Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktijum Komputasi Awan

“Docker”

Disusun oleh:
Gina Rahmadhany
4Tib
1755301100

Teknik Informatika

2019
I. Landasan Teori

Docker adalah sebuah project open source yang ditujukan untuk developer atau
sysadmin untuk membangun, mengemas, dan menjalankan aplikasi dimana pun di
dalam sebuah container. Docker berfungsi sebagai virtualisasi sebuah sistem operasi
atau sebuah server atau sebuah web server atau bahkan sebuah database server.
Dengan virtualisasi ini, diharapkan developer dapat mengembangkan aplikasi sesuai
dengan spesifikasi server.

Beberapa Istilah dalam Docker

Untuk membantu memahami Docker, kamu harus tau arti dan fungsi dari pilar-pilar
ini.
1. Docker Daemon

Docker daemon adalah sebuah service yang dijalankan di dalam host dalam
Operating System (OS) kita. Fungsinya adalah membangun, mendistribusikan, dan
menjalankan container docker. Pengguna tidak dapat langsung menggunakan docker
daemon, akan tetapi untuk menggunakan docker daemon maka pengguna
menggunakan docker client sebagai perantara atau CLI.
2. Docker Images

Docker images adalah sebuah template yang bersifat read only. Template ini
sebenarnya adalah sebuah OS atau OS yang telah diinstall berbagai aplikasi. Fungsi
dari docker images sendiri adalah membuat docker container, hanya dengan satu
docker image kita dapat membuat banyak docker container.
3. Docker Container

Docker container bisa dianggap sebagai sebuah folder, docker container dibuat
menggunakan docker daemon. Docker container ini nantinya dapat dibuild sehingga
akan menghasilkan sebuah docker image dan docker image yang dihasilkan dari
docker container ini dapat kita gunakan kembali untuk membuat docker container
yang baru.
4. Docker Registry

Docker registry adalah kumpulan docker image yang bersifat private maupun public
yang dapat anda akses di docker hub. Kita dapat push atau pull image kita sendiri di
sini.
5. Docker/Container Orchestration
adalah suatu kegiatan mengatur siklus hidup dari container, terutama dalam
environment yang besar dan dinamis. Developer dapat menggunakan container
orchestration untuk mengontrol dan mengautomasi banyak pekerjaan seperti:

Proses mulai dan berhentinya container.


Mengekspos fungsionalitas dari container ke user atau container lainnya.
Memonitor dan merespon perilaku container.
Mendeploy container versi baru dengan zero-downtime.
Pembersihan secara auto maupun manual.

Tool yang digunakan untuk docker/container orchestration salah satunya adalah


docker swarm dan kubernetes.
II. Pembahasan Dan Praktek

1. Apt update

Penjelasan : Menjalankan apt update untuk memulai penginstalan docker

2. Install docker.io

Penjelasan : Menggunakan → install docker : apt install docker.io lalu klik enter dan
tunggu proses hingga selesai
Docker tidak perlu diconfigurasi lagi

Maka perintah docker sudah ada

Cek ip

Penjelasan : Maka ip docker sudah terbuat otomatis Dapat dilihat pada gambar.

3. Untuk mengaktifkan docker

Penjelasan : Untuk mengaktifkan sistem docker yang sudah diinstal


Lalu cek status docker
Penjelasan : Melihat status dari docker yang sudah diaktifkan sebelumnya, terlihat
statusnya sudah active (running)

4. Untuk melihat list docker

Penjelasan : Melihat isi docker yang berjalan saja

Penjelasan : Melihat seluruh isi docker yang running maupun yang stop

5. Membuat suatu aplikasi

Penjelasan : Pull docker image, pull dan download aplikasi disini membuat apache,
Penjelasan : Lalu menggunakan run, walaupun menggunakan run kalau belum ada dia
akan tetap pull dahulu.
-p yaitu publish port
Port 80 yang ada di lokal akan diteruskan ke port 80 container
Nama image adalah nginx

Penjelasan : Webserver telah berjalan pada port 80

Dan jika di reload


Akan terbaca aktivitas yang terjadi
Penjelasan : Running didepan dilakukan maka aka terlihat aktivitas pada webserver jika
reload browser atau terjadi aktivitas.

Apabila ctrl+c atau di hentikan maka webbrowser akan berhenti juga

Jika di cek

Penjelasan : Docker memberi nama secara random jika tidak diset

6. Running in background
Penjelasan : D background
Lansung terclose berjalan terus / Docker aktif dibelakang layar.

Jika di cek

Maka port 80 sedang di pakai oleh inspiring_jepsen

Jika di reload web browser maka akan jalan

7. Mematikan dan menghidupkan docker

Penjelasan : Docker stop untuk menghentikan docker

Penjelasan : Docker start untuk menjalankan docker


8. Membuat 2 webserver
Jika membuat dengan port yang sama maka akan gagal karena port 80 telah diguunakan

Jadi jika mau membuat webserver yang baru harus dengan port yang berbeda.

Penjelasan : Jadi ada 2 docker yang jalan dengan port yang berbeda

Jika pada docker managemen ada pada kontainernya

Jadi untuk mengakses webserver kedua dengan pakai port


9. Menghapus docker

Penjelasan : Sebelum menghapus pastikan docker sudah stop lalu baru di hapus

Menghapus lebih dari satu

Menghapus yang masih running

Penjelasan : Menambahkan parameter –f untuk menghapus docker yang berjalan


sekalipun
10. Membuat docker dan memberi nama

Dengan menambahkan –name dan memberi nama disini namanya adalah web1

11. Membuat webserver baru

Yang web2 diberi port 81

Cek browser port 81

12. Masuk ke web


Penjelasan : Masuk ke web1 menggunakan docker exec dan menambahkan –I dan –t
yaitu untuk masuk ke terminal agar bisa di edit isinya

Penjelasan : Membuat file index dan diisi dengan Ini adalah webGina dengan docker

Lalu cek

Walaupun nama docker sudah diganti dengan web1 tetapi host tetap tidak berubah maka
dari itu kita dapat memberi nama dengan cara menambah parameter –h

Penjelasan : Maka tambahkan parameter –h dan diikuti namanya disini nama host web1

Ketika masuk maka host berubah

Penjelasan : Dapat dilihat nama host menjadi web1

Melihat image

Penjelasan : Melihat image yang sudah di pull

13. Dengan apache


Penjelasan : Pull apache dengan nama php dan host php dan berjalan di belakang layar
dan menggunakan port 81

Test

Penjelasan : Karena belum memiliki isi apapun jadi forbidden

Masuk ke web dan isi html

Test

Penjelasan : Maka apache sudah berjalan dengan port 81


III. Kesimpulan materi

Catatan Docker Basic


1. install ubuntu
2. update ubuntu
3. install docker : apt install docker.io
4. enable docker service : systemctl enable --now docker
5. cek status docker : systemctl status docker
6. cek container : docker ps / docker ps -a
7. jalankan container : docker run -p 80:80 nginx (contoh nginx web server)
options : p --> publish port
d --> background
--name --> ct name
h --> hostname ct
8. docker stop (stop ct)
9. docker start (start ct)
10. hapus container : docker rm ctname (-f --> forced)
11. masuk ke ct : docker exec -it ctname
12. download image : docker image pull imagename (nginx / php:7.2-apache)
13. docker clean up : docker prune

Anda mungkin juga menyukai