Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan Universitas Garut

Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan


Universitas Garut
ISSN: 1907-932X

PENGARUH MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA


MADRASAH TERHADAP KEDISIPLINAN GURU
(Penelitian di MTs. Nurulhuda Cibojong, Cisurupan, Kabupaten
Garut)
Ujang Abdul Muis Munawar
Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

Abstrak

Kepala madrasah merupakan pemimpin yang bertanggungjawab atas segala


aktivitas yang terjadi di madrasah, Oleh karena itu, kepala madrasah harus memiliki
manajemen kepemimpinan yang dapat diterima oleh setiap guru yang ada dibawah
pimpinannya. Manajemen kepemimpinan tersebut jika diterima oleh guru akan
menimbulkan respon yang positif untuk mencapai kedisiplinan guru.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui realitas Manajemen Kepemimpinan
Kepala Madrasah dan untuk mengetahui realitas Kedisiplinan Guru di MTs
Nurulhuda Cibojong, Cisurupan, Kabupaten Garut yang diajukan sebagai salah
satu syarat dalam menempuh ujian sidang sarjana pada Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Agama Islam Universitas Garut.
Dari hasil penelitian manajemen kepemimpinan kepala madrasah menunjukan yang
dilaksanakan berada pada kategori “tinggi”. Dengan angka rata-rata “4,24”.
Angka tersebut menunjukan kualifikasi tinggi karena ada pada skala interval 3,6 –
4,5. Kedisiplinan Guru berada pada kategori “tinggi”. Dengan angka rata-rata
“4,0”. Angka tersebut menunjukkan kualifikasi tinggi karena ada pada interval 3,6
– 4,5. Hubungan manajemen kepemimpinan kepala madrasah dengan kedisiplinan
guru MTs. Nurulhuda Cibojong, Cisurupan, Kabupaten Garut berdasarkan hasil
perhitungan korelasi diperoleh nilai rxy sebesar 12,25% dan derajat kepengaruhan
variabel X (Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah) terhadap variabel Y
(Kedisiplinan Guru) berada pada kategori “rendah” sebesar 0,35. Dengan
demikian masih ada sekitar 0,65 faktor yang mempengaruhi variabel Y yang lainnya,
faktor keterampilan taknis, keterampilan bermasyarakat, keterampilan konseptual
dan hal-hal lain yang perlu diteliti lebih lanjut.

Kata Kunci : Manajemen Kepemimpinan, Kepala Madrasah , Kedisiplinan Guru

1 Pendahuluan

Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah sangat perlu dilaksanakan di madrasah untuk lebih
meningkatkan kedisiplinan guru-guru dan meningkatkan rasa tanggungjawab dalam
melaksanakan tugasnya dan hal ini akan berpengaruh terhadap kedisiplinan guru.

22
Jurnal Pendidikan Universitas Garut Munawar
Vol. 03; No. 01; 2009; 22-28

Semakin baik Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah, maka kedisiplinan guru dalam
melaksanakan tugasnya akan semakin baik, sebaliknya apabila manjemen kepemimpinan kepala
madrasah kurang, maka kedisiplinan guru dalam melaksanakan tugasnya akan kurang pula.

Dalam hal ini kepemimpinan kepala madrasah sangatlah mempengaruhi tentang kedisiplinan
guru. Seorang kepala madrasah harus memberikan motivasi kepada guru untuk berlaku disiplin
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Untuk mewujudkan tidaklah mudah, munculnya
masalah-masalah dan kendala yang dihadapi kepala madrasah dalam kepemimpinannya untuk
mendisiplinkan guru.

Menurut kepala madrasah fenomena yang terjadi di sekolah MTs. Nurulhuda Cibojong,
Cisurupan, Kabupaten Garut adalah kurangnya kesadaran guru-guru dalam meningkatkan
kedisiplinan di sekolah seperti: Kemalasan, terlambat masuk kelas, tidak menghargai waktu,
selalu menunda pekerjaan, dan sering membuang waktu untuk hal yang tidak tepat. Semua
fenomena diatas melihat dari absensi guru, jadwal piket guru, tidak membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harian, dan guru selalu berada di luar kelas ketika jam pelajaran
berlangsung.

Supaya guru dapat menyadari betapa sungguh disiplin itu penting dalam perkembangan pribadi
serta masa depan yang bersangkutan. Oleh karena itu diharapkan dapat memberikan motivasi
lebih baik dan guru dapat menjalankan segala sesuatunya lebih dewasa.

2 Landasan Teori

2.1 Pengetian Manajemen Kepamimpinan Kepala Madrasah

Secara etimologis manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata “manus” yang berarti
tangan, dan “agere” yang berarti melakukan. Digabungkan menjadi kata kerja “managere”
artinya menangani. Akhirnya management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi
manajemen atau pengelolaan (Usman.2008:4 dalam Manajemen Pendidikan di Era Otonomi
Daerah, Onisimus Amtu, 2011: 1).
Sedangkan secara terminologi pengertian manajemen sebagaimana dikemukakan oleh beberapa
ahli antara lain:

Menurut Tery & Rue, 2009: 1, dalam Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah, Onisimus
Amtu, 2011: 1-2. Bahwa: “Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah-arah tujuan organisasional atau
maksud-maksud yang nyata”.

Menurut Nawawi, 2003: 52, dalam Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah, Onisimus
Amtu, 2011: 4, bahwa: “Manajemen adalah serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling),
dan penganggaran (budgeting).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen adalah suatu proses yang
terdiri atas prencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan, yang dilakukan untuk
menentukan dan mencapai tujuan-tujuan yang telah di tetapkan dengan menggunakan
manusia/orang-orang dan daya sumber lainnya.

www.journal.uniga.ac.id 23
Munawar Jurnal Pendidikan Universitas Garut
Vol. 03; No. 01; 2009; 22-28

Sedangkan Pengertian “Kepemimpinan” secara terminologi adalah perihal pemimpin atau cara
memimpin. Secara etimologi, kepemimpinan itu bersifat universal, berlaku dan terdapat pada
berbagai bidang kegiatan hidup manusia. Oleh karena itu. Sebelum dibahas pengertian
kepemimpinan yang menjurus pada bidang pendidikan, maka perlu dipahami dahulu pengertian
kepemimpinan yang bersifat universal. Dalam hal ini banyak sekali para ahli yang berusaha
memberikan definisi kepemimpinan, diantaranya:

Menurut Prajudi Atmosudirdjo dalam Purwanto (2009: 25-26). Bahwa: “Kepemimpinan adalah
suatu kepribadian (personality) seseorang yang mendatangkan keinginan pada kelompok orang-
orang untuk mencontohnya atau mengikutinya, atau yang memancarkan suatu pengaruh yang
tertentu, suatu kekuatan atau wibawa, yang sedemikian rupa sehingga membuat sekelompok
orang-orang mau melakukan apa yang dikehendakinya.”

Menurut Pandji Anoraga (2003: 6). “Kepemimpinan merupakan sumber aktivitas untuk
mempengaruhi orang lain agar bertindak dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
organisasi”.

Sedangkan menurut D.E Mc Farland (1978), dalam “Visi Baru Manajemen Sekolah” S Danim
(2008: 204). “Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan dilukiskan akan memberi
perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam
memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Dan J.M Pfiffner (1980) “Kepemimpinan
adalah seni mengoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok untuk mencapai
tujuan yang diinginkan”.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian kepemimpinan adalah kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak
langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang tersebut agar penuh pengertian,
kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak-kehenddak pemimpin itu. Seorang
pemimpin yang efektif adalah seorang yang memiliki kemampuan tersebut.

2.2 Pengertian Kedisiplinan Guru

Secara terminologis disiplin berasal dari kata “disciplina” atau dalam bahasa inggrisnya
“disciple” yang berarti pengajaran, pelatihan dan sebagainya (Sinungan, 2000: 145).
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial yang berlaku (Hasibuan, 2001: 212). Menurut Prijodarminto (2006) dalam
buku Dasar-Dasar Manajemen Personalia (Wursanto, 2000: 110) bahwa disiplin adalah suatu
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan
nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Karena sudah menyatu
dengannya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan
sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat
sebagaimana lazimnya.

Menurut Wursanto dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Personalia merumuskan (2000: 146)
“Disiplin merupakan suatu bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang rasional, sadar penuh,
tidak memaksakan perasaan sehingga tidak emosional”.

Jadi, disiplin merupakan sutau proses latihan dan belajar untuk meningkatkan kemampuan dalam
bertindak, berfikir dan bekerja yang aktif dan kreatif. Disiplin juga merupakan suatu kepatuhan

24 www.journal.uniga.ac.id
Jurnal Pendidikan Universitas Garut Munawar
Vol. 03; No. 01; 2009; 22-28

dari orang-orang dalam suatu organisasi terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan
sehingga menimbulkan keadaan tertib.

Demikian juga pendapat searah dilontarkan oleh A.Tabrani Rusyan, dkk (2001: 54) yang
menyatakan bahwa disiplim adalah:” suatu perbuatan yang mentaati, mematuhi tertib akan aturan,
norma dan kaidah-kaidah yang berlaku baik dimasyarakat maupun ditempat kerja”.

Menurut Ekosiswoyo dan Rachman (2000) dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Personalia
(Wursanto, 2000: 65) kedisiplinan hakikatnya adalah sekumpulan tingkah laku individu maupun
masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk
menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.

Menurut Arikunto (1990) di dalam pembicaraan kedisiplinan dikenal dua istilah yang
pengertiannya hampir sama tetapi pembentukannya secara berurutan. Kedua istilah itu adalah
disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Ketertiban
menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan dan tata tertib karena didorong
oleh sesuatu dari luar misalnya karena ingin mendapat pujian dari atasan. Selanjutnya pengertian
disiplin atau siasat menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena
didorong kesadaran yang ada pada kata hatinya.

Kedisiplinan dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas/latihan yang dirancang karena


dianggap perlu dilaksanakan untuk dapat mencapai sasaran tertentu (Sukadji, 2000) dalam buku
Dasar-Dasar Manajemen Personalia (Wursanto, 2000: 48). Kedisiplinan juga berarti suatu
tuntutan bagi berlangsungnya kehidupan yang sama, teratur dan tertib,yang dijadikan syarat
mutlak bagi berlangsungnya suatu kemajuan dan perubahan- perubahan ke arah yang lebih baik
(Budiono, 2006) dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Personalia (Wursanto, 2000: 67). Santoso
(2004) dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Personalia (Wursanto, 2000: 54) menyatakan bahwa
kedisiplinan adalah sesuatu yang teratur, misalnya disiplin dalam menyelesaikan pekerjaan berarti
bekerja secara teratur.

Kedisiplinan berkenaan dengan kepatuhan dan ketaatan seseorang atau kelompok orang terhadap
norma-norma dan peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis. Kedisiplinan dibentuk serta berkembang melalui latihan dan pendidikan sehingga
terbentuk kesadaran dan keyakinan dalam dirinya untuk berbuat tanpa paksaan.

Sedangkan menurut R.A. Santoso Sastro Poetro (2003) dalam buku Dasar-Dasar Manajemen
Personalia (Wursanto, 2000: 30) mengemukakan bahwa disiplin adalah suatu pengawasan
terhadap diri pribadi untuk memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh pimpinan untuk
melaksanakan segala sesuatu yang telah disetujui/diterima sebagai suatu tanggung jawab.

Berdasarkan berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah suatu sikap
dan perilaku yang mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap peraturan, tata tertib, norma-
norma yang berlaku, baik tertulis maupun yang tidak tertulis.

3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif inferensial adalah metode yang digunakan
untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi, karena
kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya
bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan

www.journal.uniga.ac.id 25
Munawar Jurnal Pendidikan Universitas Garut
Vol. 03; No. 01; 2009; 22-28

untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang
dinyatakan dalam bentuk prosentase (Sugiyono, 2007: 209).

Penelitian ini memiliki dua jenis analisis data, yaitu: Analisis data kualitatif dan analisis
data kuantitatif. Analisis data kualitatif dengan menggunakan pengumpulan data yang
bermacam-macam (triangulasi). Sedangkan analisis data kuantitatif menggunakan
analisis statistik.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru-guru MTs. Nurulhuda Cibojong
Kabupaten Garut, sebanyak 34 orang. Karena subyek dalam penelitian ini kurang dari
100, maka diambil semuanya.

4 Pembahasan

Indikator penelitian dalam masalah Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah (variabel X),
terdiri dari: 1) Perencanaan (planning), 2) Pengorganisasian (organizing), 3) Pengarahan
(directing), 4) Pengkoordinasikan (coordinating), 5) Pengawasan (controlling).

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik angket/kuesioner kepada 34 orang responden guru-
guru MTs. Nurulhuda Cibojong, Cisurupan, Kabupaten Garut. Angket tersebut berisi 10 butir
pernyataan dengan 5 alternatif jawaban dengan bobot/skor: alternatif a bernilai 5, alternatif b
bernilai 4, alternatif c bernilai 3, alternatif d bernilai 2, dan alternatif e bernilai 1 (Subana, 2000:
33).
Dari h
angket yang diajukan tentang 5 indikator tersebut diperoleh rata-rata (4,66 + 3,87 + 3,46 + 4,76
+ 4,44) = 21,20 : 5 = 4,24. Angka tersebut termasuk kualifikasi tinggi, karena berada pada rentang
3,6 – 4,5, maka dapat diketahui bahwa manajemen kepemimpinan kepala madrasah di lingkungan
MTs. Nurulhuda Cisurupan Kab. Garut mempunyai kategori tinggi.

Indikator penelitian variabel Y tentang Kedisiplinan Guru dari: 1) Kehadiran, 2) Pelaksanaan


tugas (kegiatan), 3) Program tindak lanjut.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik angket/kuesioner kepada 34 orang responden guru
MTs. Nurulhuda Cibojong, Cisurupan, Kabupaten Garut. Angket tersebut berisi 10 butir
pernyataan dengan 5 alternatif jawaban dengan bobot/skor: alternatif a bernilai 5, alternatif b
bernilai 4, alternatif c bernilai 3, alternatif d bernilai 2, dan alternatif e bernilai 1 (Subana, 2000:
33).

Dari hasil angket yang diajukan tentang 3 indikator tersebut diperoleh rata-rata (4,49 + 3,78 +
3,80) : 3 = 4,0. Angka tersebut termasuk kualifikasi tinggi, karena berada pada rentang 3,6 – 4,5,
maka dapat diketahui bahwa kedisiplinan guru di lingkungan MTs. Nurulhuda Cisurupan
Kabupaten Garut mempunyai kategori tinggi.

Dengan demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan guru MTs. Nurulhuda
Cibojong Kab. Garut berada pada kategori tinggi.

Untuk mengetahui pengaruh Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap Kedisiplinan


Guru dilakukan analisis korelasional sebagai berikut:

26 www.journal.uniga.ac.id
Jurnal Pendidikan Universitas Garut Munawar
Vol. 03; No. 01; 2009; 22-28

Dari hasil penghitungan menggambarkan bahwa nilai a = 57,37 dan b = 0,42 sehingga persamaan
regresi linear sederhananya adalah Y= 57,37 + 0,42 X. Persamaan ini mempunyai arti bahwa
setiap peningkatan manajemen kepala sekolah sebesar satu satuan akan mengakibatkan
bertambahnya kedisiplinan guru sebesar 0,42 satuan.
Berdasarkan perhitungan uji hipotesis, ternyata thitung 2,12 > ttabel 1,692. Maka hipotesis alternatif
yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X (Manajemen
Kepemimpinan Kepala Madrasah) dan Y (Kedisiplinan Guru) diterima dan hipotesis nol yang
dinyatakan ditolak.

Hasil koefisien determinasi sebesar 12,25 %, hal ini berarti bahwa Manajemen Kepemimpinan
Kepala Madrasah berpengaruh terhadap Kedisiplinan Guru yaitu sebesar 12,25 % sedangkan
87,75 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti faktor keterampilan teknis, keterampilan
bermasyarakat, keterampilan konseptual dan hal-hal lain yang perlu diteliti lebih lanjut.

Dengan memperhatikan koefisien korelasi variabel X (Manajemen Kepemimpinan Kepala


Madrasah) terhadap variabel Y (Kedisiplinan Guru) adalah sebesar 0,35 hal ini menunjukkan
tingkat korelasi berada pada angka antara 0,20-0,39. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan
bahwa korelasi antara manajemen kepemimpinan kepala madrasah dengan kedisiplinan guru
adalah rendah.

5 Kesimpulan

Kesimpulan di bawah ini diambil dari hipotesis penelitian, yaitu Manajemen Kepemimpinan
Kepala Madrasah berpengaruh positif signifikan terhadap Kedisiplinan Guru MTs. Nurulhuda
Cibojong Kabupaten Garut.
1. Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah yang dilaksanakan berada pada kategori
tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan angka rata-rata dari perhitungan 5 indikator (4,66 + 3,87
+ 3,46 + 4,76 + 4,44) = 21,20 : 5 = 4,24. Angka tersebut menunjukan kualifikasi tinggi
karena ada pada skala interval 3,6 – 4,5.
2. Kedisiplinan Guru berada pada kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan angka rata-rata
dari penghitungan 3 indikator adalah (4,49 + 3,78 + 3,80) : 3 = 4,0. Angka tersebut
menunjukkan kualifikasi tinggi karena ada pada interval 3,6 – 4,5.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha : r xy ≠ 0) yaitu terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel X (Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah)
dengan variabel Y (Kedisiplinan Guru). Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara
pengaruh manajemen kepemimpinan kepala madrasah terhadap kedisiplinan guru di MTs
Nurulhuda Cibojong Kabupaten Garut. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi diperoleh nilai rxy
sebesar 12,25% dan derajat kepengaruhan variabel X (Manajemen Kepemimpinan Kepala
Madrasah) terhadap variabel Y (Kedisiplinan Guru) adalah sebesar 0,35 hal ini menunjukkan
tingkat korelasi berada pada angka antara 0,20-0,39. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan
bahwa korelasi antara manajemen kepemimpinan kepala madrasah dengan kedisiplinan guru
adalah rendah.

Berdasarkan kesimpulan di atas, secara umum manajemen kepemimpinan kepala madrasah


berpengaruh positif terhadap kedisiplinan guru.

www.journal.uniga.ac.id 27
Munawar Jurnal Pendidikan Universitas Garut
Vol. 03; No. 01; 2009; 22-28

Daftar Pustaka

Anoraga, P, (2003), Psikologi Kepemimpinan, Jakarta: PT Rineka Cipta


Arikunto, S, (2009), Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta
Danim, Sudarwan, (2008), Visi Baru Manajemen Sekolah, Jakarta: PT Bumi Aksara
Dimyati, dan Moeliono (2000), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta
Hasibuan, (2001), Peranan Kepala Sekolah Terhadap Disiplin Kerja Guru, Jakarta: PT Bumi
Aksara
Mulyasa, E, (2003), Menjadi kepala Sekolah Professional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Purwanto, Ng, (2009), Ilmu Pendidikan Teoritik dan Praktis, Bandung: Remaja Rosda Karya
Purwanto, Ng, (2009), Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosda Karya
Subana, (2000), Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia
Sugiyono, (2007), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta
Supriadi, (1998), Kepemimpinan dalam Pendidikan, Jakarta: PT Balai Pustaka
Tabrani dkk, (2001), Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru Sekolah Dasar, Jakarta: Inti
Media Cipta Nusantara
Wursanto, IG, (2000), Dasar-Dasar Manajemen Personalia, Jakarta: Pustaka Dian

28 www.journal.uniga.ac.id

Anda mungkin juga menyukai