Anda di halaman 1dari 8

RESUME PASCA OPERASI PASIEN

Nama NRM
Usia 43 tahun Operator

Diagnosis Tumor sphenoid wing 1/3 medial Asisten


sinistra curiga meningioma
Tindakan Kraniotomi removal tumor Tanggal
Operasi
Alamat KP Cibuah Kerta Mukti RT/RW Telepon
14/05 Warung
Gunung/Lebak/Banten

Anamnesis
Keluhan utama (Anamnesis 17/2/2020)
Pandangan mata kiri buram sejak 1 tahun 3 bulan lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang


 5 tahun lalu
Pasien mengeluh nyeri kepala hilang timbul VAS 2, membaik dengan minum
paracetamol. Tidak ada pandangan buram, tidak ada pandangan ganda. Pasien tidak
berobat.
 1 tahun 3 bulan lalu
Pandangan mata kiri dikatakan buram, tidak ada pandangan ganda maupun
penyempitan lapang pandang. Nyeri kepala VAS 2, perbaikan dengan konsumsi obat
paracetamol, tidak ada baal pada wajah. Pasien tidak berobat karena di kampung.
 6 bulan lalu
Pandangan mata kiri semakin buram, ada pandangan ganda. Pandangan mata kanan
juga mulai buram, nyeri kepala bertambah VAS 3. Terdapat pula keluhan rasa kebas
pada wajah sisi kiri. Pasien belum berobat karena tidak ada yang mengantar.
 4,5 bulan lalu
Pandangan mata kiri sudah gelap. Pandangan mata kanan tetap buram, nyeri kepala
VAS 3. Pasien dibawa berobat ke RS Adjidarmo, Rangkasbitung, Banten, lalu dirujuk
ke RSCM Kirana untuk tatalaksana lebih lanjut
 4 bulan lalu
Pasien berobat ke RSCM Kirana, dilakukan pemeriksaan mata dan MRI, didapatkan
massa pada otak yang meluas ke belakang mata kiri. Pasien lalu dikonsulkan ke
Bedah Saraf untuk evaluasi dan tatalaksana lebih lanjut.
Pasien telah dirapatkan pada 17/10/2019, hasil: operasi, DSA dahulu sebelum operasi.
 1 hari lalu
Pasien telah dilakukan DSA + embolisasi pada 19/2/2020 dengan DPJP dr. Affan
Priyambodo, SpBS(K)

Pemeriksaan Fisik
 Compos mentis.
 Pupil bulat anisokor 3mm/5mm, Refleks cahaya langsung +/-, tak langsung -/+.
 NO mata (26/09/2019)
o Visus OD 6/20, OS NLP,
o Paresis N.III OS,
o Funduskopi : papil atrofi OS, papil edema OD.
 N. Kranialis lain tidak ada kelainan.
 Motorik : kekuatan 5555|5555 / 5555|5555.
 Sensorik dan otonom : tidak ada kelainan.

Foto Klinis
Pemeriksaan Penunjang
MRI Kepala Kontras (02/10/2019)

Kesan:
Tampak lesi isodens region sphenoid kiri yang menyangat pasca pemberian kontras.
dengan ukuran 6,8 x 5,6 x 4,8 cm. batas tegas dengan dinding ireguler.
DSA + Embolisasi 19/2/2020
LICA Lateral LICA AP

LECA Lateral LECA AP


Arteri Meningea Media dan Arteri Arteri Meningea Media dan Arteri
Meningea Asesorius Preembolisasi Meningea Asesorius Postembolisasi

Kesan: tampak feeder tumor berasal dari a. oftalmika kiri, a. meningea media kiri, a
meningea asesorius kiri, dan a. sphenopalatina kiri. Dilakukan embolisasi pada a.
meningea media dan a. sphenopalatina kiri. Pasca embolisasi, tampak tumor blush dari
feeder dari a. meningea media dan a. meningea asesorius berkurang.

Diagnosis
Tumor sphenoid wing 1/3 medial sinistra curiga meningioma

Tindakan
Kraniotomi removal tumor

Laporan Operasi
1. Pasien berbaring posisi supine, menghadap kanan 45°, dalam bius umum, kepala
difiksasi dengan Mayfield 3 titik, bahu kiri diganjal plabottle dan eminensia malar
kiri sebagai titik tertinggi.

2. Asepsis dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya dengan hibiscrub, alkohol,
dan betadin.
3. Insisi koronal di regio frontotemporoparietal kiri, melewati garis tengah,
menembus kutis subkutis, dilanjutkan dengan diseksi subgalea. Flap kulit ditarik
ke kaudal dengan fish hook, setelah identifikasi rima orbita.
4. Dipersiapkan jaringan fibroalveolar graft untuk duraplasti
5. Dilakukan preservasi nervus fasialis secara interfasial
6. Insisi periosteum 1 cm medial insisi kulit, dilanjutkan diseksi m. temporalis. Flap
periosteum dan m. temporalis digantung kekaudal

7. Dilakukan 2 buah burrhole, yaitu: 1 pada MacCarty keyhole, dan 1 pada superior
temporal line, Dilakukan kraniotomi denggan bantuan high speed drill dan kerison
2.0 membentuk defek tulang manggo shape.
8. Flap tulang diangkat, tampak duramater tegang, diputuskan untuk melakukan
ventrikulostomi pada titik kocher dekstra hingga otak tampak rileks
9. Dilakukan osteotomi pada lateral rima orbita
10. Os sphenoid diratakan dengan high speed drill, perdarahan dikontrol dengan bone
wax.
11. Insisi dura semilunar, dengan pedikel ke arah basis kranii, duramater digantung ke
arah superokaudal.
12. Tampak massa tumor kenyal, keabuan, sebagian mudah berdarah pada tip temporal
dan basis frontal

13. Dilakukan devaskularisasi tumor pada tepi tumor


14. Dilakukan debulking internal, massa tumor diambil sebanyak banyak nya
intrakapsular, hingga tampak basis temporal pada pool inferior, dan tampak n I
sinistra, ICA, ACA, dan MCA sinistra pada pool superior. Diputuskan untuk
menyisakan kapsul tumor pada pool superior yang melekat pada pembuluh darah
perforantes pada substantia perforata anterior. Sebagian massa tumor diambil
untuk pemeriksaan Patologi Anatomi

15. Dipastikan tidak ada perdarahan aktif pada bed tumor. Perdarahan dirawat dengan
bipolar dan surgicell
16. Dilakukan spooling normal saline hingga jernih
17. Dilakukan duraplasti dengan fibroalveolar graft yang telah disiapkan sebelumnya
18. Flap tulang dikembalikan. Flap tulang difiksasi dengan mini plate dan screw pada
area rima orbita dan frontal
19. Luka operasi dijahit lapis demi lapis
20. Operasi selesai.

CT Scan Pasca Operasi


Kesan : Tampak defek kranium pada fronto temporo parietal sinistra dan lesi isodens pada
sphenoid kiri yang menyangat pasca pemberian kontras kesan ukuran berkurang
dibandingkan imaging sebelumnya

Hasil PA

Informed Consent
 Terdapat neoplasma yang berasal dari selaput otak yang dicurigai sebagai meningioma
yang tumbuh dan menyebabkan penekanan pada saraf dan menyebabkan keluhan
seperti saat ini.
 Tujuan operasi saat ini adalah mengambil massa tumor semaksimal mungkin.
Diharapkan dapat memperbaiki gejala, namun tidak dapat mengembalikan penglihatan
mata kiri. Pengambilan tumor juga bertujuan untuk mengetahui histopatologi tumor.
 Resiko dan komplikasi operasi dapat berupa perdarahan, cedera saraf gerak bola mata,
infeksi, kejang, cedera otak, hingga kematian
 Tatalaksana selanjutnya akan bergantung dari hasil patologi anatomi

Mengetahui DPJP

Dr. dr. Renindra Ananda Aman, Sp.BS(K)

Anda mungkin juga menyukai