragraf dari isi Kegiatan belajar-1 ini merupakan salinan langsung
dari ketiga buku sumber tersebut, untuk itu Anda juga diharapkan dapat
mendalaminya dengan mengerjakan tugas Latihan-1, serta menjawab soal-soal
evaluasi formatif.
KEGIATAN BELAJAR - 1

PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA

1. HAKIKAT MANUSIA DAN KEINGINTAHUANNYA

a. Sifat Unik Manusia


Manusia diciptakan dengan fisik (jasmaniah) yang lemah jika dibandingkan
dengan mahluk hidup lainnya, tidak seperti : gajah yang mampu mengangkat
beban berat dengan belalainya, harimau yang mampu mencabit-cabit makanannya
dengan taringnya, elang yang mampu terbang dengan sayapnya, hiu yang mampu
berenang cepat dengan siripnya. Manusia tidaka dilengkapi bulu tebal yang dapat
melindungi diri dari perubahan lingkungan yang dapat merugikannya. Manusia
juga tidak dilengkapi tanduk, taring, cakar dan atau cangkang untuk melindungi
diri dari serangan musuh. Tetapi manusia dibekali akal budi atau rohaniah yang
sangat kuat. Kemauan akal budinya yang keras dapat mengendalikan
jasmaniahnya, yang karenanya dapat mengangkat beban berat, dapat mencabit-
cabit, dapat terbang, dapat berenang, memiliki pakaian pelindung, serta dapat
memiliki senjata untuk melindungi diri.

Dengan akal budi atau rohaniah manusia yang telah dianugrahkan Tuhan, manusia
mampu “:memerintah” benda hidup atau benda mati untuk melayaninya dalam
kehidupan. Kuda, sapi, kerbau, tumbuh-tumbuhan, dan beberapa makhluk hidup
lainnya dapat ditundukkan dalam melayani kehidupannya. Sejumlah benda-benda
mati seperti logam, karet, dan minyak ,dapat pula disususun berdasarkan hukum-
hukum Tuhan di alam yang diketahuinya agar dapat melayaninya dalam
kehidupan. Jadi sifat unik manusia jika dibandingkan dengan hewan dan tumbuhan
adala akal budi dan kemauannya dapat menaklukkan jasmaninya.
b. Rasa Ingin Tahu
Satu hal penting lagi dari dorongan akal budi manusia adalah rasa ingin tahunya
yang sangat tinggi. Karena dengan akal budinya, manusia ternyata mampu
menemukan berbagai cara untuk melindungi diri terhadap pengaruh lingkungan
yang merugikan. Dengan ditemukannya berbagai kemudahan karena dorongan
akan budinya sangat kuat semakin memicu rasa ingin tahunya lebih banyak lagi
dan selalu berkembang. Rasa ingin tahunya tidak pernah dapat terpuaskan.

Rasa ingin tahu manusia inilah yang mendorong manusia untuk melakukan
berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai
permasalahan yang muncul dalam pikirannya. Untuk memuaskan rasa ingin
tahunya yang tinggi dan selalu berkembang itulah, maka berbagai kegiatan
dilakukan, meskipun terkadang gagal, namun biasanya tidak pernah berputus asa,
bahkan kadangkala kegagalan tersebut dapat membangkitkan semangat sangat
kuat untuk mencari pemecahan masalah dengan cara lainnya yang dianggapnya
lebih sesuai. Menurut Abdullah A dan Eny R (2000), kegiatan manusia untuk
mencari pemecahan dapat berupa : (a) penyelidikan langsung, (b) penggalian
hasil-hasil penyelidikan yang sudah pernah diperoleh orang lain, (c) kerjasama
dengan penyelidik-penyelidik yang lain yang juga sedang memecahkan soal yang
sama atau yang sejenis.

Rasa ingin tahu tiap manusia berbeda-beda pada setiap saat dan bisanya
dipengaruhi dari minat, situasi, kondisi, dan fenomena yang menimbulkan rasa
ingin tahunya. Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas
itu menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Dengan
selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu tampak lebih nyata bahwa
manusia berbeda daripada hewan apalagi tumbuhan (Abdullah A dan Eny R,
2000).
2. PERKEMBANGAN FISIK DAN KOGNITIF MANUSIA

a. Perkembangan Fisik dan Kognitif Manusia Selama Masa Anak-anak

Perkembangan fisik manusia yang akan dibicarakan pada bagian ini hanya terbatas
pada usia sekitar 1-5 tahun (anak awal) dan 6-8 tahun (anak pertengahan).
Perkembangan fisik disamping mendeskripsikan perubahan-perubahan dalam
penampakan fisik mereka, juga mendeskripsikan keterampilan motorik mereka.

Pencapaian fisik utama bagi anak-anak pada usia ini adalah peningkatan kendali
atas otot kecil dan otot besar. Perkembangan otot kecil, kadang kadang disebut
aktivitas motorik halus, mengacu pada gerakan-gerakan yang memerlukan
ketepatan dan ketangkasan, seperti memasang kancing baju, dan lain sebagainya.
Perkembangan otot besar, atau aktivitas motorik kasar, mengacu pada gerakan-
gerakan seperti berjalan dan berlari.

Perkembangan kognitif anak pada usia 1 sampai 5 tahun lebih banyak menirukan
apa yang lakukan atau dibahasakan oleh orang dewasa. Masa ini disebut tahap
praoperasi. Pada usia antara 5 dan 8 tahun, proses berpikir anak mengalami
perkembangan kognitif yang berarti. Ini merupakan masa transisi dari tahap
berpikir praoperasi ke tahap operasi kongkrit. Perkembangan ini memungkinkan
anak melakukan secara mental membalik urutan tindakan. (Nur Mohamad, 2001)

b. Perkembangan Fisik dan Kognitif Manusia Selama Masa Remaja

Periode perkembangan remaja yaitu dari usia sekitar 8-13 tahun (remaja awal),
usia sekitar 13-15 tahun (remaja pertengahan) dan usia sekitar 15-16 (remaja
akhir). Periode perkembangan remaja ini dimulai dengan pubertas, atau remaja
awal, yaitu masa terjadinya perkembangan fisik dan kognitif yang cepat. Remaja
pertengahan adalah periode penyesuaian yang lebih stabil terhadap penerpaduan
perubahan-perubahan. Remaja akhir biasanya ditandai dengan transisi menuju
tanggung jawab, pilihan-pilihan, dan kesempatan masa dewasa.

Perkembangan kognitif yang berbarengan dengan perkembangan fisik yang sangat


cepat pada usia remaja, menyebabkan otak dan fungsi-fungsinya juga berkembang.
Pada usia sekitar 12-15 tahun, remaja mengalami proses transisi dari penerapan
operasi kongkrit ke operasi formal dalam bernalar (Nur Mohamad, 2001)

3. PERKEMBANGAN SIFAT DAN PIKIRAN MANUSIA

Menurut A. Comte dalam Abdullah A dan Eny R (2000), perkembangan sifat dan
pikiran manusia itu ada tiga tahap, yaitu: (1) Tahap teologi atau metafisika, (2) Tahap
filsafat atau rasionalisme, dan (3) Tahap positif atau tahap empirisme.

a. Tahap Teologi atau Metafisika


Dalam tahap ini, manusia menyusun mitos atau dongeng untuk mengenal fakta
kejadian. Mitos diciptakan untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia. Dalam alam
pikiran mitos, rasio atau penalaran belum terbentuk, yang bekerja hanya daya
khayal, imajinasi, atau intuisi.

Menurut C.A. Van Peursen dalam Abdullah A dan Eny R (2000), mitos adalah
suatu cerita yang memberikan pedoman atau arah tertentu kepada sekelompok
orang.. Inti cerita adalah lambang-lambang yang mencetuskan pengalaman
manusia juga tentang kejahatan dan kebaikan. Pada tahap teologi ini manusia
menemukan identitas dirinya. Manusia sebagai subyek yang masih terbuka
dikelilingi oleh obyek yaitu alam sehingga manusia mudah sekali dimasuki oleh
daya dan kekuatan alam. Manusia belum mampu memandang obyek atau realita
dengan panca inderanya, sehingga manusia dan alam lebur jadi satu.

Contoh:
a) Gempa bumi diduga terjadi karena Atlas (raksasa yang memikul bumi pada
bahunya) memindahkan bumi dari bahu yang satu ke bahu yang lain.
b) Gerhana bulan disangka terjadi karena bulan dimakan raksasa yang takut pada
bunyi-bunyian.
c) Bunyi Guntur dikira ditimbulkan oleh roda kereta yang dikendarai dewa
melintasi langit.
Demikianlah manusia pada tahap mitos atau teologi menjawab keingintahuannya
dengan menciptakan dongeng-dongeng atau mitos, karena alam pikirannya masih
terbatas pada imajinasi atau intuisi.

b. Tahap Filsafat (Penalaran Deduktif atau Rasionalisme)

Dengan bertambah majunya alam pikiran manusia dan makin berkembangnya


cara-cara penyelidikan, manusia dapat menjawab banyak pertanyaan tanpa
mengarang mitos. Menurut A. Comte dalam Abdullah A dan Eny R (2000), dalam
perkembangan manusia sesudah tahap mitos, manusia berkembang dalam tahap
filsafat. Pada tahap filsafat rasio sudah terbentuk tetapi belum ditemukan metode
berpikir secara obyektif. Rasio sudak mulai dioperasikan, tetapi kurang obyektif.
Pada tahap ini manusia mencoba menggunakan rasionya untuk memahami obyek
secara dangkal, tetapi obyek belum dimasuki secara metodelogis yang definitif.

Pemecahan secara rasional bararti mengandalkan rasio dalam usaha memperoleh


pengetahuan yang benar. Kaum rasionalis mengembangkan paham yang disebut
rasionalisme. Dalam menyusun pengetahuan, kaum rasionalis menggunakan
penalaran deduktif. Penalaran deduktif adalah cara berpikir yang bertolak dari
pernyataan yang bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang khusus .
Penarikan kesimpulan secara deduktif ini menggunakan pola berpikir yang disebut
silogisme. Silogisme itu terdiri atas dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Kedua pernyataan itu disebut premis mayor dan premis minor. Kesimpulan atau
konklusi diperoleh dengan penalaran deduktif dari kedua premis tersebut.

Contoh :
Logam adalah penghantar panas yang baik (Premis mayor)
Tembaga adalah termasuk logam (Premis minor)
Jadi, tembaga adalah penghantar panas yang baik (Kesimpulan)
Kesimpulan yang di ambil ini hanya benar, bilamana kedua premis yang
digunakan benar dan cara menarik kesimpulannya juga benar. Jika salah satu dari
ketiga hal ini salah, maka kesimpulannya yang diambil tidak benar. Dengan
demikian jelas bahwa penalaran deduktif ini pertama-tama harus mulai dengan
pernyataan yang sudah pasti kebenarannya. Namun kerena penalaran yang
digunakan bersifat abstrak, lepas dari pengalaman, dan tidak dapat diamati dengan
panca indera, maka sering ditemukan kesulitan untuk menilai kebenaran premis-
premis yang digunakan (Abdullah A dan Eny R, 2000).

c. Tahap Positif (Penalaran Induktif atau Empirisme)

Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan penalaran deduktif ternyata mempunyai


kelemahan, maka muncullah pandangan lain yang berdasarkan pengalaman
konkret. Mereka yang mengembangkan pengetahuan berdasarkan pengalaman
konkret ini disebut penganut empirisme. Paham empirisme menganggap bahwa
pengetahuan yang benar ialah pengetahuan yang diperoleh langsung dari
pengalaman konkret. Menurut paham empirisme ini, gejala alam itu bersifat
konkret dan dapat ditangkap dengan pancaindera manusia. Penalaran harus
dimulai dari yang sederhana menuju yang lebuh kompleks. Ada gejala alam yang
dapat ditirukan oleh manusia, ada juga yang tidak dapat, penyelidikan gejala alam
yang dapat ditirukan di dalam laboraturium, biasanya lebih cepat membawa hasil
dibandingkan gejala yang tidak dapat diulangi di dalam laboraturium Abdullah A
dan Eny R (2000).

Dari pengamatan secara sistematis dan kritis atas gejala-gejala alam akan
diperoleh pengetahuan tentang gejala itu. Mungkin akan terlihat adanya
karakteristik tertentu, adanya kesamaan, adanya ulangan, dan adanya keteraturan
dalam pola-pola tertentu. Dengan demikian akan dapat ditarik suatu generalisasi
(kesimpulan umum) dari berbagai kasus atau fenomena yang terjadi. Penalaran
induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan
atas gejala-gejala yang bersifat khusus.

Contoh :
Berdasarkan pengamatan atas logam besi, tembaga, aluminium dan sebagainya,
jika dipanasi ternyata menunjukkan pertambahan panjang. Dari sini dapt
disimpulkan secara umum bahwa semua logam jika dipanasi akan bertambah
panjangnya.
Namun demikian ternyata bahwa pengetahuan yang dikumpulkan berdasarkan
penalaran induktif ini masih belum dapat diandalkan kebenarannya. Sekumpulan
fakta belum tentu bersifat konsisten atau bahkan mungkin bersifat kontradiktif.
Demikian pula fakta yang tampak berkaitan belum dapat menjamin tersusunnya
pengetahuan yang sistematis.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang diperoleh hanya
dengan penalaran deduktif tidak dapat diandalkan karena bersifat abstrak dan lepas
dari pengalaman. Demikian pula pengetahuan yang diperoleh hanya dari penalaran
induktif juga tidak dapat diandalkan karena keterbatasan pancaindera. Karena itu
himpunan pengetahuan yang diperoleh belum dapat disebut ilmu pengetahuan.

d. Tahap Ilmiah (Gabungan Penalaran Deduktif dan Induktif)

Pendekatan atau metode ilmiah, merupakan perpaduan antara pendekatan deduktif


dengan pendekatan induktif. Hal ini dilakukan agara himpunan pengetahauan yang
diperoleh dapat lebih meyakinkan dan selanjutnya disebut ilmu pengetahuan.
Pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan ilmiah ini biasanya diperoleh
melalui seperangkat kegiatan penelitian yang dilaksanakan secara sistematis dan
terkontrol berdasarkan atas data-data empiris. Kesimpulan dari penelitian ini dapat
menghasilkan suatu teori yang masih harus diuji ulang. Metode keilmuan ini
bersifat obyektif, bebas dari keyakinan, perasaan, dan prasangka pribadi, serta
bersifat terbuka. Artinya dapat diuji ulang oleh siapapun. Dengan demikian
kesimpulan yang diperoleh lebih dapat diandalkan dan hasilnya lebih mendekati
kebenaran (Abdullah A dan Eny R, 2000).

Segala sesuatu yang diketahui manusia disebut pengetahuan. Pengetahuan


dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu : pengetahuan tidak ilmiah dan
pengetahuan ilmiah. Pengetahuan ilmiah inilah yang disebut dengan ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah bersifat :
objektif, metodik, sistematik, dan universal. Ilmu pengetahuan tentang alam
semesta beserta isinya disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

4. SEJARAH ILMU PENGETAHUAN YANG DIPEROLEH MANUSIA

Abdullah Aly dan Eny R (2000) mengelompokkan dan menguraikan sejarah ilmu
pengetahuan yang diperoleh manusia sebagai berikut :
a. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Manusia Sejak Lahir
Alam pikiran seorang bayi yang baru lahir mengalami perkembangan yang hampir
serupa. Ketika anak kecil mengamati lingkungan, muncul bermacam-macam
pertanyaan-pertanyaan di dalam pikirannya. Untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan itu, anak kecil mengadakan penyelidikan sendiri atau bertanya kepada
ibu, ayah, kakak atau orang-orang lain yang mengasuhnya. Dengan demikian alam
pikiran anak berkembang dengan pesat. Rasa ingin tahu seorang anak akan
melemah, apabila orang-orang disekelilingnya terlalu sibuk, terlalu malas atau
terlalu bodoh untuk memuaskan rasa ingin tahu anak itu. Dengan demikian
perkembangan alam pikiran anak itu akan terhambat.

Perkembangan alam pikiran dapat juga disebabkan oleh rangsangan dari luar,
tanpa dorongan dari dalam yang berupa rasa ingin tahu. Misalnya: orang yang
tinggal dekat hutan menyaksikan kebakaran hutan, orang yang sebenarnya tidak
berminat dipaksa untuk mendengarkan ceramah. Sebab ekstern semacam itu
memang dapat menimbulkan perkembangan alam pikiran manusia, tetapi hasil itu
biasanya tidak mendalam dan tidak lama. Tidak seperti perkembangan yang
disebabkan oleh rasa ingin tahu. Jadi alam pikiran manusia berkembang terutama
karena ada dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu.

b. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Sejak Zaman Purba Hingga Saat Ini

Pada zaman purba manusia sudah menghadapi berbagai teka-teki: terbit dan
terbenamnya matahari, perubahan bentuk bulan, pertumbuhan dan pembiakan
makhluk hidup, adanya angin, petir, hujan dan pelangi. Terdorong oleh rasa ingin
tahunya yang sangat kuat, manusia purba mulai menyelidiki apa penyebab
terjadinya fenomena-fenomena itu dan apa akibatnya. Penyelidikan ini
menghasilkan jawaban atas banyak persoaalan-persoalan baru. Dengan demikian
alam pikiran manusia purba mulai berkembang. Perkembangan itu berlangsung
terus sampai sekarang dan akan berlanjut di masa mendatang.

Meskipun semua orang memiliki rasa ingin tahu, tidak setiap orang mampu dan
mau mengadakan penyelidikan sendiri. Banyak yang sudah merasa puas dengan
memilih jalan pintas yaitu bertanya kepada orang lain yang telah mengadakan
penyelidikan atau bertanya kepada orang yang sudah mengetahuinya. Cara melalui
jalan pintas ini pun menyebabkan alam pikiran manusia berkembang. Pengetahuan
yang terkumpul ini diwariskan dari generasi ke generasi dan selalu ditambahkan
dan disempurnakan dengan pengetahuan yang baru didapat.

Melalui perjalan prasejarah dan sejarah umat manusia yang sangat panjang,
pengetahuan yang diperoleh manusia dapat pula dikelompokkan berdasarkan
periode sejarahnya. Periode sejarah perkembangan ilmu pengetahuan menurut
Slamet Iman Santoso (1977), dapat dibagi menjadi :

1) Zaman Batu
Manusia menemukan cara pembuatan dan penggunaan alat dari batu.
2) Masa 15000 SM sampai 600 M
Manusia telah menemukan cara menulis, menghitung, mengukur, abstraksi,
dan peta bintang.
3) Masa 600 SM sampai 200 M
Manusia telah menemukan geometri, trigonometri, peta bumi, dan Tata Surya
4) Masa 200 M sampai 476 M
Manusia pada masa ini sangat minim penemuannya dalam ilmu pengetahuan.
5) Masa 476 M sampai 1300 M
Manusia mulai mengembangkan matematika, fisika, kimia, biologi, astronomi,
farmasi, dan kedokteran.
7) Masa 1300 M sampai 1716 M
Manusia mengembangkan dan memperdalam matematika, fisika, kimia,
biologi, astronomi, farmasi, dan kedokteran.
8) Masa 1716 M sampai 1900 M
Manusia mengembangkan dan memperdalam matematika, fisika, kimia,
biologi, astronomi, farmasi, dan kedokteran.
9) Masa 1900 M sampai Sekarang
Manusia mengembangkan, memperdalam, dan memperluas matematika,
fisika, kimia, biologi, astronomi, farmasi, dan kedokteran, menjadi ilmu-ilmu
modern (seperti Fisika Modern, Kimia Modern, Biologi Modern) dengan
perangkat pengamatan yang lebih canggih.
LATIHAN-1
1. Buatlah butir-butir penting tentang : Sifat unik manusia, Perkembangan sifat dan
pikiran manusia, dan Sejarah pengetahuan yang diperoleh manusia.
2. Buatlah makalah singkat (4-5) halaman per kelompok tentang fenomena sehari-hari
yang menunjukkan : Sifat unik manusia, Perkembangan sifat dan pikiran manusia,
dan Sejarah pengetahuan yang diperoleh manusia, kemudian diskusikanlah.

RANGKUMAN-1
1. Sifat unik manusia yang membedakannya dengan makhluk lainnya adalah
kekuatan rohaniahnya yang berupa akal budi sangat kuat sehingga mampu
menaklukkan jasmaniahnya yang lemah. Dan rasa ingin tahu manusia yang amat
kuat menyebabkan ilmu pengetahuan berkembang terus.
2. Fisik dan kognitif manusia selalu berkembang dari sejak lahir, remaja, sampai
dewasa melalui periode-periode tertentu yang hampir sama.
3. Sifat dan pikiran manusia juga selalu berkembang dari sejak lahir, remaja, dewasa,
sampai tua dan meninggal.
4. Sejarah perkembangan pengetahuan yang diperoleh manusia berlangsung dalam
waktu yang sangat lama, mulai dari penggunaan mitos, tahap filsafat, tahap positif
sampai pada tahap ilmiah.

TES FORMATIF-1
1. Bagaimana hakikat dan rasa keingintahuan manusia ? Jelaskan dengan kata-
kata Anda sendiri !
2. Bagaimana perkembangan fisik dan kognitif manusia ? Jelaskan dengan kata-
kata Anda sendiri !
3. Bagaimana perkembangan sifat dan pikiran manusia ? Jelaskan dengan kata-
kata Anda sendiri !
4. Bagaimana sejarah pengetahuan manusia ? Jelaskan dengan kata-kata Anda
sendiri !
JAWABAN TES FORMATIF-1

No Analisis/Jawaban Skor

1 Hakikat dan Rasa Keingintahuan Manusia


- Hakikat manusia adalah terdiri dari jasmaniah dan rohaniah. 5
- Jasmaniahnya lemah, tetapi rohaniahnya yang berupa akal budi 5
sangat kuat.
- Akal budi manusia yang amat kuat menyebabkan rasa ingin tahunya 5
sangat tinggi
- Akal budi yang sangat kuat dan rasa ingin tahunya yang sangat 5
tinggi menyebabkan pengetahuan berkembang.
- Rohaniah manusia yang kuat dapat menaklukkan jasmaniahnya 5

2 Perkembangan Fisik dan Kognitif Manusia


- Fisik manusia mengalami perkembangan…… 5
- Kognitif manusia mengalami perkembangan….. 5
- Ciri perkembangan fisik manusia 5
- Ciri perkembangan kognitif manusia 5
- Efek dari perkembangan kognitif manusia 5

3 Perkembangan Sifat dan Pikiran Manusia


- Sifat manusia mengalami perkembangan…… 5
- Pikiran manusia mengalami perkembangan….. 5
- Ciri perkembangan sifat manusia 5
- Ciri perkembangan pikiran manusia 5
- Efek dari perkembangan pikiran manusia 5

4 Sejarah Pengetahuan Manusia


- Sejarah pengetahuan manusia sejak lahir 5
- Sejarah pengetahuan manusia sejak jaman purba 5
- Sejarah pengetahuan manusia 5
- Sejarah pengetahuan manusia 5
- Sejarah pengetahuan modern 5
Total Skor
CEK KETUNTASAN BELAJAR KOGNITIF ANDA

Anda dikatakan tuntas belajar kognitif pada Kegiatan Belajar-1 ini jika Anda
memperoleh skor minimal 60.

DAFTAR PUSTAKA-1

Abdullah Aly. dan Eny Rahma. 2000. Ilmu Alamiah Dasar. Bumi Aksara, Jakarta
Nur Mohamad. 2001. Perkembangan Selama Anak dan Remaja. Pps Unesa, Surabaya

R. Slamet I. S. 1977. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Sustra Hudaya,


Jakarta
Zainuddin. 2012. “Dasar-Dasar Pendidikan Fisika” (Diktat catatan kuliah Pend.
Fisika). Prodi Pend. Fisika, Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai