Anda di halaman 1dari 5

Nama Asisten : Annisya Yuniamaniah

Tanggal Praktikum : 23 November 2018


Tanggal Pengumpulan : 30 November 2018

PRAKTIKUM TITRASI REDUKSI OKSIDASI PERMANGANOMETRI DALAM


MENENTUKAN KADAR Fe DALAM FeSO4
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Abbya Pratiwi Ramadhani (240210170054)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022) 7798844,
779570 Fax. (022) 7795780Email: kakakbya@gmail.com

ABSTRACT

Redox titration is a quantitative determination method whose main reaction is an


oxidation-reduction reaction, this reaction can only take place if there is an interaction of an
oxidizing compound or element or ion with reducing agents or compounds or ions. The reduction
and oxidation titration carried out this time is permangatometry titration. This permanganometry
was carried out to test the Fe content contained in FeSO 4. The results of this practicum are the
average normality of KMnO4 from the standardization of Na 2C2O4 is 0.0764 N. And the average Fe
content in FeSO4 is 20.53%

Keywords: Fe content, Permangatometry, Redox titration

PENDAHULUAN Oksidasi- reduksi harus berlangsung secara


bersamaan dan aling mengkompensasi satu
Titrasi redoks adalah metode sama lain. (Khopkar, 2003)
penentuan kuantitatif yang reaksi utamanya Berdasarkan sifat larutan bakunya
adalah reaksi reduksi-oksidasi, reaksi ini maka titrasi redoks dibagi menjadi
hanya dapat berlangsung kalau terjadi oksidimetri dan reduksimetri. Oksidimetri
interaksi dari senyawa atau unsur atau ion adalah metode titrasi redoks dengan larutan
yang bersifat oksidator dengan unsur atau baku yang bersifat sebagai oksidator.
senyawa atau ion bersifat reduktor. Jadi Berdasarkan jenis oksidatornya maka
apabila larutan bakunya oksidator, maka oksidimetri dibagi menjadi 4 jenis, yaitu
analit harus bersifat reduktor atau sebaliknya. permanganometri, dikhrometri, serimetri, dan
Pada titrasi redoks, titik akhir titrasi iodimetri.
ditentukan oleh terjadinya perubahan Praktikum yang akan dilakukan kali
potensial oksidasi-reduksi yang dapat terlihat ini adalah praktikum oksidimetri, jenis
jika ditambahkan indikator redoks oksidator yang akan dilakukan yaitu
(Sulistyowati, 2011). permanganometri.
Istilah oksidasi mengcu pada setiap Permanganometri adalah suatu
perubahan kimia di mana terjadi kenaikan metode pencarian konsentrasi suatu zat
bilangan oksidasi, sedangkan reduksi menggunakan larutan standar kalium
digunakan untuk setiap penurunan bilangan permanganat tanpa penambahan indikator
oksidasi. Oksidator merupakan senyawa karena mampu bertindak sebagai indikator.
dimana atom yang terkandung mengalami Pada penambahan larutan KMnO4 dengan
penurunan bilangan oksidasi. Sebaliknya natrium oksalat, yang bertindak sebagai analit
pada reduktor, atom yang terkandung adalah kalium permanganat dan sampel nitrit
mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
Nama Asisten : Annisya Yuniamaniah
Tanggal Praktikum : 23 November 2018
Tanggal Pengumpulan : 30 November 2018

sebagai titran. Reaksi yang paling umum dengan KMnO40,1 N hingga warna merah
adalah reaksi yang terjadi dalam larutan yang jambu. Setelah itu diicatat volume dan
bersifat asam: dihitung N KMnO4. Berikut rumus penentuan
MnO4- + 8H+ 5e- Mn2+ + 4H2O berat Fe:
(Day & Underwood, 2002) W Fe = V KMnO4 x N KMnO4 x Ar Fe
Praktikum permanganometri ini Rumus penentuan kadar Fe dalam
dilakukan dengan tujuan untuk melakukan FeSO4.7H2O:
pengujian kadar Fe sebagai aplikasi Ar Fe
pemakaian titrasi permanganometri. FeSO4.7H2O = x100%
Mr FeSO 4 .7 H 2 O
METODOLOGI % Fe = w Fe/ V sampel x 100%

Alat dan Bahan PEMBAHASAN


Alat- alat yang digunakan pada
praktikum kali ini yaitu beaker glass, buret, Prinsip dari titrasi permanganometri
corong, erlenmeyer, labu ukur, neraca adalah berdasarkan reaksi oksidasi dan
analitik, penangas air, pipet tetes, pipet reduksi. Dalam reaksi ini, ion MnO4-
volume, statif dan klem, tabung reaksi. bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan
Bahan- bahan yang digunakan dalam berubah (tereduksi) menjadi ion Mn2+dalam
praktikum titrasi redoks permanganometri ini suasana asam. Teknik titrasi ini biasa
yaitu akuades, larutan asam sulfat (H2SO4) digunakan untuk menentukan kadar oksalat
6N, FeSO4, larutan kalium permanganat atau besi dalam suatu sampel (Svehla, 1985).
(KMnO4)dan larutan Na2C2O4. Titrasi permanganometri
menggunakan kalium permanganat yang
Standarisasi KMnO4 terhadap Na2C2O4 0,1 sukar diperoleh secara sempurna murni dan
N bebas sama sekali dari mangan oksida.
Langkah pertama dalam melakukan Kalium permanganat merupakan oksidator
standarisasi KMnO4 terhadap Na2C2O4 adalah kuat dalam larutan yang bersifat asam lemah,
dipipet 10 mL Na2C2O4 0,1N ke dalam netral atau basa lemah. Dalam larutan yang
erlenmenyer dan dilanjutkan dengan bersifat asam, ion permanganat dapat
penambahan 10 mL H2SO4 6N. Setelah itu, tereduksi menjadi ion manganat yang
dipanaskan larutan di atas kasa dengan api berwarna merah muda (Rivai, 1995).
sampai hampir mendidih, dilanjutkan dengan Titrasi permanganometri, titran yang
titrasi dengan KMnO4 0,1N sampai larutan digunakan adalah kalium permanganat
bewarna merah jambu yang tidak hilang (KMnO4), karena KMnO4mudah diperoleh
selama 1 menit. Terakhir dicatat dan dihitung dan tidak memerlukan indikator kecuali
N dari KMnO4. Rumus standarisasi KMnO4 digunakan larutan yang sangat encer, hal ini
sebagai berikut: dikarenakan kalium permanganat bersifat
autoindikator pada suasana asam, basa, dan
MNa2C2O4.VNa2C2O4= MKMnO4 . VKMnO4 netral. Setetes permanganat memberikan
suatu warna merah muda yang jelas kepada
volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini
Penentuan Kadar Fe dalam FeSO4 digunakan untuk menunjukkan kelebihan
Langkah awal yang dilakukan pada peraksi (Harjadi, 1993)
penentuan kadar Fe yaitu pemipetan 10 mL Penambahan H2SO4pada standarisasi
FeSO4lalu penambahan 10 mL H 2SO4 6 bertujuan untuk menciptakan suasana asam
N.Selanjutnya larutan dipanaskan hingga dan tidak menghasilkan endapan, selain itu
hampir mendidih dan kemudian dititrasi juga karena kalium permanganat akan
Nama Asisten : Annisya Yuniamaniah
Tanggal Praktikum : 23 November 2018
Tanggal Pengumpulan : 30 November 2018

memiliki daya oksidasi yang kuat dalam mudah berubah sehingga besar normalitasnya
suasana asam. Adanya pemanasan terlebih pun tidak sesuai(Haryadi, 1986).
dahulu hingga hampir mendidih bertujuan Sumber- sumber kekurangan yang
agar larutan menjadi pekat karena apabila terjadi pada praktikum permanganometri
pencampuran larutan H2SO4 6N dengan antara lain apabila percobaan dilakukan
Na2C2O4 0,1 N masih encer maka tidak akan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada
bisa bereaksi. Selain itu pemanasan juga buret yang terkena sinar akan terurai menjadi
bertujuan untuk mempercepat terjadinya MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan
reaksi. diperoleh pembentukan presipitat coklat yang
Perlakuan yang dilakukan untuk seharusnya adalah larutan berwarna merah
KMnO4 yaitu larutan KMnO4 diletakkan di rosa. Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat
dalam wadah kaca gelap dan pada saat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan
dilakukannya titrasi dimasukkan ke dalam H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung
buret kaca gelap, serta larutan KMnO 4 yang menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan
akan digunakan harus dalam keadaan segar. Mn2+. Reaksi yang terjadi :
Hal itu dilakukan karena larutan KMnO 4 MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O ↔ 5MnO2 + 4H+
merupakan larutan yang sensitif terhadap (Achmad, 1998)
cahaya dan normalitas KMnO4 mudah Pemberian KMnO4 yang terlalu
berubah, serta mengurangi kemungkinan lambat pada larutan H2C2O4 yang telah
kesalahan- kesalahan perhitungan pada saat ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan
praktikum. mungkin akan terjadi kehilangan oksalat
karena membentuk peroksida yang kemudian
Standarisasi KMnO4 terhadap Na2C2O4 terurai menjadi air. Reaksi yang terjadi:
Penggunaan larutan Na2C2O4dalam H2C2O4 + O2 ↔ H2O2 + 2CO2 kemudian H2O2
standarisasi karena Na2C2O4 merupakan ↔ H2O +O2(Achmad, 1998).
larutan standar primer yang baik untuk Hal ini dapat menyebabkan
permanganat dalam larutan asam. Senyawa pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan
ini dapat diperoleh dengan tingkat kemurnian untuk titrasi yang pada akhirnya akan timbul
tinggi, stabil pada saat pengeringan. Berikut kesalahan titrasi permanganometri yang
adalah tabel hasil pengamatan standarisasi dilaksanakan (Achmad, 1998).
KMnO4 terhadap Na2C2O4: Reaksi yang terjadi dalam
Tabel 1. Hasil Pengamatan Standarisasi standarisasi KMnO4 dengan Na2C2O4 adalah
KMnO4 terhadap Na2C2O4 sebagai berikut:
No V KMnO4 N KMnO4 MnO4- + 8H+ + 5e-→ Mn2+ + 4H2O (x2)
1 13.2 mL 0.076 N C2O42- → 2CO2 + 2e- (x5)
2 13.2 mL 0.076 N 2MnO4 + 16H + 5C2O42-→2Mn2+ + 8H2O +1
- +

3 13.1 mL 0.07725 N CO2


Rata-Rata 13.1667 mL 0.0764 N
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2018) Penentuan Kadar Fe dalam FeSO4
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat Besi (II) akan dioksidasi oleh
bahwa rata-rata normalitas KMnO4 adalah permanganat menjadi besi (III), yang
sebesar 0,0764 N. Besarnya normalitas menandakan adanya kenaikan biloks. Pada
KMnO4 hasil praktikum jauh berbeda dengan titik akhir titrasi itulah maka kadar dari besi
yang seharusnya pada kadar KMnO4 yaitu 0,1 dalam larutan sampel dapat dihitung. Reaksi
N. Perbedaan pada perhitugan tersebut dapat redoks yang terjadi adalah sebagai berikut
dikarenakan larutan KMnO4 tersebut sangat (dalam kondisi asam).
peka terhadap cahaya dan konsentrasinya MnO4- + 5Fe2+ + 8 H+ → Mn2+ + 5Fe3+ +4H2O
(Dahlia, 2009)
Nama Asisten : Annisya Yuniamaniah
Tanggal Praktikum : 23 November 2018
Tanggal Pengumpulan : 30 November 2018

Tabel 2. Hasil Pengamatan Kadar Fe menunjukkan bahwa kadar Fe hasil


dalam FeSO4 praktikum mendekati dengan kadar Fe dalam
No V KMnO4 % Fe FeSO4.7H2O pada kemasan berdasarkan
1 6.5 20.00% perhitungan pelarutan yaitu sebesar 20.14%.
2 6.7 20.62% Sehingga titrasi dengan permanganometri
3 6.8 20.93% cukup akurat untuk mengukur kadar Fe dan
4 6.7 20.62% dan tingkat kemurnian padatan FeSO 4.7 H2O
5 6.8 20.93% masih tinggi.
6 6.7 20.62%
7 6.7 20.62% DAFTAR PUSTAKA
8 6.5 20.00%
9 6.7 20.62% Achmad, S. 1998 . Kimia Analitik Kualitatif
10 6.6 20.31% FMIPA.UGM press. Yogyakarta.
Rata-Rata 6.67 20.53%
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2018) Dahlia. 2009. Titrasi Permanganometri.
Berdasarkan tabel di atas dapat Universitas Negeri Makassar.
dilihat bahwa hampir sama, dan rata- rata Makassar
nilai Fe yaitu 20.53%. Semakin banyak
volume KMnO4yang terpakai saat titrasi, Day, R. A & Jr. Al. Underwood. 2002.
maka berat dan kadar Fe dalam FeSO 4 juga Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga.
semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Jakarta.
kadar Fe hasil praktikum mendekati dengan
kadar Fe teoritis FeSO4.7H2O yakni sebesar Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.
20.14% Sehingga titrasi dengan PT Gramedia Pustaka Utama.
permanganometri cukup akurat untuk Jakarta.
mengukur kadar Fe dan tingkat kemurnian
padatan FeSO4.7H2O masih tinggi. Haryadi, W. 1986. Kimia Analitik Kualitatif.
Kelebihan dari titrasi permanganometri ini Gramedia. Jakarta.
yaitu lebih mudah digunakan dan efektif,
karena reaksi ini tidak memerlukan indikator, Khopkar, S.M . 2003. Konsep Dasar Kimia
hal ini dikarenakan sudah berfungsi sebagai Analitik. UI –press, Jakarta.
indikator (Basset, 1994). Dalam bidang
industri metode ini dapat dimanfaatkan dalam Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan
pengolahan air, dimana secara Kimia. UI Press, Jakarta
permanganometri dapat diketahui kadar suatu
zat sesuai dengan sifat oksidasi reduksi yang Sulistyowati, dkk. 2011. Analisis Volumetri.
dimilikinya, sehingga dapat dipisahkan Sekolah Menengah Analis Kimia.
apabila tidak diperlukan atau berbahaya Departemen Perindustrian RI. Bogor.
(Dahlia, 2009).
Svehla, G. 1985. Buku Teks Anorganik
KESIMPULAN Kualitatif Makro dan Semimikro
EdisiKelima. PT. Kalman Media
Pustaka. Jakarta.
Berdasarkan hasil praktikum
didapatkan nilai rata-rata normalitas KMnO4
dari hasil standarisasi terhadap
Na2C2O4adalah 0,0764 N. Lalu, berdasarkan
hasil titrasi nilai rata-rata kadar Fe dalam
FeSO4 adalah sebesar 20.53%. Hal ini
Nama Asisten : Annisya Yuniamaniah
Tanggal Praktikum : 23 November 2018
Tanggal Pengumpulan : 30 November 2018

LAMPIRAN

a. Perhitungan massa KMnO4 e. Gambar


gr ×1000 Gambar 1. Larutan FeSO4
N= × val
Mr × V sebelum titrasi

gr ×1000
0.1= ×5
158 ×500

gr=1.58

b. Perhitungan massa FeSO4. 7H2O


gr ×1000
N= × val
Mr × V

gr ×1000
0,1= ×2
278 ×250

gr=3.475
(Sumber: Dokumentasi pribadi,
c. Perhitungan Na2C2O4 2018)

gr ×1000 Gambar 2. Larutan FeSO4 setelah


N= × val dilakukan titrasi
Mr × V

gr ×1000
0,1= ×2
134 ×50

gr=0,335

d. Perhitungan Fe Teoritis
Ar Fe
¿ × 100 %
Mr FeSO 4.7 H 2O

56
¿ ×100 %
278
¿ 20 , 1438 % (Sumber: Dokumentasi pribadi,
2018)

Anda mungkin juga menyukai