Pola nafas tidak Inspirasi Penyebab : Subjektif : Dispnea. Subjektif : Ortopnea Depresi sistem saraf,
efektif dan/atau 1.Depresi pusat pernapasan Objektif : Objektif : Pernapasan cedera kepala,trauma
ekspirasi yang 2. Hambatan upaya napas Penggunaan otot pursed-lip, thoraks, gullian barre
tidak (misal nyeri saat bernapas, bantu pernapasan, fase pernapasancuping syndrom, multiple
memberikan kelemahan otot pernapasan ekspirasi memanjang, hidung, sclerosis, myasthenia
ventilasi 3.Deformitas dinding dada pola napas abnormal diameter thoraks gravis, stroke,
adekuat. 4.Deformitas tulang dada (misal takipnea, anterior- posterior kuadriplegia,
5.Gangguan neuromuskular bradipnea, meningkat, intoksikasi alkohol.
6.Gangguan neurologis hiperventilasi, ventilasi semenit
(misal kussmaul, menurun, kapasitas
elektroensefalogram [EEG] cheyne-stokes). vital menurun,
positif, cedera kepala, tekanan ekspirasi
gangguan kejang) menurun, tekanan
7.Imaturitas neurologis inspirasi menurun,
8.Penurunan energi ekskursi dada berubah.
9.Obesitas
10. Posisi tubuh yang
menghambat ekspansi
paru
11.Sindrom hipoventiasi
12.Kerusakan inervasi
diafragma (kerusakan
saraf C5 ke atas)
13.Cedera pada medula
spinalis
14.Efek agen farmakologis
15.Kecemasan
Terapi Oksigen
Observasi:
- Monitor kecepatan aliran oksigen
- Monitor aliran oksigen secara - Mencegah komplikasi yang parah
periodik dan pastikan cukup - Menilai kebutuhan oksigen yang cukup
- Monitor kemampuan melepaskan untuk pasien dan mencegah hipoksia
oksigen saat makan - Menilai kemampuan bernapas pasien
- Monitor tanda tanda hipoventilasi saat makan
- Monitor tingkat kecemasan akibat - Rasa lelah, ngantuk, sakit kepala
terapi oksigen - Cemas menyebabkan pasien menjadi
Terapeutik: lebih sesak
- Pertahankan kepatenan jalan
napas - Kepatenan jalan nafas tidak membuat
terjadi komplikasi pada psien
- Gunakan perangkat oksigen yang - perangkat oksigen sesuai dengan
sesuai dengan tingkat mobilitas kebutuhan pasien tidak akan membuat
pasien kondisi pasien menjadi lebih parah
Edukasi:
- Ajarkan pasien dan keluarga cara - Menambah pengetahuan pasien dengan
menggunakan oksigen dirumah menggunakan oksigen dan dapat
digunakan saat dibutuhkan, mencegah
kondisi yang parah
Kolaborasi:
- Kolaborasi penentuan dosis
- Dosis sangat penting untuk menentukan
oksigen
kebutuhan oksigen pada pasien
- Kolaborasi penggunaan oksigen
- Oksigen dapat digunakan saat tidur atau
saat aktivitas dan/atau tidur
aktivitas jika kondisi pasien sedang
buruk
Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan SIKI:
keperawatan selama … X 24 jam Manajemen
diharapkan: Jalan Napas
SLKI: Pola Napas Observasi:
- Monitor pola napas (frekuensi, - Mengetahui kondisi pasien dan
Dipertahankan ke level: kedalaman, usaha napas) mencegah komplikasi yang parah
Ditingkatkan ke level: - Monitor bunyi napas tambahan - Mengetahui berisi apa di dalam saluran
1= Meningkat (misal gurgling, mengi, pernapasan seperti udara, cairan atau
2= Cukup meningkat wheezing, ronkhi kering yang lain.
3= Sedang - Monitor sputum (jumlah, - Mencegah komplikasi yang parah pada
4= Cukup menurun warna, aroma) saluran pernapasan.
5= Menurun Terapeutik:
- Pertahankan kepatenan jalan - Tindakan yang dilakukan untuk pasien
Dengan Kriteria Hasil: napas dengan head-tilt dan chin- yang megalami penurunan kesaran agar
Dyspnea [ ] lift (jaw- thrust jika curiga tidak terjadi komplikasi yang parah
trauma servikal) pada pasien.
Penggunaan otot bantu napas
- Atur posisi semi-fowler atau - Posisi untuk oksigen lebih banyak
[ ]
fowler masuk
Pemanjangan fase
- Berikan minum hangat - Mengencerkan sekret yang ada
ekspirasi [ ]
- Lakukan fisioterapi dada, jika - Membuat sekret yang mengental di
Ortopnes [ ] perlu saluran pernapasan menjadi cair
Pernapasan pursed-tip [ ] - Lakukan penghisapan lendir - Sekret di saluran pernapasan berkurang
Pernapasan cuping kurang dari 15 detik dan sesak berkurang
hidung [ ] - Berikan oksigen jika - mencegah dari hipoksia
perlu
Edukasi
- Anjurkan cairan 2000 ml/hari, - mencegah pemupukan cairan yang lebih
jika tidak kontraindikasi para di saluran pernapasan
- Ajarkan teknik batuk - mempermudah pengeluaran sekret
efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian - Mengencerkan dahak yang ada pada
bronkodilator, ekspektoran, saluran pernapasan dan mengurangi
mukolitik, jika perlu penumpukan dahak
Pemantauan Respirasi
Observasi
- Monitor frekuensi, irama, - Mengetahui kondisi pasien dan
kedalaman, dan upaya napas mencegah komplikasi yang parah
- Monitor pola napas (seperti - Mecegah komplikasi dan rencana
bradipnea, takipnea, tindakan apa yang akan dilakukan pada
hiperventilasi, kussmaul, chyne- pasien yang mengalami gangguan
stokes, biot, ataksik) saluran pernapasan
- Monitor kemampuan batuk efektif - Melihat ada atau tidaknya sumbatan
- Monitor adanya produksi sputum - produksi sputum menyumbat jalan
- Monitor adanya sumbatan jalan napas
napas - Mencegah kemungkinan komplikasi
- Palpasi kesimetrisan ekspansi yang parah
paru - Melihat ada terjadi komplikasi atau
- Auskultasi bunyi napas tidak
- Monitor saturasi oksigen - Mengatui suara nafas
- Monitor nilai - Mengetahui oksigen yang ada ditubuh
AGD - Nilai agd menentukan penyakit
Terapeutik
- Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien - Pemantauan digunakan untuk mencegah
Edukasi kemungkian yang jelek
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan - Agar tau tindakan yang akan dilakukan
- Informasikan hasil pemantauan, dan komplikasi nya
jika perlu - Untuk menambah pengetahuan dan
mengambil keputusan
Resiko aspirasi Setelah dilakukan tindakan SIKI:
keperawatan selama … X 24 jam Manajemen
diharapkan: Jalan Napas
SLKI: Resiko Aspirasi Observasi:
- Monitor pola napas (frekuensi, - Mengetahui kondisi pasien dan
Dipertahankan ke level: kedalaman usaha napas) mencegah komplikasi yang parah
Ditingkatkan ke level: - Monitor bunyi napas tambahan - Mengetahui berisi apa di dalam saluran
1= Meningkat (misal gurgling, mengi, pernapasan seperti udara, cairan atau
2= Cukup meningkat wheezing, ronkhi kering) yang lain.
3= Sedang - Monitor sputum (jumlah, warna, - Mencegah komplikasi yang parah pada
4= Cukup menurun aroma) saluran pernapasan.
5= Menurun Terapeutik:
- Pertahankan kepatenan jalan - Tindakan yang dilakukan untuk pasien
Dengan Kriteria Hasil: napas dengan head-tilt danchift yang megalami penurunan kesaran agar
Dyspnea [ ] lift (jaw- thrust jika curiga tidak terjadi komplikasi yang parah
trauma servikal) pada pasien.
Kelemahan otot [ ]
- Atur posisi semi-fowler atau - Posisi untuk oksigen lebih banyak
Akumulasi secret [ ]
fowler masuk
- Berikan minum hangat - Mengencerkan sekret yang ada
- Lakukan fisioterapi dada, jika - Membuat sekret yang mengental di
perlu saluran pernapasan menjadi cair
- Lakukan penghisapan lendir - Sekret di saluran pernapasan berkurang
kurang dari 15 detik dan sesak berkurang
- Berikan oksigen, jika perlu - mencegah dari hipoksia
Edukasi:
- Anjurkan asupan cairan 2000 - mencegah pemupukan cairan yang lebih
ml/hari, jika tidak kontraindikasi para di saluran pernapasan
- Ajarkan teknik batuk - mempermudah pengeluaran sekret
efektif
Kolaborasi:
- Mengencerkan dahak yang ada pada
- Kolaborasi pemberian saluran pernapasan dan mengurangi
bronkodilator, ekspektoran, penumpukan dahak
mukolitik, jika perlu
Pencegahan Aspirasi
Observasi: - Menilai kondisi klinis pasien dan
- Monitor tingkat kesadaran, mengetahui tindakan dilakukan
batuk, muntah,dan kemampuan - Mengetahui berisi apa di dalam saluran
menelan pernapasan seperti udara, cairan.
- Monitor bunyi napas, terutama - Mencegah terjadinya aspirasi atau
setelah makan dan minum kondisi yang membuat pasien lebih
- Periksa kepatenan selang parah
nasogastrik sebelum memberi
asupan oral - Posisi untuk oksigen lebih banyak
Terapeutik: masuk dan mencegah aspirasi saat
- Posisikan semi-fowler (30-45 pasien mengkonsumsi asupan oral
derajat) 30 menit sebelum - Tindakan yang dilakukan untuk pasien
memberi asupan oral yang megalami penurunan kesaran yang
- Pertahankan kepatenan jalan menyebabkan terjadi komplikasi
napas (misal teknik head-tilt - Mempermudah pasien mengkonsumsi
chin-lift, jaw- thrust, in line) asupan oral
- Berikan makanan dengan ukuran
kecil atau lunak - Menguyah dapat mencegah aspirasi
Edukasi: yang terjadi pada pasien.
- Anjurkan strategi mencegah
aspirasi Ajarkan teknik
mengunyah
LAPORAN KASUS
KONSEP DASAR KEPERAWATAN (KDP)
“OKSIGENASI”
Disusun Oleh:
Nimas Faiddah Lailiyah
(P0 5120420 019)
Mengetahui,
Preseptor Teacher Preseptor Lahan