ABSTRACT
PENDAHULUAN
larutan NaOH, yang mana akhir dari destilasi Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N
ini yaitu untuk mendapatkan kadar NH 3 dari Pertama, ambil dan timbang 1 gram
pupuk sampel. NaOH. Selanjutnya dipindahkan secara
kuantitatif ke dalam erlenmenyer 250 mL,
METODOLOGI selanjutnya ditambahkan akuades seampai
tanda batas dan dihomogenkan.
Alat dan Bahan
Praktikum titrasi asam basa ini, alat-
alat yang digunakan yaitu pipet ukur 25 ml,
labu ukur 1000 mL, botol timbang, spatula, Pembuatan Indikator 1%
neraca analitis, buret, erlenmenyer, bulb Pertama, diambil indikator metil
pipet, dan volume pipet 10 mL, magnetic merah dan ditimbang 0,25 gram. Selanjutnya
stirer serta rangkaian alat destilasi., dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu
Sedangkan bahan- bahan yang akan ukur 25 mL, dan ditambahkan alkohol 70%
digunakan pada praktikum titrasi asam basa sampai tanda batas dan dihomogenkan
ini yaitu HCl pekat, akuades, Na 2CO3 menggunakan magnetic stirer.
anhidrous, indikator metil orange, alkohol
70%, indikator metil merah, NaOH 30%, dan Standarisasi HCl 0,1 N Terhadap Na2CO3
ammonium sulfat 0,1 N
Hal yang dilakukan pertama kali
Pembuatan Larutan HCl 0,1 N yaitu dipipet 10 mL larutan Na2CO3 0,1 N
Pertama, dipipet 8,33 mL HCl pekat dan dimasukkan ke dalam erlenmenyer 100
dan dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 mL mL. Selanjutnya ditambahkan 3 tetes
yang telah diisi akuades. Kemudian indikator metil orange. Setelah itu, dititrasi
ditambahkan akuades hingga tanda batas, dengan HCl 0,1 N hingga terbentuk warna
kemudian larutan dikocok sampai merah pada larutan. Titrasi dilakukan
homogenkan menggunakan magnetic stirer. sebanyak 2 kali/ lebih, dan terakhir dihitung
normalitas HCl.
Pembuatan Larutan Na2CO3 Anhidrous
0,1 N V HCl× N HCl=V Na 2CO 3× NNa 2CO 3
Pertama, ditimbang Na2CO3
anhidrous sebanyak 2, 65 gram dalam botol Penentuan Kadar NH3 dalam Pupuk
timbang menggunakan neraca analitik. Amonium Sulfat
Selanjutnya dipindahkan secara kuantitatif ke Hal pertama yang dilakukan yaitu
dalam labu ukur 1000 mL dan ditambahkan dipipet larutan pupuk ammonium sulfat
akuades hingga tanda batas, dan terakhir sebanyak 10 mL, dan dimasukkan ke dalam
dikocok hingga homogenkan menggunakan rangkaian alat destilasi. Selanjutnya
magnetic stirer. ditambahkan 20 mL larutan NaOH 20% ke
dalam alat destilasi. Selanjutnya disiapkan
Pembuatan Larutan Indikator Metil alat penampung destilat berupa 25 mL HCl
Orange 0,1 N. Langkah selanjutnya yaitu didestilasi
Pertama, diambil dan ditimbang sampai destilat yang tertampung tidak
indikator metil orange sebanyak 0,25 gram, bersifat basa ( diuji dengan kertas lakmus
selanjutnya, dipindahkan secara kuantitatif ke merah). Selanjutnya ditambahkan 3 tetes
labu ukur 100 mL, dilanjutkan ditambahkan indikator metil merah pada destilat. Langkah
alkohol 70% sampai tanda batas, dan dikocok selanjutnya yaitu dititrasi destilat dengan
hingga homogeny menggunakan magnetic laruan NaOH sampai terbentuk perubahan
stirer. warna dari merah ke orange. Langkah
Nama Asisten : Annisya Yuniamaniah
Tanggal Praktikum : 5 Oktober 2018
Tanggal Pengumpulan : 12 Oktober 2018
terakhir yaiu dihitung kadar ammonium sulfat yang jelas dan murni. Larutan tersebut hanya
dalam pupuk. bereaksi pada kondisi titrasi dan tidak
melakukan reaksi sampingan. Salah satu
Mr syarat lartuan primer yaitu tidak berubah atau
( Vblanko−Vsampel ) . N NaOH . . Fp .100 %
bereaksi di tempat terbuka (atmosfer), serta
val
%NH3= mempunyai berat ekuivalen yang besar untuk
mg sampel
sedangkan untuk mencari Fp menggunakan menghindarkan kesalahan akibat
rumus berikut: penimbangan. Sedangkan larutan sekunder
merupakan larutan yang terbuat dari zat yang
Volume labu
Fp= konsentrasinya tidak diketahui dengan tepat
Volume yang didapat karena berasal dari zat yang tidak pernah
Standarisasi NaOH 0,1 N denga NaCl murni. (Khopkar, 2014)
Standar Titrasi dilakukan hingga mencapai
Hal pertama yang dilakukan yaitu titik ekuivalen yang ditandai dengan
diambil 10 mL HCl standar dan ditambahkan berubahnya warna indikator. Saat terjadi
3 tetes indikator PP 1%. Langkah selanjutnya perubahan warna indikator itu, disebutlah
yaitu dittirasi dengan NaOH sampai warna titik akhir. ( Syukri, 1999). Dalam melakukan
merah muda berbayang, dan dicatat titrasi, dikenal titik akhir titrasi dan titik
volumenya. Setelah didapat volumenya, ekuivalen. Kedua titik ini tidaklah sama. Titik
dihitung normalitas NaOH. ekuivalen merupakan titik dimana volume
pada jumlah reagen yang ditambahkan tepat
VNaOH × N NaOH =VNaCl × N NaCl sama dengan yang diperlukan untuk bereaksi
sempurna oleh zat yang dianalisis. Sedangkan
HASIL DAN PEMBAHASAN titik akhir titrasi adalah titik dimana volume
perubahan warna indikator tampak oleh
Pada praktikum kali ini, dilakuakan pengamat. ( Khopkar, 2014)
praktikum titrasi asam basa yang mana terdiri
dari standarisasi NaOH 0,1 N, kemudian Standarisasi Larutan HCl 0,1N
dilakukan pula standarisasi HCl 0,1N, dan Standardisasi larutan merupakan
penentuan kadar ammonium sulfat pada proses saat konsentrasi larutan standar
pupuk. sekunder ditentukan dengan tepat dengan
Titrasi dibagi menjadi dua, yakni cara mentitrasi dengan larutan standar primer
titrasi langsung dan titrasi tidak langsung. (John Kenkel, 2003), yang mana standarisasi
Titrasi langsung merupakan titrasi yang akan HCl ini akan distandarisasi menggunakan
ditentukan secara langsung dapat dititrasi larutan Na2CO3. Dalam pembuatan larutan
dengan larutan standar hingga reaksi Na2CO3, dibuat menggunakan Na2CO3
berlangsung secara sempurna. Sedangkan anhidrat. Hal ini dikarenakan produk anhidrat
titrasi tidak langsung merupakan titrasi denga tidak memiliki kandungan air sama sekali.
penambahan kadar titran secara berlebihan , Terkadang, kandungan air itu mempengaruhi
kemudian kelebihan titran akan dititrasi suatu produk/ reaksi yang tidak diinginkan,
dengan titran lain. Titrasi tidak langsung maka digunakan natrium karbonat anhidrat.
digunakan apabila terjadi rekasi yang Cara mengubah larutan hidrat menjadi
berjalan sangat lambat, dan titik ekuivalen anhidrat yakni dengan cara memanaskan
dan titik akhir reaksinya berbeda jauh. larutan pada substansi higroskopis,
(Khopkar, 2014) menambahkan saringan molekul atau basa
Pada praktikum ini terdapat dua jenis alkali.( Khopkar, 2014)
larutan yakni larutan primer dan larutan Pada standarisasi larutan HCl , hal
sekunder. Larutan primer merupakan larutan pertama yang dilakukan yaitu membuat
yang terbuat dari zat dalam komposisi kimia larutan HCl itu sendiri. Pada proses
Nama Asisten : Annisya Yuniamaniah
Tanggal Praktikum : 5 Oktober 2018
Tanggal Pengumpulan : 12 Oktober 2018
pembuatan larutan HCl seperti yang sudah rata- rata volume HCl yakni 10,1 mL, dengan
disebutkan pada metodologi, ada hal yang N HCl yakni 0,0991. Hal ini berbeda dari
perlu diperhatikan yakni pada saat volume yang diperlukan untuk mencapai titik
penambahan asam HCl, harus terlebih dahulu akhir titrasi secara analisis yang harusnya
memasukkan air ke dalam wadah dan volume HCl yang diperlukan yaitu 10 mL
dilanjutkan dengan asam. Hal itu disebabkan dengan konsentrasi 0,1 N. Perbedaan antara
karena jika senyawa larutan pekat diencerkan, titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen
terkadang akan melepaskan panas. Agar disebut sebagai kesalahan titik akhir.
panas ini dihilangkan dengan aman, maka Kesalahan titik akhir adalah kesalahan acak
asam harus ditambahkan ke dalam air, bukan yang berbeda untuk setiap system. Kesalahan
sebaliknya. Hal itu dikarenakan apabila air ini bersifat aditif dan determinan dan nilainya
yang ditambahkan ke asam, akan membuat dapat dihitung. ( Khopkar, 2014)
air mendidih secara tiba-tiba dan akan Adapun reaksi yang terjadi pada
membuat asam memercik. Jika asam standarisasi HCl dengan Na2CO3 yakni
memercik mengenai kulit, maka akan sebagai berikut:
merusak kulit. ( Khopkar, 2014)
Pada standarisasi ini, digunakan 2HCl+ Na2CO3 2NaCl+ H2O+CO2
indikator metil orange. Hal itu dikarenakan
target pH larutan yang akan distandarisasi Standarisasi NaOH 0,1 N
berkisar antara 3,1- 4,4, dan dikarenakan Sama seperti halnya standarisasi HCl
metil orange berubah warna apabila terdapat dengan NA2CO3, yang bertujuan utuk
penambahan asam kuat (HCl). Titik akhir mengetahui konsentrasi akhir HCl, namun
titrasi standarisasi larutan HCl 0,1N ini kali ini bertujuan untuk mengetahui
ditandai perubahan warna dari orange konsentrasi NaOH.
menjadi merah. Dalam pembuatan metil Standarisasi NaOH 0,1 N
orange, metil orange dilarutkan menggunakan menggunakan HCl 0,1 N. Hal ini dikarenakan
alkohol. Hal itu dikaenakan metil orange standarisasi ini merupakan standarisasi
tidak dapat larut jika dilarutkan dengan air. netralisasi asam kuat dan basa kuat. Pada
(Khopkar, 2014) standarisasi NaOH dengan HCl, digunakan
Pada pengerjaan standarisasi ini indikator PP. Indikator PP dibuat dengan
didapat hasil sebagai berikut: kondensasi anhidrida ftalein dengan fenol.
Digunakannya indikator PP pada standarisasi
Tabel 1. Hasil Pengamatan Standarisasi ini dikarenakan pada standarisasi ini
HCl 0,1N melibatkan dua larutan basa kuat dan asam
Kelompok V HCl N HCl kuat, yang mana indikator PP akan berubah
1 10,1 0,0966 warna menjadi merah muda ketika suasana
2 9.5 0,1052 basa, dan tidak bewarna ketika bersifat
3 10,4 0,09615 asam.Pada standarisasi ini, perubahan
4 10,4 0,09615 indikator berubah dari warna pink menjadi
5 9,8 0,1020 tidak bewarna.
6 10,1 0,0966 Adapun hasil standarisasi NaOH 0,1
7 10,2 0,0098 N dengan HCl 0,1 N adalah sebagai berikut:
8 10,4 0,09615
9 10,1 0,099 Tabel 2. Hasil Pengamatan Standarisasi
NaOH 0,1 N
10 10 0,1
Kelompok V NaOH N NaOH
Rata- rata 10,1 0,0991
7 10,1 0,9
Melalui tabel di atas, terdapat
bermacam- macam titik akhir titrasi dengan 9 9,9 0,1001
Nama Asisten : Annisya Yuniamaniah
Tanggal Praktikum : 5 Oktober 2018
Tanggal Pengumpulan : 12 Oktober 2018
17
LAMPIRAN
( 24,5−18,4 ) .0,1 . .1 .100 %
1
¿
662,1
a. Perhitungan HCl Pekat
10 × ρ × % ¿ 15 , 5213 % NH 3
N=
MR
val
g. Gambar
10 ×1,19 ×37
N=
36,5
1
N=12,06 N
N 1× V 1=N 2 ×V 2
12,06 ×V 1=0,1 ×100
V 1=8,289 mL
Gambar 1. Setelah Standarisasi HCl
b. Perhitungan Na2CO3 0,1 N
gr ×1000 (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2018)
N= × val
Mr × V
gr ×1000
0,1= ×2
106 ×500
gr=2,65 gram